Claim Missing Document
Check
Articles

Found 136 Documents
Search
Journal : Department of Naval Architecture

Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Puntir, Kekerasan, dan Komposisi Kimia pada Baja ST 60 Sebagai Material Poros Propeller Setelah Perlakuan Carburizing dengan Variasi Katalis Akbarulah Bumi Aji; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ST 60 merupakan suatu material yang bisa digunakan sebagai bahan pembuatan poros propeller karena tergolong baja karbon yang di perbolehkan oleh BKI. Poros yang aus sering terjadi karena kekerasan permukaan baja lebih rendah. Carburizing itu sendiri merupakan proses thermos-chemical yang dilakukan dengan cara memanaskan spesimen pada suhu dalam wadah yang mengandung karbon. Dalam penelitian ini juga meneliti tentang perbandingan nilai katalis MgCO3 dan CaCO3 terhadap sifat mekanis baja. Hasil penelitian ini berupa nilai kekuatan material yang kemudian dibandingkan dengan nilai minimum persyaratan BKI.  Hasil yang dicapai bahwa baja ST 60 memenuhi persyaratan BKI ditinjau dari kekuatan tarik (730,00 Mpa) Raw Material, (705,00 Mpa) carburizing MgCO3  dan (691,67 Mpa) carburizing CaCO3 dan penambahan carbonnya(0,45 % ) Raw Material, (0,50 %) carburizing MgCO3 dan (0,39 % ) carburizing CaCO3. untuk nilai kekerasan mendapatkan hasil (177,67 VHN ) Raw Material, (224,33 VHN) carburizing MgCO3 dan (157,67VHN ) carburizing CaCO3. Untuk nilai kekuatan puntir mendapatkan hasil (411,79 Mpa di 1257°) Raw Material, (385,57 Mpa di 630°) MgCO3, (468,86 di 2697°)CaCO3. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah proses carburizing kekerasan yang terjadi semakin naik dan dalam segi kekuatan puntir katalis CaCO3 menyebabkan baja ST 60 menjadi lentur dan kekuatannya lebih tinggi dari pada Raw Material dan MgCO3.
ANALISA EFEKTIFITAS WIND TURBINE SUMBU VERTIKAL DENGAN VARIASI JUMLAH DAN KETEBALAN SUDU AIRFOIL NACA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK TAMBAHAN PADA FISHERIES INSPECTION VESSEL 594 GT MENGGUNAKAN METODE CFD P. Boby Janurianto; Untung Budiarto; Eko Sasmito Hadi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 4 (2016): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.547 KB)

Abstract

Konsep kapal dengan turbin angin dapat mengurangi pemakaian bahan bakar. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisa efektifitas energi yang dihasilkan dari turbin angin yang akan diinstalasi pada deck Fisheries Inspection Vessel 594 GT dengan variasi jumlah dan ketebalan blade. Turbin angin yang akan dianalisa merupakan tipe turbin angin sumbu vertikal. Variasi foil yang digunakan adalah NACA 0011, NACA 0015, NACA 0019 dengan variasi jumlah sudu 2, 3 dan 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa turbin berupa torsi, daya, dan koefisien power turbin pada setiap variasi. Menggunakan software Ansys CFX 14 untuk melakukan analisa gaya yang mempengaruhi gerak sudu turbin dan software Qblade v.0.91b untuk mencari koefisien power turbin angin. Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa nilai torsi tertinggi adalah pada turbin angin dengan jenis foil NACA 0015 dan jumlah sudu 3 sebesar 759,13 Nm. Nilai daya dimiliki turbin NACA 0015 dengan jumlah sudu 3 sebesar 7614,09 Watt. Nilai koefisien power tertinggi dimiliki turbin NACA 0015 dengan jumlah sudu 3 sebesar 0,3603. Dapat ditarik kesimpulan turbin angin dengan foil NACA 0015 dengan jumlah 3 sudu merupakan geometri turbin yang paling optimum digunakan pada pembangkit listrik tenaga angin ini.
ANALISA KEKUATAN BENTUK SAMBUNGAN KAYU BALAU KUNING DAN DIAMETER BAUT PADA KONSTRUKSI LINGGI HALUAN KAPAL TRADISIONAL Gozal Apri Prayuda; Ari Wibawa Budi Santosa; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 3, No 3 (2015): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.978 KB)

Abstract

 Pembuatan suatu kapal berkonstruksi kayu kebanyakan dibangun oleh pengrajin kapal di galangan tradisional. Keahlian ini didapat dari warisan turun temurun termasuk dalam hal proses penyambungan kayu, konstruksi kapal maupun spesifikasi teknis, sehingga dari segi kekuatan konstruksi tidak diketahui pasti tingkat pemenuhan persyaratan. Material yang digunakan adalah kayu berjenis balau kuning (Shorea Laevis Ridl) di umpamakan sebagai linggi haluan kapal pada kapal tradisional, untuk memulai penelitian terlebih dahulu harus mendapatkan syarat kapal kayu dengan mengacu BKI Kapal Kayu 1996. Dalam penelitian ini dilakukan uji lentur, dimana uji lentur dilakukan dengan pembebanan terpusat dengan variasi sambungan dan variasi diameter baut.  Berdasarkan hasil pengujian, yang menggunakan baut 6 mm memiliki nilai uji kuat lentur sambungan Plain Scraf MOE rata-rata 20.325,20 Mpa dan MOR rata-rata 82,56 MPa, Uji kuat lentur sambungan Hook Scraf MOE rata-rata 23.995,60 Mpa dan MOR rata-rata 86,74 MPa, Uji kuat lentur sambungan Key Scraf MOE rata-rata 22.514,39 Mpa dan MOR rata-rata 85,46 MPa. Sedangkan hasil pengujian dengan diameter baut 8mm memiliki nilai Plain Scraf MOE rata-rata 19.196,87 Mpa dan MOR rata-rata 81,05 MPa, Uji kuat lentur sambungan Hook Scraf MOE rata-rata 22.182,52 Mpa dan MOR rata-rata 85,54  MPa, Uji kuat lentur sambungan Key Scraf MOE rata-rata 19.768,75 Mpa dan MOR rata-rata 83,89 MPa.
ANALISA WAKTU BONGKAR MUAT KAPAL PETI KEMAS PADA TERMINAL III PELABUHAN TANJUNG PRIOK JAKARTA Wildan Adi Nugraha; Untung Budiarto; Wilma Amiruddin
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 3, No 4 (2015): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.223 KB)

Abstract

Dwelling time adalah waktu bongkar muat peti kemas yang dilakukan dari kapal sampai peti kemas keluar dari pelabuhan tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui dwelling time yang terjadi di pelabuhan tanjung priok dari hasil penelitian dwelling time di pelabuhan tanjung priok pada tahun 2009 dwelling time mencapai 6,9 hari dan terus meningka tsampai tahun 2013 mencapai 14 hari dan arus peti kemas yang masuk melalui pelabuhan tanjungp riok pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mencapai 9.895.841 box dan di prediksi untuk tahun 2014 sampai 2018 arus peti kemas yang masuk pelabuhan tanjung priok mencapai 19.961.18 box untuk mengetahui dwelling time digunakan analisa antrian dari hasil analisa antrian diketahui bahwa dengan alat bongkar muat berjumlah 39 crane untuk 13 dermaga dimana di tiap dermaga terdapat 3 crane maka dwelling time di dapat 11,1 hari, untuk menekan dwelling time menjadi 6 hari diasumsikan jika di 13 dermaga di tambah dengan beberapa crane lagi untuktahun 2014 menggunakan 51 crane ,tahun 2015 menggunakan 52 crane ,tahun 2013 menggunakan 54 crane dan tahun 2017 dan 2018 menggunakan 55 crane maka dwelling time menurun menjadi 6,3 hari. Dengan bertambah nya arus peti kemas di tiap tahun nya maka prediksi kebutuhan panjangdermaga tahun 2014 sampai 2018 adalah 7.339 meter dan prediksi kebutuhan luas lapangan penumpukan tahun 2014 sampai 2018 adalah 168909. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dwelling dapat ditekan jika fasilitas bongkar muat peti kemas di tambah dan dengan arus peti kemas yang semakin bertambah di setiap tahun kebutuhan dermaga dan kebutuhan lapangan penumpukan juga bertambah.
ANALISA EKONOMIS PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS ALAM TERKOMPRESI/COMPRESSED NAURAL GAS (CNG) PADA MESIN KAPAL PENANGKAP IKAN KNP. JAYA MAKMUR 5 GT Rochman Hardi Prasetio; Ari Wibawa Budi Santoso; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 1, No 1 (2013): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin Diesel adalah mesin yang paling banyak di gunakan di dunia maritim. Namun akhir - akhir ini kenikan harga minyak mentah dunia dan tidak stabilnya pasokan BBM ke masyarakat pada umumnya dan nelayan pada khusunya yang masih mengandalkan bahan bakar minyak (solar) untuk opersional penangkapan ikan.  Kejadian ini menjadi inspirasi penulis untuk mengangkat tema energi alternatif yang bersumber selain dari BBM dan juga ramah lingkungan salah satunya adalah energi gas alam, (natural gas) Keuntungan dari penggunaan Gas alam sebagai energi adalah ramah terhadap lingkungan dan dapat mengurangi polusi. Yang menjadi salah satu alternatif dari energi gas  adalah bahan bakar gas alam terkompresi atau Compressed Natural Gas. Dengan beberapa alasan diantaranya, Harga yang lebih murah dari bahan bakar minyak, kadar oktan yang lebih tinggi Penggunaan bahan CNG pada mesin kapal adalah dengan sistem bahan bakar ganda/Dual Fuel system yaitu system bahan bakar yang menggunakan 2 (dua) jenis bahan bakar sekaligus di dalam bekerjanya motor penggerak yaitu BBG-CNG dan BBM-Solar melalui penggunaan CNG Conversion kit Setelah dilakukan pengujian Perbandingan konsumsi bahan bakar pada operasional kapal, Penggunaan solar sebanyak 10 liter dengan nilai Rp. 45 ribu, setelah dilakukan konversi pengunaan BBM setara dengan penggunaan 2 liter solar dan 6 liter CNG sehingga nelayan dapat menghemat sebanyak Rp. 16.500 dengan asumsi harga CNG yang berlaku saat ini sebesar Rp. 3.250 per liter. Jika semakin tinggi harga minyak solar dan harga CNG tetap atau mengalami penurunan maka efisiensi dan penghematan biaya operasional semakin besar Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi penggunaan bahan bakar alternatif yang bisa mengurangi biaya opersional nelayan sehingga pendapatan dan kesejahteraan nelayan bisa meningkat.
Analisa Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Impak Pengelasan Flux Cored Arc Welding Material Baja St 40 Posisi 3G dengan Variasi Kuat Arus Listrik Rizalul Haq; Untung Budiarto; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.15 KB)

Abstract

Pengelasan FCAW adalah proses pengelasan otomatis yang memanfaatkan elektroda wire roll untuk mencairkan logam. Dalam melakukan pengelasan, perlu diperhatikan banyak faktor, salah satu  faktor yang berpengaruh dalam proses pengelasan FCAW adalah kuat arus listrik yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan kuat arus listrik pada pengelasan FCAW (Flux Cored Arc Welding) posisi 3G pada baja ST 40 terhadap kekuatan tarik, tekuk, dan impak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pengelasan FCAW dengan kuat arus listrik 135 A dan 165A yang dilakukan di laboratorium teknik. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 4 buah sampel untuk setiap pengujian, dengan total 24 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variasi   arus  pengelasan  135A  mendapatkan hasil rata – rata dari tiap spesimen   yaitu  σ tarik 478,15 Mpa, ε (regangan) 0,18 %, E sebesar 200,84 Gpa, σ tekuk 552,08 Mpa, dan K (harga impak)  1,45 J/mm2. Sedangkan pada variasi arus pengelasan 165A mendapatkan hasil rata – rata yaitu σ tarik 473,11 Mpa, ε  0,17%; E sebesar 202,17 Gpa, σ tekuk 535,77 Mpa, dan K 1,66 J/mm2. Disimpulkan bahwa variasi kuat arus listrik 135A unggul dengan σ tarik sebesar 478,15 Mpa,  ε (regangan) sebesar  0,18 %; E sebesar 200,84 Gpa  dan pada σ tekuk sebesar 552,08 Mpa. Hanya pada K (harga impak) variasi kuat arus listrik 165A mengungguli variasi kuat arus listrik 135A, yaitu sebesar 1,66 J/mm2. Secara umum, hasil dari penelitian tugas akhir ini menunjukkan bahwa kuat arus listrik terbaik untuk pengelasan FCAW posisi 3G pada material baja ST 40 adalah 135 A, dimana variasi tersebut menghasilkan nilai  tegangan tarik, regangan,dan tegangan tekuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat arus 165A. Selain itu pengelasan dengan arus 135A juga memiliki sifat yang lebih elastis dibandingkan dengan arus 165A. Tetapi kuat arus 165A memiliki harga impak rata - rata yang lebih tinggi dari pengelasan dengan kuat arus 135A.
Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Baja SS 400 Akibat Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) dengan Variasi Jenis Kampuh dan Posisi Pengelasan Abrar Farhan; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.552 KB)

Abstract

Proses perlakuan panas normalizing dilakukan pada baja SS400 yang merupakan baja tipe low carbon pada variasi suhu pemanasan 900ºC dan 975°C dengan penahan panas 30 menit dengan media pendingin udara. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan tarik, tekuk, dan mikrografi dari variasi suhu pemanasan dengan menggunakan media pendinginan udara. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor suhu pemanasan berpengaruh dalam nilai tarik, nilai tekuk, dan struktur mikrografi spesimen penelitian. Pada spesimen dengan suhu pemanasan 900C° didapatkan nilai kekuatan tarik 397.52 MPa, nilai regangan 40.15% dan nilai modulus elastisitas 10.18 GPa. Sedangkan pada spesimen dengan suhu pemanasan 975°C didapatkan nilai tegangan maksimal 377.78 MPa, nilai regangan sebesar 48.125% dan nilai modulus elastisitas 8.07 GPa. Pada pengujian tekuk spesimen dengan suhu pemanasan 900°C mempunyai nilai tegangan tekuk 515 MPa sedangkan spesimen dengan suhu pemanasan 975°C mempunyai nilai nilai tegangan tekuk 473.7 MPa. Dari hasil pengujian tarik dan tekuk didapatkan bahwa spesimen dengan variasi suhu pemanasan 900°C memiliki nilai kekerasan dan nilai tegangan maksimal lebih besar dari variasi suhu pemanasan 975°C. Pada perlakuan panas normalizing dengan variasi 975°C struktur mikrografinya menunjukkan fasa ferrite lebih dominan, dibandingkan variasi suhu normalizing 900°C
KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LPG DAN BENSIN PREMIUM SEBAGAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN 4 TAK PADA KAPAL NELAYAN TRADISIONAL Reza Shah Alam; Ari Wibawa Budi Santosa; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 1, No 2 (2013): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The uses of fuel gas as an alternative energy resources is the one of potential option to decrease the high number of consumption of oil fuel in human society. LPG can be a potential fuel resources to a fisherman because it is easy to find than the others gasses. This research is the technical and economical research of LPG and premium gasoline as a fuel of gasoline engine 4 stroke on a traditional fisherman ship. This research is through 2 step of primary data taken, that is laboratorium experiment that is held on engine lab of BBPPI semarang and field experiment that is held on Tanjung Mas the harbor of Semarang. The results of this research is on Honda GX 200 6,5 hp gasoline engine the using of LPG fuel at low rpm (1600 – 1800 rpm) it has a higher power, but at a higher rpm the power of premium gasoline fuel is has a higher power. The economical research is the uses of LPG fuel is more economic than premium gasoline on a operational fuel cost, but LPG uses is not economic in an set up investation.
Analisis Pengaruh Variasi Sudut Kampuh Double V Pada Sambungan Las SMAW (Shield Metal Arc Welding) Baja St 37 Terhadap Kekuatan Tarik, Tekuk dan Impact Gilas Dwi Maylano; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 10, No 1 (2022): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ST 37 merupakan material yang banyak digunakan dalam proses manufaktur, terlebih pada pembangunan kapal. Banyaknya jenis baja menunjukkan variasi bahan yang bisa digunakan sebagai pilihan material lambung kapal salah satunya baja ST 37. Pengelasan SMAW, kampuh double v-butt joint dengan variasi sudut dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian dilakukan uji Tarik dengan standar ASTM E8, uji tekuk dengan standar ASTM E19014, uji impak dengan standar ASTM E23 sebagai metode dalam penelitian. Melalui pengujian didapatkan nilai rata rata tegangan tarik paling besar yaitu 492.35 N/mm² pada sudut 60°. Tegangan tekuk didapatkan nilai rata rata paling besar 934.80 N/mm² pada sudut 50°. Kekuatan impak didapatkan nilai rata rata paling besar yaitu 2.79 J/mm² untuk sudut 50°. Setelah dilakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa baja ST 37 memenuhi standar minimal yang ditetapkan oleh BKI dan bisa digunakan sebagai material lambung kapal.
Analisa Engine-Propeller Matching pada Kapal Perintis 500 DWT Asiando Wijaya; Untung Budiarto; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kapal Perintis 500 DWT adalah kapal yang beroperasi di wilayah Indonesia dan kapal tersebut mengalami modifikasi lambung yang dimaksudkan agar meningkatnya peforma penggerak kapal dari lambung sebelumnya. Dalam perencanaan perancangan sistem permesinan dan propulsi pada kapal, engine-propeller matching (EPM) sangatlah dibutuhkan. Ketidaksesuaian antara daya yang dihasilkan oleh main engine, propeller dan hambatan kapal mengakibatkan tidak optimalnya gaya dorong yang dihasilkan untuk mendapatkan kecepatan service. Besaran daya menjadi tidak efisien apabila karakteristik dari main engine tidak sesuai dengan karakteristik propeller. Penelitian dilakukan dengan mengkaji hambatan kapal dengan metode holtrop, kemudian menghitung daya dan karakteristik tiap propeller yang telah ditentukan diantara variasinya adalah J dari 0,5 sampai 1,4 dan P/D dari 0,5 sampai dengan 1,4 untuk dilakukan engine propeller matching guna mencari kesesuaian antara daya dan kecepatan pada main engine dengan propeller. Dari hasil perhitungan didapatkan spesifikasi mesin dan propeller yang memiliki match point terbaik. Diantara spesifikasi mesinnya yaitu merk Catterpillar C32Acert dengan daya 1000 HP pada 1800 rpm. Sedangkan untuk spesifikasi propellernya yaitu dengan Diameter 1,46 m dengan Ae/Ao = 0,60, P/D = 1,20 dan J = 0,60. Adapun, menggunakan konfigurasi gearbox 3,7:1. Dari grafik Matching Point diketahui bahwa grafik matching point Kapal Perintis 500 DWT dengan modifikasi lambung baru lebih baik dari sebelumnya.
Co-Authors Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agil Arianda Alkhudry Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata