Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

SOLUSI DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINIER ORDE 2 DALAM BENTUK POLINOMIAL TAYLOR Herlyn Basrina; Yuni Yulida; Thresye Thresye
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 10, No 2 (2016): JURNAL EPSILON VOLUME 10 NOMOR 2
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.79 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v10i2.35

Abstract

Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan diferensial yang hanya mengandung turunan biasa dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas. Persamaan diferensial biasa dapat dikatakan linier jika tidak ada perkalian antara variabel-variabel tak bebas dan turunannya. Solusi persamaan diferensial dapat berupa solusi pendekatan. Salah satu metode untuk menentukan solusi pendekatan dari persamaan diferensial linier adalah metode Taylor-Matrix. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan solusi dari persamaan diferensial biasa linier orde 2 dalam bentuk polinomial Taylor. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur dari berbagai sumber, baik buku, artikel maupun jurnal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa solusi dari persamaan diferensial biasa linier orde 2 berbentuk polinomial Taylor. Solusi tersebut diperoleh dengan mengasumsikan setiap fungsi pada persamaan diferensial biasa linier orde 2 dapat dinyatakan dalam bentuk polinomial Taylor, kemudian persamaan diferensial tersebut berserta kondisi yang diberikan diubah dalam bentuk matriks. Setelah itu matriks tersebut dibentuk menjadi matriks diperbesar dan diselesaikan.Kata kunci : Persamaan Diferensial Biasa Linier, Polinomial Taylor.
SOLUSI PERMAINANAN LIGHT OUT MENGGUNAKAN ALJABAR LINIER Akhmad Basuki,; Thresye Thresye; Pardi Affandi
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 12, No 1 (2018): JURNAL EPSILON VOLUME 12 NOMOR 1
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.852 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v12i1.205

Abstract

Sistem persamaan linier dapat diterapkan untuk mencari dan menyelidiki solusi dari permainan light out yang berukuran 3×3,4×4 dan 5×5. Dimana Permainan light out tersebut dibentuk kedalam sistem persamaan ????????????????=???????? dan dicari solusinya dengan menggunakan metode eliminasi Gauss Jordan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan permainan tersebut punya solusi atau tidak dan mencari solusi optimalnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur. Hasil dari penelitiannya adalah permainan light out yang berukuran 3×3 memiliki solusi tunggal untuk setiap kondisi permainan dan sedangkan permainan light out yang berukuran 4×4 dan 5×5 memiliki solusi untuk kondisi tertentu dan solusi yang dihasilkan tidak tunggal.
GENERALISASI ATURAN CRAMER Ferry Syahriandi; Thresye Thresye; Akhmad Yusuf
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 11, No 2 (2017): JURNAL EPSILON VOLUME 11 NOMOR 2
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.32 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v11i2.120

Abstract

Sistem persamaan linier ????????=????,????∈????????,????∈???????? dan ????≥???? di mana ????=????????????????????????×???? adalah matriks riil yang dapat mempunyai solusi tunggal, tak hingga banyaknya solusi, atau tidak mempunyai solusi. Ketika ????≥????, sistem mempunyai solusi tunggal dengan norm minimum yang diberikan oleh invers Moore-Penrose, dinotasikan dengan ????+ dan berbentuk ????+????=????????(????????????)−1???? dengan det(????????????)≠0. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan aturan Cramer yang telah digeneralisasi sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier yang demikian. Penelitian ini bersifat studi literatur. Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan invers Moore-Penrose dan aturan Cramer adalah aturan Cramer yang digeneralisasi. Rumus tersebut dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier ????????=???? di mana ????=????????????????????????×???? dan ????≥????.Kata kunci: Sistem persamaan linier, aturan Cramer, invers Moore-PenroseSistem persamaan linier ????????=????,????∈????????,????∈???????? dan ????≥???? di mana ????=????????????????????????×???? adalah matriks riil yang dapat mempunyai solusi tunggal, tak hingga banyaknya solusi, atau tidak mempunyai solusi. Ketika ????≥????, sistem mempunyai solusi tunggal dengan norm minimum yang diberikan oleh invers Moore-Penrose, dinotasikan dengan ????+ dan berbentuk ????+????=????????(????????????)−1???? dengan det(????????????)≠0. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan aturan Cramer yang telah digeneralisasi sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier yang demikian. Penelitian ini bersifat studi literatur. Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan invers Moore-Penrose dan aturan Cramer adalah aturan Cramer yang digeneralisasi. Rumus tersebut dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier ????????=???? di mana ????=????????????????????????×???? dan ????≥????.Kata kunci: Sistem persamaan linier, aturan Cramer, invers Moore-PenroseSistem persamaan linier ????????=????,????∈????????,????∈???????? dan ????≥???? di mana ????=????????????????????????×???? adalah matriks riil yang dapat mempunyai solusi tunggal, tak hingga banyaknya solusi, atau tidak mempunyai solusi. Ketika ????≥????, sistem mempunyai solusi tunggal dengan norm minimum yang diberikan oleh invers Moore-Penrose, dinotasikan dengan ????+ dan berbentuk ????+????=????????(????????????)−1???? dengan det(????????????)≠0. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan aturan Cramer yang telah digeneralisasi sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier yang demikian. Penelitian ini bersifat studi literatur. Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan invers Moore-Penrose dan aturan Cramer adalah aturan Cramer yang digeneralisasi. Rumus tersebut dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier ????????=???? di mana ????=????????????????????????×???? dan ????≥????.Kata kunci: Sistem persamaan linier, aturan Cramer, invers Moore-PenroseSistem persamaan linier ????????=????,????∈????????,????∈???????? dan ????≥???? di mana ????=????????????????????????×???? adalah matriks riil yang dapat mempunyai solusi tunggal, tak hingga banyaknya solusi, atau tidak mempunyai solusi. Ketika ????≥????, sistem mempunyai solusi tunggal dengan norm minimum yang diberikan oleh invers Moore-Penrose, dinotasikan dengan ????+ dan berbentuk ????+????=????????(????????????)−1???? dengan det(????????????)≠0. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan aturan Cramer yang telah digeneralisasi sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier yang demikian. Penelitian ini bersifat studi literatur. Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan invers Moore-Penrose dan aturan Cramer adalah aturan Cramer yang digeneralisasi. Rumus tersebut dapat digunakan untuk menentukan solusi sistem persamaan linier ????????=???? di mana ????=????????????????????????×???? dan ????≥????.Kata kunci: Sistem persamaan linier, aturan Cramer, invers Moore-Penrose
ANALISIS KRIGING UNTUK MENDETEKSI POLA SPASIAL KASUS DBD DI KABUPATEN TANAH LAUT Sri Mulyanie Hardiyanthy; Dewi Sri Susanti; Thresye Thresye
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 13, No 2 (2019): JURNAL EPSILON VOLUME 13 NOMOR 2
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.108 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v13i2.1646

Abstract

Geostatistics is a data processing in geological field that contains spatial information in it. Spatial information is information that identifies geographical location, characteristics of natural conditions and boundaries of the earth. Geostatistics is used to handle regionalized variables. One of the method that used to handle regionalized variables is the kriging method. The kriging method has a lot of expansion in its development, including the Simple Kriging method and the Cokriging method. Both of these methods will be applied in case studies of spatial patterns of dengue in Tanah Laut District. The purpose of this study was to estimate the distribution pattern of DHF in Tanah Laut District and compare the results of the RMSE method of Simple Kriging and Cokriging. The smallest RMSE value was compared and selected, followed by estimation using the Cokriging and Simple Kriging methods. From the two methods used the smallest RMSE value is in the Simple Kriging method. But when you looked from the thematic map of the distribution of dengue patients with the Cokriging and Simple Kriging method, it can be seen that the Cokriging method has a more diverse pattern.   Keywords: geostatisticts , Cokriging , Simple Kriging , DHF
APLIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENENTUKAN FORMULA TRANSFORMASI LAPLACE Aji Wiratama; Yuni Yulida; Thresye Thresye
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 8, No 2 (2014): JURNAL EPSILON VOLUME 8 NOMOR 2
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.732 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v8i2.110

Abstract

In this paper we will discuss about Laplace transformation formation from solution of first order linear differential equation. One of the approaches to the solution of first-order linear differential equations can apply the Adomian decomposition method. The solution is written in an infinite series. Further, the solution uses the Adomian decomposition method and the exact solution obtained by the integration factor compared to the Laplace transform formula.
INVERS TERGENERALISASI MOORE PENROSE Mardiyana Mardiyana; Na'imah Hijriati; Thresye Thresye
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol. 15(2), 2021
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.628 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v15i2.3667

Abstract

The generalized inverse is a concept for determining the inverse of a singular matrix and and  matrix which has the characteristic of the inverse matrix. There are several types of generalized inverse, one of which is the Moore-Penrose inverse. The matrix  is called Moore Penrose inverse of a matrix if it satisfies the four penrose equations and is denoted by . Furthermore, if the matrix  satisfies only the first two equations of the Moore-Penrose inverse and , then  is called the group inverse of  and is denoted by . The purpose of this research was to determine the group inverse of a non-diagonalizable square matrix using Jordan’s canonical form and Moore Penrose’s inverse of a singular matrix, also a non-square matrix using the Singular Value Decomposition (SVD) method. The results of this study are the sufficient condition for a matrix  to have a group inverse, i.e., a matrix  has an index of 1 if and only if the product of two matrices forming  is a full rank factorization and is invertible. Whereas for a singular matrix  and a non-square , the Moore-Penrose inverse can be determined using Singular Value Decomposition (SVD).                                                           Keywords: generalized matrix inverse, Moore Penrose inverse, group inverse, Jordan canonical form, Singular Value Decomposition.
MODIFIKASI HILL CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS KUNCI ORTHOGONAL DAN TRANSPOSITION SUBSTITUTION LEFT RIGHT SHIFT (TSLRS) Yuniardi Wahyu Nugraha; Thresye Thresye; Oni Soesanto
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/epsilon.v17i1.9232

Abstract

Matrix is a collection of components arranged in rows and columns, concept of a matrix can be used in solving a problem related to cryptography. A mathematician named Lester Hill created a polyalphabetic cryptographic system called the Hill Cipher. Hill cipher is an algorithm that in its process uses a matrix with size (a × a) as the key matrix. The classic Hill Cipher has the disadvantage that the operation used is not complicated. In this study, the classic Hill Cipher will be modified by using an orthogonal matrix as the key matrix, as well as adding several other operations such as transposition, substitution, and bit shift. This study compares the performance of the traditional Hill Cipher and the modified Hill Cipher in terms of cryptographic techniques on data(text). This research was conducted by encrypting and decrypting the classic Hill Cipher and modified Hill Cipher using similar data (text). Furthermore, a simulation will be carried out using Matlab so that it can use data (text) with a larger size. The results obtained are Hill Cipher which has been modified using an asymmetric cryptographic system, that is in left-right shift process so that the matrix keys will be different when use for encryption and decryption. Because it uses a different key in the encryption and decryption process, thus increasing the level of difficulty in decoding the message.
SIFAT SUBGRUP NORMAL DARI ANTI SUBGRUP NORMAL FUZZY Cendikia Hira; Saman Abdurrahman; Thresye Thresye
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/epsilon.v17i1.9135

Abstract

A fuzzy set is a concept theory that provide a solution of problem that cannot be explained by crisp set. Along with time, research of a fuzzy set are combined with algebra that produce fuzzy algebra. One of the research is a fuzzy subgroup and fuzzy level subset. The other research is an anti fuzzy subgroup that is inspired by a fuzzy subgroup. The purpose of this research is to write further study of anti fuzzy subgroup properties by induction of properties of fuzzy algebra such as fuzzy set, fuzzy subgroup, and anti fuzzy subgroup. The research procedure is to study the basic concept of fuzzy set, fuzzy subgroup, and anti fuzzy subgroup. Using that concept to proof the properties of the anti fuzzy subgroup. The conclusions are in the anti fuzzy subgroup, set  with  anti fuzzy subgroup is a subgroup of a group  that can be applied to complement of  and normal anti fuzzy subgroup closely related to anti fuzzy left coset, right coset, and middle coset.     
Sosialisasi Tentang Pentingnya Pencegahan Jentik pada Fase Aquatik dan 4M plus (Kelurahan Guntung Manggis Banjarbaru) Pardi Affandi Affandi; Thresye Thresye; Mariatul Q; Andriyani Andriyani; Anjel A; Mawardi Mawardi; Aisyah Aisyah
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v3i2.9883

Abstract

Data Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2020 menginformasikan bahwa penyakit yang disebabkan oleh Dengue erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat yang masih kurang dalam melakukan 4M plus yaitu menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air supaya tidak dijadikan tempat perindukan nyamuk, serta memantau jentik secara rutin. Selain itu faktor aquatik juga sangat penting dipahami sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap jentik secara dini. Hal ini dapat mencegah pertumbuhan nyamuk penyebab DBD dengan cepat. Faktor-faktor ini menjadi penyebab penyakit DBD bersifat endemik baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.  Salah satu daerah Banjarbaru yang banyak terjadi DBD adalah di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan..
Seni Musik Tifa Sebagai Media Pembelajaran Sejarah Afrika-Papua Di Rusunawa Banjarbaru Tanto Budi Susilo; Krisdianto Krisdianto; Tetti Novalina Manik; Thresye Thresye
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 3, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v3i3.11943

Abstract

Tulisan ini, bagian program pengabdian masyarakat; dengan judul “Podcast: Seni sebagai media pembelajaran sains” tiga tahun lalu. Berikut ini ulasannya; tifa atau Jimbe (bahasa Mali, djembe: kumpul) merupakan instrumen musik modern dan/atau kontemporer yang berasal dari negara Jamaica, Amerika Tengah. Instrumen ini mengandung memori dan simbolisasi penindasan bangsa Mali-Afrika Barat, dihinakan, dihewankan dan diperbudak oleh bangsa Spanyol, di benua Amerika, era kolonialisasi (abad 15-17), sebelum pindah kuasa ke Inggris (abad 17-19). Adalah dia, manusia Afrika Barat menyuarakan dan mengekspresikan sedihnya di atas drum, bedug atau djembe/kendang. Era milinialisasi, Si Mali, Si Jimbe hadir kembali untuk menghibur, untuk menuntun perasaan bangsa manusia dengan nada tersendiri dan unik. Terdapat tiga nada pada jimbe; nada tinggi ada di bagian tepi jimbe, sedang ada di bagian agak tengah jimbe dan rendah ada di bagian tengah jimbe. Patitur jimbe terletak pada cara drummer memainkan dengan kecepatan dan variatif. Metode Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap performance lagu Tifa Afrika, sebagai berikut; sangat mengerti (14,8%), mengerti (56,5%), kurang mengerti (28,2%) dan tidak mengerti (0,5%). Diharapkan seni musik dapat digunakan sebagai media untuk pembelajaran sain sosial dan sain natural.