Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

IMPLEMENTASI ASAS SEDERHANA CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KELAS IIB MAMUJU SULAWESI BARAT YUNI ULFA DIAYANTI; LUKMAN ILHAM; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Vol 5, No 2 (2018): Volume V, Nomor 2, Juni 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.445 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Kelas II B Mamuju Sulawesi Barat, dan 2) Faktor yang mempengaruhi penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Mamuju. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, jenis penelitian kualitatif, sumber data primer yaitu informan penggugat sebanyak 2 orang, hakim 3 orang dan panitera 2 orang dan data sekuder yaitu dokumen, buku, jurnal dan perundang-undangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi, Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Penerapan asas sederhana, cepat dan biaya ringan dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Kelas II B Mamuju Sulawesi Barat belum berjalan dengan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor dari pihak Pengadilan dan faktor dari pihak penggugat/tergugat; (2) Faktor yang mempengaruhi penerapan asas sederhana cepat dan biaya ringan dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Mamuju adalah: a) Faktor dari pihak pengadilan yaitu kurangnya hakim dan pegawai, luasnya wilayah hukum, hakim berada diluar pada saat jadwal sidang karena adanya kegiatan dinas luar, sidang sering ditunda dan tidak  sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan, tidak adanya Posbakum, Panitera lambat membuat berita acara sehingga hakim lambat membuat putusan dan biaya perkara sering tidak sesuai dengan SOP. b) Faktor dari pihak penggugat/tergugat adalah tidak hadir saat persidangan, tidak dapat menghadirkan saksi, alamat tergugat yang tidak jelas, jauhnya wilayah tempat tinggal dan belum semua daerah terjangkau teknologi informasi.  Kata Kunci: Implementasi, Asas Sederhana Cepat dan Biaya Ringan, Perceraian  ABSTRACT: This study aims to determine 1) the application of simple, fast and low-cost principles in divorce cases in the Religious Courts of Class II B Mamuju West Sulawesi, and 2) Factors affecting the application of simple, fast and low-cost principles in divorce cases in the Religious Courts Mamuju. To achieve this goal the researcher used a qualitative descriptive approach, a type of qualitative research, a primary data source, namely 2 plaintiff informants, 3 judges and 2 court clerks and secondary data namely documents, books, journals and legislation. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. The data analysis technique used is descriptive qualitative. The results of this study indicate that: (1) The application of simple, fast and low-cost principles in divorce cases in the Religious Courts Class II B Mamuju West Sulawesi has not been effective. This is due to several factors, namely factors from the Court and factors from the plaintiff / defendant; (2) Factors that influence the application of simple and fast principles and low costs in the divorce case in the Mamuju Religious Court are: a) Factors on the part of the court, namely the lack of judges and employees, the extent of the jurisdiction, the judge being outside at the hearing due to external service activities , hearings are often postponed and not in accordance with a predetermined time schedule, absence of Posbakum, Registrar is slow to make minutes, so judges are slow to make decisions and court fees are often not in accordance with SOP. b) Factors from the plaintiff / defendant are not present at the trial, unable to present witnesses, address of the defendant that is unclear, far from the area of residence and not all areas of information technology are affordable. Keywords: Implementation, Simple Fast and Low Cost Principle, Divorce
TINJAUAN TENTANG TINDAK PIDANA ABORSI DI KOTA MAKASSAR DARSI .; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume II, Nomor 2, September 2015
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.577 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak pidana aborsi di kota Makassar, dan (2) upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam mencegah terjadinya tindakan aborsi di Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pola desain deskriptif kualitatif, yang akan mengkaji atau mendeskripsikan secara mendalam dan kualitatif tentang tindak pidana aborsi di kota Makassar. Adapun yang menjadi  populasinya adalah dokumen data aborsi yang terjadi dalam wilayah kota Makassar dalam kurun waktu 2008-2014sebanyak 6 kasus, sedangkan metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan pemilihan teknik dengan sengaja (purvosipe sampling) yaitu salah satu kasus yang terdapat dalam register tindak pidana aborsi yang ditangani hakim dalam lingkup Pengadilan Negeri Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam kurun waktu tersebut berfluktuasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan aborsi disebabkan beberapa faktor yaitu internal dan eksternal di mana faktor internalnya adalah kurangnya pemahaman tentang agama dan kurangnya kesadaran diri mengenai tindakan aborsi yang jelas melanggar hukum sedangkan faktor eksternalnya adalah pengaruh lingkungan dan pergaulan, sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya tindak aborsi adalah dengan lebih menegakkan hukum sehingga menghadirkan efek jera bagi pelaku aborsi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat mnyebabkan seseorang melakukan tindakan aborsi dapat bersumber dari dalam dirinya maupun adanya pengaruh dan paksaan dari luar dirinya Adapun upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan aborsi yaitu Upaya preventif yakni dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan yang berhubungan dengan bahaya melakukan aborsi, mengadakan seminar keaagaman dan upaya represif dengan cara memberikan sanksi yang tegas sesuai dengan KUHP . Saran Pihak yang berwajib seharusnya memberikan sanksi dan hukuman yang setimpal terhadap pelaku aborsi untuk memberi  efek jera kepada si pelaku aborsi ataupun pihak-pihak yang terkait agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Peran serta orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan apabila mengetahui perbuatan tersebut kiranya segera dilaporkan kepada pihak yang berwajib. KATA KUNCI: Tindak Pidana Aborsi
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 MARE.KAB BONE ARFANDI ARDI; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume IV, Nomor 1, Maret 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.472 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan utnuk mengetahui penigkatan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran PKn di Kelas X.1 SMA Negeri 1 Mare Kab. Bone yang berjumlah 40 siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan penilitian tindakan kelas (PTK). Satu RPP dengan kompetensi dasar yakni mengganalisis sistem politik indonesia. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis ini dilakukan dengan deskriftif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan model pembelajaran koopertaif tipe group investigation pada mata pelajaran PKn di Kelas X.1 SMA Negeri 1 Mare Kab. Bone. Pada Siklus I, capaian peningkatan untuk kelima indikator keberhasilan adalah 60%, sedangkan pada Siklus II terjadi peningkatan 100% dengan nilai ketuntasan 85%. Peningkatan motivasi belajar tersebut terutama pada indikator keberhasilan yakni 1.menyukai/senang belajar,2. kemauan dan keinginan belajar, 3. minat terhadap pelajaran, 4. penghargaan belajar, 5. dukungan lingkungan kelas yang kondusif.Kata Kunci : Model Pembelajaran Group Investigation, Motivasi BelajarABSTRACT: This study aims to determine penigkatan student learning motivation through cooperative learning model type investigation on the subject of Civics in Class X.1 SMA Negeri 1 Mare Kab. Bone which amounted to 40 students. The approach used in this research is descriptive with research of class action (PTK). One RPP with basic competence that is mengganalisis political system of Indonesia. Data were collected through observation, interviews, and documentation. This analysis is done by qualitative descriptive. The results showed that the students' learning motivation has improved with the model of coopertaf type study group investigation on the subjects of Civics in Class X.1 SMA Negeri 1 Mare Kab. Bone. In Cycle I, the achievement of improvement for the five success indicators is 60%, whereas in Cycle II there is a 100% increase with 85% completeness value. Increased motivation to learn is primarily on success indicators that 1. 1. enjoy / enjoy learning, 2. willingness and willingness to learn, 3. interest on learning, 4. learning awards, 5. support a conducive classroom environment. Keywords: Learning Group Investigation Model, Learning Motivation
PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG DI DESA TAMASAJU KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR RISKA NILAWATI; HASNAWI HARIS; . MUSTARING
Jurnal Tomalebbi Volume IV, Nomor 4, Desember 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.665 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bentuk gotong royong di Desa Tamasaju (2) untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pergeseran nilai gotong royong di Desa Tamasaju (3) untuk mengetahui peran pemerintah setempat dalam mempertahankan nilai gotong royong di Desa Tamasaju. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penelitian menggunakan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan mengambil 7 orang yaitu Kepala Desa Tamasaju, sekretaris Desa Tamasaju, Tokoh Adat, dan empat orang masyarakat Desa Tamasaju. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang diolah menggunakan tehnik analisis data kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Bentuk gotong royong di Desa Tamasaju pada masalalu di Desa Tamasaju jika dibandingkan dengan sekarang sangat jelas mengalami pergeseran dari yang dahulunya masyarakat sangat menjunjung tinggi budaya gotong royong dengan dasar kekeluargaan namun sekarang berubah ke sistem upah. (2) Faktor penyebab terjadinya pergeseran nilai gotong royong, adalah kesibukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, pola pandang masyarakat yang berubah, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) Upaya pemerintah dalam mempertahankan nilai gotong royong adalah memberikan himbauan dan memotivasi masyarakat agar tetap menjaga dan melestarikan budaya gotong royong yang telah ada dan di junjung tinggi secara turun temurun oleh orang tua terdahulu. Kata Kunci : Pergeseran, Gotong Royong   ABSTRACT: This study aims (1) to determine the form of mutual cooperation in Tamasaju Village (2) to determine the factors that influence the shift in the value of mutual cooperation in Tamasaju Village (3) to find out the role of the local government in maintaining the value of mutual cooperation in Tamasaju Village. To achieve this goal, the study used data collection techniques through observation, interviews, and documentation by taking 7 people, namely the Tamasaju Village Chief, Tamasaju Village Secretary, Customary Leader, and four Tamasaju Village people. Data obtained from the results of the study were processed using qualitative data analysis techniques. The results of the study showed that: (1) The form of mutual cooperation in Tamasaju village in the village of Tamasaju when compared to now is clearly experiencing a shift from what was once the community highly respected mutual cooperation on the basis of kinship but now changes to the wage system. (2) Factors that cause a shift in the value of mutual cooperation, is the busyness of the community in meeting the needs of life, the changing patterns of view of society, and the progress of science and technology. (3) The government's efforts to maintain the value of mutual cooperation are to encourage and motivate the community to maintain and preserve the culture of mutual cooperation that has existed and has been upheld for generations by past parents.Keywords: Shift, Mutual Cooperation  
STUDI TENTANG PELAYANAN KESEJAHTERAAN WARGA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI DI KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA NURUL CHAIRI NURDIN; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume IV, Nomor 2, Juni 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.101 KB)

Abstract

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pelaksanaan program kerja di PSTW Gau Mabaji, Tingkat kesejahteraan lansia di PSTW Gau Mabaji dan Hambatan yang terjadi selama pelaksanaan program pelayanan kesejahteraan di PSTW Gau Mabaji. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pelaksanaan program kerja di PSTW Gau Mabaji berjalan baik, terbukti dari seluruh program kerja yang dilaksanakan, tak ada satu pun yang terhambat dan tidak terlaksana ditambah pendanaan yang lancer dari pihak pemerintah. (2) Tingkat kesejahteraan lansia di PSTW Gau Mabaji sangatlah baik dan sangat memenuhi standar. Lansia yang hidup sudah lama di panti tersebut merasa sangat nyaman dan aman berada disana ditambah pelayanan yang sangat baik oleh pihak pegawai. (3) Hambatan dalam melaksanakan program pelayanan di PSTW Gau Mabaji hamper tidak ada. Itu dikarenakan semua yang dibutuhkan pihak panti sudah tersedia. Adapun hambatan itu datangnya dari pihak lansia itu sendiri yang tidak bisa untuk diatur. Kata Kunci: Pelayanan, Program Kerja, Tingkat Kesejahteraan  ABSTRACT: This study aims to find out, the implementation of work programs in PSTW Gau Mabaji, Level of welfare elderly in PSTW Gau Mabaji and Barriers that occur during the implementation of welfare services program in PSTW Gau Mabaji. To achieve these objectives, the researchers used data collection techniques through interviews, observation and documentation. The data have been obtained from the results of the study processed by using descriptive qualitative analysis. The result of the research shows that: (1) The implementation of work program in PSTW Gau Mabaji runs well, as evidenced from all work programs implemented, nothing is hampered and not implemented plus financially funded from the government. (2) The level of elderly welfare in PSTW Gau Mabaji is very good and very meet the standards. Elderly elderly living in the orphanage feel very comfortable and safe to be there plus excellent service by the employee. (3) Barriers in implementing service programs in PSTW Gau Mabaji are almost absent. That's because all the required parties are available. The barriers come from the elderly themselves who can not be arranged. Keywords: Service, Work Program, Level of Welfare
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 1 WATANSOPPENG FITRIANI B; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume III, Nomor 3, September 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.446 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1). Pertimbangan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Watansoppeng; 2). Cara guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran PKn di  SMA Negeri 1 Watansoppeng; 3). Faktor yang dapat menghambat dan mendukung terlaksananya model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Watansoppeng. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh yaitu data primer yang didapat melalui terjun langsung ke lapangan untuk wawancara dan observasi, serta data sekunder yang diperoleh dengan pengkajian beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertimbangan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Watansoppeng adalah: 1)  Memudahkan bagi guru mengenal tipe pembelajaran kooperatif dengan konsep kerja yang sederhana; 2) Melatih siswa untuk bekerjasama; 3) Melatih siswa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, melatih siswa aktif berdiskusi; 4) Melatih siswa untuk terhindar dari sifat individual dan ingin menang sendiri; 5) Guru harus menyesuaikan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang materi pelajarannya banyak memuat aspek nilai, pengetahuan dan keterampilan. Adapun cara guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Faktor penghambat yaitu: 1) Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar; 2) Siswa lebih sering diam saat berdiskusi; 3) Siswa kurang menggunakan waktu seefesien mungkin;  4) Jumlah siswa yang banyak dalam kelas; 5) Suasana kelas yang panas. Adapun faktor pendukung yaitu: 1) Siswa senang mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 2) Siswa diajarkan cara bertanggung jawab dengan penyelesaikan tugas pelajaran; 3) Terciptanya hubungan yang akrab di kelas antara guru dan siswa begitupun siswa dengan siswa; 4) Dilengkapi sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran serta; 5) Guru yang sudah mampu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif This study aims to determine: 1). Consideration teachers use cooperative learning model STAD on Civic Education in SMA Negeri 1 Watansoppeng; 2). How teachers implement cooperative learning model STAD on Civic Education in SMA Negeri 1 Watansoppeng; 3). Factors that can hinder and support the implementation of cooperative learning model STAD on Civic Education in SMA Negeri 1 Watansoppeng. This research is a qualitative descriptive study. Data obtained by the primary data obtained through direct foray into the field to interview and observation, and secondary data was obtained with an assessment of some of the literature related to the research. The data obtained and analyzed using qualitative descriptive analysis. The results showed that the consideration of teachers implement cooperative learning model STAD on Civic Education in SMA Negeri 1 Watansoppeng are: 1) Make it easier for teachers to know the type of cooperative learning with the simple concept of work; 2) To train students to work together; 3) To train students to interact and communicate well, train students to actively discuss; 4) To train students to avoid individual properties and to be selfish; 5) The teacher must adjust the Basic Competency (KD) in accordance with the model type STAD cooperative learning that lesson material contains many aspects of values, knowledge and skills. As for how teachers use cooperative learning model STAD was in accordance with the steps of cooperative learning model STAD. While the factors inhibiting and supporting the implementation of cooperative learning model STAD, inhibiting factors, namely: 1) Students do not pay attention to the teacher while teaching; 2) Students are more often silent during the discussion; 3) Students are spending less time as efficiently as possible; 4) The number of students in a class; 5) The classroom atmosphere is hot. The supporting factors, namely: 1) Students are happy using cooperative learning model type STAD; 2) Students are taught how to be responsible with lessons task completion; 3) The creation of an intimate relationship in the classroom between teachers and students as well as students with students; 4) Equipped with facilities and infrastructure that support learning and; 5) Teachers who are already capable of using cooperative learning model STAD.Keywords: Cooperative Learning Model
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN FORUM KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT (STUDI DI DESA PANCIRO KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA) HARDIYANTI BAHAR; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume III, Nomor 2, Juni 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.664 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1). Mengetahui latar belakang dari eksistensi forum keamanan dan ketertiban masyarakat di Desa Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. (2). Mengetahui Persepsi masyarakat terhadap eksistensi forum keamanan dan ketertiban masyarakat di Desa Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus yang merupakan salah satu strategi dalam sebuah penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan data-data tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan proses pengumpulan data dengan metode angket, wawancara,dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis deskriptif. sumber data utama yang dapat dijadikan jawaban terhadap masalah penelitian. Sumber data primer yang dimaksudkan adalah informan utama. Penetapan informan tersebut dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian kita atau mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, dan 32 masyarakat yang terpilih sebagai informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1. Latar belakang dari eksistensi Forum Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Desa Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa disebabkan karena faktor meningkatnya tingkat kejahatan dikalangan masyarakat, kurang seriusnya aparat penegak hukum dalam menanggulangi tindak kejahatan serta berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat hukum 2. Persepsi masyarakat Desa Panciro pada umumnya sangat setuju dan mendukung keberadaan Forum Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dalam upaya  memberantas pencurian, minuman keras, perjudian dan perzinahan, karena dengan adanya Forum Kemanan dan Ketertiban Masyarakat ini keadaan masyarakat aman dan jarang terjadi kejahatan dikalangan masyarakat di Desa Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten GowaKata Kunci : Persepsi Masyarakat, Forum Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat This study aimed (1). Knowing the background of the existence of public order and security forum in the village Panciro Bajeng District of Gowa. (2). Knowing the public perception of the existence of public order and security forum in the village Panciro Bajeng District Subdistrict Gowa.Desain study is a case study that is one strategy in a qualitative study. To get the data in this study using the data collection process by the method of questionnaires, interviews, documentation. Technical analysis of the data used in this research is descriptive analysis techniques. The main data sources that can be used as an answer to the problem of research. The primary data source is meant key informants. Determination of the informant by purposive sampling, the sampling technique with a certain considerations. We choose as a sample by choosing people who actually know or have the competence to research topics we or those who are directly involved in social interactions studied, and 32 people were selected as informants extra is that they can provide information not directly involved in social interaction under study. The results of this study indicate that 1. Background of the existence of the Public Order and Safety Forum in the village Panciro Bajeng District of Gowa due to factors increasing crime rate among the public, law enforcement officers are less serious in tackling crime and the decreasing public confidence in the law enforcement agencies 2. public perception Village Panciro generally strongly agree and support the existence of the Forum for Security and public Order in an effort to combat theft, liquor, gambling and adultery, because with the Forum Security and public Order is the state of the community is safe and rare crime among the people in the village Panciro Subdistrict Bajeng GowaKeywords: Public Perception, Forum Security and Public Order
PERAN SAKSI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA TAKALAR NUR IKAWAHYULI BASRI; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume II, Nomor 2, September 2015
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.129 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peran saksi dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Takalar, dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi saksi dalam memberikan kesaksian di Pengadilan Agama Takalar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah para penegak hukum, khususnya Hakim di Pengadilan Agama Takalar. Peneliti juga menggunakan studi dokumen sebagai data sekunder, yang mana dokumen ini merupakan kepustakaan yang diperoleh melalui peraturan perundang-undangan sehingga diperoleh data-data yang diperlukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Peran saksi dalam suatu persidangan perkara perceraian di Pengadilan Agama Takalar dipandang sangat penting, pembuktian dengan kesaksian merupakan cara pembuktian yang terpenting dalan suatu perkara yang sedang diperiksa di depan Hakim. Suatu kesaksian harus mengenai peristiwa-peristiwa yang dilihat dengan mata sendiri atau yang dialami sendiri oleh seorang saksi. Jadi saksi itu tidak hanya mendengar saja tentang adanya peristiwa-peristiwa dari orang lain. (2) Faktor yang mempengaruhi saksi dalam memberikan kesaksian di Pengadilan Agama Takalar yaitu faktor motivasi, faktor kepribadian dan faktor pengenalan terhadap pelaku dan situasi.KATA KUNCI: Saksi, Perceraian
PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMAN 11 PANGKEP KABUPATEN PANGKEP MUFLIHA NUR; HASNAWI HARIS; . MUSTARING
Jurnal Tomalebbi Vol 5, No 2 (2018): Volume V, Nomor 2, Juni 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.16 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan, (1) Untuk mengetahui proses pembentukan karakter melalui sistem Full day school di SMAN 11 Pangkep Kabupaten Pangkep. (2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses pembentukan karakter melalui sistem Full day school di SMAN 11 Pangkep Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu 10 orang guru, 10 orang peserta didik, dan 5 orang orang tua peserta didik. Sedangkan data sekunder yaitu peraturan perundang–undangan dan dokumen.teknik pengumpulan data meliputi: Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yaitu: (1) Proses pembentukan karakter pada sistem full day school di SMAN 11 Pangkep meliputi nilai karakter religius dilakukan melalui pembiasaan sholat berjamaah, pembiasaan berperilaku sopan dan santun, disiplin dilakukan melalui pembiasaan datang tepat waktu dan pembiasaan mematuhi aturan yang berlaku, gemar membaca dilakukan melalui pembiasaan memanfaatkan waktu istirahat, kerja keras dilakukan dengan upaya bersungguh-sungguh dalam mengatasi hambatan belajar dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, serta komunikatif dilakukan dengan pembiasaan memanfaatkan waktu istirahat untuk berbagi cerita dengan teman dan berkomunikasi dengan guru serta pembentukan karakter dalam penerapan sistem full day school bertumpu pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah (2) faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yaitu: peran guru, sarana dan prasarana, pembina kegiatan ekstrakurikuler dan metode yang sesuai. Sedangkan faktor penghambat yaitu perbedaan karakteristik peserta didik yang berbeda-beda karena masih ada beberapa peserta didik yang masih sulit diatur. Sementara yang lain hanya dirasakan di awal-awal diterapkannya sistem tersebut yaitu di bulan pertama dan kedua penerapan sistem full day school. Kata Kunci : Full day school, Karakter, Peserta Didik ABSTRACT: This study aims, (1) to find out the process of character formation through the Full day school system in SMAN 11 Pangkep, Pangkep Regency. (2) To find out the supporting and inhibiting factors of the process of character formation through the Full day school system at SMAN 11 Pangkep, Pangkep Regency. This type of research is descriptive and uses a qualitative approach. The data sources used are primary data and secondary data. Primary data are 10 teachers, 10 students, and 5 parents of students. While secondary data are laws and documents. Data collection techniques include: Observation, Interview and Documentation. Data analysis used in this study is data reduction, data presentation and conclusion drawing. Based on the results of the study, namely: (1) The process of character formation in the full day school system at SMA 11 Pangkep includes the value of religious characters carried out through congregational prayer, habituation to behave politely and politely, discipline is done through habituation to arrive on time and habituation to obey the rules, love of reading is done through habituation to take time off, hard work is done with an earnest effort in overcoming learning barriers and completing tasks as well as possible, and communicative is done by habituating to take breaks to share stories with friends and communicate with teachers and character building in the application of a full day school system rests on extracurricular activities in schools (2) supporting factors and inhibiting factors. Supporting factors are: the role of the teacher, facilities and infrastructure, coaches of extracurricular activities and appropriate methods. While the inhibiting factor is the difference in the characteristics of different students because there are still some students who are still difficult to manage. While others only felt at the beginning of the implementation of the system in the first and second months of the implementation of full day school system. Keywords: Full day school, Character, Students
KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP PARA PACCELAYYA DI LINGKUNGAN PALLENGU KELURAHAN PALLENGU KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO . IKBAL; ANDI KASMAWATI; HASNAWI HARIS
Jurnal Tomalebbi Volume IV, Nomor 4, Desember 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.492 KB)

Abstract

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kesadaran lingkungan hidup para pacce’layya di Lingkungan Pallengu Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. (2). Upaya kelompok/individu untuk mengatasi limbah sampah dalam meningkatkan kualitas garam dan pengawasan  di Lingkungan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknink pengumpulan data dari hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). tingkat kesadaran lingkungan hidup para  paccelayya masih kurang hal tersebut terlihat dari (a) masih dilihat limbah sampah (b) menunjukkan sikap acuh terhadap limbah sampah pada tambak garam. (c) menunjukkan kurangnya kerja sama antara individu/kelompok dalam menanggulangi limbah sampah (2) upaya kelompok/individu untuk mengatasi limbah sampah untuk meningkatkan kualitas garam dan pengawasan paccelayya (a) Memberikan peralatan dari segi mesin pompa air untuk mendapat air yang bersih (b) Mendata luas lahan tambak garan untuk mengefektifkan pengelolaan.(c) Mendata hasil garam untuk mengecek kualitas garam yang dihasilkan (d) Disiplin dalam bekerja dalam rangka efisiensi peralatan di tambak garam. Kata Kunci: Kesadaran, Lingkungan Hidup.  ABSTRACT: This study aims to determine (1) the level of environmental awareness of the pacce'layya in the Environment Pallengu Kelurahan Pallengu District Bangkala Jeneponto Regency. (2). Group / individual effort to overcome waste waste in improving salt quality and supervision in Pallengu Environment Bangkala District Jeneponto Regency. This research is a qualitative descriptive study. Teknink data collection from the results obtained by using qualitative descriptive analysis with three main components, namely data reduction, data presentation, conclusion, and verification. The results showed that: (1). the level of environmental awareness of the paccelayya is still less visible from (a) still seen waste waste (b) showing indifference to waste waste in salt pond. (c) shows the lack of cooperation between individuals / groups in dealing with waste waste (2) group / individual effort to overcome waste waste to improve salt quality and paccele supervision (a) Provide equipment in terms of water pump machine to obtain clean water ) Record area of brackish pond to streamline management (c) Collect salt yield to check the quality of salt produced (d) Discipline in working in order to improve equipment efficiency in salt ponds.Keywords: Awareness, Environment.