This study aims to analyze the influence of working capital, working hours, and technology on the income of micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in the culinary sector in Denpasar City. MSMEs are a strategic sector in regional economic development, especially in Bali, which is known as a tourism center. The research method used is quantitative with a correlational approach, involving 99 respondents from culinary MSMEs selected through accidental proportional sampling. Data analysis was conducted using multiple linear regression with the assistance of SPSS software. The results of the study indicate that, simultaneously, working capital, working hours, and technology significantly influence the income of MSMEs. Partially, working capital and working hours have a positive and significant influence, while technology also shows a positive influence but with lower significance. These findings emphasize the importance of capital support, optimal work time management, and the use of digital technology such as QRIS in improving the performance and income of culinary SMEs. This study provides practical implications for SME operators and local governments in designing digital-based and inclusive economic empowerment strategies. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal usaha, jam kerja, dan teknologi terhadap pendapatan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bidang kuliner di Kota Denpasar. UMKM merupakan sektor strategis dalam pembangunan ekonomi daerah, khususnya di Bali yang dikenal sebagai pusat pariwisata. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional, melibatkan 99 responden pelaku UMKM kuliner yang dipilih melalui teknik accidental proportional sampling. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, modal usaha, jam kerja, dan teknologi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UMKM. Secara parsial, modal usaha dan jam kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan, sedangkan teknologi juga menunjukkan pengaruh positif namun dengan signifikansi yang lebih rendah. Temuan ini menegaskan pentingnya dukungan modal, pengelolaan waktu kerja yang optimal, serta pemanfaatan teknologi digital seperti QRIS dalam meningkatkan kinerja dan pendapatan UMKM kuliner. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi pelaku UMKM dan pemerintah daerah dalam merancang strategi pemberdayaan ekonomi berbasis digital dan inklusif. Kata kunci: UMKM, modal usaha, jam kerja, teknologi, pendapatan, kuliner, Denpasar