Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi secara global. Bagi penderita GGK, terapi pengganti ginjal menjadi pilihan utama dalam menunjang kelangsungan hidup. Dari berbagai bentuk terapi tersebut, hemodialisis merupakan metode yang paling banyak digunakan. Desain korelasi dengan cross sectional. Populasi seluruh pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. R. Koesma Tuban sebanyak 150 orang, sampel penelitian 109 responden, menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Perceived Stress Scale untuk mengukur tingkat stres serta kuesioner WHOQOL-BREF untuk menilai kualitas hidup. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian, sebagian besar pasien (55%) stres ringan dengan kualitas hidup baik. Sementara itu, sebagian kecil responden (12,8%) berada pada kategori stres sedang dengan kualitas hidup cukup. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan p-value = 0,002 (p < α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat stres, semakin baik kualitas hidup. Oleh sebab itu, selama melakukan terapi, pasien harus menjadi perhatian dari tenaga kesehatan, harus ada pendampingan psikologis dan pemberian edukasi yang tepat agar pasien terhindar dari gangguan psikologis yang bisa mengganggu kualitas hidup pasien.