Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PENILAIAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI BALI Made Agus Dharmadi,
Ordik Vol 7, No 3 (2009)
Publisher : Ordik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tentang model pembelajaran dan metode penilaian yang digunakan oleh guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kuantitatif dengan populasi penelitian adalah guru-guru penjasorkes yang ada di Bali, adapun sampel penelitian ditentukan secara cluster, masing-masing wilayah diwakili oleh satu Kabupaten/Kota, sehingga dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 5 kabupaten dan masing-mising kabupaten diambil 4 sekolah dengan 1 orang guru penjasorkes, maka jumlah sampel keseluruhan adalah 20 orang guru penjasorkes SMP yang ada di Bali. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner serta dianalisis dengan analisis despriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Model pembelajaran yang paling dominan digunakan adalah sebesar 73% guru memilih model ekpositoris dan model pembelajaran paling dikuasai oleh guru adalah sebesar 91% guru memilih model ekpositoris (2) Alasan pemilihan model pembelajaran tersebut adalah a) karena model tersebut sangat praktis dan mudah diimplementasikan  sebesar 45%, b) karena paling sesuai dengan tuntutan materi dalam kurikulum sebesar 37%, dan c) karena model tersebut sudah biasa/rutin digunakan sebesar 13,5%, (3) Metode penilaian yang dominan digunakan dalam pembelajaran adalah sebesar 54% guru memilih metode penilaian unjuk kerja dan metode penilaian yang paling dikuasai adalah sebesar 50% guru memilih metode penilaian unjuk kerja (4) Alasan pemilihan jenis penilaian yang digunakan guru adalah a) karena paling sesuai dengan tuntutan kurikulum sebesar 73%, b) karena paling mudah digunakan sebesar 18%, c) karena paling praktis digunakan  sebesar 9%.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL BANDURA TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN (STUDI PADA MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA TAHUN AKADEMIK 2009/2010) Dharmadi, Made Agus
Jurnal Penelitian dan Evaluasi pendidikan Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Penelitian dan Evaluasi pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL BANDURA TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN (STUDI PADA MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA TAHUN AKADEMIK 2009/2010) Oleh Made Agus Dharmadi ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran observasional Bandura terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket ditinjau dari kemampuan koordinasi mata dan tangan mahasiswa semester III jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Rancangan penelitian menggunakan posttest only control group design. Sampel 96 orang, terdiri dari 48 orang kelompok eksperimen dan 48 orang kelompok kontrol yang dipilih secara random. Data dianalisis   menggunakan  analisis   varians   (ANAVA)  dua  jalur  dan  dilanjutkan  dengan  uji  t-Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar bola basket yang signifikan antara model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional (FA = 11,647; p<0,05), dimana hasil belajar teknik dasar bola basket pada mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) adanya interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan koordinasi  mata dan tangan terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket (FAB=60,884;p<0,05), (3) untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar teknik dasar bola basket antara mahasiswa yang belajar melalui model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional, dimana untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan tinggi mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura lebih baik hasil belajar teknik dasar bola basketnya dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional (thitung = 7,292;p<0,05), (4) untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan rendah, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar teknik dasar bola basket antara mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional, dimana untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan rendah  yang mengikuti model pembelajaran konvensional lebih baik  hasil belajar teknik dasar bola basketnya dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura (thitung = 3,105;p<0,05). Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran observasional Bandura berpengaruh terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket ditinjau dari kemampuan koordinasi mata dan tangan.   Kata-kata Kunci: Model Pembelajaran, Bandura, Hasil Belajar Bola Basket       THE EFFECT OF IMPLEMENTING  BANDURA OBSERVATIONAL LEARNING MODEL TOWARDS BASKET BALL BASIC TECHNIQUES LEARNING ACHIEVEMENT VIEWED FROM EYES-HANDS COORDINATING ABILITY (A STUDY ON THE THIRD SEMESTER STUDENTS DEPARTMENT OF SPORT, HEALTH AND RECREATION EDUCATION, FACULTY OF SPORT AND HEALTH UNDIKSHA IN 209/2010). By: Made Agus Dharmadi ABSTRACT   The study was conducted to find out the effect of implementing Bandura observational learning model towards learning achievement of basket ball basic techniques viewed from eyes-hands coordinating ability  for the third semester students of Sport, Health and Recreation department, Faculty of Sport and Health Undiksha. The study utilized a post-test only control group design involving a total number of 96 students as the samples consisting of 48 students in an experimental group and other 48 students as a control group which were determined randomly. The analysis of the data was made by using two lines variant analysis (ANAVA) and followed by t-Scheffe test. The results of the study showed that, (1)  there was a  difference in learning achievement of basket ball basic techniques between the students joining Bandura observational learning model from those joining a conventional learning model (FA=11.647; p<0.05), where Bandura observasional learning model had better achievement than those conventional learning model, (2) there was an interacting effect between  learning models and eyes-hands coordinating ability towards the students’ learning achievement of basket ball basic techniques (FAB=60.884; p<0.05), (3) there was a difference in learning achievement of basket ball basic techniques between the students joining Bandura observational learning models and others joining a conventional learning model who had higher eyes-hands coordinating ability, where the group of students having higher eyes-hands coordinating ability joining Bandura observational learning model had higher learning achievement than another group joining a conventional learning model (tcounted=7.929; p<0.05), (4) there was a difference in learning achievement of basket ball basic techniques between the students with lower eyes-hands coordinating ability joining Bandura observational learning model and those joining a conventional learning one, where the students of lower eyes-hands coordinating ability joining a conventional learning model had better achievement than those joining Bandura observational learning one (tcounted=3.10; p<0.05). Based on the findings and discussion it could be concluded that, there was a effected of implementing  Bandura observational learning model towards basket ball basic techniques learning achievement viewed from eyes and hands coordinating ability.   Key words: Learning models, Bandura, Basket Ball Learning Achievement
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL BANDURA TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN (STUDI PADA MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA TAHUN AKADEMIK 2009/2010) Dharmadi, Made Agus
Jurnal Penelitian dan Evaluasi pendidikan Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Jurnal Penelitian dan Evaluasi pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran observasional Bandura terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket ditinjau dari kemampuan koordinasi mata dan tangan mahasiswa semester III jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Rancangan penelitian menggunakan posttest only control group design. Sampel 96 orang, terdiri dari 48 orang kelompok eksperimen dan 48 orang kelompok kontrol yang dipilih secara random. Data dianalisis   menggunakan  analisis   varians   (ANAVA)  dua  jalur  dan  dilanjutkan  dengan  uji  t-Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar bola basket yang signifikan antara model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional (FA = 11,647; p<0,05), dimana hasil belajar teknik dasar bola basket pada mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) adanya interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan koordinasi  mata dan tangan terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket (FAB=60,884;p<0,05), (3) untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar teknik dasar bola basket antara mahasiswa yang belajar melalui model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional, dimana untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan tinggi mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura lebih baik hasil belajar teknik dasar bola basketnya dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional (thitung = 7,292;p<0,05), (4) untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan rendah, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar teknik dasar bola basket antara mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional, dimana untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan rendah  yang mengikuti model pembelajaran konvensional lebih baik  hasil belajar teknik dasar bola basketnya dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura (thitung = 3,105;p<0,05). Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran observasional Bandura berpengaruh terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket ditinjau dari kemampuan koordinasi mata dan tangan.
The Analysis of School Health Development Index (SDHI) Dharmadi, Made Agus
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JULY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v12i1.4201

Abstract

The grand strategy of the Ministry of Health is the proper functioning of evidence-based health information systems through basic data and indicators. Therefore, this study aims at formulating an analysis of the needs, dimensions and indicators of School Health Development Index (SHDI). The samples included 50 schools for all units of educational levels in Buleleng Regency. The study employed the method of participant observation, documentation studies, interviews and questionnaires. Based on the results and discussion, it can be concluded that 1) Healthy school is a fixed price for every school, 2) The understanding of School Health Index Development (SHDI) of UKS supervising teachers in schools is still lacking, 3) the use of SHDI in every school is very important to measure the level or health status of each school in Buleleng Regency 4), The dimensions of SHDI are a) School policy, b) Work Program, c) Infrastructures, and d) School community behavior, 5) The existence of the SHDI guidebook becomes one of the bases for SHDI achievement.
STUDI ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN KESELAMATAN DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA DAN SMK KABUPATEN BULELENG Agus Dharmadi, Made
JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia) Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.145 KB) | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v2i1.1414

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penggunaan aspek keselamatan dalam pembelajaran penjasorkes, merumuskan dimensi-dimensi panduan keselamatan dan merumuskan draft panduan keselamatan pembelajaran. Penelitian ini adalah merupakan tahap awal penelitian pengembangan berdasarkan analisis kebutuhan melalui studi pustaka, daftar isian dan kuesioner menggali persepsi dan pemahaman guru. Sampel penelitian adalah guru penjasorkes SMA yang ada di kabupaten Buleleng yang berjumlah 15 (12 SMA dan 3 SMK), pengolahan datanya menggunakan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Gambaran aspek keselamatan dalam pembelajaran penjasorkes telah tercermin tercermin pada perencanaan pembelajaran, teknik bantuan, pengelolaan  kelas dan peralatan olahraga, 2) Dimensi- dimensi yang dibutuhkan dalam pembuatan buku panduan keselamatan pembelajaran penjasorkes; lingkungan tempat berolahraga, fasilitas dan peralatan pembelajaran, perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, teknik bantuan, 3) Draft formar isi panduan keselamatan dalam pembelajaran penjasorkes dipandang sebagai hal baru yang harus dipenuhi oleh seluruh sekolah sehingga menjadi acuan/petunjuk praktis dalam melaksanakan pembelajaran penjasorkes yang aman.
PELATIHAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS KARAKTER BAGI GURU PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG Dharmadi, Made Agus
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.931 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v3i1.9152

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan 1) pengetahuan dan pemahaman para guru penjasorkes terhadap model pembelajaran penjasorkes yang berbasis karakter, 2) perasaan dan tindakan yang berkarakter bagi siswa  di sekolah dasar, sekolah menengah pertama  dan  sekolah  menengah  atas  melalui  penerapan pembelajaran  penjasorkes berbasis karakter oleh guru. Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah para guru penjasorkes yang ada di Kecamatan Buleleng yang berjumlah 60 orang, yang dilaksanakan di SD 6 Banjar. Metode yang digunakan adalah metode pelatihan. Dari hasil pelasanaan P2M ini dapat disimpulkan 1) adanya peningkatan  pengetahuan dan pemahaman para guru  penjasorkes terhadap model pembelajaran penjasorkes yang berbasis karakter, 2) perasaan  dan tindakan yang berkarakter dapat terwujud  melalui penerapannya secara berkelanjutan.
School Health Development Index (SHDI) as an Instrument for School Health Development Dharmadi, Made Agus; Agustini, Ni Nyoman Mestri
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v13i2.7519

Abstract

This study is a continuation study (second year); in the first year the dimensions and indicators of SHDI had been identified, and now we continue to develop SHDI instrument to find the school health development index. We used an instrumental development method, consisting of; 1) reviewing the concept, dimensions, and indicators of SHDI from the first year’s results, 2) developing blueprint of the instrument, 3) developing instrument’s draft, 4) instrument validation by experts, 5) revising instrument validation results, 6) practitioner testing (UKS teachers), 7) panel testing of instrument, 8) small group trial, 9) final instrument. The results showed that; 1) based on expert review, 90% of the items in the instrument is relevant, 2) from expert test, the instrument of SHDI was approved to be continued, 3) from the panel test there was a change in weightage and addition of health indicators, 4) the trial results showed that the instrument had a sufficient feasibility, and thus could be used to measure SHDI. In the following year we would measure use the instrument in schools to obtain an picture of health school development in Buleleng District.
The Analysis of School Health Development Index (SDHI) Dharmadi, Made Agus
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v12i1.4201

Abstract

The grand strategy of the Ministry of Health is the proper functioning of evidence-based health information systems through basic data and indicators. Therefore, this study aims at formulating an analysis of the needs, dimensions and indicators of School Health Development Index (SHDI). The samples included 50 schools for all units of educational levels in Buleleng Regency. The study employed the method of participant observation, documentation studies, interviews and questionnaires. Based on the results and discussion, it can be concluded that 1) Healthy school is a fixed price for every school, 2) The understanding of School Health Index Development (SHDI) of UKS supervising teachers in schools is still lacking, 3) the use of SHDI in every school is very important to measure the level or health status of each school in Buleleng Regency 4), The dimensions of SHDI are a) School policy, b) Work Program, c) Infrastructures, and d) School community behavior, 5) The existence of the SHDI guidebook becomes one of the bases for SHDI achievement.
Description of School Health Development Index (SHDI) in Junior High Schools in Buleleng Regency – Bali Dharmadi, Made Agus; Agustini, Ni Nyoman Mestri
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 14, No 3 (2019)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v14i3.12389

Abstract

Synergism in the field of health and education is strongly needed and urgent in order to attain a comprehensive education goal of intelligent and healthy people both physically and mentally according to the mandate of the 1945 Constitution. Based on the observation in Junior High Schools in Buleleng, We found that there were a lack synchronization between vision, missions, and the planned programs in the schools, limited cleaning facilities, and an implicitly lack of healthy lifestyle of the school residents. This research aimed to describe the School Health Development Index (SHDI) at the level of secondary schools in Buleleng Regency in 2017. The sample of the research were obtained from 10 junior high schools/JHS (SMP) in Buleleng Regency. We used a method of quantitative description following observations, documentation studies, and interviews. Based on the result and discussion, we concluded that: 1) SHDI of SMP in Buleleng Regency was categorized as mid-low (0.62), with minimal value of 0.51 and largest value of 0.78. The highest index was obtained by SMP 1 Singaraja and the lowest index was obtained by SMP Bhaktiasa Singaraja, 2) most of the schools did not include healthy value explicitly in the schools’ vision and missions, 3) most of the schools operated limited number of programs on health and did not include written reports on their programs, 4) the condition of facilities and infrastructures were sufficient, there were several schools having no warehouse, and the food products in cafeterias were not controllable yet especially for the unlicensed food products (without BPOM logo), 4)  the school residents’ healthy lifestyle was good enough especially for the teachers and the students.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OBSERVASIONAL BANDURA TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN (STUDI PADA MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA TAHUN AKADEMIK 2009/2010) Dharmadi, Made Agus
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.122 KB) | DOI: 10.23887/jpepi.v1i2.54

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran observasional Bandura terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket ditinjau dari kemampuan koordinasi mata dan tangan mahasiswa semester III jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Rancangan penelitian menggunakan posttest only control group design. Sampel 96 orang, terdiri dari 48 orang kelompok eksperimen dan 48 orang kelompok kontrol yang dipilih secara random. Data dianalisis   menggunakan  analisis   varians   (ANAVA)  dua  jalur  dan  dilanjutkan  dengan  uji  t-Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar bola basket yang signifikan antara model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional (FA = 11,647; p<0,05), dimana hasil belajar teknik dasar bola basket pada mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) adanya interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan koordinasi  mata dan tangan terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket (FAB=60,884;p<0,05), (3) untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar teknik dasar bola basket antara mahasiswa yang belajar melalui model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional, dimana untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan tinggi mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura lebih baik hasil belajar teknik dasar bola basketnya dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional (thitung = 7,292;p<0,05), (4) untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan rendah, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar teknik dasar bola basket antara mahasiswa yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura dengan model pembelajaran konvensional, dimana untuk kelompok berkemampuan koordinasi mata dan tangan rendah  yang mengikuti model pembelajaran konvensional lebih baik  hasil belajar teknik dasar bola basketnya dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran observasional Bandura (thitung = 3,105;p<0,05). Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran observasional Bandura berpengaruh terhadap hasil belajar teknik dasar bola basket ditinjau dari kemampuan koordinasi mata dan tangan.