Claim Missing Document
Check
Articles

KINETIKA HIDROLISA KULIT SINGKONG (manihot utilisima pohl) MENJADI GLUKOSA MENGGUNAKAN KATALIS HCl Zahratun Mauliza; Jalaluddin Jalaluddin; Rozanna Dewi; Eddy Kurniawan; Lukman Hakim
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 3 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i3.6015

Abstract

Kulit singkong merupakan bahan buangan (limbah buah singkong) yang dibuang begitu saja yang mengandung pati atau karbohidrat. Penelitian mengggunakan metode hidrolisa menggunakan katalis HCl yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu operasi dan kinetika reaksi pada proses hidrolisis terhadap gula yang dihasilkan. Proses hidrolisis dilakukan dalam labu yang dilengkapi dengan pengaduk dan pendingin balik termometer dengan variasi waktu 35, 40, 45 dan 50 menit dan suhu dengan variasi 80, 85, 90 dan 95. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar glukosa paling tinggi diperoleh sebesar 45% dengan jumlah 7,63gr pada waktu hidrolisa 50 menit dan suhu 95℃, sedangkan kadar glukosa terendah diperoleh 20% dengan jumlah 4,53gr pada waktu hidrolisa 35 menit dan suhu 85℃. Yield paling tinggi diperoleh pada waktu hidrolisa 50 menit dan suhu 95℃ sebesar 7,636%, sedangkan nilai yield terendah diperoleh 0,45% pada waktu hidrolisa 35 menit dan suhu 85℃. Kemudian, konversi glokusa yang tereduksi paling tinggi diperoleh pada waktu hidrolisa 50 menit dan suhu 95℃ sebesar 0,687%, sedangkan konversi terendah diperoleh 0,405% pada waktu hidrolisa 35 menit dan suhu 85℃. Reaksi hidrolisa kulit singkong ini merupakan reaksi orde satu semu dengan nilai konstanta kecepatan reaksi untuk temperatur 80, 85, 90, dan 95 berturut-turut adalah 0,0197, 0,0213, 0,0222 dan 0,027 menit-1 dan energi aktivasi yang diperoleh sebesar 21.248,09 kJ/mol.
Kajian Ekstraksi Selulosa dari Kulit Pinang dengan Menggunakan Larutan NaOH Zulnazri Zulnazri; Dewi Lestari; Lukman Hakim; Rozanna Dewi; Sulhatun Sulhatun
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i2.7846

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang ekraksi dan karakterisasi selulosa yang diperoleh kulit pinang. Untuk menentukan kadar selulosa yang terdapat pada kulit pinang dapat dilakukan karakterisasi melalui uji XRD, uji FTIR, dan uji SEM. Kulit pinang yang telah dibersihkan kemudian dihidrolisis dengan konsentrasi HNO3 menggunakan variasi NaOH yaitu 1%, 2%, 3% dan 4% dan variasi suhu 40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC. Kemudian didelignifikasi dengan NaOH dan Na2SO3 selama 1 jam dengan suhu 40 oC. Selulosa yang diperoleh diuji dengan uji XRD, uji FTIR, uji SEM, dan dihitung yield nya. Dari hasil uji XRD didapatkan persentase kristalinitas tertinggi terdapat pada konsentasi NaOH 4% pada suhu 70oC yaitu sebesar 76,79%. Sedangkan persentase kristalinitas terendah terdapat pada konsentrasi NaOH 1% pada suhu 70oC yaitu sebesar 75,11%. Kadar yield yang paling besar terdapat pada konsentrasi NaOH 4% pada suhu 70oC dengan kadar yield yang dihasilkan sebesar 39,96%. Kadar yield terendah terdapat pada  dengan konsentrasi NaOH 1% pada suhu 40oC dengan kadar yield sebesar 39,16%. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi NaOH dan suhu yang digunakan berpengaruh terhadap selulosa yang dihasilkan.
Pembuatan Sabun Mandi Cair Herbal dari Surfaktan Methyl Ester Sulphonate dengan Ekstrak Daun Kelor sebagai Zat Antibakteri Eka Mutia; Suryati Suryati; Lukman Hakim
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i2.9232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun mandi cair dari ekstrak daun kelor dengan variasi volume ekstrak 10 mL, 20 mL, 30 mL, dan 40 mL yang memiliki potensi sebagai antibakteri. Senyawa antibakteri yang terdapat pada daun kelor yaitu saponin, tanin, flavonoid dan terpenoid. Metode yang digunakan adalah metode maserasi dengan menggunakan pelarut aquadestillata. Kemudian dibuat sediaan sabun mandi cair dengan variasi volume ekstrak daun kelor yang telah ditetapkan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak daun kelor sebanyak 10 mL, 20 mL, 30 mL dan 40 mL. Hasil pengujian tinggi dan stabilitas busa yang paling baik didapat pada volume ekstrak 40 mL dengan ketinggian busa sebesar 20 mm dan stabilitas busa 100%. pH yang paling mendekati pH kulit pada sabun ekstrak daun kelor juga pada volume 40 mL dengan nilai 3,7. Viskositas yang paling baik untuk ekstrak daun kelor pada volume ekstrak 40 mL yaitu 1,5117 cP. Densitas sabun mandi cair ekstrak daun kelor juga didapat pada volume ekstrak 40 mL sebesar 1,036 gr/mL. Diameter zona hambat bakteri tertinggi diperoleh pada ekstrak daun kelor terdapat pada volume ekstrak 20 mL yaitu  23 mm. Secara keseluruhan hasil evaluasi pengujian sabun mandi cair sudah sesuai dengan standar SNI-06-04085-1996.
Pembuatan Asam Oksalat dari Sabut Pinang dengan Metode Oksidasi Farid Yoanda; Lukman Hakim; Rizka Mulyawan; Rozanna Dewi; Rizka Nurlaila
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i2.9463

Abstract

Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat berfungsi sebagai pengawet alami dan mendukung sel yang memproduksi energi dalam tubuh. Selain itu, dalam industri asam oksalat digunakan untuk menghilangkan karat dan pereaksi pada pembuatan warna. Pohon pinang banyak didapatkan di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Nama Latin dari Pinang adalah Areca catechu L atau sinonimnya disebut dengan A.hortensis lour, familia : Arecaceae, tingginya mencapai 12-25 meter. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pembuatan asam oksalat dari sabut pinang yang menggunakan metode oksidasi menggunakan asam nitrat. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan suhu hidrolisis yaitu 80°C, 90°C dan 100°C dengan waktu 60 menit, 70 menit dan 90 menit. Dari penelitian ini didapat waktu optimal hidrolisis yaitu 70 menit dengan suhu 100°C dengan kadar asam oksalat 8,2 %.
Pengembangan Potensi Belimbing Wuluh Menjadi Dodol Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Cot Girek Kandang Lhokseumawe Meriatna; Lukman Hakim; Masrullita; Suryati; Rizka Nurlaila
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Abdi Putra Vol 2 No 3 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Nusa Putra & Persatuan Insinyur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/abdiputra.v2i3.113

Abstract

Peningkatan kapasitas dan kualitas hidup bagi wanita dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya secara mandiri dengan memiliki keterampilan dan keahlian dalam mengatasi masalah yang dihadapinya melalui penyuluhan, pelatihan dan bahkan praktek langsung untuk membantu menumbuhkan serta meningkatkan intensi berwirausaha pada masyarakat. Belimbing wuluh memiliki rasa asam dan aroma yang khas sehingga sering digunakan dalam masakan dan juga berfungsi sebagai antioksidan karena adanya vitamin A, C dan E. Pemanfaatan dan pengembangan buah belimbing wuluh belum dilakukan secara optimal karena nilai jual yang masih rendah dan tidak diimbangi dengan potensi yang dimiliki buah belimbing wuluh. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu dalam membuat dodol dari belimbing wuluh. Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan tentang pembuatan dodol dari belimbing wuluh dan melakukan penyebaran kuisioner awal dan akhir sosialisasi, dimana terjadi peningkatan pengetahuan mitra tentang pembuatan dodol.
Produksi Gas Hidrogen dari Air Laut Menggunakan Proses Photovoltaic-Electrolysis dengan Katalis H2SO4 Lukman Hakim; Elma Agustina Berutu; Ratna Sari; Ratni Dewi
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i1.5575

Abstract

AbstractHydrogen is a new and renewable energy that has advantages over other energies. Among the hydrogen gas production methods that have the potential to be developed is seawater electrolysis, which is an abundant source. The electrolysis method uses a Direct Current (DC) electric current source. In this study, DC electric current was used from the results of solar panels (photovoltaic) with a volume of seawater as an electrolyte solution of 3500 ml. The electrolysis process times were 15, 30, 45, and 60 minutes using graphite electrodes with variations in voltages of 5, 10, 15 and 20 volts and H2SO4 catalyst concentrations of 0.1M, 0.25M, 0.5M and 0.75M at ambient conditions and 1 atm. The study results showed that the voltage and catalyst concentration of H2SO4 showed the effect of the formation of hydrogen gas. Where the effect of the loading voltage is reversed with the catalyst concentration of H2SO4. The higher voltage, the flow rate of the hydrogen gas produced also increases and the higher the concentration of H2SO4 catalyst used, lower the flow rate of the hydrogen gas produced. Based on the research results, the highest hydrogen gas flow rate was obtained at a catalyst concentration of 0.1M H2SO4, at a voltage of 20 volts with a flow time of 60 minutes, a flow rate of 20.5 ml/minute and in seawater electrolysis using H2SO4 catalyst did not produce NaOCl as a byproduct.Keywords: electrolysis, energy, graphite, hydrogen, catalyst
KINETIKA HIDROLISA KULIT PISANG AWAK (MUSA PARADISIACA VAR. AWAK) MENJADI GLUKOSA MENGGUNAKAN KATALIS ASAM SULFAT Putri Sara Fhariza; Azhari Azhari; Zainuddin Ginting; Lukman Hakim; Meriatna Meriatna
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.9535

Abstract

Kulit pisang awak merupakan limbah bahan buangan yang cukup banyak jumlahnya. Salah satu kandungan dalam kulit pisang awak adalah pati yang mengandung karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi glukosa dengan proses hidrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan glukosa dari kulit pisang awak dan menganalisa pengaruh suhu dan waktu hidrolisa serta menghitung kinetika reaksi hidrolisa tersebut. Proses hidrolisis kulit pisang awak menggunakan katalis H2SO4 dilakukan dalam labu hidrolisis dengan variasi suhu 70, 80, dan 90 14℃">  dan waktu 10, 15, 20, 25, 40, dan 50 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa paling tinggi diperoleh 40% dengan jumlah 9,176 gr, yield paling tinggi sebesar 91,76%, konversi glukosa yang paling tinggi sebesar 82,58%, hasil ini diperoleh pada waktu hidrolisa 50 menit dan suhu 90 14℃"> . Kinetika reaksi hidrolisis kulit pisang awak menggunakan katalis H2SO4 mengikuti  reaksi orde satu,  pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi mengikuti persamaan Arhenius dengan nilai konstanta kecepatan reaksi untuk masing-masing temperatur 70, 80 dan 90 14℃">  berturut-turut adalah 0,0141, 0,0286 dan 0,0372 menit-1 dengan energi aktivasi sebesar 50.416,096 kJ/mol.
Variasi Waktu dan Konsentrasi KOH Dalam Produksi Asam Oksalat (C2H2O4) dari Limbah Kertas Hvs Dengan Metode Peleburan Alkali Tasya Maidayanti; Lukman Hakim; Rizka Nurlaila; Meriatna Meriatna; Rozanna Dewi; Wiza Ulfa Fibarzi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.8018

Abstract

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Selulosa adalah senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n. Selulosa apabila direaksikan dengan alkali kuat akan menghasilkan asam oksalat, asam asetat dan asam formiat dan reaksi ini disebut hidrolisis atau peleburan berkatalis basa. Limbah kertas hvs terkandung senyawa selulosa, senyawa selulosa ini dapat diolah menjadi produk lain seperti asam oksalat. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan asam oksalat dari limbah kertas hvs dengan metode peleburan alkali, mengetahui waktu hidrolisis dan konsentrasi KOH terbaik dalam produksi asam oksalat dari limbah kertas hvs. Metode yang digunakan untuk memperoleh asam oksalat adalah metode hidrolisis peleburan alkali, dengan variasi KOH 15%, 30% dan 40% dan waktu hidrolisis 45, 75 dan 95 menit. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu yield kadar asam oksalat tertinggi terdapat pada konsentrasi KOH 15% dengan waktu  hidrolisis 75 menit yaitu sebesar 7,79 %. Karakteristik asam oksalat yang diperoleh yaitu mempunyai nilai pH 1,5 dan mempunyai serapan Fourier Transform Infra Red (FTIR) yaitu serapan gugus hidroksil (O-H) pada bilangan gelombang 3402,43cm-1, gugus C=O yaitu pada bilangan gelombang 1683,86 cm-1 dan gugus C-O yaitu pada bilangan gelombang 1120,64 cm-1.
Pembuatan Tempe Berbahan Dasar Ampas Tahu Dengan Proses Fermentasi Dengan Menggunakan Ragi (Ryzopus Oruzae) Eki Supratiwi; Zulnazri Zulnazri; Lukman Hakim; Eddy Kurniawan; Muhammad Muhammad
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.10219

Abstract

Ampas tahu merupakan bahan tambah pangan yang digunakan dalam pembuatan tempe. Ampas tahu adalah salah satu jenis limbah pembuatan tahu  yang berbentuk ampas yang didapatkan dari hasil pemisahan antara sari pati kedelai yang telah di saring. Ampas tahu pada penelitian ini diperoleh dari hasil pemisahan saripati kedelai. Ampas tahu, awalnya Diamkan ampas tahu selama semalaman, bisa ditaruh di nampan. Kukus ampas tahu sampai matang 35-45 menit, Taruh ampas tahu di kuali untuk disangrai sampai kandungan airnya berkurang (sangrai selama 25 menit,) lalu tuang ampas tahu di nampan biarkan dingin (kurang lebih 1 jam) Beri ragi, aduk dengan sendok. Masukkan kedalam plastic, daun pisang, daun coklat Taruh di rak kawat yang dialasi kain tipis, tutup dengan kain di fermentasi dalam waktu 1,2,3,dan 4 hari. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, perbedaannya adalah penelitian sebelumnya tidak memakai uji protein dan uji kadar air untuk menghasilkan standar tempe yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian, analisa kadar air tempe  yang paling banyak menghasilkan Kadar air yang paling tinggi diperoleh pada waktu fermentasi hari ke-4 yaitu 72 %. Sedangkan kadar air yang terendah diperoleh pada waktu fermentasi hari ke-1 yaitu 40 %. Semangkin lama waktu fermentasi maka semangkin tinggi nilai kadar air yang dihasilkan. 
Study of Adsorption of Lead Metal (Pb) Using Chemically Acti-vated (Nypa Fruticans) Powder Biosorbent Meriatna Meriatna; Lukman Hakim; Masrullita Masrullita; Zulmiardi Zulmiardi; Suri Atika
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Department of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v3i2.443

Abstract

Heavy metal contamination in the environment is now quite concerning, and it is hazardous if it enters the body. Continuous human interaction with heavy metal lead (Pb) will result in various health problems. Nipa palm is a palm (Palma) thrives in mangrove forest habitats or along the seashore, with a cellulose content of 35.1%, 26.4% hemicellulose, and 17.8% lignin. This research aims to see if palm fronds (Nypa fruticans) can be used as a biosorbent to remove the heavy metal Pb in artificial solutions. The analysis was carried out in phases, beginning with the creation of biosorbents from Nipah fronds by decreasing their size to powder and drying them in the sun, followed by analyzing the efficacy of the biosorbents and the number of functional groups using the FTIR instrument. The research was carried out by varying the particle size of the nipa palm frond adsorbent, namely 40, 60, and 80 mesh, as well as contact times of 30, 60, 90, and 100 minutes, to determine the level of adsorption absorption and the adsorption mechanism using the Langmuir and Freundlich isotherm equation approach. The Pb solution used had a concentration of 20 ppm. The results showed that the maximum metal absorption level was 99.29% at a particle size of 80 mesh with a contact time of 100 minutes. The absorption mechanism is close to the Langmuir isotherm equation with R2 = 0.9998. It is suspected that the adsorption process occurs in one layer (monolayer) of the adsorbent.
Co-Authors . Wusnah Adi Setiawan Adriana Adriana Agam Muarif Aldilla Zuhra Amanda Fitria Rahmadani Nasution Amanda Lubis Amiratul Husna Andina Mayangsari Anisa Anisa Anisa Aulia Annisa Aulia Ari Irawan Azhari Azhari Azhari Azhari Chairinnisa Chairinnisa Cut Dina Mastura Cut Milya Deifa Nurfiqih Dewi Lestari Dewi, Ratni Dewi, Ratni Eddy Kurniawan Effendi, Mulia Eka Mutia Eki Supratiwi Elma Agustina Berutu Etty Centaury Siregar fadhli fadhli Faisal Faisal Farid Yoanda Fibarzi, Wiza Ulfa Giffary, Muhammad Hadi Hosseiniamoli Halimuddin Halimuddin Hanif, Hanif Hendrival Hendrival Intan Marsalin Ishak Ishak Jagad Wibisono Jalaluddin Jalaluddin Lailatul Munouwarah Lamkaruna Rizki Leni Maulinda, Leni Lentina Sitohang M. Asyabul Zikki Masrullita Masrullita Meriatna Meriatna Milarahma Yulianti Muammar Khadafi Muhammad Abrar Muhammad Arif Muhammad Daud Muhammad Fazlunnazar Muhammad Muhammad Muhammad Razin Muhammad Safrijal Muhammad, Muhammad Muthia Septiana Mutia Reza Nabila Hamnasia Nahar, Nahar Nasrul ZA Novi Sylvia Novi Yanti Savira Nur Aisyah Nur Azila Nur Azura Lubis Nurhabiah Nurhabiah Nurlaila, Rizka Nurmazaya, Vini Nurul Khumaida Octaviani Pasaribu Pasaribu, Josua Putri Sara Fhariza Qisti, Ruhul Rahmat Rizky Ratna Sari Ratna Sari RATNA SARI Ratni Dewi Raudhatul Raihan Raudhatul Ulfa Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rozanna Dewi Silitonga, Hanna Amaliah Sinaga, Selvi Sundari Sri Wahyuni Sry Wahyuni Damanik Sulhatun Sulhatun Suri Atika Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Syafruddin Syafruddin Syamsul Bahri Tasya Maidayanti Teuku Rihayat Wiza Ulfa Fibarzi Zahratun Mauliza Zainuddin Ginting Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulnazri, Z Zuraida Zuraida