Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Analisis Spasial Determinan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi Jawa Barat Rahmi, Siti Aisyah; Utari, Diah Mulyawati; Arsyi, Miftahul; Munih, Munih
Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia Vol 13 No 04 (2023): Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia (Indonesian Midwifery Scientific Journal) Uni
Publisher : Q PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jiki.v13i04.2295

Abstract

West Java Province is one of the provinces with LBW cases higher than LBW cases nationally due to behavior during pregnancy, access to health and spatial aspects. This study aim to analyze the spatial determinants of LBW incidence. Moran's Index Method globally and Local Indicators of Spatial Association (LISA) locally with the Geoda program in the 2018 West Java Province Riskesdas Report consisting of 18 districts and 9 cities. Globally, blood supplement tablet coverage has a positive spatial relationship with the incidence of LBW. Locally, there is a positive (High-high and Low-low) and negative (High-low and Low-high) spatial relationship on the coverage of blood supplement tablets, the coverage of ANC K4 visits, the proportion of very difficult access to health services (Puskesmas/Pustu/Pusling/ village midwives), the proportion of very difficult access to hospitals, the number of midwives and the number of available health facilities. In regencies/cities that have positive spatial relationships various interventions are needed to reduce negative spatial influences
SOCIAL MARKETING IN PROMOTING IRON-FOLIC SUPPLEMENTATION FOR ADOLESCENT GIRLS IN INDONESIA: DOCUMENT STUDY AND LITERATURE REVIEW Wahyuningrum, Marlina Rully; Utari, Diah Mulyawati
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 3 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i3.2253

Abstract

Suplementasi Tablet Tambah Darah untuk menanggulangi anemia pada remaja putri di Indonesia telah dimulai tahun 1990-an. Namun hingga saat ini, kepatuhan konsumsi masih rendah dan prevalensi anemia masih tinggi. Pemerintah Indonesia telah gencar mempromosikan pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah. Penguatan pemasaran sosial dalam pelaksanaan suplementasi ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerapan pemasaran sosial dalam promosi Tablet Tambah Darah bagi remaja putri di Indonesia. Metode studi dokumen dan literature review digunakan dalam penelitian ini. Dokumen berupa kebijakan, laporan, serta berbagai media terkait suplementasi Tablet Tambah Darah pada remaja putri. Untuk literature review, pencarian artikel dilakukan dalam Scopus, ScienceDirect, Pubmed, dan Google Scholar dengan kata kunci promotion, iron-folic supplementation, dan adolescent girls, dengan kriteria inklusi berupa artikel hasil penelitian primer di Indonesia terkait pemasaran atau promosi Tablet Tambah Darah bagi remaja putri, dalam Bahasa Inggris atau Indonesia, full text, open access, dan diterbitkan Januari 2019-Agustus 2023 pada jurnal terindeks Scopus atau Sinta. Kriteria eksklusi berupa literature/systematic review, prosiding, atau artikel yang tidak dipublikasikan. Pemberian Tablet Tambah Darah saat ini dilakukan melalui kegiatan Aksi Bergizi di sekolah. Dari 19 artikel yang dikaji menunjukkan faktor yang memengaruhi kepatuhan konsumsi, metode dan media promosi, serta monitoring dan evaluasi pemberian Tablet Tambah Darah. Aspek pemasaran sosial telah diterapkan dalam perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi pada pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri di Indonesia. Namun, masih diperlukan perbaikan terkait spesifikasi produk, pesan, metode, keterlibatan orang tua dan masyarakat, serta pendampingan dan pembinaan.
Faktor Dominan Kejadian Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agama Pusat Tahun 2018 Rahmi Nurmadinisia; Engkus Kusdinar Achmad; Kusharisupeni Kusharisupeni; Diah Mulyawati Utari
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 9 No 02 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v9i02.497

Abstract

Obesitas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular yang merupakan faktor risiko utama timbulnya kematian global di dunia. Salah satu pekerjaan yang paling berisiko mengalami obesitas adalah pegawai negeri sipil (PNS) dikarenakan umumnya PNS memiliki pola kerja sedentary. Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor dominan kejadian obesitas pada pegawai negeri sipil Unit Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Pusat. Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Populasi penelitian ini sebesar 394 orang dengan jumlah sampel 100 PNS. Data yang didapat merupakan data primer yang terdiri dari aktifitas fisik, tingkat stress, karakteristik responden (usia, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan), riwayat genetik dan durasi tidur yang diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner. Selain itu, juga terdapat data asupan makan menggunakan metode recall 2x24 jam. Metode yang digunakan survey analitik dan analisis multivariat uji regresi logitik ganda. Hasil penelitian mendapatkan bahwa aktifitas fisik, durasi tidur dan asupan kabohidrat memiliki hubungan yang signifikan pada kejadian obesitas. Faktor aktifitas fisik menjadi faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada PNS (p= 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya yang efektif untuk menurunkan risiko terjadinya obesitas pada responden adalah melakukan aktifitas fisik secara rutin sehingga dibutuhkan keterlibatan Kementerian Agama untuk melakukan upaya peningkatan aktifitas fisik pada pegawai.
Hubungan Karakteristik dan Frekuensi Konsumsi Gorengan dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka, Kota Depok Simarmata, Ira Primona; Utari, Diah Mulyawati; Sartika, Ratu Ayu Dewi; Putri, Primasti Nuryandari
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 4 (2025): Volume 7 Nomor 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i4.19169

Abstract

ABSTRACT Hypertension is a condition where systolic blood pressure is ≥140 mmHg and/or diastolic blood pressure is ≥90 mmHg. Hypertension is a serious health issue because it can increase the risk of heart disease if not properly managed. The World Health Organization (WHO) estimated the global prevalence of hypertension at 22% in 2020, with Southeast Asia ranking third highest at 25%. In Indonesia, the prevalence of hypertension, according to the 2023 Indonesian Health Survey (SKI), is 30.8% among individuals aged ≥18 years. This study aims to examine the relationship between gender, age, education, employment status, and frequency of fried food consumption with blood pressure in hypertension patients at the Kemiri Muka Public Health Center, Depok City. This is a quantitative study with a cross-sectional design. The sampling method used was purposive sampling, with a total sample size of 130 respondents meeting the inclusion criteria: aged ≥18 years and diagnosed with hypertension, residing in the working area of the Kemiri Muka Public Health Center, Depok City. The study was conducted from November 13, 2023, to December 21, 2023. Data collection was carried out through questionnaires and blood pressure measurements. The analysis employed univariate and bivariate methods using the Chi-square statistical test. The analysis results showed that 62.3% of respondents had uncontrolled hypertension. Chi-square analysis indicated a significant relationship between age and blood pressure in hypertension patients (p-value = 0.038) and a tendency for an association between gender and blood pressure in hypertensive patients (p-value = 0.058). However, no relationship was found between education, employment status, or frequency of fried food consumption and the control of hypertension. Keywords: Hypertension, Age, Gender, Frequency of Fried Food Consumption  ABSTRAK Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90mmHg. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika tidak mendapat penanganan yang baik. World Health Organization (WHO) mengestimasikan prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% pada tahun 2020. Asia Tenggara menduduki posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25%. Di Indonesia sendiri prevalensi hipertensi menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 adalah 30,8% untuk penduduk usia ≥18 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik jenis kelamin, usia, pendidikan, status pekerjaan dan frekuensi konsumsi gorengan dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kemiri Muka, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 130 responden berdasarkan kriteria inklusi yaitu berusia ≥18 tahun dan penderita hipertensi yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka, Kota Depok. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 13 November 2023-21 Desember 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan pengukuran tekanan darah. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan Uji statistik Chi-square. Hasil analisis menunjukkan sebesar 62,3% responden dengan Hipertensi tidak terkendali. Analisis Chi-square menunjukkan ada hubungan usia dengan tekanan darah pada pasien hipertensi (p value = 0,038) dan terdapat kecenderungan hubungan jenis kelamin dengan tekanan darah pada pasien hipertensi (p value = 0,058), serta tidak ada hubungan pendidikan,status pekerjaan dan frekuensi konsumsi gorengan dengan tekanan darah pada terkendali dan tidaknya hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Usia, Jenis Kelamin, Frekuensi Konsumsi Gorengan
PERAN EDUKASI GIZI TERHADAP ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN INDEKS MASSA TUBUH PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS (CAPD) Adrianto, Yudhi; Utari, Diah Mulyawati; Hudayani, Fitri; Kresnawan, Triyani
JURNAL RISET GIZI Vol 9, No 1 (2021): Mei (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v9i1.6670

Abstract

Background: Nutrition are the essential factor to maintain body weight, body mass index and food intake in CAPD patients. Dialysis could increase nutrients lost and had to be replaced by adequate intake. Nutrition education should be needed to increase patient’s knowledge, food intake and body mass index.Objectives: To determine the role of nutrition education towards energy-protein intake and body mass index in patient with continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)Method: A cross-sectional study design with total sampling technique to obtains thirthy CAPD outpatient at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Energy and protein intake were assessed by 3-days-food records (weekday and weekend). Nutritional status were obtained with BMI by dry body weight. Data were analyzed with independent t-test.Results: Most of subject are male outpatients, 25 – 55 years old (76.7%), had hypertension (83.3%) and normal BMI (50%). Most of subject had been undergoing peritoneal dialysis more than a year (67%), and had less than two times education per year. Energy intake were categorized as sufficient (80%) but protein intake were categorized as insufficient. There were no differences between frequency of nutrition education with energy-protein intake and nutritional status (p0.05)Conclusion: There are no differences between energy-protein intake and nutritional status with the frequency of nutrition education. Nutritional education by nutritionist and/or dietitian according to the recommendations help to maintain normal body mass index.
Translation and Adaptation of the Indonesian Version of the Maternal Infant Responsiveness Instrument (MIRI) Astuti, Dyah Dwi; Wanda, Dessie; Utari, Diah Mulyawati
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 13, No 2 (2025)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2025.13(2).168-178

Abstract

Background: The interaction between mothers and premature babies in the early period of oral feeding is beneficial for forming social, cognitive, and emotional development. It is essential to assess maternal interactions with premature babies using valid and reliable instruments. However, culturally adapted tools in the Indonesian context remain limited, making localized validation efforts crucial. This research was to analyze the translation and adaptation process of the Indonesian version of MIRI.Methods: The translation and adaptation process followed standard procedures, including forward translation, expert panel review, back translation, pilot testing, and finalization of the instrument. The process involved collaboration with the International Language Institute and experts in pediatric nursing, neonatology, and nutrition. A pilot test was conducted with 30 mothers of premature infants who were receiving care in a neonatal intensive care unit. The evaluation focuses on content validity and reliability of the translation instruments.Results: The translation and adaptation results showed I-CVI between 0.67 to 1.00. The MIRI S-CVI results for all items were 0.91 in the excellent category. The reliability test on mothers showed a Cronbach's Alpha value of 0.74 in the valid and reliable category. Items with lower I-CVI scores were reviewed and refined based on expert feedback to enhance clarity and cultural relevance. Furthermore, participants reported that the questionnaire items were clear and relevant to their experiences during oral feeding interactions with their premature infants.Conclusions: The Indonesian version of the MIRI demonstrates strong validity and reliability for assessing maternal interaction with premature infants during oral feeding. The instrument can be effectively utilized in both research settings and clinical practice, particularly in neonatal intensive care environments where understanding maternal-infant interaction is crucial for supporting early developmental outcomes.
Effect of Local Culture-based Nutrition Education on Compliance with Iron and Folic Acid Supplementation in Female Adolescent Rahmiwati, Anita; Djokosujono, Kusharisupeni; Krianto, Tri; Utari, Diah Mulyawati; Djuwita, Ratna; Setiarini, Asih; Besral, Besral; Purnama, Dadang Hikmah; Dwiriani, Cesilia Meti; Mulyana, Nana
Kesmas Vol. 18, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The non-compliance of female adolescents with the consumption of iron and folic acid supplementation (IFAS) poses a challenge to reducing the incidence of anemia. Therefore, this study aimed to determine the effect of nutrition education using the local culture-based approach on the level of knowledge and attitudes regarding awareness, interest, evaluation, trial, and adoption dimensions, as well as compliance of female adolescents in consuming IFAS. The intervention was conducted using a quantitative quasi-experimental design approach. The sample comprised 68 and 58 senior high school girls in the control and intervention groups. The intervention group received IFAS and local culture-based nutrition education for 12 weeks and followed up after four weeks; while, the control group was given a leaflet and IFAS. Univariate analysis was conducted to analyze the participants’ characteristics; while, bivariate analysis used an independent T-test. The multivariate analysis was carried out using multiple linear and logistic regression analyses. The study showed a statistically significant increase in knowledge and attitudes scores in the intervention group (p-value<0.01) compared to the control group. In conclusion, the compliance with IFAS in the intervention group was 82.8%.
Nutrition Education Effect on Anemia Incidence in Female Adolescents: Meta-Analysis for Future Health Post-COVID-19 Pandemic Rahmiwati, Anita; Djokosujono, Kusharisupeni; Krianto, Tri; Utari, Diah Mulyawati; Djuwita, Ratna; Utama, Feranita
Kesmas Vol. 18, No. 5
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Female adolescents are at a heightened risk of anemia due to inadequate iron intake and absorption, blood loss during menstruation, and an escalated need for iron to support rapid growth. This study examined the impact of nutrition education on the incidence of anemia in adolescent girls. The investigation was conducted through a systematic review and meta-analysis, employing articles from reputable sources such as Google Scholar, JAMA Network, PubMed, ScienceDirect, The New England Journal of Medicine, Lancet, and ProQuest, published between 2013 and 2021. The keywords for data retrieval were"nutrition education" and "adolescent anemia girls." Furthermore, the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses guideline was used to select and organize publications for this study. Using Review Manager 5.3 Software, full-text articles meeting meta-analysis criteria were selected, resulting in 7 out of the 257 retrieved articles being included. The findings suggested that nutrition education indeed impacts the incidence of anemia in adolescent girls (p-value
Status Gizi Balita Berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure Rahmadini, Nurani; Sudiarti, Trini; Utari, Diah Mulyawati
Kesmas Vol. 7, No. 12
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya menurunkan prevalensi kurang gizi pemerintah membuat program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Cakupan Kadarzi Kota Depok tahun 2011 rendah (12,7%) dan prevalensi gizi kurang, pendek, kurus berturut-turut 7,89%, 7%, 4,75%. Penelitian bertujuan mengetahui faktor dominan terhadap status gizi balita 6 - 59 bulan berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). Penelitian menggunakan data sekunder hasil survei Kadarzi 2011. Survei dilakukan di sebelas kecamatan Kota Depok menggunakan desain cross sectional. Sampel sebanyak 1.176 keluarga yang memiliki balita termuda umur 6 _ 59 bulan. Variabel yang diteliti adalah status gizi balita, perilaku Kadarzi, status Kadarzi, karakteristik balita, dan karakteristik keluarga. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi balita gagal tumbuh 31%. Terdapat dua variabel yang memberikan pengaruh status gizi balita secara bersama-sama yaitu penimbangan balita (nilai p = 0,003) dan pendidikan ibu (nilai p = 0,034). Uji regresi logistik ganda menunjukkan penimbangan balita sebagai faktor dominan terhadap status gizi balita. Balita yang ditimbang tidak teratur berisiko 1,5 kali mengalami gagal tumbuh dibandingkan yang ditimbang teratur. Indeks CIAF berguna untuk mengetahui prevalensi gizi kurang secara keseluruhan dan penanggulangannya. Diperlukan penyuluhan dan promosi yang lebih aktif kepada masyarakat mengenai pentingnya pemantauan pertumbuhan balita melalui posyandu dan melakukan pembinaan kader posyandu dalam pemantauan status pertumbuhan anak sebagai deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan. Effort to reduce malnutrition governments make Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Kadarzi in Depok 2011 still low (12,7%) and the prevalence of underweight, stunting, wasting are respectively 7,89%, 7%, 4,75%. This study aimed to determine the dominant factor for nutritional status of children based on Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). Research using secondary data survey Kadarzi 2011. The survey was conducted using a cross sectional study in 11 districts. Samples of 1,176 families who have children youngest aged 6 - 59 months. The variables studied were the nutritional status, Kadarzi behaviors, Kadarzi status, children characteristics, and family characteristics. Results showed prevalence of growth faltering (31%). There are two variables that influence nutritional status, child’s weighing (p value = 0,003) and mother’s education (p value = 0,034). Multiple logistic regression analysis show child’s weighing as a dominant factor to the nutritional status of children. Children who are weighed not regularly are more risky 1,5 to get growth faltering then children who are weighed regularly. CIAF is useful to determine prevalence of undernutrition clearly and its solution. Counseling and promotion about child’s growth monitoring are required as early detection of growth faltering.
Faktor Dominan terhadap Kejadian BBLR di Kecamatan Bunguran Timur: The Dominant Factors on the Incidence of Low Birth Weight in Bunguran Timur Sub-district Anisa Permatasari; Diah Mulyawati Utari
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 1: JANUARY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i1.4199

Abstract

Latar Belakang: Berat badan lahir sebagai indikator kesehatan yang sangat penting dan merupakan faktor utama kelangsungan hidup dan tumbuh kembang bayi di masa yang akan datang. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian BBLR di Kecamatan Bunguran Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan desain case control. Sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan jumlah kunjungan ibu hamil bulan Januari sampai Desember 2021 dan ibu bersalin selama bulan Januari sampai Desember 2021 dan Januari sampai April 2022. Hasil: Hasil penelitian diperoleh nilai pvalue pekerjaan (p=1,000), umur (p=0,727), paritas (p=1,000), pemeriksaan ANC (p=0,748), LILA (p=0,640), dan tinggi badan ibu (p=0,037) dan faktor dominan terhadap kejadian BBLR adalah tinggi badan ibu. Kesimpulan: Perlunya optimalisasi pelayanan kesehatan yang berkesinambungan (continuum of care) yang berfokus pada sasaran 1000 HPK dan remaja putri melalui pendekatan keluarga, sehingga dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesiapan pertumbuhan yang optimal terutama tinggi badan wanita, karena pada saatnya seorang wanita akan melalui proses kehamilan dimana tinggi badan ibu berhubungan dengan berat lahir bayi.