Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Respon Panelis dan Karakteristik Kimia Terhadap Dodol yang Disubtitusi dari Pisang Raja (Musa Sapientum L) Hamka; Lisa Mayanti; Marwati; Eva Nurmarini; Heriad Daud Salusu; Husmul Beze; Yulianto; Muhammad Yamin
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.367 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1242

Abstract

Buah pisang merupakan salah satu buah yang mudah sekali mengalami perubahan fisiologis, kimia dan fisik bila tidak ditangani secara tepat dan bernilai ekonomi rendah. Untuk itu diperlukan adanya pengolahan sehingga olahan pisang ini menjadi produk-produk variatif yang bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya adalah pemanfaatan pisang sebagai bahan baku untuk pembuatan dodol. Pembuatan dodol pisang diharapkan akan memberikan nilai tambah, nilai gizi yang lebih baik dan sekaligus menjadi keanekaragaman olahan pisang. Dalam penelitian pembuatan dodol pisang ini menggunakan bahan baku pisang raja. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon panelis dan kandungan kimia (kadar air, kadar abu, kadar lemak, padatan terlarut) terhadap dodol pisang raja. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 Perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu menggunakan perlakuan pisang raja 0 g dan tepung ketan 500g, pisang raja 150g dan tepung ketan 350g, pisang raja 250g dan tepung ketan 250g, pisang raja 350g dan tepung ketan 150g. Hasil penelitian ini didapatkan kandungan kimia untuk kadar air terendah yaitu sebesar 5,71%, kadar abu tertinggi 1,39%, kadar lemak tertinggi 4,94% dan padatan terlarut tertinggi 8.33obrix untuk perlakuan pisang raja 350g dengan tepung ketan 150g. Sementara untuk uji organoleptic menunjukkan tingkat kesukaan panelis dari segi warna bernilai 3,77, aroma 3,71, rasa 3,84, dan tekstur 3,77 yang semuanya berkategori suka untuk perlakuan pisang raja 250g dengan penambahan tepung ketan 250g.
Karakteristik Organoleptik dan Sifat Kimia Fruit Leather Nanas (Ananas comosus L. Merr) dengan Penambahan Karagenan dan Gelatin sebagai Gelling Agent hamka nurkaya
Buletin Loupe Vol 16 No 02 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.49 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i02.67

Abstract

Di Kalimantan Timur, buah nanas sangat berlimpah namun masyarakat setempat belum memanfaatkannya sebagai olahan yang berkualitas tinggi padahal buah nanas sangat berpotensi untuk diolah menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi seperti halnya dalam diversifikasi pangan, salah satunya adalah dengan pengolahan fruit leather. Dalam pengolahan fruit leather sering terjadi beberapa kendala, salah satunya adalah plastisitas yang kurang baik. Oleh karena itu untuk memenuhi kriteria tersebut diperlukan penambahan bahan pengikat yang dapat memperbaiki plastisitas dari fruit leather dengan menggunakan bahan karagenan dan gelatin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Faktor tunggal dalam penelitian ini adalah perbandingan antara karagenan dan gelatin. Dimana perlakuan adalah P1 (1g:0g), P2 (0,75g:0,25g), P3 (0,50g:0,50g), P4 (0,25g:0,75g), dan P5 (0g:1g) untuk setiap 100 gram bahan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf α 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh perbandingan penambahan antara karagenan dan gelatin berpengaruh nyata terhadap organoleptik untuk warna dan rasa, namun berpengaruh tidak nyata terhadap organoleptik untuk aroma dan tekstur serta berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat dan vitamin C. Penambahan terbaik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa terdapat pada perbandingan (100:0). Perbandingan ini memiliki kadar air 9,44%, kadar abu 2,88%, kadar serat 1,98%, dan vitamin C 15,51 mg.
Sifat Kimia dan Organoleptik Permen Jelly Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) dengan Penambahan Karagenan sebagai Gelling Agent hamka nurkaya
Buletin Loupe Vol 16 No 01 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.756 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i01.69

Abstract

ABSTRACT Dragon fruit is an Indonesian agricultural commodity that contains many essential nutrients for the body. Dragon fruit is known to reduce cholesterol and balance blood sugar levels in the body. Unfortunately, dragon fruit is easily damaged. In addition, dragon fruit also often experiences price declines especially when the amount of harvest is abundant. Therefore, efforts are needed to process dragon fruit into processed products of high economic value; one example is to process them into jelly candies. In this research, jelly candies were made from dragon fruit by using carrageenan as a gelling agent. This study aims to determine the chemical properties and the level of preference of panelists on dragon fruit jelly candy with the addition of carrageenan at different concentrations. The experimental design used in this study is a completely randomized design with 1 treatment factor, namely the difference in carrageenan concentration (3%, 5%, and 7%). The results showed that the water content of dragon fruit jelly candy at all levels of carrageenan concentration had fulfilled SNI-3547-2-2008 with an average value ranging from 4.78 to 6.61% (maximum water content according to SNI was 20%). And the ash content required by SNI-3547-2-2008 for jelly candy is 3% according to the treatment of adding 3% carrageenan with a value of 2.91%. The organoleptic test showed that the best treatment that panelists prefer is the treatment with the addition of 3% carrageenan with an average value of aroma 3.33 (somewhat like), color 3.60 (like), taste 3.53 (like) and texture 3.45 (somewhat like).
Uji Aktivitas Selulase Bakteri Selulotik Yang Berasal Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Hamka Nurkaya
Buletin Loupe Vol 13 No 01 (2016): Edisi April 2016
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.964 KB)

Abstract

Selulosa merupakan komponen penyusun utama dari fotosintesis di dalam biomassa tanaman yang terdiri dari bahan berserat dan berkayu seperti jerami, rumput liar (tanaman pengganggu), rumput, daun-daunan, batang dan ranting tanaman. Selulosa di alam jarang terdapat dalam bentuk murni tetapi bersama-sama dengan lignin dan hemiselulosa. Selulosa dapat didegradasi oleh organisme spesifik diantaranya bakteri, fungi, actinomycetes dan hewan tingkat rendah (serangga). Pada penelitian ini bakteri diisolasi dari tandan kosong kelapa sawit dan diinokulasi menggunakan sumber karbon yakni Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan diperkaya dengan garam mineral. Ada 9 (sembilan) isolat bakteri yang diisolasi dan telah diidentifikasi dengan metode pengecatan Gram dan koloni morfologi sel bakteri. Dua (2) isolat bakteri menunjukan aktivitas selulase yang ditandai terdapatnya zona bening dipermukaan CMC agar menggunakan larutan congo red (1% (v/v) dan penghilangan warna dengan sodium hidroksida (NaOH). 1M. Selanjutnya 1 (satu) isolat bakteri yang terbaik dipilih yaitu isolat bakteri Bac. 2.3 untuk dilanjutkan dalam penentuan aktivitas selulase dan gula reduksi. Hasil penelitian didapatkan bahwa isolat bakteri Bac. 2.3 menghasilkan aktivitas selulase dan gula reduksi sebesar 15.79 units/mL dan 1.42 mg/mL pada inkubasi waktu selama 36 jam.
Pengaruh Lama Perendaman Dan Perbedaan Metode Pengeringan Pada Pembuatan Tepung Ampas Kelapa (Cocos Nucifera L.) Hamka Nurkaya
Buletin Loupe Vol 14 No 02 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.704 KB)

Abstract

The growth of coconut processing industry has increased the number of cocounut waste such as coconut flesh which is normally thrown away or sold as animal feed at a very low price. Production of coconut pulp flour is one way to enhance the economical value of coconut waste. The aim of this research was to find the moisture content and panelists’ preferences on coconut pulp flour obtained through two methods i.e, oven drying and sunlight drying. Soaking is an important phase in producing coconut pulp flour. In this research the effect of soaking time in of 0 hour, 1 hour, 2 hour2, and 3 hours were observed. The finding shows that 3 hour soaking and oven drying resulted in the best moisture content of 4.33%. Meanwhile, the 2 hour soaking and oven drying resulted in the highest organoleptic score for colour, aroma, and texture of 4.65, 4.23, and 4.20 respectively.
Sifat Kimia dan Organoleptik Minuman Fungsional yang Terbuat dari Bunga Telang (Clitoria ternatea) dan Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dengan Perbandingan yang Berbeda hamka nurkaya
Jurnal Loupe Vol 18 No 02 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v18i02.1998

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea) di beberapa tempat di Indonesia saat ini semakin populer sebagai bunga yang memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Minuman bunga telang atau dalam bentuk lain semakin mudah dijumpai di beberapa tempat. Bunga telang banyak ditemukan dalam bentuk segar ataupun kering, kini relatif semakin ramai diperjualbelikan. Namun dalam penyajian sebagi minuman fungsional bunga telang tidak memiliki rasa dan juga aroma sehingga perlu ditambahkan bahan lain seperti jahe merah. Penelitian ini dimulai dari persiapan bahan yang akan digunakan yaitu bunga telang kering dengan jahe merah yang sudah diolah menjadi bubuk bunga telang dan bubuk jahe merah. Selanjutnya pencampuran bahan bubuk bunga telang dan bubuk jahe merah kemudian dikemas. Penelitian ini menggunakan perhitungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbandingan bubuk bunga telang dan bubuk jahe merah yang berbeda yang terdiri dari 4 perlakuan, yaitu P1=100%:0%, P2=75%:25%, P3=50%:50%, P4=75%:25%. Parameter yang yang diamati adalah kadar air, kadar abu, antioksidan dan tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, dan rasa pada minuman fungsional bunga telang dengan penambahan bubuk jahe merah. Adapun hasil uji sifat kimia berupa kadar air didapatkan hasil terendah pada minuman fungsional yaitu pada perbandingan komposisi bunga telang 25% dengan penambahan bubuk jahe merah 75% (P4) sebesar 10.66%. Hasil kadar abu tertinggi pada perlakuan P4 yaitu sebesar 5.78%. Sementara pada perlakuan P4 juga menunjukkan hasil tertinggi aktivitas antioksidan dengan Nilai IC50 sebesar 44.97 ppm. Hasil uji organoleptik yang memiliki nilai tertinggi dari tingkat kesukaan panelis adalah perlakuan P4 dengan nilai dan kategori yaitu warna 3,74 (suka), Aroma 3,63 (suka) dan Rasa 3,39 (suka).
PENGENALAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITAS PERKEBUNAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR: Introduction To Plantation Commodity Processing Technology For Senior High School Students In Samarinda, East Kalimantan M. Atta Bary; Edi Wibowo Kurniawan; Rudito Rudito; Andi Lisnawati; Ahmad Zamroni; Mujibu Rahman; Muh. Yamin; Elisa Ginsel Popang; Anis Syauqi; Netty Maria Naibaho; Hamka Hamka; Farida Aryani; Mika Debora Br Barus; Adnan Putra Pratama; Dody Purwanto; Supriono Supriono; Yuliana Sabarina Lewar; Silvia Darmans; Rindawati Rindawati
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/mestaka.v2i5.154

Abstract

Higher education has a noble task, namely disseminating science and technology and cultural arts to all citizens with personal and institutional references to the principles of scientific methodology. Community capabilities need to be developed from various social strata by conveying the Tri Dharma of Higher Education, which is the main task of lecturers, this is a form of effort from universities to accelerate competitiveness to encourage the realization of government programs in national development. This community service activity is in collaboration with partners, namely high school and vocational schools (SMA / K) in Samarinda. The target of this program is to introduce and disseminate laboratory-based processing of plantation commodities at the Samarinda State Agricultural Polytechnic (PPNS) campus. From the results of observations in the field, there are still many high school / vocational students in Samarinda who are still not familiar with the processing technology of plantation commodities and the processing process and analysis techniques. The method of this activity is the delivery of material directly (lectures), discussion and deepening of the material by means of questions and answers, as well as simulation of laboratory-scale plantation commodity processing technology. The result of the implementation of this service is an increase in students' knowledge regarding plantation commodity processing technology and the students involved in this activity are able to master plantation commodity processing technology.
Crystal Palm Sugar Yield Optimization and Its Chemical and Sensory Characteristics Marwati; Irma Febriandini; Krishna Purnawan Candra; Yuliani; Hamka Nurkaya
Food Science and Technology Journal (Foodscitech) Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/fst.v6i2.6095

Abstract

Crystal palm sugar (CPS) is crystal brown sugar produced from palm tree sap. The quality of CPS depends on the quality/freshness of the sap, while the sap quality depends on the tapping method and its freshness. This study aimed to determine the appropriate sap tapping time of Arenga palm (Arenga pinnata) for raw material in CPS processing. The sap tapping time was carried out at 3, 6, 9, and 12 hours, each with four replications. Sap tapping was done by adding five grams of sodium bicarbonate into the sap container. Parameters observed were sap pH, yield, chemical properties (moisture content, ash content, and reducing sugar content), and sensory properties (color, aroma, texture, and taste) of the CPS. The data were processed by ANOVA and polynomial regression. The results showed that sap tapping time significantly affected (p<0.05) the sap pH and reducing-sugar content of CPS, but not (p>0.05) the yield, water content, ash content, and sensory response of CPS. However, using quadratic polynomial regression shows that CPS yield is optimum by processing the palm sap at about seven hours of tapping time, i.e., 14.56% and 12.47% for coarse and fine CPS, respectively. The sap pH obtained from the seven hours of tapping time was 6.8-7.1. The CPS has a reducing sugar content of 26.94% and overall hedonic characteristics of moderately like. The hedonic quality characteristics of the CPS are typical palm sugar for aroma, slightly brown for color, slightly hard for texture, and sweet for taste.
Studi Pembuatan Briket Sekam Padi dengan Penambahan Tepung Sagu sebagai Perekat pada Konsentrasi yang Berbeda: Study of Making Rice Husk Briquette with the Addition of Sago Flour as Adhesive at Different Concentrations Tehenasokhi Ziliwu; Andi Lisnawati; Farida Aryani; Hamka
Jurnal Loupe Vol 19 No 02 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Jurusan Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v19i02.2939

Abstract

Potensi Indonesia dalam pemanfaatan energi baru terbarukan cukup besar yang salah satunya bersumber dari Biomassa yang bahan bakunya mudah didapatkan dan ketersediaannya cukup melimpah, salah satunya adalah Sekam padi. Pembuatan briket umumnya memerlukan penambahan bahan perekat untuk meningkatkan sifat fisik dari briket. Adanya penambahan kadar perekat yang sesuai pada pembuatan briket akan meningkatkan kualitas briket tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan perekat tepung sagu dengan kosentrasi yang berbeda yaitu 10%, 15% dan 20%. Hasil Penelitian menunjukkan kadar air adalah P1=5,85%, P2 = 6,01% P3= 6,63%, kadar abu P1=24,35%, P2=21,27%, P3=17,73% dan rata-rata laju pembakaran adalah P1=0,0056 g/detik, P2=0,0051 g/detik, P3=0,0049 g/detik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar air pada briket yang dihasilkan telah memenuhi SNI, sedangkan kadar abu pada briket belum memenuhi SNI dan untuk laju pembakaran kualitas yang terbaik terdapat pada perlakuan P3 yaitu 0,0049 g/detik.
Pembuatan Kopi Tiwai untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kota Samarinda Elisa Ginsel Popang; Netty Maria Naibaho; Mika Debora Br Barus; Edy Wibowo Kurniawan; Andi Lisnawati; Mujibu Rahman; Muh Yamin; Anis Syauqi; Hamka Hamka; Farida Aryani; Ahmad Zamroni; Rudito Rudito; M. Atta Bary; Rahma Yanti; Adnan Putra Pratama
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i1.4034

Abstract

Kopi merupakan salah satu minuman kaya manfaat bagi tubuh yang mengandung antioksidan sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit. Bawang tiwai merupakan salah satu tanaman tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat Kalimantan yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Sungai Pinang Dalam RT 81, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana manfaat dari bawang tiwai dengan mengolahnya menjadi minuman kopi tiwai sekaligus menyampaikan prospek peluang usaha dari pembuatan kopi tiwai. Metode dilakukan dengan tahapan observasi awal, koordinasi mitra, pelaksanaan program dalam bentuk sosialisasi dan demonstrasi, dan evaluasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini masyarakat mampu memahami proses pembuatan kopi tiwai mulai dari tahap pembuatan bubuk tiwai meliputi sortasi umbi, pengecilan ukuran, pengeringan, penyangraian, penggilingan dan pengayakan. Masyarakat juga memahami proses pembuatan bubuk kopi yang meliputi sortasi, penyangraian, penggilingan, pengayakan, dan terakhir masyarakat mampu membuat kopi tiwai meliputi pencampuran bubuk tiwai dan kopi serta pencampuran dan pengemasan dalam kantong kopi. Pengemasan dengan menggunakan kantong teh agar proses penyeduhan menjadi lebih praktis dan memperkenalkan penyajian kopi dengan gaya baru. Masyarakat dapat membuat sendiri untuk dikonsumsi secara pribadi dan menjadi peluang untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai jual atau komersial.