Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KAPASITAS REKATAN LEMBAR GFRP PADA BALOK LENTUR AKIBAT BEBAN BEBAN BERULANG DAN LINKUNGAN LAUT Arbain Tata; Dewi Sulistyorini; Rudy Djamaluddin
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.5 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan merumuskan model hubungan kapasitas rekatan perkuatan lembaran GFRP pada balok beton bertulang yang dipengaruh air laut dan beban beban berulang. Penelitian dilakukan metode uji laboratorium dengan menggunakan sembilan benda uji balok lentur dengan mutu beton f’c 25 MPa. Satu buah balok lentur beton normal (BN) dengan munggunakan beban beban berulang tanpa rendaman air laut dan perkuatan. Satu balok lentur dengan perkuatan GFRP-S tanpa rendaman air laut. Balok lentur yang lain diperkuat lembaran GFRP direndam dalam kolam yang berisi air laut dengan variasi waktu masing-masing, satu bulan dan tiga bulan serta dibebani beban berulang. Pengujian dilakukan dengan beban beban berulang sinusoidal frekuensi 1,5 Hz hingga gagal. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kapasitas rekatan lembaran GFRP yang dipengaruhi oleh rendaman air laut. Kegagalan balok lentur terjadi pada 1.000.000 siklus untuk balok dengan perkuatan (BF). Model kegagalan yang terjadi pada balok lentur adalah kegagalan lekatan antara beton dengan lembaran GFRP pada pusat beban yang merambat secara perlahan menuju ke tumpuan hingga gagal (debonding). Dapat disimpulkan bahwa kapasitas rekatan yang terjadi dalam tiga bulan terjadi penurunan sebesar 6.78%. Kapasitas rekatan balok beton tersebut dapat didekati dengan persamaan eksponensial, yaitu t y e 0.04 0.121   dimana t adalah fariabel waktu rendaman.
Kapasitas Rekatan GFRP-S pada Balok Beton Akibat Perendaman Air Laut Rudy Djamaluddin; Rita Irmawaty; Robby Kwandou
Jurnal Teknik Sipil Vol 22 No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2015.22.1.3

Abstract

Abstrak. Glass Fiber Reinforced Polymer Sheet (GFRP-S) merupakan material perkuatan struktur yang non-korosif dan telah banyak digunakan untuk beragam jenis konstruksi, baik untuk gedung maupun struktur yang terekspos di lingkungan laut. Sifat non-korosif ini tentunya sangat menguntungkan apabila diterapkan pada konstruksi yang terekspos di lingkungan laut. Oleh karena itu dilakukan studi untuk menganalisis pengaruh air laut terhadap kapasitas rekatan GFRP-S. Benda uji berupa 12 balok beton berukuran 10 cm x 12 cm x 60 cm dengan perkuatanGFRP-S. Tiga balok tidak direndam dalam laut sedangkan tiga balok masing-masing direndam dalam laut selama 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan. Pemeriksaan dilakukan pada beban ultimit, lendutan, regangan GFRP-S dan regangan beton. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan nilai beban ultimit balok dan kapasitas rekatanGFRP-S seiring dengan meningkatnya waktu rendaman. Penurunan kapasitas lentur disebabkan oleh penurunan kapasitas rekatan GFRP-S. Hasil analisis menunjukkan terjadi penurunan kapasitas rekatan GFRP-S sekitar 15% setelah perendaman 6 bulan.Abstract. Glass Fiber Reinforced Polymer Sheet (GFRP-S) is the non-corrosive material used for strengthening and has been widely used for many kinds of structures, such as buildings and structures exposed to marine environment. Its noncorrosive property is suitably purposed for the application of structures exposed to marine environment. Therefore, this study was conducted for analyzing the effect of sea water on bonding capacity of GFRP-S. Specimens were 12 concrete beams of 10 cm x 12 cm x 60 cm strengthened with GFRP-S. Three beams were not submersed in the sea while three beams were each submersed in the sea for 1 month, 3 months and 6 months, respectively. Testing was conducted on the ultimate load, the deflection, the GFRP-S strain and the concrete strain. From this study, it can be concluded that both the ultimate load and the bonding capacity of GFRP-S decreases along with the increasing of submersion period. The flexural capacity was decreased due to the decreasing of the bonding capacity of GFRP-S. The result of analysis indicates that the bonding capacity of GFRP-S decreased about 15% after submersed for 6 months in sea water.
Pengaruh Rendaman Air Laut terhadap Kapasitas Rekatan GFRP-Sheet pada Balok Beton Bertulang Mufti Amir Sultan; Rudy Djamaluddin
Jurnal Teknik Sipil Vol 24 No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2017.24.1.5

Abstract

AbstrakPembangunan struktur beton yang berada di daerah lingkungan ekstrim seperti daerah pantai akan mengakibatkan penurunan kekuatan bahkan mengalami kerusakan apabila tidak diadakan perawatan dan perbaikan, ini diakibatkan adanya klorida yang terdapat pada air laut. Salah satu cara perbaikan struktur yang populer sekarang ini adalah dengan menggunakan material Glass Fiber Reinforced Polymer yang mempunyai salah satu kelebihan yaitu tahan korosi. Pada penelitian ini akan dilakukan studi eksperimental untuk menyelidiki perilaku lentur balok beton bertulang dengan perkuatan GFRP-Sheet yang direndam di air laut dengan lama perendaman 1, 3, 6 dan 12 bulan. Benda uji terdiri dari 11 buah balok bertulang dengan dimensi (15x20x330) cm yang telah diperkuat dengan GFRP-Sheet pada daerah lentur. Benda uji dilakukan pengujian dengan memberi beban statik sampai mencapai kekuatan batas, untuk merekam data-data pada saat pengujian dipasang strain gauge pada permukaan benda uji dan GFRP-Sheet untuk membaca regangan. Hasil analisis menunjukkan terjadi penurunan kapasitas rekatan sekitar 11,04% setelah perendaman 12 bulan.AbstractConstruction of concrete structures that located in extreme environments are such as coastal areas will result in decreased strength or even the damage of the structures. As well know, chloride contained in sea water is responsible for strength reduction or structure failed were hence maintenance and repairs on concrete structure urgently needed. One popular method of structural improvements which under investigation is to use the material Glass Fiber Reinforced Polymer which has one of the advantages such as corrosion resistance. This research will be conducted experimental studies to investigate the flexural behavior of reinforced concrete beams with reinforcement GFRP-Sheet immersed in sea water using immersion time of 1, 3, 6 and 12 months. Test specimen consists of 11 pieces of reinforced beams with dimensions (15x20x330) cm that had been reinforced with GFRPSheet in the area of bending. The test specimen tested by providing a static load until it reaches the power limit, to record data during the test strain gauge mounted on the surface of the specimen and the GFRP-Sheet to collect the strain value. The result of analysis indicates the bonding capacity of GFRP Sheet decreases about 11.04% after immersed for 12 months in sea water.
DEBONDING FAILURE PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN LEMBAR GFRP YANG DIPENGARUHI BEBAN BERULANG DAN RENDAMAN AIR LAUT Arbain Tata; Anthonius Fredirik Raffel; Rudy Djamaluddin
JURNAL SIPIL SAINS Vol 8, No 16 (2018)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.406 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v8i16.870

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis model kegagalan pada balok beton bertulang denganperkuatan lembar GFRP yang dipengaruhibeban berulang dan rendaman air laut. Benda uji yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan mutu beton f’c 25 MPa. Benda uji dengan perkuatan lembaran GFRP direndam dalam kolam yang berisi air laut dengan variasi waktu masing-masing hingga 12 (dua belas) bulan. Pengujian dilakukan dengan beban berulang hingga gagal. Dalam penelitian ini, dibuat benda uji balok dengan panjang tiga meter dan penampang 200 mm x 150 mm. Beton Normal (BN)jenis balok sebagai balok control, Balok beton normal yang telah diperkuat dengan GFRP (BFK) yang masing-masing dibebani dengan monotonic. Balok utamadengan perkuatan(BF) balok beton yang telah diperkuat dengan GFRP direndam dengan air laut dalam kolam perendaman, lalu masing-masing dibebani beban fatik. Pengujian beban fatik diterapkan pada beban minimum 4 kN dan beban maksimum 24 kN. Beban berulang pada balok beton dengan frekuensi 1,5 Hz. Pengujian ini menunjukan balok BN mengalami kegagalan setelah 800.000 sedangkan BF mengalami kegagalan setelah 1.200.000 siklus. Kondisi tersebut menunjukkan terjadi peningkatan umur fatik yang signifikan akibat penguatan GFRP. Terjadi peningkatan kapasitas lentur pada benda uji yang diperkuat GFRP hingga 60% BFterhadapBN.Namun setelah adanya perendaman satu tahun terjadi penurunan kekuatan hingga 2%. Hal ini diindikasikan oleh melemahnya kapasitas rekatan GFRP-S yang dipengaruhi oleh rendaman air laut dan beban fatik.Terindikansi adanya penurunan kapasitas rekatanyang menyebabkan proses debonding pada benda uji dan mempercepat terjadi kegagalan struktur.
Compression Strength Concrete with Pond Ash Lati Berau Tumingan Tumingan; Muhammad Wihardi Tjaronge; Victor Sampebulu; Rudy Djamaluddin
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2017): The 2nd International Conference on Civil Engineering Research (ICCER) 2016
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3658.539 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i1.2202

Abstract

Handling of coal burning waste of thermal power plant in Lati, Berau district, East Kalimantan province, which is recommended by the department of environmental impact management is to dispose the coal ash into pools flowed water so that coal ash did not fly and cause air pollution. As known that coal ash waste is included hazardous and toxic waste, therefore managing it carefully is a necessity. Sediment or heap of coal ash in the sedimentation pond that is flowing with water is called Pond Ash. This study is conducted by utilizing the pond ash as a replacement material in the concrete mix. The effect of the use of pond ash as partial replacement of sand, fine aggregate in the concrete mix, is studied using cylindrical specimen with a diameter of 100 mm and a height of 200 mm. Specimens were made by taking the ratio of the percentage of pond ash of 0%, 5%, 10%, 15% and 20% of the mixture of concrete with the constant water cement ratio 0.49 which is based on the results of normal concrete mix design. The compressive strength test of concrete was conducted at ages 1, 3, 7, 14, 28 and 90 days. The test results of compressive strength of concrete obtained showed an increase in compressive strength in accordance with the addition of pond ash in the mix. The adding of pond ash in the mix affected the increasing in the compressive strength of concrete, and the optimum strength is obtained in the ratio of 17% pond ash, which increased to 26.08 MPa from 25.05 MPa for concrete with and without pond ash mixes respectively, or increased by 4.12%. This increase is not significant and cannot be used as a reference, however, by the results of this study it can be concluded that the pond ash waste can be utilized for the manufacture of concrete as a partial replacement of sand.
MODEL KOEFISIEN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PEMASANGAN BATA RINGAN PADA PERUMAHAN SEDERHANA Yuliandi Abubakar; Shirly Wunas; Wihardy Tjaronge; Rudy Djamaluddin
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSalah satu item yang mempengaruhi produktivitas dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perumahan sederhana, adalah produktivitas pekerjaan pemasangan dinding batu bata ringan. Dalam menentukan indeks atau Koefisien Produktivitas Pekerja  Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinding, kalangan praktisi di Indonesia biasanya mengutip dari buku BOW (Burgerlijke Openbare Werken) Th.1921, atau mengacu ke SNI ABK yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum (PU), yaitu SNI 6897 : 2008 (Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan). Namun untuk Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Ringan, belum tercantum ada dalam SNI ini, sehingga kalangan praktisi masih menggunakan Point. 6.7 s/d 6.15 dari SNI, tentang penetapan indeks pekerjaan : Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal ½ bata. Produktivitas tenaga kerja pekerjaan pemasangan dinding sebetulnya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis bahan, alat yang digunakan, keahlian tenaga kerja, serta bentuk dan letak dinding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien produktivitas tenaga kerja pemasangan dinding menggunakan material batubata ringan pada perumahan sederhana. Selanjutnya angka koefisien pengamatan tersebut akan dibandingkan dengan index atau koefisien pekerjaan pemasangan dinding batu bata yang terdapat di SNI 6897:2008 dan BOW. Dari hasil analisis penelitian ini, didapat  koefisien produktivitas pekerjaan pemasangan 1m2 dinding batu bata ringan pada perumahan sederhana  yaitu: Pekerja = 0,029 OH ; Tukang Batu = 0,059 OH ; Kepala Tukang Batu = 0,059 OH, Mandor =  0 OH, karena dalam sistem pekerjaan borongan rumah sederhana, tugas  mandor dirangkap oleh kepala tukang.
Sosialisasi Aplikasi Teknologi Building Information Modelling (BIM) pada Sektor Konstruksi Indonesia Fakhruddin -; Herman Parung; Muhammad Wihardi Tjaronge; Rudy Djamaluddin; Rita Irmawaty; Andi Arwin Amiruddin; Abdul Rahman Djamaluddin; Tri Harianto; Achmad Bakri Muhiddin; Ardi Arsyad; Sitti Hijraini Nur
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): Aplikasi Teknologi untuk Hidup Masyarakat yang Lebih Baik
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.338 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v2i2.82

Abstract

Building Information Modelling (BIM) adalah sebuah pendekatan untuk desain bangunan, konstruksi, dan manajemen. Software Tekla merupakan revolusi baru dalam bidang rekayasa struktur yang memiliki beberapa keunggulan dibanding program aplikasi lainnya. Tekla Structures merupakan perangkat lunak Building Information Modelling (BIM) yang memungkinkan untuk membuat dan mengelola data secara akurat dan rinci, serta dapat membuat model struktur 3D tanpa melupakan material dan struktur yang kompleks. Penggunaan BIM di Indonesia masih hanya sebatas menjawab persoalan bagaimana mengefisiensikan kebutuhan tenaga kerja, waktu dan uang. Jika kita berkaca pada bagaimana pengaplikasian metode BIM di negara lain, potensi yang dicapai dari pengaplikasian metode BIM di Indonesia masih jauh dari kata maksimal. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengenalkan teknologi aplikasi BIM ini dan mendorong penerapan BIM ini ke seluruh pihak stakeholder sektor konstruksi yang terkait. Maka dari itu, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang Building Information Modelling dan memberikan keterampilan dasar dalam penggunaan aplikasi teknologi BIM dengan software Tekla Structures. Kegiatan ini dilaksanakan di Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin yang dihadiri oleh 35 peserta yang berasal dari kalangan praktisi dan akademisi. Tahapan kegiatan pengabdian meliputi kegiatan sosialiasi ke stakeholder melalui mitra Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan (LPJKP Sul-Sel), pengumpulan data berupa shop drawing, pembuatan modul, pemodelan dan laporan berupa quantity dan gambar kerja.
Flexural Behavior of Normal and Lightweight Concrete Composite Beams Syahrul Syahrul; M. W. Tjaronge; Rudy Djamaluddin; A. A. Amiruddin
Civil Engineering Journal Vol 7, No 3 (2021): March
Publisher : Salehan Institute of Higher Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28991/cej-2021-03091673

Abstract

This paper presents an experimental study of the behavior of Normal Concrete Beams (NCB) and composite beams with lightweight foamed concrete (CB), reinforced with steel bar measuring 2 f 8 mm in the compressive section and 2 D 16 mm in the tensile section, shear steel bar f 8 mm. The sample consisted of two normal concrete beams (NCB) and two composite beams with lightweight foamed concrete (CB). The main variables in this study are the type of concrete, the type of steel bar and the flexural behavior. The beam samples were tested by two-point loading, failure mode and crack width were observed. The results showed that the flexural process of normal concrete blocks (NCB) and composite beams with lightweight foamed concrete (CB) was almost the same. There is no slip failure at the combined interface, the flexural capacity of the composite beam with lightweight foamed concrete can be calculated based on the statics analysis and plane-section assumptions. To calculate the ultimate capacity of a composite beam with lightweight foamed concrete is to convert a section consisting of more than one fc' to an equivalent section consisting of one fc'. Furthermore, it is validated by calculating the theoretical moment capacity and comparing the theoretical moment capacity of the experimental results. The results of the flexural test, composite beam with lightweight foamed concrete (CB) showed ductile deflection behavior, diagonal crack patterns, and low flexural capacity of the beam (NCB). Doi: 10.28991/cej-2021-03091673 Full Text: PDF
PROPERTI MEKANIK TARIK BAJA WIRE O 3.2 MM DAN PC BAR O 7.1 MM SEBAGAI TULANGAN PADA TIANG PANCANG BETON PRATEKAN SPUN PILE Candra Irawan; I Gusti Putu Raka; Faimun Faimun; Rudy Djamaluddin; Priyo Suprobo; Gambiro Soeprapto
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 3 No 1 (2018): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 3 Issue 1, April 2018
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.805 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.031.09

Abstract

Abstrak Paper ini menyajikan properti mekanik tarik baja tulangan wire berdiameter 3.2 mm dan PC bar berdiameter 7.1 mm yang digunakan sebagai tulangan transversal dan longitudinal untuk tiang pancang beton pratekan spun pile. Pembebanan aksial tarik dilakukan menggunakan mesin Universal Testing Machine (UTM). Regangan tarik yang terjadi pada baja tulangan dibaca oleh sensor strain gauge yang ditempel pada bagian sisi luar baja tulangan. Beban tarik dan regangan baja tulangan direkam menggunakan alat data logger. Hasil pengujian tarik ini berupa kurva hubungan antara tegangan dan regangan. Analisis kurva tersebut menghasilkan modulus elastisitas PC bar adalah 230 GPa dan wire dan 220 GPa. PC bar memiliki tegangan leleh 1404 MPa dan tegangan ultimit 1469 MPa. Regangan saat leleh PC bar 0.007 dan regangan ultimitnya 0.023. Sedangkan wire memiliki tegangan ultimit 712 MPa. Nilai elongasi wire dan PC bar adalah 2.0% dan 8.7%. Kata-kata kunci: properti mekanik tarik, PC bar, wire, spun pile. Abstract This paper presents the tensile mechanical properties of the 3.2 mm in diameter of the wire and 7.1 mm in diameter of PC bars used as transverse and longitudinal reinforcement for prestressed spun piles. The axial tensile loading is carried out on using Universal Testing Machine (UTM) machine. The tensile strain was occurring in the reinforcing steel read by the strain gauge sensor attached to the outer side of the reinforcing steel. The tensile load and reinforcement steel strain are recorded using the data logger. The result of this tensile test is a curve of the stress and strain relationship. The elastic modulus of PC bar and the wire is 229577 MPa and 219774 MPa. The yield and ultimate stress of the PC bar are 1404 MPa and 1469 MPa. The yield and ultimate strain are 0.007 and 0.023, respectively. Wire 3.2 mm has a 712 MPa ultimate stress. The value of wire and PC bar elongation is 2.0% and 8.7%, respectively. Keywords: tensile mechanical property, PC bar, wire, spun pile.
Effect of Reinforcement of Hybrid Layer FRP (GFRP and CFRP) on Bending Behavior of Reinforced Concrete Beams Jasman; Rudy Djamaluddin; Rita Irmawaty; A. Arwin Amiruddin
Nusantara Science and Technology Proceedings 2nd Basic and Applied Science Conference (BASC) 2022
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2022.2508

Abstract

FRP (Fiber Reinforced Polymer), such as glass fiber or GFRP (glass fiber reinforced polymer) and carbon fiber or CFRP (carbon fiber reinforced polymer), are environmentally friendly materials that can be added to structural materials. This material has a high level of flexibility and resistance, corrosion resistance, and elasticity, with low installation costs, so it has the potential as a building material, especially in earthquake-resistant areas. This study aims to determine the flexural capacity of standard reinforced concrete beams with hybrid FRP layer reinforcement (GRFP-s and CFRP-s) using various glass fiber and carbon fiber concentrations. The research was designed by designing loads and beams for the flexural capacity of reinforced concrete beams using FRP Hybrid layers (GFRP-s and CFRP-s). Six specimens of reinforced concrete beams were made with 2 specimens, namely BN (standard beams without using U-wrap and FRP) and BGC (beams using 2 layers of FRP reinforcement, namely GFRP-s and CFRP-s using U- wrap GFRP- s). Load cell readings for beam testing are carried out every 1 kN loading. Three LVDT (Linear Variable Displacement Transducers) are installed at the bottom of the beam to record the deflection in the beam. Installation of Strain Gauge (SG) to measure the beam's pressure and (deformation or strain). The test was carried out on a frame made of steel profiles designed with simple bearings (roll-joints) to test the flexural strength of the beam with a beam length of 3300 mm and a rectangular cross- section with dimensions of 150 x 200 mm. The results showed that the addition of FRP with 100% GRFP and 75% CFRP had optimum stress with a significant strain value, so it was perfect for flexural reinforcement of reinforced concrete.