Distribusi produk pertanian, khususnya buah-buahan yang mudah rusak, memegang peranan vital dalam menjaga kualitas produk dan efisiensi logistik. Keterlambatan pengiriman menjadi masalah utama dalam distribusi buah di Provinsi Jawa Barat, dengan tingkat keterlambatan mencapai 15–20% dan tingkat kerusakan produk 10–15%. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua metode optimasi rute distribusi, yaitu metode Saving Matrix dan Algoritma Genetika, dalam konteks pengiriman buah dari berbagai wilayah di Jawa Barat menuju Bandung. Penelitian ini mengintegrasikan parameter degradasi kualitas buah berdasarkan waktu pengiriman dan karakteristik komoditas, seperti masa simpan. Pendekatan mixed-method eksplanatori sekuensial digunakan dalam penelitian ini. Tahap kualitatif dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap delapan stakeholder industri logistik pertanian. Temuan kualitatif menjadi dasar perancangan model optimasi. Pada tahap kuantitatif, Saving Matrix dan Algoritma Genetika diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Python dengan library seperti geopy, DEAP, dan matplotlib. Data jarak antar titik diperoleh dari koordinat geografis, dan model optimasi dikembangkan berdasarkan formulasi Vehicle Routing Problem (VRP) yang disesuaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Algoritma Genetika lebih unggul dalam konteks kompleksitas tinggi, dengan kemampuan mengurangi waktu pengiriman hingga 22% dan penurunan kerusakan stroberi dari 15% menjadi 7%. Sementara itu, Saving Matrix lebih unggul dari sisi kecepatan komputasi dan efisiensi awal, namun kurang adaptif terhadap variasi karakteristik produk dan medan geografis. Penelitian ini memberikan kontribusi pada praktik logistik pertanian dengan menawarkan solusi berbasis algoritma untuk distribusi buah yang lebih efisien dan adaptif terhadap kondisi riil. Hasil ini juga memperkaya literatur tentang penerapan heuristik dan evolusioner dalam konteks distribusi produk perishable di negara berkembang seperti Indonesia.