Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN DI RSUD PROVINSI NTB TAHUN 2014-2017 Ade Yasinta Dewi; M. Nurman Hikmallah; Sukandriani Utami
JURNAL KEDOKTERAN Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.303 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v3i2.74

Abstract

Hearing loss may be conductive hearing loss and sensorineural hearing loss. All cases of hearing loss, 90% are sensorineural hearing loss. The most risk of sensorineural hearing loss are the intensity of noise, age, and history of hypertension disease. Studies show that hypertension causes sensorineural hearing loss. this study is an analytical observational with cross sectional study plan. The sample was covering 96 respondents, consisting of 48 sensorineural hearing loss patients and 48 non-sensorineural hearing loss patients. The study was done using patient medical records at the Ear-Nose-Throat Policlinic of NTB province hospital from 2014 to 2017. Data analysis was performed by contingency coefficient corellation test. The analysis result was significant value p = 0,000 < p (0,05) which showed their significance or correlation of the conducted study. There is a significant correlation between hypertension and sensorineural hearing loss.
KULIAH KERJA LAPANGAN KESEHATAN MASYARAKAT BERSIH LINGKUNGANKU SEHAT WARGAKU DI KELURAHAN SELAGALAS TAHUN 2017 Sukandriani Utami; Siti Ruqayyah
JURNAL KEDOKTERAN Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya (Notoatmodjo, 2003). Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Faktor Lingkungan (fisik, biologi dan sosiokultural) mempunyai ikatan yang erat dengan faktor perilaku misalnya kebiasaan atau perilaku dalam menggunakan air bersih, membuang air besar serta membuang sampah di sembarang tempat termasuk pembuangan limbah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pencemaran air tersebut dan penduduk menjadi rawan terhadap penyakit menular bawaan air seperti penyakit kulit, diare dan lain-lain (Depkes RI, 2003). Maka dari itu, program Kuliah Kerja Lapangan Kesehatan Masyarakat (KKL-KESMAS) Tahun 2017 sebagai salah satu cara merubah pola pikir masyarakat yang masih rendah yaitu belum memperhitungkan dampak lingkungan kotor terhadap tingkat kesehatan mereka sendiri. Dengan demikian, masyarakat pada waktu yang akan datang diharapkan dapat meninggalkan kebiasaan yang kurang baik mengenai kesehatan lingkungan