Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Keseimbangan antara Pendapatan dan Biaya Operasional Kapal Penyeberangan Lintas Jangkar-Kalianget Ilham, Chairul Insani; Darmawan, Wawan
JURNAL MANAJEMEN TRANSPORTASI & LOGISTIK Vol 2, No 1 (2015): JURNAL MANAJEMEN TRANSPORTASI & LOSGISTIK
Publisher : STMT Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan Pelabuhan Jangkar memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kegiatan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Kabupaten Situbondo, karena transportasi air merupakan salah satu moda transportasi yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teori yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Supranto (1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas lalu lintas angkutan yang melayani penyeberangan Jangkar-Kalianget mengalami penurunan pendapatan, baik angkutan penumpang maupun barang rata-rata sebesar 16, 6 persen. Berdasarkan hasil peramalan, permintaan transportasi, Break Even Point (BEP) load factor sebesar 21 persen dicapai pada tahun 2011. Pada tahun 2012, perusahaan transportasi mengalami kerugian dalam hal pendapatan operasional karena produktivitas kapal angkutan semakin menurun. Hal ini diketahui bahwa pada tahun 2012 perusahaan pelayaran mengalami kerugian karena biaya operasional kapal besar melebihi pendapatan dari kapal (BOK > Pendapatan) yang biaya operasional kapal sebesar Rp 2.977.643.505; dan pendapatan kapal sebesar Rp 2.709.255.500. Dengan demikian, pada tahun 2012 perlu memberikan subsidi untuk kelangsungan angkutan Feri, karena kegiatan transportasi Feri lintas Jangkar-Kalianget-Pulau Sapudi masih memiliki permintaan transportasi potensial dan masih diperlukan masyarakat sekitar. Kata Kunci: BEP, Transportasi, Biaya, Tingkat Pendapatan
KESEIMBANGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN BIAYA OPERASIONAL KAPAL PENYEBERANGAN LINTAS JANGKAR-KALIANGET Ilham, Chairul Insani; Darwan, Wawan
JURNAL MANAJEMEN TRANSPORTASI & LOGISTIK Vol 2, No 1 (2015): MARET
Publisher : Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25292/j.mtl.v2i1.126

Abstract

The existence of Port Jangkar has a very important role in supporting economic activities and equitable development in Situbondo since water transport is one of the modes of transportation that connects the island of Java and Madura Island. This study uses a quantitative approach. The theory used is proposed by Supranto (1990). The results showed that the productivity of freight traffic crossings serving Jangkar-Kalianget experienced decrease in revenue both passenger and goods transport by an average of 16, 6 percent. Based on the results of forecasting, demand for transportation, Break Even Point (BEP) load factor of 21 percent was achieved in 2011. In 2012, the company suffered losses in terms of transportation operating income due to declining productivity of vessel transport. In 2012 cruise companies suffered losses due to large vessel operating expenses exceeded the income from the vessel (BOK> Revenue) with the operational costs of Rp297,763,505; and vessels revenue of Rp2,709,255,500. Thus, in 2012 it was needed to subsidize the sustainability of Ferry transportation, because the Ferry transport activities cross Jangkar-Kalianget- Sapudi Island still has the potential transport demand and still needed the surrounding community.
Edukasi Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Penanggulangan Kebakaran Bagi Operator Kapal Driaskoro Budi Sidharta; Chairul Insani Ilham; Slamet Prasetyo Sutrisno; Paulina Mutiara Latuheru; Elfita Agustini
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v5i2.1011

Abstract

Kebakaran kapal yang pernah terjadi di Sungai Musi menunjukkan bahwa kebakaran dapat terjadi kapan dan dimana saja. Pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu juga diberikan kepada operator kapal yang beroperasi di Sungai Musi untuk mencegah terjadinya kebakaran diatas kapal. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan para operator kapal di Sungai Musi dalam penanggulangan kebakaran. Metode yang digunakan berupa penyampaian materi teori serta praktek pencegahan penanggulangan pemadaman kebakaran. Penyampaian materi teori dikomunikasikan secara verbal dengan cara lisan kemudian dilanjutkan dengan praktek pemadaman kebakaran memanfaatkan karung goni basah dan alat pemadam api ringan oleh 30 orang peserta didampingi oleh narasumber. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat 33.3% peserta memperoleh peningkatan pengetahuan dalam kriteria tinggi, 66.7% dalam kriteria sedang.. Kegiatan penyuluhan ini mampu memberikan keterampilan kepada peserta tentang cara memadamkan api memanfaatkan karung goni basah serta alat pemadam api ringan (APAR). Kegiatan penyuluhan seperti ini perlu dilakukan secara berlanjut dengan jumlah peserta yang lebih banyak sehingga pengetahuan tentang pemadaman kebakaran dapat dipahami oleh masyarakat luas.
KESEIMBANGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN BIAYA OPERASIONAL KAPAL PENYEBERANGAN LINTAS JANGKAR-KALIANGET Chairul Insani Ilham; Wawan Darwan
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTRANSLOG) Vol 2, No 1 (2015): MARET
Publisher : Institut Transportasi dan Logistik Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54324/j.mtl.v2i1.126

Abstract

The existence of Port Jangkar has a very important role in supporting economic activities and equitable development in Situbondo since water transport is one of the modes of transportation that connects the island of Java and Madura Island. This study uses a quantitative approach. The theory used is proposed by Supranto (1990). The results showed that the productivity of freight traffic crossings serving Jangkar-Kalianget experienced decrease in revenue both passenger and goods transport by an average of 16, 6 percent. Based on the results of forecasting, demand for transportation, Break Even Point (BEP) load factor of 21 percent was achieved in 2011. In 2012, the company suffered losses in terms of transportation operating income due to declining productivity of vessel transport. In 2012 cruise companies suffered losses due to large vessel operating expenses exceeded the income from the vessel (BOK> Revenue) with the operational costs of Rp297,763,505; and vessels revenue of Rp2,709,255,500. Thus, in 2012 it was needed to subsidize the sustainability of Ferry transportation, because the Ferry transport activities cross Jangkar-Kalianget- Sapudi Island still has the potential transport demand and still needed the surrounding community.
Pemilihan Moda Angkut Antar Moda Jalan Raya dengan Bus Air Lintas Prajen-16 Ilir Palembang Chairul Insani Ilham
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daya tarik perjalanan angkutan lintas Prajen- 16 ilir Palembang , semakin hari mempunyai kecenderungan yang semakin meningkat dan hal ini memberikan dampak kepada kelancaran pelayanan jasa angkutan jalan pada lintas tersebut yang sering mengalami kemacetan dan dampak lain dari tingginya volume lalu lintas tersebut turut pula membebani jaringan transportasi jalan di Terminal Plaju yang sudah mulai jenuh tersebut.Upaya mencarikan lintas alternatif dengan ide memanfaatkan angkutan sungai musi dari Prajen Banyuasin ke 16 ilir Palembang (CBD),perlu dilakukan justifikasi secara ilmiah mengenai prospek kedepannya, dengan mengkaji faktor karaktristik system transportasi dengan tolok ukur Rasio Waktu Perjalanan(RWP) dan Rasio Biaya Perjalanan (RBP). Setelah dikaji secara ilmiah dari jumlah perjalanan kendaraan Angkutan jalan umum pada tahun 2015, dengan sampel 1-2 persen yang dikerjakan oleh 15 orang surveyor Rasio waktu Perjalanan (RWP) antara angkot dengan bis air didapati RWP sama dengan 2,06 kali atau 206 persen atau bis air lebih singkat waktu perjalanannya.Rasio Biaya Perjalanan (RBP) antara angkot dengan bis air didapat 1,14 kali lebih mahal.Rasio Waktu Pelayanan Perjalanan antara angkot dengan bis air adalah 3 kali atau bis air lebih baik atau hemat waktupelayanannya tiga kali.secara ilmiah yang menjelaskan bahwa lintas angkutan sungai lebih baik bila dibandingkan dengan lintas angkutan jalan . Dengan metode kajian yang cukup sederhana dan memanfaatkan data serta kesempatan yang ada, seyogyanya akan dapat membantu pemerintah untuk memberikan solusi lalu lintas angkutan orang dari dan ke CBD 16 ilir Palembang kedaerah Prajen/mariana.
ANALISIS KOMPARASI TARIF SEWA ANGKUTAN WISATA AIR DALAM KOTA PALEMBANG ( STUDI KASUS DERMAGA BKB KE TUJUAN WISATA MUSI ) Chairul I. Ilham; Anwar Tuip; Kusnendy Kusnendy; Purboyo Purboyo
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 8 No 1 (2017): June 2017
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.383 KB)

Abstract

Issue yang berkembang dalam pemberlakuan tariff angkutan wisata di sungai musi belum menggali aspek social ekonomi maupun financial harga(tariff) angkutan yang di gunakan atau diberlakukan pada saat ini. Pada penelitian ini dilakukan analisis dengan melakukan survai dan kajian perhitungan tariff yang ber indicator pada harga dalam rupiah perkilometer( KM 73 Tahun 2004), namun dilain pihak dilakukan juga kajian bagaimana share tariff yang diinginkan penumpang/wisatawan serta operator kapalnya sendiri. Dan sesungguhnya antara share harga yang ditawarkan operator bila dibandingkan dengan kemampuan membayar dan keinginan membayar penumpang (Willingness to pay and ablity to pay) bahwa nilai deviasi harga keduanya hamper tidak jauh berbeda atau sekitar 2,5-3,0 persen. Tetapi bila dibandingkan dengan hasil perhitungan yang berdasarkan tariff jarak(KM 73/2004), bahwa getek harganya Rp 192.600/kapal/trip dan speedboat Rp 179.760/kapal/trip. Harga ini lebih rendah sekitar 50 persen dari harga yang ditawarkan operator maupun keinginan dan kemampuan membayar penumpang wisata. Mengingat tingkat kesenjangan perhitungan yang cukup tinggi, maka perlu dikaji lagi ketentuan khusus untuk tariff kapal wisata.
Penerapan Aplikasi Manifes Penumpang Dan Kendaraan Di Pelabuhan Penyeberangan Batulicin Kalimantan Selatan Chairul I. Ilham; Bambang S; Atiqoh. AS
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 12 No 1 (2021): June 2021
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.549 KB)

Abstract

Penerapan aplikasi manifes penumpang dan kendaraan saat ini merupakan suatu keharusan. Fungsinya untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penumpang dan kendaraan yang akan dimuat di kapal. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0 yang dirancang untuk mempermudah proses pembuatan manifes penumpang dan kendaraan serta dikelompokkan berdasarkan jenis dan fungsinya. Aplikasi ini menggunakan data penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Batulicin dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan membuat form untuk menginput data penumpang dan kendaraan. Data tersebut adalah : 1) Identitas penumpang dan kendaraan 2) identitas kendaraan dan awak; dengan merancang program menggunakan Visual Basic 6.0 dengan dua langkah yaitu pembuatan database dan perancangan halaman aplikasi. Yaitu halaman Login, Halaman Utama, Halaman Pengguna, Halaman Data, Halaman Kelas Penumpang dan Kendaraan, Halaman Jumlah Tiket, dan Halaman Pemesanan Tiket. Hasil dari program ini adalah mempermudah operator dalam pengarsipan dokumen dan monitoring tiket yang terjual serta menghindari duplikasi pelayanan.
OPTIMALISASI PENINGKATAN PRODUKSI FRESH WATER GENERATOR ( STUDI KASUS KAPAL KM TANTO TANGGUH) Chairul Insani Ilham; Ilham ghifari
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 13 No 2 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang sering terjadi dalam fresh water generator yaitu aliran air biasa dan laut pada saluraan tidak lancar dimana temperatur yang tidak standar pada fresh water generator, dan pergerakan atau kotoran yang menempel pada permukaan plat-plat baik itu pada evaporator maupun kondensor yang timbul akibat terjadinya penguapan pada evaporator dan pengembunan yaitu pada kondensor. Hal tersebut berakibat pada tidak optimalnya kinerja fresh water generator, menurunnya kuantitas dan kualitas produksi air tawar yang mengganggu konsumsi kebutuhan air tawar di atas kapal. Berdasarkan hal tersebut faktor penyebabnya dapat berasal dari kevakuman yang tidak tercapai, adanya gangguan bagian evaporator dan bagian kondensor. Perlu dilakukan penanganan berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja fresh water generator.
Review of Safety Equipment in Shipping (Float Tools) in The KMP. Tanjung Burang, on Ulee Lheue – Balohan Tracking Chairul Insani Ilham; Broto Priyono; Ryan Havis
IWJ : Inland Waterways Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Inland Waterways Journal (IWJ:October)
Publisher : Politeknik Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.905 KB) | DOI: 10.54249/iwj.v1i1.4

Abstract

The Ulee Lheue Ferry Port is managed by the Department of Transportation port city of Banda Aceh. The crossing port serves two tracks with 3 Ro-Ro ship operating and ship jetfoil 2. One important component in ferry transport is safety. Safety is not only to the service user but also to the crew. On ships operating in the Ulee Lheue Ferry Port there are many safety devices such damaged lifejacket, lifebuoy, lifeboat and the number of safety devices that do not fit the needs of the vessel based on the Safety Of Life At Sea (SOLAS).The conditions and the amount of safety equipment must be considered in terms of both the feasibility of tools and appropriate equipment so that in the event of emergency safety tools that exist can be used with either as a form of implementation of aspects of the safety of passengers on board. The number and condition of safety equipment that does not comply with the requirements could endanger the safety of lives of the passengers in case of accident. The number of safety devices must be able to accommodate the number of passengers and crew on board.
The Ship Optimalization Model at The Pemenang Port in West Lombok Regency Chairul Insani Ilham
IWJ : Inland Waterways Journal Vol. 2 No. 1 (2020): Inland Waterways Journal (IWJ:April)
Publisher : Politeknik Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.19 KB) | DOI: 10.54249/iwj.v1i2.11

Abstract

Pemenang of the harbor is one of the Ports located in West Lombok regency. Seaport Village Pemenang connect with the three Gili. Gili Air, Gili Meno and Gili Trawangan, Gili where to go to the third can not be by road, but the number of boats are available at the Port Pemenang does not match the number of passengers at the Port so that the ship - its can not operate every day. The analysis used in analyzing the existing problems in the Pemenang's Port is: Load Factor Analysis, Needs Analysis of the Canoe Motor Boat. Based on the results obtained from the data analysis needs of an ideal Canoe Motor Boat operating in the Port Ward Pemenang of Gili Air trajectory for the year 2008 as many as four ships, with restrictions on the number of trips for each trip is 2 - each ship.