Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS VI A SDN 13 NANGA PINOH Nasi, Lukas Nesim; Sahputra, Rachmat; Apsari, Nurul
Jurnal Pendidikan Dasar Vol 6, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.142 KB)

Abstract

Abstract: The purposed of this research is to finded out there are differences in SAINS student learned outcome before and after the applied problem based learning model in grade VI student of SDN 13 Nanga Pinoh. Besided this research also provide benefits for researcher, school, teachers, students and for ather researchers. This research used pre experimental type with One Group Pretest-Posttest design. Consist of four meetings. The population in this research has all students of grade VI A SDN 13 Nanga Pinoh, and sample selection in this research used saturated sample technique that is all member of population, with details of 9 female students and 13 male students. The data collection techniques in this research used multiple choice tes questions, and used content validity, instrument reliability KR 20, normality test and hypothesis test (t test). The validation on this research based on exspert opinion was valid without notation. Result of reliability test was rcount > rtable (0,600 > 0,443 on pre test and 0,937 > 0,443 on post test). Result of Normality test was zhitung < ztabel (0,180 < 0,183 on pre test and 0,118 < 0,183 on post test).The results in this research was the average pre test is 55,11 and average of post test was 76,9. So it can be know the difference of the average is 21,79. Then the hypothesis test is obtained thitung < ttabel (0,977 < 2,086) H0 is rejected and H1 accepted.so it can be cocluded that there is significant diffeence of average before and after given the treatment. This means is The different from the application of problem based learning model to student learning outcome. Keyword: student learning outcome. Problem based learning, Science Abstrak: Tujuan penelitian yang dilaksanakan ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar belajar IPA siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VI SDN 13 Nanga Pinoh. Selain itu juga penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti, sekolah, guru, siswa dan bagi peneliti lainnya. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen jenis pre-eksperimental dengan desain One Group Pretest-Posttest yang terdiri dari empat kali pertemuan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI A SDN 13 Nanga Pinoh, dan pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh yaitu semua anggota populasi, terdapat 22 siswa dengan rincian 9 orang siswa perempuan dan 13 orang siswa laki-laki. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Tes soal pilihan ganda, dan menggunakan validasi isi, reliabilitas instrumen KR 20, uji normalitas dan uji hipotesis (uji t).  Validasi dalam penelitian ini berdasarkan pendapat ahli yaitu valid dengan catatan. Hasil perhitungan reliabilitas rhitung > rtabel (0,600 > 0,443 pada pre test dan 0,937 > 0,443 pada post test). Uji normalitas dengan hasil zhitung < ztabel (0,180 < 0,183 pada pre test dan 0,118 < 0,118 pada post test). Hasil dalam penelitian ini adalah rata-rata pretest yaitu  55,11 dan rata-rata post test yaitu 76,9. sehingga dapat diketahui selisih rata-ratanya yaitu 21,79. Kemudian pada uji hipotesisnya di peroleh thitung < ttabel  (0,977 < 2,086) maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, Artinya ada perbedaan dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci :Hasil Belajar, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL PADA SISWA SDN NO.05 SURUH TEMBAWANG (PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA) Rahmawati, Puji; Apsari, Nurul
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.576 KB) | DOI: 10.31571/saintek.v7i2.1044

Abstract

Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karena sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa Suruh Tembawang dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Tes kemampuan pada penelitian ini menggunakan lembar tes kemampuan pemecahan masalah aritmatika sosial yang berisi 25 soal aritmatika sosial. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah aritmatika sosial pada siswa SDN No.05 Suruh Tembawang adalah sebesar 50%. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Aritmatika Sosial.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PERBATASAN ENTIKONG (INDONESIA-MALAYSIA) RAHMAWATI, PUJI; APSARI, NURUL
Jurnal Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2019): EDISI JUNI 2019
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.488 KB)

Abstract

Abstract: The changing process of currency between Rupiah and Ringgit based on observation is research is a serious problem that have to be noticed because it can incur losses in trade if the people do not understand about that. The lack of knowing in mathematics problem solving concept, especially in social aritmatic cause the loss happens easily. That is why, the researcher conducts this research in Suruh Tembawang village. It aims to know the competence of the third grade student?s problem solving in Elementary School No.04 Punti Tapau and in Elementary School No.04 Punti Tapau. The Subjec of this research is all of the 3thgrade students in the public Elementary School No.04 Punti Tapau, and the object is mathematict problem solving competence.Whereas this research used quantitative analysis technique with percentage formula, and the instrument is test with some questions about mathematic problem solving competence. The method of this reasearch was a survey research the result of this research shows that the four steps of Problem Solving Competence based on Polya theory, there are two steps in Elementary School No.04 Punti Tapau. If it calculates in percentage, so that the step of mathematic problem solving competence Polya is 25%.Keywords: Problem Solving Competence, Elementary School,  Entikong (A Border Area between Indonesia-Malaysia) Abstrak: Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karna sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Dikarenakan kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa tersebut dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.04 Punti Tapau. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SDN No.04 Punti Tapau, dan objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika. Sedangkan tehnik analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan rumus persentase, dan instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan. Jika dipersentasekan maka langkah kemampuan pemecahan masalah matematika Polya yang dilaksanakan di SDN No.04Punti Tapau adalah sebanyak 25%.Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Sekolah Dasar, Entikong (Perbatasan Indonesia-Malaysia)
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar Daerah Perbatasan Entikong (Indonesia-Malaysia) rahmawati, puji; Apsari, Nurul
JURNAL PENDIDIKAN SAINS DAN APLIKASINYA Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA)
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.189 KB) | DOI: 10.31571/jpsa.v2i1.905

Abstract

Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karena sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Dikarenakan kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa Suruh Tembawang dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL PADA SISWA SDN NO.05 SURUH TEMBAWANG (PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA) Puji Rahmawati; Nurul Apsari
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/saintek.v7i2.1044

Abstract

Proses pertukaran mata uang antara rupiah dan ringgit menurut pengamatan peneliti adalah suatu masalah yang harus diperhatikan dan cukup serius, karena sering terjadinya kerugian masyarakat atas jual beli yang terjadi. Kurang mahirnya masyarakat di dalam penguasaan konsep pemecahan masalah matematika pada aritmatika sosial membuat kejadian ini sangat rentan akan terjadi. Terlebih anak-anak yang ikut serta melakukan perdagangan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian di desa Suruh Tembawang dengan tujuan untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Adapun metode yang digunakan adalah penelitian survei dengan jenis penelitian survei catatan. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di SDN No.05 Suruh Tembawang. Tes kemampuan pada penelitian ini menggunakan lembar tes kemampuan pemecahan masalah aritmatika sosial yang berisi 25 soal aritmatika sosial. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari keempat tahapan kemampuan pemecahan masalah menurut teori Polya, terdapat dua tahap yang muncul didalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Tahapan tersebut adalah tahap memahami dan tahap melaksanakan rancangan solusi dari masalah yang disajikan, dengan demikian kemampuan pemecahan masalah aritmatika sosial pada siswa SDN No.05 Suruh Tembawang adalah sebesar 50%. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Aritmatika Sosial.
KEMAMPUAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI Nurul Apsari; Sastiawati Sastiawati
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 9, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v9i1.344

Abstract

Abstract: The research objective was to determine the effect of the inquiry method on student’s cognitive, affective, and psychomotor abilities in science learning. This type of research is experimental research. The design used in this research is True Experimental Designs with the type of Pretest-Posttest Control Group Designs. The research sample consisted of 50 students. The research instruments were questions (cognitive) and observation sheets (affective and psychomotor). Student’s cognitive abilities in the experimental class showed a significant difference compared to the control class. Obtained L0 = 0.4049 (α = 0.05) with Ltable = 0.206 so that the data population is not normally distributed. Then performed a difference test using UMann-Wihitney obtained Utabel = 81 Ucount = 70 so that Ho is rejected and Ha is accepted. Affective ability obtained L0 = 0.2671 (α = 0.05) with Ltable = 0.206 so that the data population is not normally distributed. Performed the UMann-Whitney test obtained Utabel = 99 ˂ Ucount = 139 so that there is no difference in affective ability in the control and experimental classes. The normality test on psychomotor abilities obtained L0 = 0.4049 (α = 0.05) Ltable = 0.206 so that the data population was not normally distributed. Furthermore, the UMann-Whitney test was carried out, it was obtained Utabel = 99 Ucount = 89, it was concluded that there were differences in student’s psychomotor abilities in the control class and the experimental class.Keywords: cognitive, affective, psychomotor, inquiry Abstrak: Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah True Experimental Designs dengan tipe Pretest-Posttest Control Group Designs. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa. Instrumen penelitian adalah soal (kognitif) dan lembar observasi (afektif dan psikomotorik). Kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dibandingkan kelas kontrol. Diperoleh L0 = 0,4049 (α = 0,05) dengan Ltabel = 0,206 sehingga populasi data berdistribusi tidak normal. Kemudian dilakukan uji perbedaan menggunakan UMann-Wihitney yaitu Utabel=81 Uhitung = 70 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kemampuan afektif diperoleh L0 = 0,2671 (α = 0,05) dengan Ltabel=0,206 sehingga populasi data berdistribusi tidak normal. Dilakukan uji UMann-Whitney (tingkat kepercayaan 95%) diperoleh Utabel = 99 ˂ Uhitung = 139 sehingga tidak ada perbedaan kemampuan afektif pada kelas kontrol dan eksperimen. Uji normalitas pada kemampuan psikomotorik diperoleh L0 = 0,4049 (α = 0,05) Ltabel = 0,206 sehingga populasi data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji UMann-Whitney diperoleh Utabel = 99 Uhitung = 89 disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan psikomotorik siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.Kata Kunci: kognitif, afektif, psikomotorik, inkuiri
Assessment Literasi Sains Dimensi Kompetensi pada Materi Pamanasan Global Evi Setiawani; Nurul Apsari; Novika Lestari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.985 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i1.314

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the scientific literacy ability of the competency dimension in the material of global warming class XI MIPA and XI IIS.  This research uses quantitative methods with descriptive analysis techniques. The research sample was 30 students of class XI MIPA and 30 students of class XI IIS at Bhakti Setia Nanga Pinoh High School in the 2019/2020 school year.  The research instrument used was a scientific literacy test taken from the book Take the Test: Sample Question from the OECD's PISA Assessment.  The results of the analysis show the scientific literacy ability of the competency dimension in class XI MIPA with the highest percentage achievement being the indicator explaining the potential implications of scientific knowledge for the community by 63% and the lowest achievement being the indicator identifying the questions discussed in a scientific study by 37%.  Whereas the scientific literacy ability profile of the competency dimension in class XI IIS with the highest percentage achievement was in the indicators drawing conclusions based on data with a percentage of 43% and the lowest achievement was in the indicator explaining how to explore the questions scientifically given by 23%.  Thus, the need for learning and evaluation processes based on scientific literacy assessment of competency dimensions.Keywords: Scientific literacy, assessment, competence, global warmingAbstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan literasi sains dimensi kompetensi pada materi pemanasan global kelas XI MIPA dan XI IIS. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif dengan teknik Analisis Deskriptif. Sampel penelitian adalah 30 siswa kelas XI MIPA dan 30 siswa kelas XI IIS di SMA Bhakti Setia Nanga Pinoh pada tahun ajaran 2019/2020. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes literasi sains yang diambil dari buku Take the Test: Sample Question from the OECD's PISA Assessment. Hasil analisis memperlihatkan kemampuan literasi sains dimensi kompetensi pada kelas XI MIPA dengan capaian persentase tertinggi berada pada indikator menjelaskan implikasi potensial pengetahuan ilmiah bagi masyarakat sebesar 63% dan capaian terendah berada pada indikator mengidentifikasi pertanyaan yang dibahas dalam sebuah penelitian ilmiah sebesar 37%. Sedangkan profil kemampuan literasi sains dimensi kompetensi pada kelas XI IIS dengan capaian persentase tertinggi berada pada indikator menarik kesimpulan berdasarkan data dengan persentase sebesar 43% dan capaian terendah berada pada indikator menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah sebesar 23%. Dengan demikian, perlu adanya proses pembelajaran dan evaluasi berbasis assessment literasi sains dimensi kompetensi.Kata-kata kunci: Literasi sains, assessment, kompetensi, pemanasan global
Berpikir Kritis dalam Fisika Menggunakan Aplikasi Mobile Rahmat Setiawan; Novika Lestari; Nurul Apsari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.341 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i2.428

Abstract

Abstract: Critical thinking is a cognitive ability to solve and make decisions in complex situations in everyday life. This study aims to find out the influence of mobile applications on students’ ability of critical thinking in physics. This type of research is an experiment using quantitative methods. The subjects of this study were students from SMA Negeri 1 Nanga Pinoh grade 10th, a total of students are 31 people. This study was used a test technique in data collection and the test instrument used is in the form of pretest and posttest essay questions, which contain three aspects of critical thinking with twelve indicators. Aspects of critical thinking, namely: the effective reasoning, using a system of thinking, and making judgments and decisions. The data analysis technique used is descriptive analysis, simple linear regression test and N-Gain test.  The conclusion in this study is students' critical thinking in physics before and after using this mobile application in the critical category. The use of mobile applications only affects 22.15% of students' critical thinking skills in physics. Changes in students' critical thinking skills after using mobile applications are low.Keywords: Critical thinking, mobile app, physics, studentsAbstrak: Berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif untuk memecahkan dan membuat keputusan dalam situasi yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi mobile terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam fisika. Jenis penelitian berupa eksperimen dengan menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 1 Nanga Pinoh kelas X MIPA 1, dengan jumlah 31 orang. Penelitian ini menggunakan teknik tes dalam pengumpulan data dan instrumen tes yang digunakan berupa soal esai pretest dan posttest, yang berisi tiga aspek berpikir kritis dengan dua belas indikator. Aspek-aspek dari berpikir kritis, yakni: alasan yang sangat efektif, menggunakan suatu sistem berpikir, serta membuat suatu penilaian dan keputusan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji regresi linier sederhana dan uji N-Gain. Simpulan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam fisika sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi mobile adalah sama dalam kategori cukup kritis. Penggunaan aplikasi mobile berpengaruh hanya 22,15% pada kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam fisika. Perubahan kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah menggunakan aplikasi mobile tergolong rendah.Kata-kata kunci: Berpikir kritis, aplikasi mobile, fisika, peserta didik
Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Siswa Kelas IV SDN 28 Kelakik Selvia Dewi; Nurul Apsari; Novika Lestari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.894 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i1.310

Abstract

Abstract: The purpose of this research was diagnotic students understanding of the science concept. This study was aimed at determining the differences in understanding the concept of science before and after applying the Contextual Teaching and Learning (CTL) model to students of elementary of SDN 28 Kelakik.The research design is an experimental study using the design of one group pretest and posttest. The data collection technique used is a test. The instruments used is the pretest and posttest test for understanding of concepts of science. The data analysis using one sample hypothesis testing (T-test). The study results implementation of Contextual Teaching and Learning (CTL) model in the learning of science obtained cognitive abilities result understanding students concepts pretes given treatment  was found still many students have low cognitive abilities and posttest given treatment found students with high cognitive abilities. (thitung = 39,70 ttabel = 1,71). So, there is the average concept understanding is higher than the Minimum Completeness Criteria after posttest applying the Contextual Teaching and Learning (CTL) model.Keywords: Concept of understanding, contextual teaching and learning (CTL) model, natural sciencesAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebelum dan sesudah menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IV SDN 28 Kelakik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan one group pretest posttest design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar soal pretest dan posttest untuk mengetahui pemahaman konsep IPA. Teknik analisis data menggunakan uji hipotesis (uji t) satu sampel. Hasil penelitian dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA diperoleh hasil kemampuan kognitif pemahaman konsep siswa sebelum (pretest) diberi perlakuan ditemukan masih banyak siswa yang tingkat kemampuan kognitifnya rendah dan setelah (posttest) diberi perlakuan ditemukan siswa yang tingkat kemampuan kognitifnya tinggi. (t-hitung = 39,70 t-tabel = 1,71). Jadi, terdapat rata-rata pemahaman konsep lebih tinggi dari pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesudah  (posttest) menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL).Kata-kata kunci: Pemahaman konsep, model contextual teaching and learning (CTL), IPA
Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning untuk Menurunkan Miskonsepsi Siswa pada Pembelajaran Fisika Mega Grasela; Nurul Apsari; Rindah Permatasari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.14 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v2i1.729

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to reduce students' misconceptions in learning physics, especially on the concept of style with blended learning learning models in class X SMK Nusantara. This research uses quantitative method. The form of this research is in the form of a one group pretest–posttest design and the research instrument is a diagnostic multiple-choice test and student interviews. The subjects of this study were students of SMK Nusantara Class X Office Administration which consisted of 19 students. The results obtained show that the results of the total pretest scores are 460 and the total posttest scores are 1330 . The difference in the level of students' ability before and after using blended learning using the N-gain test is obtained an N-gain value of 0.60 with a medium category. The results of the interviews showed that students also gave the right reasons after being given treatment. So there is a change in the decrease in students' misconceptions from the results of tests and interviews. Based on the results of the research that the application of the blended learning model can reduce students' misconceptions in class X AP SMK Nusantara Nanga Pinoh.Keywords: Blended learning, misconception, physics learningAbstrak: Tujuan penelitian ini untuk menurunkan miskonsepsi siswa pada pembelajaran fisika khususnya pada materi konsep gaya dengan model pembelajaran blended learning di kelas X SMK Nusantara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Bentuk penelitian ini berupa one group pretest–posttest design dan instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda diagnostik dan wawacara peserta didik. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Nusantara Kelas X Administrasi Perkantoran yang terdiri dari 19 siswa. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa hasil jumlah nilai pretest sebesar 460 dan hasil jumlah nilai postest sebesar 1330 . Perbedaan tingkat kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan blended learning  menggunakan uji N-gain yaitu diperoleh nilai N-gain 0,60 dengan kategori sedang. Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa juga memberikan alasan yang benar setelah diberikan treatment. Sehingga ada perubahan dalam penurunan miskonsepsi siswa dari hasil tes dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan model blended learning dapat menurunan miskonsepsi siswa di kelas X AP SMK Nusantara Nanga Pinoh. Kata-kata kunci: Blended learning, miskonsepsi, pembelajaran fisika