Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Sipil

PENGARUH KONFIGURASI SENGKANG TERHADAP KEKAKUAN KOLOM YANG DIBEBANI GAYA GESER DAN AKSIAL TEKAN 0,4 P0 Taufiq Saidi; Rudiansyah Putra; Munawir Munawir
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This paper report column experimental that loaded by axial constant and shear force. Axial constant load is 459,2 kN equal 0,4 Po; where Po is axial nominal capacity of reinforced column with size is 200 x 200 mm2, concrete compression strength (f’c) = 24 MPa, using 12 bars longitudinal steel D 11,6 (fy= 356,5 MPa) and shear ties from plain bar 5,6 mm with fy = 611,3 MPa. This research test applied to four experimental column, that shear reinforcement varied to: normal stirup, S0 ( ); three arm rein- forcement, S1 (    ); crosties, S2 (    ) and diamond, S3 (    ). Experimental column length is L= 580 mm with end- end of column condition is assumed as fix- hinge (k= 1,52). When tested, the botton end rigidly to strong floor and on the top end is given bearing that is connected to the load cell so that the vertical compressive axial load given perpendicular to the contact area on the top surface of the column. Bearing acts as roller which does not restrain the upper end of the column to move when lateral loads are given from the horizontal load cell. The process begins with given axial load through the vertical load cell to achieve a constant axial load and continue with shear force of horizontal load cell which given slowly through the column specimen was destroyed. The results showed that the addition of extra crossties rein- forcement increase stiffness of column.Based on calculations of experimental datas of the column deflec- tion stiffness that occurs when a given column shear load was V = 90 kN obtained relative stiffness ratio of column values to the whole cross-section (EI0) amounted to 0.783; 0.905; 0.896 and 0.869 respectively for columns with normal stirrup (S0), cross bar three arms (S1), crosties (S2) and diamond (S3).Keywords : reinforced concrete columns,supplemental ties, axial compression, shear force, column rigidity index.Abstrak: Makalah ini memaparkan hasil penelitian kolom beton bertulang yang dibebani aksial tekan konstan dan gaya geser. Besarnya beban aksial konstan adalah 459,2 kN atau setara 0,4 Po; dimana Po merupakan kapasitas nominal aksial kolom beton bertulang berdimensi 200 x 200 mm2 dengan mutu beton (f’c) = 24 MPa, menggunakan tulangan longitudinal 12 D 11,6 (fy= 356,5 MPa) dan tulangan sengkang berdiameter 5,6 mm dengan fy = 611,3 MPa. Penelitian ini diaplikasikan pada empat benda uji kolom yang divariasikan konfigurasi sengkangnya berupa: sengkang normal, S0 (    ); sengkang tiga lengan, S1 (    ); sengkang crosties, S2 (    ) dan sengkang diamond, S3 (    ). Panjang kolom yang diteliti adalah L= 580 mm dengan kondisi ujung- ujung kolom secara teoritis diasumsikan berupa jepit- rol (k= 1,52). Saat dilakukan pengujian, bagian ujung bawah kolom tertumpu secara kaku dan ujung atasnya dipasangkan bearing pemberi beban yang terhubung secara langsung dengan load cell vertikal sehingga beban aksial tekan yang diberikan tegak lurus terhadap bidang kontak pada permukaan atas kolom. Bearing pemberi beban berperilaku sebagai tumpuan rol yang tidak menghambat ujung atas kolom untuk berdefleksi pada saat dibebani beban lateral yang disalurkan melalui load cell horizontal. Proses pem- bebanan diawali dengan pembebanan aksial yang diberikan melalui load cell vertikal sampai tercapai beban aksial konstan rencana dan diteruskan dengan pembebanan gerer dari gaya dorong load cell horizontal yang diberikan secara perlahan sampai dengan benda uji kolom mengalami kehancuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tulangan sengkang ekstra mampu meningkatkan kekakuan kolom. Berdasarkan hasil perhitungan kekakuan kolom berdasarkan data defleksi yang terjadi saat beban geser kolom yang diberikan sebesar V= 90 kN diperoleh rasio nilai kekakuan relatif kolom terhadap penampang utuh (EI0) sebesar 0,783; 0,905; 0,896 dan 0,869 berturut-turut untuk kolom dengan tulangan sengkang normal (S0), sengkang tiga lengan (S1), sengkang crosties (S2) dan sengkang diamond (S3).Kata kunci : kolom beton bertulang, sengkang ekstra, beban tekan aksial, gaya geser, nilai kekauan kolom.
APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MEMPREDIKSI PERILAKU LENTUR PROFIL KANAL (C) FEROSEMEN Mochammad Afifuddin; Rudiansyah Putra; Andika Akbar
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 2, No 2 (2013): Volume 2, Nomor 2, januari 2013
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Objective of this study to predict the flexural behavior of channel profiles (C) Ferosemen by using Artificial Neural Network (ANN). In modeling the effect of different variables is high-profile, number of layers wiremesh, and the amount of reinforcement appeal. The model derived from laboratory test data for 9 pieces of specimen testing that has been done by previous researchers. Steps being taken on the application of ANN there are three stages, namely training, validation, and forecasting. In training randomly selected 7 data for training, and the remaining 2 data selected for validation. Having ascertained the results of training and validation have been getting lessons well, followed by forecasting (predicting). Taken 9 for forecasting new data that has been modified high-profile, number of layers wiremesh, and the amount of tensile reinforcement. From the results obtained values forecasting greatest moments occurred in a high profile 350 mm, 3 layers wiremesh, and 4 rod tensile reinforcement, while the value of the moment of the smallest and the largest value of the deflection occurs in the high profile 150 mm, 3 layers wiremesh, and 2 tensile reinforcement , while the value of the smallest deflection occurs in the high profile 250 mm, 4 layers, wiremesh, and 3 tensile reinforcement. In secondary data, the value of the moment and deflection between ANN modeling (training and validation) compared with laboratory data had an average percentage of 101.81% and 97.45%, while the value of the moment and deflection between theoretical calculations compared with ANN modeling (training and validation) had an average percentage of 80.73% and 58.44%. In the new data, the value of the moment and deflection between theoretical calculations compared with ANN modeling (forecasting) has an average percentage of 78.12% and 60.95%.Keywords : Canal profile (C), ferrocement, Artificial Neural Network, backpropagation.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi perilaku lentur profil kanal (C) Ferosemen dengan menggunakan Artificial Neural Network (ANN). Dalam permodelan yang menjadi variabel adalah pengaruh perbedaan tinggi profil, jumlah lapis wiremesh, dan jumlah tulangan tariknya. Model diambil dari data hasil uji laboratorium terhadap 9 buah benda uji yang telah dilakukan pengujiannya oleh peneliti sebelumnya. Tahapan yang dilakukan pada aplikasi ANN ada tiga tahap, yaitu training, validasi, dan forecasting. Pada training dipilih 7 data secara acak untuk dilatih, dan 2 data sisanya dipilih untuk validasi. Setelah dipastikan hasil training dan validasi telah mendapatkan pembelajaran dengan baik, dilanjutkan dengan forecasting (memprediksi). Diambil 9 data baru untuk forecasting yang telah diubah tinggi profil, jumlah lapis wiremesh, dan jumlah tulangan tarik. Dari hasil forecasting diperoleh nilai momen terbesar terjadi pada profil dengan tinggi 350 mm, 3 lapis wiremesh, dan 4 batang tulangan tarik, sedangkan nilai momen terkecil dan nilai lendutan terbesar terjadi pada profil dengan tinggi 150 mm, 3 lapis wiremesh, dan 2 buah tulangan tarik, sedangkan nilai lendutan terkecil terjadi pada profil dengan tinggi 250 mm, 4 lapis wiremesh, dan 3 buah tulangan tarik. Pada data sekunder, nilai momen dan lendutan antara permodelan ANN (training dan validasi) dibandingkan dengan data laboratorium memiliki persentase rata–rata sebesar 101,81% dan 97,45%, sedangkan nilai momen dan lendutan antara perhitungan teoritis dibandingkan dengan permodelan ANN (training dan validasi) memiliki persentase rata–rata sebesar 80,73% dan 58,44%. Pada data baru, nilai momen dan lendutan antara perhitungan teoritis dibandingkan dengan permodelan ANN (forecasting) memiliki persentase rata–rata sebesar 78,12% dan 60,95%.Kata kunci : Profil Kanal (C), ferosemen, Artificial Neural Network, Backpropagation.
PERILAKU BATANG TEKAN PROFIL SIKU TUNGGAL DENGAN SAMBUNGAN BAUT DI KEDUA UJUNG TUMPUAN Purwandy Hasibuan; Rudiansyah Putra; Arjur Ridha
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 4, No 3 (2015): Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinerja Bresing SRBK Dengan Parameter Panjang Batang Yang Berbeda Terhadap Beban Siklik Panjaitan, Arief; Hasibuan, Purwandy; Putra, Rudiansyah; Afifuddin, Mochammad; Haiqal, Muhammad
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 12, No 1 (2023): Volume 12 Nomor 1 Mei 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v12i1.31388

Abstract

Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK) adalah salah satu sistem struktur than gempa. Pada SRBK, bresing adalah komponen diagonal. Sebagai disipator energi, bresing akan mengalami gagal untuk mencegah kerusakan berat pada komponen SRBK yang lain seperti balok dan kolom. Sejauh ini, beberapa studi telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja bresing SRBK. seperti menambah luas penampang bresing. Namun, kajian terkait kinerja bresing ganda khususnya ketika bresing ganda dihubungkan dengan konfigurasi pelat penghubung yang berbeda masih terbatas. Studi ini mengkaji kinerja seismik bresing ganda yang dihubungkan dengan pelat kopel (BP) dan lacing (L). Bresing memiliki panjang yang berbeda yaitu 600, 1200, dan 1800 mm. Kajian eksperimental dilakukan dengan menerapkan beban siklik dengan kontrol perpindahan leleh. Hasil menunjukkan bahwa BL menyerap energi yang lebih baik dari BP yang ditunjukkan melalui kurva histerisis yang lebih besar. Sebaliknya, terdapat perbedaan yang dapat diabaikan dalam kekuatan dan kekakuan antara BP dan L yang berarti pelat penghubung memiliki dampak yang tidak signifikan untuk menambah kekuatan dan kekakuan bresing. Observasi pada panjang bresing menunjukkan BP dan L lebih efektif untuk diterapkan pada bresing pendek yang ditunjukkan melalui disipasi energi yang lebih baik.
Analisis Perilaku Pelat dari Baja Hollow dengan Pengisian Mortar FAS 0,4 terhadap Variasi Ukuran dan Tebal Profil Baja Hollow Huzaim, Huzaim; Putra, Rudiansyah; Humayra, Siti; Dany Dhaifullah, Teuku; Sanitra, Roni
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 11, No 1 (2022): Volume 11 Nomor 1 Mei 2022
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v11i1.23225

Abstract

The development of the times and science, especially in the field of civil engineering requires an increase in the quality of civil engineering structures so that many innovations are found with the use of steel profiles. One type of steel profile that can be found is the hollow steel profile. As a construction element, hollow steel has a weakness in carrying loads, this is because of the strength in the middle profile so that the hollow steel structure becomes more slender and prone to bending. To overcome these weaknesses, it is possible to fill in the mortar in the middle of the profile. The purpose of this study is to analyze the value of the capacity of the plate structure made of hollow steel structure by analyzing 3 types of capacity, namely yield capacity, maximum capacity, and allowable capacity. Broadly speaking, in this study 5 specimens were made which were divided into 2 variations of test objects, namely variations in profile sizes and variations in thickness of hollow steel profiles, each plate specimen being named BU1, BU2, BU3, BU4, and BU5. The results showed that there was a correlation between the size of the profile and the profile of the slab capacity value, where the larger the size and thickness of the profile, the better the capacity of the slab to withstand the load.