Claim Missing Document
Check
Articles

Optimization and Characterization of Liquid Smoke Produced by Terminalia catappa Wood Pyrolysis and its In Vitro Antifungal Activity Oramahi, Hasan Ashari; Maurisa, Tirsa; Nurhaida; Darwati, Herlina; Rifanjani, Slamet
Science and Technology Indonesia Vol. 9 No. 1 (2024): January
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26554/sti.2024.9.1.207-214

Abstract

This research utilized response surface methodology (RSM) to explore how the yield of liquid smoke obtained from ketapang wood (Terminalia catappa) is influenced by the size of wood particles and the temperature of pyrolysis. Gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) was used to characterize the liquid smoke. To assess liquid smoke’s antifungal effects, a petri dish bioassay was conducted using 1.0-4.0% (v/v) concentrations against Schizophyllum commune. RSM was applied to optimize vinegar from T. catappa by varying the wood particle size and the pyrolysis temperature. The optimal yield, 24.67%, was obtained with a 3.22 mm particle size and a 425°C pyrolysis temperature. The liquid smoke produced at 400-450°C completely inhibited of S. commune growth at 2.0-4.0%. The primary components of the liquid smoke at 400°C were 2-methoxy- phenol (24.85%), creosol (8.39%), 4-ethyl-2-methoxy- phenol (7.21%), 2-5-methyl-furancarboxaldehyde (4.55%), and 4-ethyl-2-methoxy-phenol (3.74%). The primary components at 425°C were 2-methoxy-phenol (25.60%), creosol (15.15%), 5-methyl-2 furancarboxaldehyde (12.75%), and 2,6-dimethoxy-phenol (9.31%). At 450°C, the main components were 2-methoxy-phenol (25.26%), 4-ethyl-2-methoxy-phenol (8.46%), creosol (8.40%), 5-methyl-2-furancarboxaldehyde (4.02%), and 4-ethyl-2-methoxy-phenol (3.98%).
PERILAKU BERTELUR PENYU HIJAU (Chelonia mydas) di PANTAI BELACAN DESA SEBUBUS KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS Damiska, Septi; Munandar, Ari; Darwati, Herlina; Rifanjani, Slamet
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i2.86751

Abstract

The green turtle is one of the most intensively exploited members of the turtle family. The purpose of this study was to describe the egg-laying behavior of green turtles (Chelonia mydas) on Belacan Beach Sebubus Village Paloh District Sambas Regency. Research using direct observation method with observation technique is done by noting all behavior seen at each time and its description. Research shows that all types of turtles have almost the same stages of laying eggs, namely emerging to the sea surface and choosing a location to lay eggs, digging holes, laying eggs, closing the nest and closing the hole and disguise the distance. Factors that influence the presence of green turtles going up to the mainland to lay eggs are the tides of sea water, the slope of the coast and the presence or absence of vegetation that can be used as a shelter for their nest.Keywords: Belacan beach, Turtle, Turtle behaviorAbstrakPenyu hijau adalah salah satu anggota keluarga penyu yang paling dieksploitasi secara intensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku bertelur penyu hijau (Chelonia mydas) di Pantai Belacan Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Penelitian menggunakan metode observasi langsung dengan teknik observasi yang dilakukan dengan mencatat semua tingkah laku yang dilihat pada setiap waktu dan uraiannya. Penelitian menunjukkan bahwa semua jenis penyu mempunyai tahapan bertelur yang hampir sama, yaitu muncul ke permukaan laut dan memilih lokasi bertelur, menggali lubang, bertelur, menutup sarang dan menutup lubang serta menyamarkan jarak. Faktor yang mempengaruhi keberadaan penyu hijau naik ke daratan untuk bertelur adalah pasang surut air laut, kemiringan pantai dan ada tidaknya vegetasi yang dapat dijadikan tempat berlindung sarangnya.Kata kunci: Pantai Belacan, Penyu, Tingkah laku penyu
KOMPOSISI JENIS DI EKOSISTEM MANGROVE SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH Adisti, Vidya; Rifanjani, Slamet; Darwati, Herlina
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i2.81768

Abstract

Sungai Pinyuh mangrove forest, Mempawah Regency, is a type of forest that grows in coastal areas with fairly good forest conditions and directly facing the open sea. The mangrove forest in Sungai Pinyuh is also one of the potential forests that is utilized by the community to meet their living needs. The aim of the research is to examine the composition of tree species in Sungai Pinyuh mangrove ecosystem, Mempawah Regency. Research data collection used a survey method by recording all vegetation on 6 observation lines. The first line was laid using the purposive sampling method in a position perpendicular to the coastline leading from sea to land, while the next line was ± 150 meters from the previous line. Based on the results of research that has been carried out, there are 717 individual trees organized into 5 species, namely Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Xylocarpus moluccensis, Rhizophora apiculate, Avicennia alba. The highest IVI (Important Value Index) in order was Avicennia officinalis (146.879%), followed by Bruguiera cylindrica (131.394%), then Xylocarpus moluccensis (19.268%), while the lowest IVI (Important Value Index) was Rhizophora apiculata (1.603%) and Avicennia alba (0.856%).Keywords: composition, mangroves, Sungai PinyuhAbstrakHutan mangrove Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pantai dengan kondisi hutan yang cukup bagus dan berhadapan langsung dengan laut lepas. Hutan mangrove di Sungai Pinyuh juga merupakan salah satu hutan potensial yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan penelitian mengkaji komposisi jenis pohon pada ekosistem mangrove Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode survei dengan mendata semua vegetasi pada 6 jalur pengamatan. Peletakkan jalur pertama dilakukan menggunakan metode Purposive sampling dengan posisi tegak lurus garis pantai mengarah dari laut ke darat, sedangkan jalur selanjutnya berjarak ±150 meter dari jalur sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 717 individu pohon yang disusun oleh 5 spesies yaitu Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Xylocarpus moluccensis, Rhizophora apiculate, Avicennia alba. INP (Indeks Nilai Penting) tertinggi secara beurutan adalah Avicennia officinalis (146,879 %), kemudian diikuti Bruguiera cylindrica (131,394 %), selanjutnya Xylocarpus moluccensis (19,268 %), sedangkan INP (Indeks Nilai Penting) terendah adalah Rhizophora apiculata (1,603 %) dan Avicennia alba (0,856 %).Kata kunci: komposisi, mangrove, Sungai Pinyuh
KEANEKARAGAMAN JENIS KEPITING BAKAU DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA KERAMAT JAYA KECAMATAN KENDAWANGAN KABUPATEN KETAPANG Damiska, Septi; Putra, Diki Heryanto; Darwati, Herlina; Dewantara, Iswan
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 14, No 2 (2024): TENGKAWANG : JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v14i2.87242

Abstract

Scylla spp is a fishery commodity that has the potential to support community life, especially for small-scale fishermen. The mangrove ecosystem has an important role as the main habitat for mangrove crabs (Scylla Spp). The mangrove ecosystem (mangrove) is an ecosystem located in coastal areas that is influenced by sea tides so that the floor is always flooded with water. The aim of research on the diversity of mangrove crabs (Scylla spp) in the mangrove ecosystem is to record and describe the types of mangrove crabs (Scylla spp) in the mangrove vegetation and surrounding areas in the mangrove forests of Keramat Jaya Village, Kendawangan District, Ketapang Regency. Data was collected from various sources including the types, numbers and populations of mud crabs found at the research location. The data taken is primary data and secondary data. The data obtained was then analyzed, namely the species diversity index (H'), number of individuals (ni), total number of individuals (n), species abundance (N) and analysis of habitat conditions. The research results obtained 3 species from 3 locations with a total of 30 individuals. The value of the species diversity index H'=1,0692, the value of the number of individuals ni=0,33, the value of the total number of individuals n=1,108 and the value of species abundance N=0,3564. Scylla olivacea has the highest number of individuals, namely 11 individuals, while the lowest number of individuals is Scylla serrata, 9 individuals.Keywords: Ecotourism, Kendawangan, Mangrove, Scylla sppAbstrakKepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi sebagai penyangga kehidupan masyarakat terutama bagi nelayan sekala kecil. Ekosistem mangrove mempunyai peran penting sebagai habitat utama bagi kepiting bakau (Scylla Spp). Ekosistem mangrove (bakau) adalah ekosistem yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga lantainya selalu tergenang air. Penelitian ini bertujuan untuk mendata dan mendeskripsikan jenis kepiting bakau (Scylla spp) pada vegetasi bakau dan sekitarnya di hutan mangrove Desa Keramat Jaya Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang. Pengumpulan data di lakukan dari berbagai sumber yang meliputi jenis-jenis, jumlah dan populasi kepiting bakau yang ditemukan di lokasi penelitian. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder yang kemudian dianalisis, yaitu Indeks keanekaragaman jenis (H"™), Jumlah individu (ni), Jumlah total individu (n), Kelimpahan jenis (N) dan analisis kondisi habitat. Hasil penelitian diperoleh 3 jenis dari 3 lokasi dengan jumlah individu 30 ekor. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H"™)=1,0692, nilai jumlah individu (ni)=0,33, nilai jumlah total individu (n)=1.108 dan nilai kelimpahan jenis (N)=0,3564. S. olivacea memiliki jumlah individu tertinggi yaitu 11 ekor sedangkan jumlah individu paling sedikit yaitu S. serrata 9 ekor.Kata kunci: Ekowisata, Kendawangan, Kepiting Bakau, Mangrove
POPULASI LUTUNG SENTARUM (Presbytis chrysomelas cruciger) DI RESORT SEMANGIT TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN-DANAU SENTARUM Nurida, Nurida; Darwati, Herlina; Rifanjani, Slamet; Arini, Wahyuningyan; Santoso, Nyoto; Sutopo, Sutopo
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 4 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i4.79534

Abstract

Langur Sentarum is a species of Langur endemic from borneo which has an endangered status but has not been included in the list of legally protected species in Indonesia. This is due to the lack of data regarding the Langur Sentarum, especially data regarding the population. The purpose of this study was to record the Langur Sentarum population. Methods of data collection by purposive sampling. Population is calculatated using concentration count and record the number of individuals, age structure and sex. The population results obtained were 7 groups totaling 51 individuals. The age structure is 25 adults, 19 adolescens and 7 children with a sex ratio of 1 : 2,57 in the adult category and 1 : 1,38 in the adolescent category. The existence and well-being of the Langur Sentarum group can be caused by factors of habitat conditions, vegetation, and human presence. Keywords: BKDNP, Langur Sentarum, population Abstrak Lutung Sentarum merupakan jenis Lutung endemik kalimantan yang memiliki status terancam punah namun belum masuk kedalam daftar satwa yang dilindungi secara hukum di Indonesia. Hal tersebut disebabkan kurangnya data mengenai Lutung Sentarum, salah satunya data mengenai populasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendata populasi lutung sentarum. Metode pengambilan data secara purposive sampling. Populasi dihitung dengan concentration count dan mencatat jumlah individu, struktur umur dan jenis kelamin. Hasil populasi yang didapatkan adalah 7 kelompok dengan total 51 individu. Struktur umur yaitu 25 individu dewasa, 19 individu remaja dan 7 individu anak dengan sex ratio 1 : 2,57 pada kategori dewasa dan 1 : 1,38 pada kategori remaja. Keberadaan dan kesejahteraan kelompok Lutung Sentarum dapat disebabkan oleh faktor kondisi habitat, vegetasi, dan keberadaan manusia. Kata kunci: TNBKDS, Lutung Sentarum, populasi
KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI ORDO ANURA DI KAWASAN WISATA ALAM RIAM ANGAN TEMBAWANG KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK Rifanjani, Slamet; Darwati, Herlina; Wendi, Wendi
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 4 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i4.78744

Abstract

Anura is one of the natural resources that needs to be preserved, and is a parameter for natural balance. Anura species diversity can be found in the Riam Angan Tembawang Nature Tourism area, Jelimpo District, Landak Regency, but the number of species is unknown. The purpose of this research is to collect data, describe and study various types of anura at that location. The data collection technique is the Visual Encounter Survey (VES) method combined with transect sampling on two types of habitat; aquatic and terrestrial. The data obtained were then analyzed, namely species index (H'), species evenness index (E), relative trapping index (Psi), species comfort index (IS), and analysis of habitat conditions. The results of the study obtained 12 species from 5 families with a total of 176 individuals. The species diversity index value H'=1.97. Evenness Index value for aquatic habitat E=0.77 and terrestrial habitat E=0.95. Odorrana hosii has the highest relative number of temples, namely 30.11%, while the temples are relatively low, namely Rhacophorus pardalis 0.57%. the similarity index value between aquatic and terrestrial habitats is 0.50 Keywords: Anura, Biodiversity, Riam Angan Tembawang Abstrak Anura merupakan salah satu sumber daya alam yang perlu dilestarikan, dan merupakan parameter terhadap keseimbangan alam. Keanekaragaman jenis anura dapat dijumpai di kawasan Wisata Alam Riam Angan Tembawang Kecamatan Jelimpo Kabupaten Landak namun belum diketahui jumlah jenisnya. Tujuan penelitian ini adalah mendata, mendeskripsikan dan mengkaji keanekaragaman jenis anura di lokasi tersebut. Teknik Pengumpulan data yaitu dengan metode Visual Encounter Survey (VES) dikombinasikan dengan transek sampling pada dua tipe habitat; akuatik dan terrestrial. Data yang diperoleh kemudian dianalisis yaitu Indeks keanekaragaman jenis (H"™), indeks kemerataan jenis (E), indeks kelimpahan relatif (Psi), indeks kesamaan jenis (IS), dan analisis kondisi habitat. Hasil Penelitian diperoleh 12 jenis dari 5 famili dengan jumlah individu sebanyak 176. Nilai indeks Keanekaragaman jenis H"™=1,97. Nilai Indeks Kemerataan habitat akuatik E=0,77 dan habitat terrestrial E=0,95. Odorrana hosii memiliki jumlah kelimpahan relatif tertinggi yaitu 30,11% sedangkan kelimpahan relatif rendah yaitu Rhacophorus pardalis 0,57%. Nilai indeks kesamaan jenis antara habitat akuatik dan terestrial adalah 0,50 Kata kunci: Anura, Biodiversitas, Riam Angan Tembawang
MENUMBUHKAN KEPEDULIAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENTINGNYA FLORA DAN FAUNA DI WILAYAH KERJA SPTN 1 TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA Rifanjani, Slamet; Darwati, Herlina; Marwanto, Marwanto
Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Vol. 3 No. 1 Edisi Februari 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/adam.v3i1.1707

Abstract

Perlindungan flora dan fauna yang masih ada di luar dan/atau dalam kawasan hutan adalah sesuatu keharusan agar tetap lestari. Pemberian status kawasan hutan menjadi taman nasional juga memberikan andil dalam kegiatan pelastarian flora dan fauna di dalamnya. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bekerja sama dengan fakultas kehutanan universitas tanjungpura berkomitmen dalam memberikan peran aktif berkegiatan yang mampu mengedukasi masyarakat secara luas akan pentingnya keberadaan flora dan fauna. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan memberikan materi pentingnya keberadaan flora dan fauna di sekitar penduduk melalui siswa sekolah dasar yang berdampingan dengan TNBBBR. Materi yang disampaikan adalah flora dan fauna yang dapat ditemukan di TNBBBR dengan metode penyampaian visual dan lisan yang interaktif. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa siswa mengetahui dan pernah melihat secara langsung flora dan fauna yang di tampilkan. Namun, hasil diskusi yang dilakukan menunjukkan bahwa beberapa siswa belum mengetahui bahwa flora dan fauna tersebut dilindungi dan wajib untuk dijaga kelestariannya. Kegiatan PKM ini telah memberikan informasi akan pentingnya menjaga flora dan fauna yang ada, dan menjadi wadah edukasi peduli flora dan fauna kepada masyarakat sekitar TNBBBR.
PENGUATAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA AHLI PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN MELALUI PELATIHAN DESAIN SURVEI KEANEKARAGAMAN HAYATI: IDENTIFIKASI TIPE-TIPE EKOSISTEM HUTAN DI KALIMANTAN Darwati, Herlina; Rifanjani, Slamet; Marwanto, Marwanto
Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Vol. 3 No. 1 Edisi Februari 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/adam.v3i1.1708

Abstract

Komitmen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura untuk berkontribusi dalam konservasi sumberdaya alam diwujudkan salah satunya melalui kolaborasi dengan instansi pemerintahan seperti Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Fakultas Kehutanan berperan sebagai salah satu educator dalam peningkatan kapasitas pengetahuan staf pengendali ekosistem hutan (PEH) pada unit kerja TNBBBR. Proses peningkatan kapasitas pengetahuan tenaga PEH TNBBBR dilaksanakan dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat. Metode peningkatan kapasitas pengetahuan dilaksanakan dengan pemaparan materi dan diskusi terbuka mengenai ciri-ciri dan metode penentuan tipe ekosistem hutan dan seluruh bagian di dalamnya. Sasaran pemaparan materi tentang ekosistem hutan dan pendukungnya adalah staf TNBBBR dan tenaga PEH. Proses diawali dengan pemetaan awal kompetensi berisikan pertanyaan dasar mengenai ekosistem hutan, dilanjutkan dengan proses diskusi terbuka. Hasil pada kegiatan adalah sebagian besar tenaga PEH TNBBBR sudah memiliki wawasan dasar mengenai ekosistem hutan. Proses kegiatan ini disimpulkan bahwa ekosistem hutan di TNBBBR terdiri dari Ekosistem Hutan Pamah Dipterocarpa (1000-4000 mdpl), ekosistem hutan pegunungan yang dibedakan menjadi 2 yaitu Hutan pegunungan bawah (1000-1300 mdpl) dan hutan pegunungan atas (1300-2400 mdpl). Hasil diskusi menunjukkan bahwa ekosistem TNBBBR kemungkinan masih lebih beragam, namun masih perlu kajian lebih lanjut untuk memastikan eksositem tersebut telah memiliki karakteristik spesifik.
KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI KUPAH KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Darwati, Herlina; Herlina, Lina; Widhanarto, Ganjar Oki
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 3 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i3.73109

Abstract

Sungai Kupah village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency which still has a mangrove forest area. A part of the mangrove area is currently in the development stage of a newly opened natural tourism spot and managed by tourism awareness group and local community. This study aims to obtain information on species diversity in the mangrove forest area in Sungai Kupah Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. Data collection was obtained based on the checkered path method and placed purposively. Vegetation data observed adjusted to plan stratification, namely saplings and seedlings. The are 7 types of vegetation that can be found, namely Achantus ilicifolius, Acrosticum aureum, Avicennia alba, Avicennia marina, Sonneratia caseolaris, Morinda citrifolia, Nypa fruticans. The species diversity index (H"™) is o,42 -0,74 from this values it can be stated that the diversity of species in the region mangrove forest is classified as low. The highest Importance Value Index   for seedlings is Nypa fruticans and for saplings and trees is Sonneratia caseolaris. Species Abundance Index (e) as a whole ranges from 0,02 - 0,42 indicating that the distribution each individual type in the mangrove forest area in Sungai Kupah Village is not evenly distributed.Keywords: diversity, ecotourism, mangrove, nipahAbstrakDesa Sungai Kupah merupakan salah satu desa di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yang masih memiliki kawasan hutan mangrove, sebagian dari kawasan mangrove tersebut saat ini dalam tahap pengembangan tempat wisata alam yang baru dibuka dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata dan masyarakat setempat. Salah satu yang dijual sebagai objek wisata adalah keragaman vegetasi mangrovenya Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keanekaragaman jenis vegetasi di kawasan hutan mangrove di Desa Sungai Kupah Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Pengumpulan data diperoleh berdasarkan metode jalur berpetak dan diletakkan secara purposive. Data vegetasi yang diamati disesuaikan dengan stratifikasi tumbuhan yaitu pohon, pancang   dan semai. Jenis vegetasi yang dapat ditemukan sebanyak 7 jenis yaitu, Achantus ilicifolius, Acrosticum aureum, Avicennia alba, Avicennia marina, Sonneratia caseolaris, Morinda citrifolia, Nypa fruticans. Indeks keanekaragaman jenis (H"™) sebesar 0,42 "“ 0,74 dari nilai tersebut dapat dinyatakan keanekaragaman jenis di Dkawasan hutan mangrove tergolong rendah. Indeks Nilai Penting (INP) yang paling tinggi untuk tingkat semai adalah jenis Nypa fruticans dan untuk tingkat pancang dan pohon adalah jenis Sonneratia caseolaris, Indeks Kelimpahan Jenis (e) secara menyeluruh kisaran 0,02 "“ 0,42 menunjukkan bahwa penyebaran   tiap jenis individu pada kawasan hutan mangrove di Desa Sungai Kupah tidak merata.Kata kunci : Ekowisata, Keanekaragaman, Mangrove, Nipah.
KEANEKARAGAMAN JENIS GASTROPODA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE EQUATOR PARK DESA JERUJU BESAR KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Ranggara, Dealit; Darwati, Herlina; Riyono, Joko Nugroho
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 3 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i3.51506

Abstract

The mangrove forest of Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency, is still maintained and is still in natural condition. The mangrove forest vegetation in Equator Park is dominated by nipa palm, due to the influence of abrasion and tides in the mangrove forest, so that the vegetation is not diverse. This ecosystem has various types of flora and fauna, one of which is gastropods. This study aims to examine the main purpose diversity of gastropods in the mangrove forest area of Equator Park Jeruju Besar, Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. Data collection in the field is carried out in 3 lanes. Each lane consists of 10 plots measuring 1x1 meter. The distance between each plot is 30 meters long and the distance between lanes is 30 meters. The laying of lane 1 and the first plot was purposive based on the consideration of the presence of vegetation in the mangrove forest and the presence of gastropods. The next plot is carried out systematic. The gastropods found were 219 individuals. There are 5 different families of 8 species, namely Cassidula aurisfelis, Ellobium aurisjudae, Littoraria angulifera, Littoraria undulata, Malea pomum, Nerita pollita, Neritina violacea, and Polinices albumen. The diversity of H"™ Gastropods in each lane between 1.46-1.7 shows that the species diversity index value has moderate diversity. Keywords: Diversity, Equator Park Jeruju Besar Village, Gastropods Abstrak Hutan mangrove Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya masih terjaga keberadaan dan masih dalam kondisi alami. Vegetasi hutan mangrove di Equator Park didominasi oleh nipah, karena pengaruh abrasi dan pasang surut di hutan mangrove tersebut sehingga vegetasi sudah tidak beragam. Ekosistem ini memiliki berbagai jenis flora dan fauna, salah satunya gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman jenis Gastropoda di kawasan hutan mangrove Equator Park Jeruju Besar Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan 3 jalur. Setiap jalur terdiri dari 10 plot berukuran 1x1 meter. Jarak antara tiap-tiap plot yaitu sepanjang 30 meter dan jarak antar jalur 30 meter. Peletakan jalur 1 dan plot pertama menggunakan purposive dengan dasar pertimbangan keberadaan vegetasi di hutan mangrove dan keberadaan gastropoda. Plot berikutnya dilakukan secara sistematis. Gastropoda yang ditemukan sebanyak 219 individu. Terdapat 5 famili berbeda dari 8 spesies yaitu Cassidula aurisfelis, Ellobium aurisjudae, Littoraria angulifera, Littoraria undulata, Malea pomum, Nerita pollita, Neritina violacea, dan Polinices albumen. Keanekaragaman jenis H"™ Gastropoda di setiap jalur antara 1,46-1,7 ini menunjukan nilai indeks keanekaragaman jenis memiliki keanekaragaman sedang. Kata kunci: Keanekaragaman, Equator Park Desa Jeruju Besar, Gastropoda