Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Media Edukasi BOGIMBA (Boneka dan Dongeng Gizi Seimbang) terhadap Tingkat Pengetahuan Anak tentang Gizi di TK Islam Silmi Samarinda Ainur Basirah Mulya; Meiliati Aminyoto; Nurul Hasanah
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i2.235

Abstract

The main causes of the nutritional problems is poor diet. Knowledge became one of the aspects that affect it. Therefore, it is extremely important nutrition education given at an early age. This study aims to determine the effect of educational media BOGIMBA (Doll and Tale of Balanced Nutrition) to the level of knowledge of children about nutrition to the type of analytical research quasi-experimental method is based on the design of one group pretest-posttest. This research sample using the entire sample of the population that met the inclusion criteria of research to obtain 51 respondents. The variables measured in this study are BOGIMBA educational media and level of knowledge of children about nutrition. From the research conducted, it was found the influence of educational media BOGIMBA to increase children's knowledge about nutrition (p = 0.000).
Hubungan Praktik Pemberian Makanan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat: Relationship Between Feeding Practice with The Incidence of Stunting in Toddlers at The Barong Tongkok Health Center, Kutai Barat Regency Fadzilah Nur Qolbiyah; Riries Choiru Pramulia Yudia; Meiliati Aminyoto
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 6 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i6.901

Abstract

Stunting adalah keadaan gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Penyebab masalah pertumbuhan pada awal kehidupan disebabkan oleh masalah kurang gizi, pemberian makanan pendamping air susu ibu terlalu dini atau terlalu lambat, dan pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan praktik pemberian makanan dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Barong Tongkok Kutai Barat. Desain penelitian ini observasional analitik dengan metode kasus kontrol. Data diperoleh dari kuesioner dan data pasien di Puskesmas Barong Tongkok dengan teknik purposive samplingdidapatkan 32 kasus dan 32 kontrol. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan uji fisher’s exact. Analisis data secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara frekuensi makanan dengan p= 0,740 (p lebih besar 0,05), jenis makanan dengan p = 1,000 (p lebih besar 0,05), jumlah makanan dengan p = 0,545 (p lebih besar 0,05), dan praktik pemberian makanan dengan p = 1,000 (p lebih besar 0,05) dengan kejadian stunting. Tidak terdapat hubungan antara frekuensi, jenis, jumlah, dan praktik pemberian makanan dengan kejadian stunting. Pemberian makanan cukup gizi dalam jangka waktu yang pendek mengakibatkan asupan gizi tidak terpenuhi.
Sunlight, Vitamin D, and Depressive Disorders: A Literature Review Salsabila, Naila Cantika; Saputra, Rudi; Khairiah, Siti; Nuryanto, Muhammad Khairul; Aminyoto, Meiliati; Fadilah, Syaiful
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan Vol 7, No 2 (2024): JKPBK Desember 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.kes.pasmi.kal.v7i2.9150

Abstract

Gangguan depresi diartikan sebagai gangguan emosi dan psikologis yang mengakibatkan kesedihan dan kehilangan minat terus-menerus. Sebesar 6,1% orang di Indonesia mengalami depresi, tetapi hanya 9% di antaranya yang mendapat pengobatan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Terjadi penurunan neurotransmiter di otak pada orang yang mengalami gangguan depresi, yaitu pada serotonin, norepinefrin, dan dopamin. Mengekspos kulit ke sinar matahari adalah cara terbaik dalam pembentukan vitamin D. Sekitar 90% dari kebutuhan vitamin D manusia dipenuhi oleh paparan sinar matahari. Pembentukan vitamin D3 di kulit distimulasi oleh ultraviolet B. Vitamin D dalam bentuk 25(OH)D memiliki sifat fungsional dalam pembentukan hormon seks, baik pada perempuan (estrogen dan progesteron) maupun laki-laki (testosteron). Vitamin D juga termasuk dalam kelompok hormon steroid dan mampu melewati sawar darah otak yang berperan dalam regulasi dan modulasi sistem neurotransmitter. Reseptor vitamin D juga terdapat secara luas diseluruh otak dan merangsang pembentukan serotonin dan dopamin. Paparan sinar matahari yang adekuat dapat meningkatkan kadar vitamin D pada manusia. Peningkatan ini merangsang produksi neurotransmitter pada otak yang terlibat dalam gangguan depresi.