Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Basataka (JBT)

UKIRAN ‘PASSURA’ TORAJA SEBAGAI SIMBOL IDENTITAS KOMUNITAS KRISTEN DI BUNTAO KABUPATEN TORAJA UTARA: PERSPEKTIF CLIFFORD GEERTZ Harlin Palanta; Irene Ludji; Izak Y.M. Lattu
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 6 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/basataka.v6i2.277

Abstract

Ukiran passura’ bagi suku Toraja menunjukkan simbol identitas, tidak hanya menjadi simbol ciri khas sampai masa kini. Namun, ukiran passura’ merupakan simbol yang menggambarkan kisah kehidupan sehari- hari berwujud pada aktivitas nyata, melalui pemahaman, pengalaman dan kepercayaan yang bersifat trasenden, kemudian dimuat dalam nilai-nilai budaya dan ritus dalam masyarakat Toraja. Selain itu, ukiran passura’ menyangkut benda, atau peristiwa para leluhur disebut dengan istilah kepercayaan Aluk Todolo, diteruskan secara historis dalam wujud simbol melalui, mitos, dan upacara keagamaan sebagai alat untuk memahami setiap tindakan sosial masyarakat. Clifford Geertz menekankan bahwa, simbol adalah suatu hal yang bersifat faktual sebab, terdapat pola makna- makna yang kemudian akan diinterpretasikan untuk mewujudkan pada suatu tindakan sosial.  Penulisan ini, fokus menganalisis makna- makna ukiran passura’ yang menjadi simbol identitas komunitas Kristen masyarakat Buntao Toraja Utara. Jenis dan model ukiran pada konteks Toraja ada 150 jenis ukiran passura’. Oleh karena itu, penulis hanya mengkaji dasar- dasar ukiran passura antara lain: ukiran passura’ pa’Barre Alllo, Pa’ Manuk Londong, Pa’ Tedong dan Pasusuk.  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis.  Dengan teknik observasi, wawancara dan studi pustaka untuk membantu penulis melihat makna ukiran passura’ sebagai simbol identitas dalam komunitas Kristen. Pada hasil penelitian, penulis menemukan makna dan nilai melalui dasar- dasar ukiran passura’ merupakan simbol mengisahkan hubungan manusia dengan Tuhan, dapat dilihat dari eksistensi manusia, menyadari sumber kehidupan berasal dari Tuhan. Kedua, hubungan manusia dengan hewan sebagai pemenuhan hidup dan sebagai penyembahan dewa bagi masyarakat Toraja. Ketiga, hubungan manusia dengan tumbuhan untuk bisa bertahan hidup.
ETIKA EKOLOGI DALAM KEARIFAN LOKAL “SASI” DI MALUKU Brando Zeth Maatoke; Irene Ludji; Suwarto Adi
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 7 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/basataka.v7i1.343

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menggali etika ekologi dari kearifan lokal sasi. Sasi merupakan salah satu kearifan lokal dari masyarakat Maluku. Sasi dipraktekan sebagai upaya menjaga keseimbangan antara manusia dengan alam ciptaan. Maka dari itu, sasi sering  digunakan sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan pedoman dalam kearifan ini,  alam tetap dijaga di tengah meningkatnya sifat antroposentris dari manusia. Selain itu, sasi memberikan paradigma baru bahwa alam bukanlah objek dari manusia, tetapi merupakan subjek. Maka dari itu, kearifan lokal sasi mengandung nilai-nilai etis yang perlu digali sebagai bagian dari etika ekologi. Teori yang akan dijadikan sebagai landasan teori dalam menggali etika ekologi dari tradisi sasi adalah teori deep ekology dari Arnev Ness. Penelitian ini menggunakan  metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sasi mengadung sejumblah nilai etis, misalnya kebaikan, kesetaraan dan solidaritas. Nilai tersebut dapat dijadikan sebagai kaidah dalam membangun hubungan dengan alam semesta. Dalam hubungan tersebut, ekosistem hutan tetap terjaga serta  perkembangbiakan flora dan fauna yang ada di hutan dan laut dapat berjalan dengan baik.