Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI DAN BANYAKNYA RAGI PADA PROSES PRODUKSI MINYAK KEMIRI MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI Qisti, Ruhul; Suryati, Suryati; Sylvia, Novi; Azhari, Azhari; Hakim, Lukman
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.17434

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh variasi penambahan ragi roti dan lama fermentasi terhadap proses pembuatan minyak kemiri. Parameter yang diuji adalah rendemen, kadar air, asam lemak bebas, densitas, bilangan penyabunan dan indeks bias minyak kemiri. Bahan utama penelitian adalah biji kemiri sebanyak 300 gram untuk satu kali proses, kemudian digiling dan diperas hingga menghasilkan santan. Selanjutnya santan ditaruh dalam wadah dan ditambahkan ragi roti sebanyak 5 gram, 10 gram, 15 gram dan 20 gram dengan lama fermentasi 8 jam, 10 jam, 12 jam dan 14 jam. Selanjutnya air dan ampasnya dipisahkan kemudian dimasak pada suhu 60°C selama 50 menit, kemudian ditaruh dalam wadah dan diendapkan selama 24 jam. Rendemen minyak kemiri terbaik diperoleh pada perlakuan pemberian ragi roti sebanyak 10 gram dan lama fermentasi 14 jam sebanyak 15,51%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ragi roti sebanyak 15 gram dan lama fermentasi 14 jam menghasilkan kadar air minyak paling rendah yaitu sebesar 0,174%. Asam lemak bebas paling rendah terdapat pada penambahan ragi roti sebanyak 20 gram dan lama fermentasi 14 jam sebesar 0,1381%. Berat jenis minyak kemiri yang dihasilkan hampir sesuai dengan standar SNI yaitu pada lama fermentasi 14 jam dan jumlah ragi roti yang digunakan sebanyak 15 gram sebesar 0,935 gr/ml. Angka penyabunan minyak kemiri yang hampir sesuai dengan standar SNI terdapat pada lama fermentasi 20 jam dengan jumlah ragi sebanyak 20 gram sebesar 183 mh KOH/g sampel. Angka indeks bias minyak kemiri paling rendah terdapat pada lama fermentasi 14 jam dengan jumlah ragi sebanyak 20 gram sebesar 2,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragi roti dapat digunakan untuk membuat minyak kemiri dengan teknik fermentasi.
OPTIMASI ENERGI PADA PRODUKSI SYNGAS DARI R-LNG (REGASIFIED LIQUIFIED NATURAL GAS) MENGGUNAKAN ASPEN HYSYS V.10 Giffary, Muhammad; ZA, Nasrul; Sulhatun, Sulhatun; Hakim, Lukman; Muhammad, Muhammad; Maulinda, Leni
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.15013

Abstract

Energi telah menjadi pilar yang sangat diperlukan untuk kemajuan dan perkembangan manusia sepanjang sejarah. Dari peradaban kuno hingga hari ini, kemajuan manusia secara intrinsik terkait dengan evolusi revolusi energi. Pengaruhnya meresap ke dalam setiap aspek eksistensi manusia. Ketika kita memulai era baru aplikasi energi, fokusnya bergeser ke pengembangan dan pemanfaatan sumber daya utama seperti minyak bumi, batu bara, teknologi energi baru, dan gas alam. Salah satu pemanfaatannya adalah memproduksi syngas, sekitar 6 EJ syngas diproduksi secara global setiap tahunnya, yang merupakan hampir 2% energi primer dunia saat ini. Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi proses dalam produksi syngas  adalah software Aspen HYSYS V.10. Penelitian ini sudah pernah dilakukan dengan proses utama combined reforming menggunakan heater, yang belum pernah dilakukan adalah menggunakan heat exchanger. Produksi syngas dengan proses utama combined reforming menggunakan dua reaktor utama yaitu primary reformer dan secondary reformer guna untuk meningkatkan konversi metana menjadi hidrogen. Keluaran dari secondary reformer panasnya mencapai 962oC dan akan masuk ke hight temperature shift converter untuk mengkonversi karbon monoksida menjadi hidrogen pada suhu 366oC. Pada penelitian sebelumnya, temperatur 962oC akan turun menjadi 366oC menggunakan cooler 1, beban kerja dari cooler 1 sangat berat untuk menurukan temperatur 962oC menjadi 366oC. Sehingga, terjadi pemborosan konsumsi energi. Maka, didapatlah peluang untuk mengoptimalkan konsumsi energi yang ada dengan cara memanfaatkan panas keluaran dari secondary reformer yang panasnya sampai 962oC ini cukup tinggi untuk memanaskan MIXED FEED dan PROCESS GAS dengan menggunakan heat exchanger. Hal ini terbukti, dengan total konsumsi energi sebelum memanfaatkan panas keluaran secondary reformer sebesar 556.626.015,66 Kj/jam atau 133,56 Gcal/jam dan setelah memanfaatkan panasnya menjadi 460.267.906,06 atau 110 Gcal/jam. Maka, konsumsi energi dapat dioptimalkan menjadi 110 Gcal/jam.
OPTIMASI TUNING PID TEMPERATURE CONTROL PADA ALAT HEATER 2801E101 DENGAN MENGGUNAKAN HYSYS INTERFACING MATLAB Effendi, Mulia; ZA, Nasrul; Muhammad, Muhammad; Hakim, Lukman; Ginting, Zainuddin; Hasfita, Fikri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 5 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i5.7929

Abstract

Penelitian Sistem kontrol Proportional, Integral dan Derivative (PID) merupakan kontroller untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tersebut (Feed back). Penukar panas adalah alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Adapun metodologi penelitian ini adalah membuat model steady state Heater, kemudian mengubah model steady state menjadi model dynamic, lalu membuat model kontrol PID, setelah itu melakukan tuning terhadap kontrol PID dan melakukan pengujian terhadap kontrol PID, dengan melakukan gangguan pada set point. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu respon tercepat terhadap gangguan pada termperature serta mendapatkan variable Kc, Ti dan Td terbaik. Hasil dari pengaplikasian sistem kontrol PID maka didapatkan waktu tercepat yaitu 0.83 menit dengan nilai Kc= 1,79, Ti= 1,15 dan Td=0,19. Pada suhu 90oC dengan tekanan 277,7 kPa dengan laju alir 9363 kg/jam. Sedangkan waktu terlama pada hasil pengujian kontrol PID dengan mengubah termperature menjadi 98oC , yaitu 1menit dengan nilai Kc= 1,85, nilai Ti=1,15 dan Td= 0,19.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT UBI JALAR UNGU (Ipomea Batatas L) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE Silitonga, Hanna Amaliah; Azhari, Azhari; Sylvia, Novi; Hakim, Lukman; Dewi, Rozanna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 4 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i4.17327

Abstract

Saat ini, kulit ubi jalar ungu hanya berfungsi sebagai bisnis sampingan dalam keluarga yang belum terbukti berhasil. Karbohidrat, yang merupakan komponen utama ubi jalar ungu, dapat diubah menjadi glukosa dan kemudian digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis bioetanol. Alkohol murni yang berasal dari tanaman, bioetanol sering dibuat melalui fermentasi. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah menggunakan campuran larutan gula, pupuk NPK, dan pupuk urea untuk nutrisi Saccharomyces cerevisiae. Tujuan penelitian ini adalah untuk memastikan bagaimana volume starter dan durasi fermentasi memengaruhi produksi bioetanol. Kulit ubi jalar ungu direbus dalam penelitian ini selama 60 menit pada suhu 70°C menggunakan HCl 5%. Selanjutnya, 50 mL, 60 mL, 70 mL, dan 80 mL starter ditambahkan, diikuti dengan fermentasi selama tiga, empat, lima, dan enam hari. Kertas saring digunakan sebagai alat untuk proses penyaringan setelah fermentasi selesai. Proses distilasi memurnikan hasil. Jumlah etanol yang dihasilkan meningkat dengan waktu fermentasi yang lebih lama dan lebih banyak starter yang digunakan, menurut data. Setelah enam hari fermentasi dengan volume awal 80 mL, 48% etanol diproduksi.
Preparation and Characterization of Activated Carbon Made from Robusta Coffee Skin (Coffea Canephora) Raudhatul Raihan; Adi Setiawan; Lukman Hakim; Muhammad Muhammad; Muhammad Arif; Hadi Hosseiniamoli
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan Vol 15, No 2 (2020): Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (December, 2020)
Publisher : Chemical Engineering Department, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23955/rkl.v15i2.17618

Abstract

Indonesia is one of the coffee-producing countries where production tends to increase from year to year. Currently, residuals from coffee-fruit processing such as coffee-skin and husks are thrown away without any use and this biomass residual contains several toxic chemicals such as alkaloids, tannins, and polyphenols. One of potential uses of coffee-industry by-product is to make activated carbon (ACs), which is made through a carbonation process and followed by an activation process. In this study, chemical activation was carried out using chemical activators ZnCl2 and NaOH. The purpose of this study is to prepare and investigate the characteristics of chemically activated coffee skin bio-char focusing on the surface properties and iodine adsorption capacity. Prior to carbon activation, a purpose built pilot-scale reactor was fabricated and tested at temperatures of 400 C and 500 C. The difference in carbonation temperature and variations in activator concentration alter the absorption properties. The results showed that the coffee-skin pyrolyzed at 500 C and activated by 2% NaOH solution exhibits the highest absorption value of 720.2 mg/g. Lower absorption values were observed in any ZnCl2 activator samples. SEM-EDS analysis result suggests significant changes in composition of the ACs before and after activation. Most of impurities are gone during activation and washing. The value of C atoms increases and the pores structure of the activated carbon are expanding showing suitable properties for adsorbent.
Efficiency Of Hydrogen Production From Sea Water Using The Electrolysis Process With Solar Energy Photovoltaic Systems Fadhli Fadhli; Lukman Hakim; Adi Setiawan; Rozanna Dewi; Zulnazri Zulnazri; Muhammad Daud; Ratna Sari
Jurnal Polimesin Vol 22, No 1 (2024): February
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v22i1.4824

Abstract

Hydrogen is a future alternative energy source, offering environmental friendliness and renewable properties that can potentially replace fossil fuels. Despite the potential, its synthesis typically requires high energy and costs, posing a constraint on mass production due to low efficiency. Therefore, this study aims to develop hydrogen production technology from seawater using the electrolysis process with solar energy from photovoltaic systems as energy source. The experiments were carried out with different voltages of 10, 15, 20, and 25 volts, using electrode materials made of titanium in mesh and plate shapes. Seawater served as the electrolyte, and it was supplemented with 0.1 molNaOH and 0.1 mol H2SO4. The results showed that the applied voltage had a positive correlation with hydrogen production rate, while the electrolysis process time had no significant effect. In addition, the use of NaOH catalyst with mesh-shaped titanium electrode could yield efficiency of hydrogen production flow rate of 2.06% or 52 ml/minute. This outcome was better compared to the electrolysis of seawater electrolyte with and without H2SO4 catalyst, which yielded values of 1.84% or 30.1 ml/minute and 1.42% or 28.9 ml/minute, respectively.
Co-Authors . Wusnah Adi Setiawan Adriana Adriana Agam Muarif Aldilla Zuhra Amanda Fitria Rahmadani Nasution Amanda Lubis Amiratul Husna Andina Mayangsari Anisa Anisa Anisa Aulia Annisa Aulia Ari Irawan Azhari Azhari Azhari Azhari Chairinnisa Chairinnisa Cut Dina Mastura Cut Milya Deifa Nurfiqih Dewi Lestari Dewi, Ratni Dewi, Ratni Eddy Kurniawan Effendi, Mulia Eka Mutia Eki Supratiwi Elma Agustina Berutu Etty Centaury Siregar fadhli fadhli Faisal Faisal Farid Yoanda Fibarzi, Wiza Ulfa Giffary, Muhammad Hadi Hosseiniamoli Halimuddin Halimuddin Hanif, Hanif Hendrival Hendrival Intan Marsalin Ishak Ishak Jagad Wibisono Jalaluddin Jalaluddin Lailatul Munouwarah Lamkaruna Rizki Leni Maulinda, Leni Lentina Sitohang M. Asyabul Zikki Masrullita Masrullita Meriatna Meriatna Milarahma Yulianti Muammar Khadafi Muhammad Abrar Muhammad Arif Muhammad Daud Muhammad Fazlunnazar Muhammad Muhammad Muhammad Razin Muhammad Safrijal Muhammad, Muhammad Muthia Septiana Mutia Reza Nabila Hamnasia Nahar, Nahar Nasrul ZA Novi Sylvia Novi Yanti Savira Nur Aisyah Nur Azila Nur Azura Lubis Nurhabiah Nurhabiah Nurlaila, Rizka Nurmazaya, Vini Nurul Khumaida Octaviani Pasaribu Pasaribu, Josua Putri Sara Fhariza Qisti, Ruhul Rahmat Rizky Ratna Sari RATNA SARI Ratna Sari Ratni Dewi Raudhatul Raihan Raudhatul Ulfa Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rozanna Dewi Silitonga, Hanna Amaliah Sinaga, Selvi Sundari Sri Wahyuni Sry Wahyuni Damanik Sulhatun Sulhatun Suri Atika Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Syafruddin Syafruddin Syamsul Bahri Tasya Maidayanti Teuku Rihayat Wiza Ulfa Fibarzi Zahratun Mauliza Zainuddin Ginting Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulnazri, Z Zuraida Zuraida