Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis

SUHU TERBAIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH KEPITING BAKAU Scylla serrata DI SISTEM RESIRKULASI Yuni Puji Hastuti; Ridwan Affandi; Radhita Millaty; Wildan Nurussalam; Siska Tridesianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.121 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i2.22727

Abstract

One of the abiotic factors that affects the growth and the survival of mud crabs is temperature. The optimum temperature media will result in increasing of growth rate and survival rate on mud crabs Scylla serrata because it is related to the metabolism process. This study aimed to examine the effect of temperature on the survival rate (SR) and spesific growth rate (SGR) of mud crab through the reaction of physiological condition. This study consisted of the treatments with the temperature of 25 °C (A), the temperature of 27 °C (B), the temperature of 29 °C (C), dan the temperature of 31 °C (D). Based on the research result obtained 29 °C is the best temperature for the maintenance of mud crab with recirculation system, this can be seen from the result of feed conversion ratio, specific growth and survival of mud crab that have the best than other treatments.
PENAMBAHAN SHELTER UNTUK PENGENDALIAN RESPONS FISIOLOGI DAN PRODUKSI KEPITING BAKAU Scylla serrata PADA SISTEM RESIRKULASI AKUAKULTUR Hastuti, Yuni Puji; Priyo Handoyo Wicaksono; Wildan Nurusallam; Siska Tridesianti; Yuli Siti Fatma; Kukuh Nirmala; Iman Rusmana; Ridwan Affandi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.563 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v12i1.30753

Abstract

Ketersediaan shelter (tempat perlindungan) pada kepadatan spesifik diharapkan dapat meningkatkan produksi kepiting bakau (Scylla serrata) dalam sistem resirkulasi. Shelter sebagai salah satu faktor abiotik berperan penting dalam mengurangi kematian yang disebabkan oleh kanibalisme kepiting dan menekan tingkat stres biota. Sistem Resirkulasi Akuakultur (RAS) dengan bak kotak kultur berkapasitas 60 L yang didukung oleh shelter diperkirakan menghasilkan respons fisiologis dan pertumbuhan kepiting bakau yang paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penambahan shelter pada lingkungan dengan sistem resirkulasi terhadap respons fisiologis dan produksi kepiting bakau S. serrata dengan kepadatan 10 kepiting per satu bak kultur yang berisi 60 L air laut. Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan penambahan shelter, yaitu 2 shelter (S2), 4 shelter (S4), 6 shelter (S6), dan kontrol tanpa shelter (C). S6 adalah perlakuan terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup 73,33±5,8%, laju pertumbuhan spesifik 0,886±0,014%, pertumbuhan lebar karapas 0,024±0,004 cm/hari, dan rasio konversi pakan terendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Perlakuan S6 secara signifikan mempengaruhi jumlah hemosit total kepiting pada awal budidaya (P <0,05). Penambahan 6 shelter dapat mengoptimalkan pertumbuhan kepiting lumpur dengan kepadatan 10 kepiting dalam satu bak kotak kultur.
EVALUASI PENGGUNAAN PASIR MALANG SEBAGAI BAHAN FILTER TERHADAP KUALITAS AIR, RESPON FISIOLOGI DAN PRODUKSI KEPITING BAKAU Scylla serrata Hastuti, Yuni Puji; Prastomo, Arul Tabah; Affandi, Ridwan; Nurussalam, Wildan; Wildan, Dudi Muhammad; Agus, Syamsul Bahri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v12i3.32939

Abstract

Kepiting bakau Scylla serrata merupakan salah satu komoditas krustasea yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu kendala yang belum terpecahkan dalam pemeliharaan kepiting bakau adalah tingkat stres kepiting akibat kualitas air yang menurun. Sistem resirkulasi merupakan salah satu cara untuk menjaga kualitas air selama pemeliharaan kepiting budidaya dengan penggunaan air yang sama dan berputar terus menerus melalui filter. Sistem ini dapat menggunakan berbagai material filter fisik, seperti zeolit, pasir dan material lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pasir malang sebagai filter fisik dalam budidaya kepiting bakau yang berpengaruh positif terhadap respons fisiologis dan produksi kepiting bakau. Penelitian ini dilakukan menggunakan sistem resirkulasi dengan rancangan acak lengkap yang dilakukan dalam lima perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu pasir malang dengan bobot 0 kg (kontrol), 5 kg, 10 kg, 15 kg, dan 20 kg. Hasil penelitian membuktikan bahwa respons fisiologis dan produksi kepiting bakau terbaik diamati pada perlakuan pasir malang dengan bobot 5 kg. Perlakuan ini menunjukkan laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan panjang mutlak, dan tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau dengan nilai tertinggi masing-masing sebesar 0,18±0,061%, 0,13±0,05 g/hari, 0,0016±0,00006 cm/hari, dan 77,77%, namun memiliki rasio konversi pakan terendah yaitu 3,76±004. Selain itu pada perlakuan 5 kg memiliki nilai kualitas air yang mendekati kontrol.