Claim Missing Document
Check
Articles

KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN AC-BC DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGISI (FILLER) FLY ASH yanti, gusneli
RACIC: Jurnal Teknik Sipil Universitas Abdurrab Vol 2 No 01 (2017): Terbitan Ketiga Bulan Juni 2017
Publisher : Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.446 KB)

Abstract

ABSTRAK         Menurut spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2, semua campuran beraspal harus mengandung bahan- pengisi yang ditambahkan (filler added) harus dalam rentang 1 – 2 %  dari berat total agregat.  Bahan pengisi (filler) dalam campuran aspal beton adalah bahan yang lolos saringan No.200 (0,075 mm). Jenis bahan pengisi yang dapat digunakan ialah: abu batu, kapur padam, portland cement (PC), debu dolomite, abu terbang / fly ash , debu tanur tinggi pembuat semen atau bahan mineral tidak plastis lainnya. Pada penelitian ini, jenis bahan pengisi (filler ) yang ditambahkan dipilih abu terbang / fly ash. Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau Bidang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengujian. Pengujian-pengujian material menggunakan metode uji (SNI 1969 : 2008, SNI 1970 : 2008, SNI 2417 : 2008) dan metode Marshall yang ditemukan oleh Bruce Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu (SNI-06-2489-1991). Variasi campuran terdiri dari 3 bagian yang berbeda yaitu : filler fly ash 0% - filler abu batu 100%, filler fly ash 50% - filler abu batu 50%, dan filler fly ash 100% - filler abu batu 0 %. Dari pengaruh sebelumnya diketahui bahwa fly ash sebagai filler untuk campuran AC-BC yang sangat baik sesuai dengan spesifikasi Bina Marga 2010 (Revisi 2).                                    Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap bahan-bahan dasar campuran aspal beton dan pengaruh fly ash sebagai filler untuk campuran aspal AC-BC dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan fly ash sebagai filler untuk campuran aspal AC-WC bisa menambah kualitas atau mutu dari pada aspal tersebut. Dengan menggunakan fly ash sebagai filler stabbility dan Marshall Quotient semakin tinggi namun nilai flow atau kelelahan terus menurun, dalam hal ini fleksibilitasnya  menjadi  jelek. Pengunaan fly ash untuk campuran aspal AC-WC tidak bisa digunakan karena beberapa nilai-nilai Marshall tidak sesuai dengan spesifikasi Bina marga 2010 Revisi 2
Analisis Stabilitas Lereng Sungai Kampar Terhadap Gelincir di Desa Simpang Kubu dengan Metode Simplified Bishop Zainuri, Zainuri; Megasari, Shanti Wahyuni; Yanti, Gusneli
JURNAL SAINTIS Vol 16 No 1 (2016)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Simpang Kubu merupakan salah satu desa yang berada di daerah kawasan bantaran sungai Kampar yang secara administratif berada dalam wilayah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kondisi tebing sungai, ada yang sudah diberi perkuatan dan ada yang masih alami. Kondisi tebing sungai yang masih alami mengalami pengikisan secara terus-menerus, sehingga makin lama jarak tebing sungai dengan daerah permukiman dan fasilitas umum semakin dekat. Jika hal ini tidak menjadi perhatian dan dibiarkan terus-menerus oleh pengambil kebijakan maka daerah permukiman masyarakat dan fasilitas umum tersebut akan hilang, ikut terkikis dan terbawa oleh longsor. Karena itu perlu dipertimbangkan untuk membangun pengaman tebing. Masalah penelitian adalah analisis stabilitas lereng sungai Kampar di desa Simpang Kubu dengan metode Simplified Bishop sehingga bidang gelincir dapat ditentukan secara akurat. Tempat penelitian adalah bantaran sungai Kampar yang berada di desa Simpang Kubu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus 2015, berakhir pada bulan Januari 2016. Berdasarkan data-data yang diperoleh dan kemudian dianalisis dengan memakai formulasi yang digunakan pada metode Simplified Bishop maka diperoleh kesimpulan bahwa bidang gelincir untuk lereng sungai Kampar yang berada di Desa Simpang Kubu berberntuk busur dengan jari-jari (R) 10 meter dan nilai faktor keamanan (Fs) sebesar 1,78 mendekati nilai yang diisyaratkan.
Peningkatan Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton Dengan Variasi Penambahan Serat Daun Nanas Yanti, Gusneli; Zainuri, Z.; Megasari, Shanti Wahyuni
TEKNIK Vol 40, No. 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.544 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v40i1.23390

Abstract

Concrete is a building material that is widely used, because this material is strong against the press, can be easily formed to suit the needs. In the other side, has a weakness against bending and has brittle properties, so that a method is needed to correct this weakness. One effort to increase the tensile strength of concrete is done by adding fiber so that it becomes a composite material, namely concrete and fiber. This research aims to improve compressive strength and flexural concrete by adding fiber with variations of 0%, 1%, 3%, 5%, and 7% on the weight of cement on the concrete quality of K-225. The concrete design uses the Department of Environment (DOE) method, with cylinder molds with a size of 150 mm x 300 mm. The number of samples in each variation were 3 specimens and a total sample of 30 specimens. Testing results show that the highest compressive strength and flexural strength in mixed variations with an additional pineapple leaf fiber of 5% with an average compressive strength of 267.00 kg / cm2 and average flexural strength of 41.61 kg / cm2.
Pengurangan Emisi CO2 dari Pemanfaatan Limbah Pelepah Kelapa Sawit pada Produksi Batako Serat Zainuri, Zainuri; Zargustin, Dedi; Yanti, Gusneli; Megasari, Shanti Wahyuni
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1825.626 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v20i1.3111

Abstract

ABSTRACTPalm oil midrib waste has not been utilized so far, so it has potentially contributed CO2 emissions into the atmosphere. The area of oil palm plantations in Riau province in 2015 was 2,400,900 hectares and in 2016 increased by 2,430,500 hectares. The oil palm midrib waste produced by 148 trees per hectare is 3.108 tons/month or 37.296 tons/year. It means that with 2,430,500 hectares of palm plantations, the resulting waste is 90,647,928 tons/year. The waste can affect the environment. If the palm oil midribs that have been cut and then stacked or burned will contribute large CO2 emissions to the environment. One of the efforts to utilize palm oil midrib waste is to use the fiber as an added material in the brick making. The purpose of this study is to calculate the reduction of CO2 emissions by utilizing palm oil midrib waste on fiber-brick production. The method used in this research is a descriptive method. The research carried out is quantitative with an experimental approach and laboratory research. The findings of this study are that the utilization of palm oil midrib fibers which are used as additives to the manufacture of fiber-brick concrete can reduce carbon dioxide (CO2) emissions by 231,420.06 tons/year. The conclusion of this study is that CO2 emissions produced from fiber-brick production machines in 1 m3 are 0.00179 ton and CO2 emissions that can be reduced by utilizing palm oil midrib fiber as an additive to fiber-brick production by 231,420.06 tons/year. Keywords: CO2, emissions, oil palm, midribABSTRAKLimbah pelepah kelapa sawit selama ini masih belum dimanfaatkan, sehingga berpotensi menyumbangkan emisi CO2 ke udara. Luas perkebunan kelapa sawit yang ada di provinsi Riau tahun 2015 adalah 2.400.900 hektar dan pada tahun 2016 meningkat sebesar 2.430.500 hektar. Limbah pelepah kelapa sawit yang dihasilkan oleh 148 pohon per hektar adalah 3,108 ton/bulan atau 37,296 ton/tahun. Artinya, dengan luas perkebunan sawit 2.430.500 hektar, maka limbah yang dihasilkan sebesar 90.647.928 ton/tahun. Limbah tersebut dapat berpengaruh terhadap lingkungan. Apabila pelepah kelapa sawit yang telah dipotong lalu ditumpuk atau dibakar akan menyumbangkan emisi CO2 yang besar terhadap lingkungan. Salah satu upaya memanfaatkan limbah pelepah kelapa sawit adalah memakai seratnya sebagai bahan tambah dalam pembuatan batako. Tujuan penelitian ini untuk menghitung pengurangan emisi CO2 dengan dimanfaatkannya limbah pelepah kelapa sawit pada produksi batako-serat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian yang dilaksanakan bersifat kuantitatif dengan pendekatan eksperimental dan riset laboratorium. Temuan penelitian ini adalah bahwa pemanfaatan serat pelepah kelapa sawit yang dijadikan sebagai bahan tambah pada pembuatan batako-serat dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 231.420,06 ton/tahun. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa emisi CO2 yang dihasilkan dari mesin produksi batako-serat dalam 1 m3 adalah 0,00179 ton/m3 dan emisi CO2 yang dapat dikurangi dengan memanfaatkan serat pelepah kelapa sawit sebagai bahan tambah pada produksi batako-serat sebesar 231.420,06 ton/tahun.Kata kunci: CO2, emisi, kelapa sawit, pelepah
KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN AC-BC DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGISI (FILLER) FLY ASH gusneli yanti
Racic : Rab Construction Research Vol 2 No 01 (2017): Terbitan Ketiga Bulan Juni 2017
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.446 KB)

Abstract

ABSTRAK Menurut spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2, semua campuran beraspal harus mengandung bahan- pengisi yang ditambahkan (filler added) harus dalam rentang 1 – 2 % dari berat total agregat. Bahan pengisi (filler) dalam campuran aspal beton adalah bahan yang lolos saringan No.200 (0,075 mm). Jenis bahan pengisi yang dapat digunakan ialah: abu batu, kapur padam, portland cement (PC), debu dolomite, abu terbang / fly ash , debu tanur tinggi pembuat semen atau bahan mineral tidak plastis lainnya. Pada penelitian ini, jenis bahan pengisi (filler ) yang ditambahkan dipilih abu terbang / fly ash. Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau Bidang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengujian. Pengujian-pengujian material menggunakan metode uji (SNI 1969 : 2008, SNI 1970 : 2008, SNI 2417 : 2008) dan metode Marshall yang ditemukan oleh Bruce Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu (SNI-06-2489-1991). Variasi campuran terdiri dari 3 bagian yang berbeda yaitu : filler fly ash 0% - filler abu batu 100%, filler fly ash 50% - filler abu batu 50%, dan filler fly ash 100% - filler abu batu 0 %. Dari pengaruh sebelumnya diketahui bahwa fly ash sebagai filler untuk campuran AC-BC yang sangat baik sesuai dengan spesifikasi Bina Marga 2010 (Revisi 2). Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap bahan-bahan dasar campuran aspal beton dan pengaruh fly ash sebagai filler untuk campuran aspal AC-BC dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan fly ash sebagai filler untuk campuran aspal AC-WC bisa menambah kualitas atau mutu dari pada aspal tersebut. Dengan menggunakan fly ash sebagai filler stabbility dan Marshall Quotient semakin tinggi namun nilai flow atau kelelahan terus menurun, dalam hal ini fleksibilitasnya menjadi jelek. Pengunaan fly ash untuk campuran aspal AC-WC tidak bisa digunakan karena beberapa nilai-nilai Marshall tidak sesuai dengan spesifikasi Bina marga 2010 Revisi 2
KAPASITAS STRUKTUR KOLOM PIPIH BETON BERTULANG PADA PERUMAHAN VILLA ANGGREK KOTA PEKANBARU Shanti Wahyuni Megasari; Gusneli Yanti; Zainuri
Jurnal Infrastruktur Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Infrastruktur
Publisher : Jurnal Infrastruktur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/infrastruktur.v6i2.1739

Abstract

Renovation of structural buildings with additional levels of the building and changes in the function of the existing floors and strengthening of the existing columns can cause changes in the overall capacity of the building structure. Besides, the use of flat columns with the dimensions of the columns that are made flush with the walls will be better in terms of aesthetics, but the column must still be able to bear the load that works. So it is necessary to research the capacity of the flat column structure at Residential Villa Anggrek. Design and analysis of reinforced concrete building structures with the help of the ETABS v16.2.0, SAFE 16.0.1, and SPcolumn v.6.0 programs and then manually controlled based on SNI 03-2847-2013. In the implementation, 2 (two) calculations are carried out, namely on the existing structural elements and the plan structure. From the results of the analysis, it can be concluded that the capacity of the existing and planned structures that use the reinforced concrete flat column structure at the Residential Villa Anggrek, Pekanbaru City is safe to accept the load combination according to SNI 2847-2013. As well as the use of flat columns with the dimensions of the column made flat against the walls so that it will be better in terms of aesthetics but still able to bear the workload. As well as the use of flat columns with the dimensions of the column made flat against the walls so that it will be better in terms of aesthetics but still able to bear the workload.
VARIASI PENAMBAHAN SIKACIM PADA BETON POROUS Gusneli Yanti; Zainuri; Shanti Wahyuni Megasari
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.912 KB) | DOI: 10.22225/pd.10.1.2617.112-123

Abstract

Pervious concrete is environmentally friendly concrete because it has interconnected cavities that produce a permeable material, allowing it to drain water quickly and reduce runoff so that it is possible to drain water quickly and reduce runoff. This concrete can be applied to parking areas, sidewalks for pedestrians, and others. The purpose of this study was to determine the characteristics of the concrete by observing its compressive strength and porosity. The method used is the experiment with a sample of cylindrical specimens measuring 150 x 300 mm. This study uses coarse aggregate, cement, water, and the percentage variation of the addition of SikaCim Concrete Additive admixture by 0% (control); 0.3%; 0.5%; 0.7% by weight of cement. The water-cement ratio used was 0.25 and 0.30 and the ratio of cement and coarse aggregate was 1:3 and 1:5. The results showed that the compressive strength value of pervious concrete increased along with the smaller the value of the cement and coarse aggregate ratio. The pervious concrete with a water-cement ratio of 0.25 is higher than that of 0.30. There is a relationship between porosity and compressive strength. Compressive strength generally increases with decreasing porosity. The highest average value of compressive strength with variations in the addition of SikaCim of 0.5% and a ratio cement and coarse aggregate of 1:3 and a water-cement ratio of 0.3, with an average compressive strength value of 18.08 MPa, and included in category B which is used for parking areas.
ANALISIS PROYEK DENGAN METODE EARNED VALUE CONCEPT (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL RUAS PEKANBARU – DUMAI SEKSI 2 STA. 9+500 – 33+600) Yanuar Widiandi Nufah; Gusneli Yanti; Fadrizal Lubis
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5740

Abstract

Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru – Dumai Seksi 2 (Sta. 9+500 – Sta. 33+600) dijadwalkan harus selesai dalam kurun waktu 32 bulan dengan nilai kontrak Rp. 1.774.796.909.000,00 (termasuk PPN 10%) sehingga harga borong sebesar Rp. 1.613.451.735.809,50. Sebelum dilakukan pengendalian perlu diketahui terlebih dahulu kinerja proyek yang telah berlangsung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru – Dumai Seksi 2 dilihat dari segi waktu dan biaya pada saat peninjauan yaitu pada bulan Juli 2018 sampai dengan Februari 2019. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode earned value yang didalamnya memadukan unsur biaya dan waktu serta prestasi fisik pekerjaan. Data yang didapat dari proyek antara lain jadwal waktu pelaksanaan, laporan bulanan dan biaya aktual proyek, kemudian dilakukan analisa biaya, jadwal, varians dan indeks performansi. Hasil analisa pada bulan Februari 2019 menunjukkan biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari biaya yang anggarkan ditunjukkan dengan nilaiCPI = 1,09 dan waktu pelaksanaan lebih lambat dari jadwal rencana ditunjukkan dengan nilaiSPI = 0,478. Hasil perhitungan perkiraan biaya akhir proyek sebesar Rp. 1.565.710.344.327,59 dengan perkiraan waktu pelaksanaan 69 bulan. 
ANALISIS PERKUATAN TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL PADA RUAS JALAN SIAK SRI INDRAPURA – MENGKAPAN BUTON PROVINSI RIAU Bima Adi Nugraha; Gusneli Yanti; Fadrizal Lubis
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5744

Abstract

Pelebaran pada ruas jalan Siak Sri Indrapura – Mengkapan Buton merupakan program pemerintah dalam meningkatkan kelas atau mutu jalan. Permasalahan yang terjadi pada pekerjaan pelebaran ruas jalan ini karena berada di atas tanah gambut dan lempung lunak. Untuk mengatasi penurunan pada bahu jalan dan meningkatkan daya dukung tanah maka perlu dilakukan stabilisasi pada tanah tersebut. Stabilisasi yang direncanakan adalah dengan metode perkuatan tanah menggunakan geotekstil jenis woven. Selain itu geotekstil juga berfungsi sebagai pemisah antara material timbunan dengan tanah dasar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan geotekstil bisa meningkatkan daya dukung pada tanah lunak di ruas jalan Siak Sri Indrapura – Mengkapan Buton yang terbukti dari peningkatan nilai faktor aman terhadap daya dukung dari 1,04 menjadi 1,61. Sedangkan untuk penurunan, terjadi sebesar 2,3 meter sebelum pemasangan geotekstil dan 0,65 meter setelah pemasangan geotekstil. 
PENERAPAN EVALUASI BIAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PADA APBN DI LINGKUNGAN DINAS PUPR PROVINSI RIAU Syafrudin Syafrudin; Gusneli Yanti; Shanti Wahyuni Megasari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5753

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai regulasi terkait biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja konstruksi yang isinya adalah memastikan adanya telaahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan keselamatan konstruksi pada hasil perencanaan pekerjaan dan juga menetapkan besaran biaya penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi berkisar antara 1,0 sampai 2,5% dari nilai pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besaran biaya dan persentase serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam proyek konstruksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner sebagai data primer dan data sekunder berupa Rencana Anggaran Biaya yang telah disusun item dan biaya keselamatan dan kesehatan kerjanya. Kuesioner diolah dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 25 dan Microsoft Excel. Hasil dari penelitian ini adalah terpakainya rincian item pembayaran penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disusun menjadi bagian dari rencana anggaran biaya yang sah dan siap untuk di lelangkan masing-masing sebesar Rp. 42.040.000,- (1,01%) dan Rp. 39.115.000,- (1,01%) dari nilai total pekerjaan. Penetapan rencana anggaran biaya sudah termasuk didalamnya perhitungan biaya penyelenggaraan tersebut. Penyusunan biaya ini bukan merupakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan melainkan sebagai rencana anggaran biaya sehingga tidak ada faktor profit 10%.