Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Efektivitas Edu-Anemia dalam Peningkatan Pengetahuan dan Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Fe di Pontianak Alfi Syahrina; Jurianto Gambir; Yanuarti Petrika
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.801 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v3i2.698

Abstract

Teknologi yang semakin canggih di era modern saat ini membuat manusia sangat tergantung pada handphone berbasis smartphone, hingga seluruh kegiatan banyak diselesaikan melalui smartphone. Memanfaatkan hal itu, Aplikasi Edu-Anemia memberikan pesan otomatis meliputi hal hal yang berkaitan dengan anemia. Informasi tersebut akan muncul setiap pagi hari dengan isi pesan yang berbeda selama 14 hari, dan akan berulang sebanyak 6 kali terhitung sejak penelitian dimulai. Selain itu dilengkapi juga dengan kolom kepatuhan minum tablet tambah darah, pesan pengingat minum tablet Fe pada malam hari, serta soal-soal pendeteksi anemia. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental, dengan  melihat efek dari penggunaan aplikasi Edu-Anemia dan leaflet serta kartu kontrol konsumsi tablet Fe yang disediakan oleh Puskesmas Telaga Biru dalam kelompok yang berbeda terhadap peningkatan pengetahuan serta kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe pada remaja putri, yang diuji menggunakan metode uji sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Penelitian dilakukan selama 90 hari dengan sampel sebanyak  30 sampel dalam setiap kelompok. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dari penggunaan aplikasi Edu-Anemia terhadap pengetahuan dan kepatuhan remaja dalam mengonsumsi tablet Fe (p = 0.00). Perlu penelitian lebih lanjut mengenai inovasi pencatatan minum tablet Fe, dan adanya ide kreatif meningkatkan kedisiplinan remaja dalam mengonsumsi tablet Fe.
Konseling Kelompok untuk Perbaikan Status Gizi pada Balita Gizi Kurang Usia 6- 59 Bulan di UPT Puskesmas Kampung dalam Kota Pontianak Iman Jaladri; Feny Febriani; Martinus Ginting; Suaebah Suaebah; Jurianto Gambir; Sudarto Sudarto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.679 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i3.6521

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi pada balita erat kaitanya dengan kualitas sumber daya manusia. Mengatasi masalah stunting perlu cara dan pendekatan yang komprehensip. Penelitian ini ingin membantu mengatasi stunting dengan cara konseling kelompok. Telah dilakukan konseling kelompok pada anak stunting yang diberi makanan tambahan. Metode yang dilakukan adalah pre and post design without control. Sampel dalam penelitian ini adalah balita stunting yang berada di wilayah Puskesmas Kampung Dalam, Pontianak. Penelitian dilakukan selama tiga bulan, dengan 4 kali pengukuran antropometri dan 2 kali pengukuran food recall. Hasilnya adalah ada peningkatan status gizi dan peningkatan asupan energi dan protein.
FORMULASI BISKUIT LAKTOGENIK BERBASIS PANGAN LOKAL TEPUNG TALAS (Colocasia Esulenta L. Schott) DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus Androgynus L. Merr) SEBAGAI ALTERNATIF PMT IBU MENYUSUI Mulyanita; Ayu Rafiony; Ismi Trihardiani; Dedi Satria; Jurianto Gambir
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 1 (2025): January
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i1.9016

Abstract

The study explores the potential of utilizing talas tuber flour (Colocasia Esculenta L. Schott) and katuk leaf flour (Sauropus androgynus L. Merr) in biscuit production to enhance nutritional value and promote lactation in breastfeeding mothers. Talas, rich in complex carbohydrates, fiber, minerals, and vitamins, and katuk leaves, high in protein, vitamins A and C, iron, and lactogenic active substances, were used to develop biscuits in three different formulations: F1 (95%: 5%), F2 (90%: 10%), and F3 (85%: 15%). The organoleptic test identified F1 as the best formulation, and proximate analysis showed that F1 contained 6.14% moisture, 2.52% ash, 27.04% fat, 8.59% protein, 50.3% carbohydrates, and 6.70% crude fiber. The biscuits also contained 0.209% phosphorus, 80.4 mg/kg iron (Fe), and 142 mg/kg calcium (Ca). These findings suggest that biscuits made from talas tuber and katuk leaf flour can be a valuable nutritional supplement, potentially aiding in the improvement of breast milk production.
LOMBA KREASI DIVERSIFIKASI OLAHAN PAKIS (Sthenochlaena Palustris) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PENCEGAHAN STUNTING DI TINGKAT RUMAH TANGGA: CREATION COMPETITION FOR DIVERSIFICATION OF PROCESSED FERNS (Sthenochlaena Palustris) AS AN ANTIOXIDANT FOR STUNTING PREVENTION AT THE HOUSEHOLD LEVEL Gambir, Jurianto; Jaladri, Iman; Mulyanita, Mulyanita; Indah Puspasari, Risa
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i2.1873

Abstract

Pakis (S. palustris) sering dianggap sebagai tanaman hutan dan hama pertanian, padahal merupakan sumber antioksidan yang potensial dan mudah ditemukan di Kalimantan Barat. Untuk mengatasi stunting, perlu keseimbangan radikal bebas dalam tubuh, yang bisa dibantu oleh antioksidan. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertujuan mengedukasi masyarakat mengenai manfaat pakis sebagai sumber antioksidan, yang dapat diolah menjadi berbagai produk pangan untuk diversifikasi makanan dan meningkatkan nilai ekonomis pakis.Kegiatan dimulai dengan pemaparan kandungan gizi, senyawa kimia, dan manfaat pakis untuk kesehatan. Tim pengabdi juga menggali kreativitas ibu-ibu dalam mengolah pakis menjadi produk menarik yang bernilai jual. Tiga jenis olahan pakis dipersiapkan dan diuji cita rasanya oleh kader dan ibu PKK sebagai panelis. Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian hedonik yang mencakup rasa, warna, aroma, tekstur, kreativitas, dan kelayakan jual. Hasil kegiatan menunjukkan 20 jenis olahan pakis yang dikreasikan oleh kader dan ibu PKK, dengan 10 di antaranya dinilai sangat baik dan berpotensi dijual. Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat dan diharapkan dapat diulang di masa depan. Disarankan untuk melakukan pendampingan bagi ibu-ibu agar produk yang dihasilkan bisa dijadikan oleh-oleh khas desa dan mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Karakteristik Kejadian Stunting pada Suku Serawai Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu Yuliantini, Emy; Kamsiah, Kamsiah; Dwinata, Vina; Susanti, Nila; Gambir, Jurianto
Jurnal Sains Kesehatan Vol 32, No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.32.1.134-141

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia. Di Indonesia, prevalensi  stunting pada balita masih tinggi, termasuk di Provinsi Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kejadian stunting pada balita suku Serawai di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.. Pnelitian enggunakan pendekatan deskriptif analitik kuanlitatif dengan desain cross-sectional. Sampel  penelitian melibatkan 65 ibu balita sebagai responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi buku KMS, lalu dianalisis secara univariat dan bivariate  dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia balita 24 bulan memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting (OR=1,29), dan balita dari suku Jawa memiliki kemungkinan 2,23 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan balita dari suku Serawai. Meskipun jenis kelamin dan riwayat penyakit menunjukkan hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan relatif lemah. Pangan lokal, jika dimanfaatkan dengan optimal dan disesuaikan dengan budaya setempat, dapat menjadi pendekatan efektif dalam mencegah dan mengatasi stunting. Oleh karena itu, intervensi  dengan pendekatan budaya dapat dirancang untuk intervensi gizi yang sensitif terhadap konteks budaya masing-masing suku agar lebih mudah diterima masyarakat.Kata Kunci: balita, Bengkulu, karakteristik, stunting, status gizi, suku Serawai
DAYA TERIMA, KADAR AIR DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH DAUN SIRSAK (Annona Muricata L) DENGAN PENAMBAHAN DAUN JERUK NIPIS Agusta, Mila; Jonni Syah R Purba; Gambir, Jurianto
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 2 No. 3 (2025): Media Gizi Khatulistiwa Edisi September 2025
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teh adalah jenis minuman yang memiliki khasiat bagi tubuh dan dapat dinikmati dengan penyeduhan. Bahan teh dapat  berasal dari daun sirsak yang mengandung senyawa flavonoid, kumarin alkaloid, kalsium fosfor, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C. Air rebusan daun sirsak yang diolah secara tradisional telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal, penambahan daun jeruk nipis diharapkan akan semakin memperkaya cita rasa dari minuman teh celup herbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima (kadar air dan aktivitas antioksidan) teh daun sirsak (Annona Muricata.L) dengan penambahan daun jeruk nipis (Citrus  Aurantifolia). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen adapun perlakuan yang diberikan yaitu penambahan daun sirsak dan daun jeruk nipis sebanyak P1 (75% : 25%), P2 (85% : 15%), dan P3 (95% + 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap daun sirsak dan daun jeruk nipis dengan konsentrasi yang berbeda terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur teh celup herbal. Teh daun sirsak yang paling disukai panelis terdapat pada perlakuan P2 dengan konsentrasi daun sirsak 85% daun jeruk nipis 15% dan hasil analisis kadar air teh daun sirsak tertinggi yaitu sebesar 9,91% pada perlakuan P1, dan hasil aktivitas antioksidan teh daun sirsak tertinggi yaitu sebesar 31,31% pada perlakuan P2.
PENGARUH KEGIATAN KELAS BALITA GIZI KURANG TERHADAPPENGETAHUAN GIZI IBU, POLA MAKAN DAN BERAT BADANBALITA DI DESA SUNGAI KELAMBU Monica, Astri; Rafiony, Ayu; Gambir, Jurianto
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 2 No. 3 (2025): Media Gizi Khatulistiwa Edisi September 2025
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kekurangan gizi pada anak dapat menimbulkan dampak   seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan terhadap penyakit, menurunnya tingkat kecerdasan, terganggunya mental anak, jika ini tidak diatasi maka kekurangan gizi yang serius dapat menyebabkan kematian anak. Upaya preventif yang dilakukan terhadap balita underwaight adalah dengan kegiatan edukasi   kelas balita gizi kurang sebagai pendidikan gizi dan kesehatan untuk ibu balita.   Tujuan : untuk mengetahui pengaruh kegiatan kelas balita gizi kurang terhadap pengetahuan gizi ibu, pola makan dan berat badan balita di desa Sungai Kelambu wilayah kerja Puskesmas Sei Kelambu. Metode : dengan pre-eksperimen one group pre-test and post-test. Jumlah sampel 27 balita gizi kurang usia 6-59   bulan. Hasil penelitian : rata-rata skor pengetahuan gizi ibu sebelum diberikan   edukasi adalah 11,78 dan setelah diberikan edukasi meningkat menjadi 17,22.   Rata-rata skor pola makan balita sebelum edukasi adalah 34,00 meningkat   menjadi 38,41 setelah edukasi..  Berat  badan balita juga menunjukkan   peningkatan dengan rata-rata sebelum edukasi adalah 8,87 kg meningkat   menjadi 9,08 kg. Kesimpulan : ada pengaruh kegiatan kelas balita gizi kurang   terhadap pengetahuan gizi ibu, pola makan dan berat badan balita di Desa Sungai   Kelambu