Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Keteknikan Pertanian

Karakteristik Edible Film dari Pektin Hasil Ekstraksi Kulit Pisang Muhammad Sudirman Akili; Usman Ahmad; Nugraha Edhi Suyatma
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract Banana peel is a waste of banana processing industries which is obviously uneconomy and unfriendly to the environment.  However, this material could be used as a source of important natural compounds, such as pectin. Owing to the fact that pectin has good gelling properties, it can be used to make edible film. The objectives of this research were to extract and characterize pectin from banana peel and to make edible film from the obtained pectin by using glycerol as plasticizer. Characterization of edible films were conducted in terms of color, thickness, elongation, tensile strength and water vapor transmission. The research used factorial completely randomized design. The results showed that yield of pectin made from ambon banana peel ripeness level one was 8.42% with the characteristics werewater content : 11.27% (<12%), ash content : 1.70%, low methoxil content : 4.15% (<7%) and galacturonat content : 25.86% (65%). The addition of glycerol significantly increased elongation and decreased tensile strength of edible film. Based on edible film result, the recomended treatment is the addition with glycerol 20% as plasticizer of pectin based edible film. Keywords : banana peel,pectin,edible film. Abstrak Kulit pisang adalah limbah hasil industri pengolahan yang  tidak bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Meskipun limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber pektin yang merupakan senyawa alami. Kenyataannya bahwa pektin memiliki sifat gel yang baik sehingga dapat digunakan untuk membuat kemasan yang dapat dimakan (edible film. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekstrak dan mengkarakterisasi pektin dari kulit pisang untuk membuat edibe film dengan penambahan gliserol untuk memberikan sifat plastis dan elastis. Karakteristik edible film pada penelitian ini adalah warna, ketebalan, elongasi, kuat tarik dan laju transmisi uap air.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendeman tertinggi terdapat pada pektin dari kulit pisang tingkat kematangan 1 dengan karakteristik kadar air: 11.27% (<12%), kadar abu : 1.70%, kandungan metoksil rendah : 4.15% (<7%) dan kandungan asam galkturonat  : 25.86% (65%). Penambahan gliserol secara signifikan meningkatkan elongasi dan menurunkan kuat tarik edibe film. Edible film dengan perlakuan penambahan gliserol 20% direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik karena memiliki sifat plastis yang baik dan mampu mengemas bahan pangan. Kata Kunci : kulit pisang, pektin, edibe film Diterima; 27 Januari 2012; Disetujui: 30 Maret 2012  
Pengaruh Pelapis Bionanokomposit terhadap Mutu Mangga Terolah Minimal Ata Aditya Wardana; Nugraha Edhi Suyatma; Tien Ruspriatin Muchtadi; Sri Yuliani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.938 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractMinimally-processed mango is a perishable product due to high respiration and transpiration and microbial decay. Edible coating is one of the alternative methods to maintain the quality of minimally - processed mango. The objective of this study was to evaluate the effects of bionanocomposite ediblecoating from tapioca and ZnO nanoparticles (NP-ZnO) on quality of minimally - processed mango cv. Arumanis, stored for 12 days at 8°C. The combination of tapioca and NP-ZnO (0, 1, 2% by weight of tapioca) were used to coat minimally processed mango. The result showed that application of bionanocomposite edible coatings were able to maintain the quality of minimally-processed mango during the storage periods. The bionanocomposite from tapioca + NP-ZnO (2% by weight of tapioca) was the most effective in reducingweight loss, firmness, browning index, total acidity, total soluble solids ,respiration, and microbial counts. Thus, the use of bionanocomposite edible coating might provide an alternative method to maintain storage quality of minimally-processed mango.AbstrakMangga terolah minimal merupakan produk yang cepat mengalami kerusakan dikarenakan respirasi yang cepat, transpirasi dan kerusakan oleh mikroba. Edible coating merupakan salah satu alternatif metode untuk mempertahankan mutu mangga terolah minimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pelapis bionanokomposit dari tapioka dan nanopartikel ZnO (NP-ZnO) terhadap mutu mangga terolah minimal cv. Arumanis yang disimpan selama 12 hari pada suhu 8oC. Kombinasidari tapioka dan NP-ZnO (0, 1, 2% b/b tapioka) digunakan untuk melapisi mangga terolah minimal. Hasil menunjukkan bahwa pelapisan bionanokomposit mampu mempertahankan mutu mangga terolah minimal selama penyimpanan. Bionanokomposit dari tapioka + NP-ZnO (2% b/b tapioka) paling efektif dalam menghambat penurunan susut bobot, kekerasan, indeks pencoklatan, total asam, total padatan terlarut, respirasi dan total mikroba. Dengan demikian, pelapis bionanokomposit dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mempertahankan kualitas mangga terolah minimal selama penyimpanan.
Aplikasi Pelapis Bionanokomposit berbasis Karagenan untuk Mempertahankan Mutu Buah Mangga Utuh Bayu Meindrawan; Nugraha Edhi Suyatma; Tien Ruspriatin Muchtadi; Evi Savitri Iriani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1545.665 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.1.%p

Abstract

AbstractMango is one of Indonesia export comodities which vulnerable to decay during transportation and storage. Coating is known as an effective method to overcome such shortcomings of mango during storage. The objective of this study is to examine the effect of carrageenan-based bionanocomposite coating application for maintaining quality of mango type Gedong gincu stored at 20 oC as well as characterize the mechanicaland water vapor barier properties of resulting film. Zinc oxide nanoparticles (ZnO NPs) (1 % w/w carrageenan) and beeswax (3 % v/v solution), as hydrophobic component, were incorporated into carrageenan polymer to produce bionanocomposite solution. The results showed the mechanical and water vapor barrier properties of carrageenan films were improved by the addition of beeswax and ZnO NPs. N1B1 (carrageenan + beeswax + ZnO NPs) emerged as the most effective coating formulation to delay the change of weightloss, firmness, CO2 production, total acidity as well as alteration in color parameters (L, a and b) of mangoduring storage. Carrageenan-based bionanocomposite coating was potential as alternative method to keepthe quality of mango during storage.AbstrakMangga merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang rentan mengalami kerusakan selama transportasi dan penyimpanan. Pelapisan dikenal sebagai metode yang efektif untuk mengatasi masalah mangga selama penyimpanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh aplikasipelapis bionanokomposit berbasis karagenan dalam mempertahankan kualitas mangga jenis Gedong gincu yang disimpan pada suhu 20 oC serta mengkarakterisasi sifat mekanis dan barier uap air dari film yang dihasilkan. Nanopartikel seng oksida (NP-ZnO) (1% b/b karagenan) dan beeswax (3 % v/v larutan), sebagai komponen hidrofobik, diinkorporasikan ke dalam polimer karagenan untuk menghasilkan larutan bionanokomposit. Hasil penelitian menunjukkan sifat mekanis serta barier uap air dari film karagenan mampu diperbaiki dengan penambahan beeswax dan NP-ZnO. N1B1 (karagenan + beeswax + NP-ZnO)muncul sebagai formulasi pelapis yang paling efektif dalam menekan perubahan susut bobot, kekerasan, produksi CO2, total asam serta perubahan parameter warna (L, a dan b) mangga selama penyimpanan. Pelapis bionanokomposit berbasis karagenan potensial sebagai alternatif metode untuk menjaga kualitas mangga selama penyimpanan.
Studi Kinetika Degradasi Warna Biodegradable Film - Antosianin Untuk Indikator Proses Termal Rozi Satria Utama; Nugraha Edhi Suyatma; Nancy Dewi Yulliana
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1742.453 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.2.137-144

Abstract

AbstractAnthocyanins from different sources have been reported for its potential as thermal process indicator. This research aimed in particular to study the color degradation kinetics of anthoyanin from Roselle and in general to provide alternative natural indicator for thermal process. Roselle’s anthocyanin extract was incorporated into 3 biodegradable films (i.e agar, pectin, PVA). Thermal degradation kinetics of anthocyanin’s color (ΔE and Chroma) in biodegradable film was studied at selected temperatures (80oC, 90oC, and 100oC). The color change was observed at minute 0, 30, 60 and 120 by computer vision method. The results showed that anthocyanin incorporated into PVA film had the highest value of activation energy (Ea), while anthocyanin incorporated into pectin film had the smallest value of Ea. Lower value of Ea indicating that the anthocyanin chroma is easily degraded at low temperature. Higher value of Ea indicating that it needshigher energy or higher temperature to degrade the color. The results of this study showed that anthocyanin in PVA film can be selected as indicator for high temperature thermal process (e.g. sterilization), while anthocyanin in pectin film can be used in lower temperature thermal process (e.g. pasteurization). AbstrakPotensi antosianin dari berbagai sumber sebagai indikator proses termal alami telah banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mempelajari kinetika degradasi warna film-antosianin serta menentukan kombinasibiodegradable film-antosianin terbaik sebagai alternatif indikator proses termal. Pengamatan kinetik ini dilakukan pada suhu 80oC, 90oC, dan 100oC dan parameter degradasi warna yang diukur adalah ΔE danChroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antosianin pada film PVA mempunyai nilai energi aktivasi (Ea) paling besar, sedangkan antosianin pada film pektin mempunyai nilai Ea paling kecil. Nilai Ea degradasiwarna antosianin yang kecil pada film pektin menunjukkan bahwa degradasi warna sudah dapat berjalan pada suhu yang rendah. Sedangkan nilai Ea degradasi warna antosianin yang lebih besar pada film PVA menunjukkan bahwa antosianin pada film tersebut merupakan yang paling sensitif terhadap perubahan suhu dan paling signifikan perubahan warnanya. Namun perubahan warna yang signifikan pada antosianinpada film PVA membutuhkan suhu yang lebih tinggi sehingga lebih tepat untuk digunakan sebagai indikator pada proses termal dengan suhu yang tinggi (misalnya sterilisasi), sedangkan antosianin pada film pektin dapat digunakan pada proses termal dengan suhu yang lebih rendah (misalnya pasteurisasi).
Studi Coating dengan Metode Semprot Berbasis Bahan Baku Pektin untuk Mempertahankan Kesegaran Buah Rambutan Novia Nava; Emmy Darmawati; Nugraha Edhi Suyatma
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2209.482 KB) | DOI: 10.19028/jtep.07.1.41-48

Abstract

AbstractRambutan is still going on physiological processes after harvesting, that can cause diminishing fruit freshness and water loss. One of postharvest treatment that can help with physiological processes is by using coatings. The purpose of this study was to study the characteristics of films and droplets formed from various types and concentrations of solutions using the spray method. The type of pectin used was high methoxyl and low methoxyl citrus pectin with concentrations of 0.5% and 1%. Parameters test are droplet diameter, droplet density, film thickness and WVTR (Water Transmission Rate Transmission Rate). The results showed that the best pectin formulation using a low methoxyl orange pectin spray technique with a concentration of 1%. The resulting dropet size was 0.404±0.068 mm, droplet density 13.901-18.602, viscosity was 8.5875±0.043 mPas, film thickness was 0.10±0.138 mm, WVTR 5.08±0.172 g/m2/day andrespiration rate was 6.63 ml O2 /kg-hour. The observations on the 14th day of rambutan coating reduced water content by 13.19% with a weight loss of 12.76%, L value of 11.00, Hue value of 29.50, chroma value of 26.94, TPT value between 22.10-24.37 0Brix and consumer acceptance is above the consumer acceptance limit for all sensory test observation variables.AbstrakBuah rambutan setelah dipanen tetap melangsungkan proses fisiologi yang dapat menyebabkan berkurangnya kesegan buah dan kehilangan air. Salah satu perlakuan pascapanen yang dapat menghalangiproses fisiologi adalah dengan menggunakan coating. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik film dan droplet yang terbentuk dari berbagai jenis dan konsentrasi larutan pektin denganmetode semprot. Jenis pektin yang digunakan adalah high metoxyl dan low metoxyl pektin jeruk dengan konsentrasi 0.5% and 1%. Parameter pengujian adalah diameter droplet, kerapatan droplet, ketebalan filmdan WVTR (Water Vapor Transmission Rate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi larutan pektin terbaik dengan menggunakan teknik semprot adalah pektin jeruk low metoxyl dengan konsentrasi 1%. Ukuran dropet yang dihasilkan 0.404±0.068 mm, kerapatan 13.901-18.602 droplet, viskositas 8.5875±0.043 mPas, ketebalan film 0.10±0.138 mm, WVTR 5.08±0.172 g/m2/hari dan laju respirasi 6.63 ml O2/kg-jam. Hasil pengamatan pada hari ke-14 rambutan coating mengalami penurunan kadar air sebesar 13.19% dengan susut bobot 12.76%, nilai L 11.00, nilai Hue 29.50, nilai chroma 26.94, nilai TPT antara 22.10-24.37 0Brix dan penerimaan konsumen berada pada atas batas penerimaan konsumen untuk seluruh variabelpengamatan uji sensori.
Effect Of Heating Time, Type And Plasticizer Concentration On Characteristics Of Termoplastic Κ-Karagenan desi juliani; Nugraha Edhi Suyatma; Fahim Muchammad Taqi
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.29-40

Abstract

Kemasan biodegradable atau bioplastik secara umum dapat diartikan sebagai kemasan yang dapat didaur ulang dan dihancurkan secara alami oleh mikroorganisme menjadi polimer rantai - rantai pendek. Salah satu bahan dasar yang dapat digunakan untuk membuat kemasan biodegradable adalah Kappa-karagenan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemasan termoplastik biodegradable berbahan dasar kappa–karagenan yang memiliki karakter termoplastik yang baik bahkan mendekati plastik konvensional. Pembuatan kemasan ini dibagi 2 tahapan yaitu menentukan waktu pemanasan terbaik dan dilanjutkan dengan penentuan jenis dan konsentrasi plasticizer yang tepat. Hasil kemasan terbaik diperoleh dari pemanasan 30 menit dengan ketebalan film 0,051 mm, kuat tarik 60,16 N/mm2, pemanjangan 6,81 % dan laju transmisi uap air sebesar 357,63 g/m2/hari. Dilanjutkan dengan penentuan jenis dan konsentrasi plasticizer dengan hasil terbaik adalah menggunakan plasticizer sorbitol konsentrasi 35% (b/b) yang menghasilkan film dengan ketebalan 0,064 mm, laju transmisi uap air 63,698 g/m2/hari, kuat tarik 61,12 N/mm2, pemanjangan 15,33%, Water activity (aw) 0,758, transparansi 0,829 dan heatsealability 4,193 N/mm2.
Estimasi Risiko Migrasi Bisfenol A (BPA) Dari Kemasan Logam Pangan Olahan Di Indonesia Nugraha Edhi Suyatma; Sentani Chasfila; Puspo Edi Giriwono
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.011.2.253-267

Abstract

Logam merupakan salah satu jenis kemasan pangan yang banyak digunakan, untuk mencegah korosi. Logam biasanya dilapisi dengan pelapis epoksi resin seperti bisfenol A (BPA). BPA dapat mempengaruhi sistem endokrin dan dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai jaringan serta organ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan migrasi BPA pada kemasan kaleng sarden dan kornet serta paparannya pada penduduk Indonesia. Sampel yang digunakan adalah kemasan kaleng kosong untuk sarden dan kornet masing-masing 12 buah kemudian dianalisis menggunakan HPLC-UV Vis. Hasilnya menunjukkan bahwa konsetrasi migrasi BPA dalam kemasan kaleng sarden (menggunakan simulan etanol 20%) berkisar antara 0,005 – 0,05 mg/kg. Sedangkan dalam kemasan kaleng kornet (menggunakan simulan etanol 10%) sebesar 0,005 mg/kg. Rerata estimasi paparan perhari migrasi BPA dari konsumsi sarden dalam kaleng tertinggi terdapat pada usia 24-59 bulan yaitu 0,0546 µg/kgBB, sedangkan estimasi paparan perhari migrasi BPA dari konsumsi kornet dalam kaleng tertinggi terdapat pada usia anak 5-12 tahun yaitu sebesar 0,0066 µg/kgBB. Nilai risiko P95 untuk paparan migrasi BPA dari konsumsi sarden dalam kaleng pada seluruh kelompok usia sebesar 2,3883% sedangkan nilai risiko paparan dari konsumsi kornet dalam kaleng pada seluruh kelompok usia sebesar 0,3846%. Nilai risiko tersebut tidak melebihi asupan harian yang dapat ditoleransi sementara (tTDI), yang mengindikasikan bahwa paparan migrasi BPA melalui kemasan kaleng sarden dan kornet akibat mengkonsumsi sarden dan kornet tidak menimbulkan risiko bahaya terhadap kesehatan manusia di Indonesia.
An Intelligent Food Recommendation System for Dine-in Customers with Non-Communicable Diseases History Imantho, Harry; Seminar, Kudang Boro; Damayanthi , Evy; Suyatma , Nugraha Edhi; Priandana, Karlisa; Ligar, Bonang Waspadadi; Seminar, Annisa Utami
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.140-152

Abstract

The rising prevalence of diet-related diseases necessitates a focus on individual food selection to enhance nutrition intake and promote overall health. This study introduces a novel food recommender system utilizing artificial intelligence, specifically a genetic algorithm (GA), to intelligently match diverse nutritional needs with available food items. The research incorporates machine learning methodologies, such as collaborative and content-based filtering, to develop a recommendation model. Data from a commercial restaurant, Nutrisurvey, and the Indonesian food composition list inform the nutritional analysis of five menu items. Consumer variability, considering factors like sex, body mass index, medical conditions, and physical activity, are integrated into the GA framework for personalized food pattern matching. The presented results demonstrate the efficacy of the proposed model in offering tailored food recommendations for consumers with non-communicable diseases (NCDs), such as diabetes, hypertension, and heart disease. The multi-objective optimization technique employed in the system ensures a balance between nutritional adequacy and individual preferences. The presented GA-based approach holds promise for promoting healthier food choices tailored to individual needs, contributing to the broader goal of fostering a sustainable and personalized food system.
Co-Authors Adhitya Yudha Pradhana, Adhitya Yudha Adil Basuki Ahza Afriyanti Afriyanti Aisah Aisah Akbar, Kelvin Muhammad Akhmad Rasyid Syahputra, Akhmad Rasyid Anis Khairunnisa, Anis Anuraga Jayanegara Aprianti, Gustira Endah Ara Nugrahayu Nalawati Aritonang, Melva Linda Asti Nilatany, Asti Ata Aditya Wardana Auliana, Sigit Axiomawan, Firman Yudha BARLINA RINDENGAN, BARLINA Bayu Meindrawan Benita, Ashri Mukti Budi Nurtama Dede Robiatul Adawiyah desi juliani Dhita Sari Dias Indrasti Eko Hari Purnomo Elizabeth, Irma Rosiana Emmy Darmawati Evi Savitri Iriani Evi Savitri Iriani Evi Savitri Iriani Evy Damayanthi Fahim Muchammad Taqi Farha Herzegovina Fathia, Sarah Hadi Kurniawanto Hadian Iman Sasmita, Hadian Iman Harsi D. Kusumaningrum Hendra Adi Prasetia Herza Govina Sobarsa Heti Herawati Huunaefi, Dase Iman Sabarisman Imantho, Harry Imawati Eka Putri Irma Rosiana Elizabeth Irman Hermadi Islamy, Agung Isnaini Rahmadi Jaka Wijaya Kusuma Jamyang Tashi Wangdi Joko Hermanianto Karlisa Priandana Kudang Boro Seminar Ligar, Bonang Waspadadi Linda Trivana, Linda Lukitowati, Fajar Mona Nur Moulia Muhammad Arpah Muhammad Hauzan Arifin Muhammad Rivai Muhammad Sudirman Akili Mulyanto, Rizky Nuur Berlianni Nancy Dewi Yulliana Nancy Dewy Yuliana Nanik, Rahmani Novia Nava Nuryanthi, Nunung Oktaviani oktaviani Pratama, Indra Mustika Puspo Edi Giriwono Raafqi Ranasasmita Raafqi Ranasasmita Risma Rahmatunisa Rizal Syarief Rizal Syarief Rizal Syarief S. Joni Munarso Sandi, Olifia Mutiara Saraswati Sari, Ruly Novita SEDARNAWATI YASNI Seminar, Annisa Utami Sentani Chasfila setiavani, gusti setiavani, gusti Sri Widowati Sri Yuliani Sugihartini, Rahayu Lestari Sugiyono Sugiyono . Sugiyono . Sugiyono Sugiyono Suhandi Syahnada Jaya Syaifullah Syaifullah, Syahnada Jaya Tien Ruspriatin Muchtadi Tien Ruspriatin Muchtadi Tjahja Muhandri Usman Ahmad Utama, Rozi Satria Vega Yoesepa Pamela Wardhana, Danu Indra Winiati Pudji Rahayu yermia, yermia yermia Yufriyana, Nur Yuliana, Nancy Dewy Yunus, Ade Lestari