Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Karinov

SOUVENIR BATIK MOTIF BANGUNAN KAMPUNG HERITAGE DENGAN TEKNIK SMOK SEBAGAI MODAL KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA MASYARAKAT KAYUTANGAN MALANG Lisa Sidyawati; Ponimin Ponimin; Swastika Dhesti Anggriani
Jurnal KARINOV Vol 2, No 3 (2019): September
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.807 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i3p161-166

Abstract

Sejarah kota Malang tidak bisa lepas dari keberadaan Kayutangan. Pada era kolonial Belanda, kawasan ini menjadi pusat bisnis, yang hingga sekarang masih bertahan, bahkan telah ditetapkan sebagai  bangunan Heritage ke perwakilan pengelola 32 bangunan di Kota Malang 10 diantaranya berada dalam kawasan Kayutangan. Diantara bangunan-bangunan heritage terdapat gang yang juga dipenuhi rumah-rumah heritage, disanalah terdapat Kampung Heritage Kayutangan. Kampung Heritage Kayutangan sekarang ini menjadi salah satu destinasi wisata, dimana warganya sangat membuka diri dan menyiapkan rumah mereka sebagai titik swafoto. Namun ketika berkunjung ke Kampung Heritage Kayutangam, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing kesulitan mencari souvenir yang khas. Pengebdian ini bertujuan mengajak warga untuk dapat menumbuh kembangkan kemampuan berwirausaha yang selanjutnya mampu mengangkat potensi daerah melalui Pelatihan Pembuatan Souvenir Batik Motif Bangunan Kampung Heritage Kayutangan Malang dengan Teknik Smok. metode yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal. Hasil kegiatan ini terdapat pengembangan Kemampuan Berwirausaha Masyarakat dengan produk unggulan membuat Souvenir Wisatawan terutama bagi wisatawan asing berupa t-shirt dan goodie bag.Kata kunci—Heritage Malang, Kayu Tangan, Teknik SMOK AbstractThe history of Malang cannot be separated from the existence of Kayutangan. In the Dutch colonial era, this area became a business center, which until now still survives, even has been designated as a Heritage building to the representative of the management of 32 buildings in Malang. 10 of them are in the Kayutangan area. Among the heritage buildings there are alleys which are also filled with heritage houses, there is Heritage Kayutangan Village. Kayutangan Heritage Village is now one of the tourist destinations, where the residents are very open and preparing their homes as a selfie point. But when visiting the Kayutangam Heritage Village, both local and foreign tourists have difficulty finding distinctive souvenirs. This service aims to invite citizens to be able to develop and develop entrepreneurial skills which are then able to raise the potential of the region through the Training of Making Batik Motifs in Malang Kayutangan Heritage Village Building with Smok Technique. The method used is Participatory Rural Appraisal. The result of this activity is the development of Community Entrepreneurial Ability with superior products making Tourist Souvenirs especially for foreign tourists in the form of t-shirts and goodie bags.Keywords—Heritage Malang, Hand Wood, SMOK Engineering.
Kreasi Seni Patung Bertema Figur Wayang “Punokawan” Sebagai Penguat Karakter Pada Desa Wisata Selorejo, Dau Malang Ponimin Ponimin; Mitra Istiar Wardhana; Ahmad Taufik; Nur Hadi; Andy Pramono
Jurnal KARINOV Vol 3, No 3 (2020): September
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v3i3p%p

Abstract

Penciptaan karya ikon-ikon visual berupa seni patung yang unik dan khas yang diletakan pada lokasi-lokasi wisata selain memiliki fungsi daya tarik juga sebagai sarana pendidikan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan  menciptakan seni patung selamat datang di ruang publik bertema figur wayang Punokawan untuk menambah daya tarik kawasan wisata Selorejo Kecamatan Dau Malang,  sekaligus berfungsi sebagai media pendidikan karakter bagi masyarakat dan pengunjug. Metode pelaksanaan meliputi koordinasi tim pelaksana bersama mitra sasaran dalam memecahkan permasalahan,  persiapan alat dan bahan, perancangan bentuk patung berupa gambar desain patung yang dilengkapi dengan petunjuk teknis pembuatannya, proses pembentukan rancangan bentuk karya seni patung, perakitan karya dan finishing karya di lokasi serta evaluasi.  Hasil kegiatan kreatif tersebut berupa gambar desain rancangan dan hasil karya seni patungbertema figur wayang punokawan berjumlah empat buah tokoh punokawan yaitu Semar, Bagong, Gareng, dan Petruk yang terpajang di kawasan objek desa wisata. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengunjung lebih tertarik dengan kawasan wisatanya dan lebih mengenal budaya lokal yang hampir punah. Kata kunci— Desa wisata, Seni Patung Punokawan, Pendidikan Karakter Abstract The creation of works of visual icons in the form of unique and distinctive sculptures placed at tourist locations, apart from having an attraction function also as a means of education. This service activity aims to create welcome sculpture in public spaces with the theme of Punokawan puppet figures to add to the attractiveness of the tourist area of Selorejo, Dau Malang District, as well as to function as a medium for character education for the community and visitors. The implementation method includes the coordination of the implementation team with target partners in solving problems, preparing tools and materials, designing a sculpture in the form of a statue design drawing equipped with technical instructions for its manufacture, the process of forming the design of the form of sculpture, assembling the work and finishing the work on site and evaluation The results of these creative activities are in the form of design drawings and sculptures with the theme of punokawan puppet figures totaling four punokawan figures, namely Semar, Bagong, Gareng, and Petruk which are displayed in the tourist village area. The evaluation results show that visitors are more interested in the tourist area and more familiar with the local culture which is almost extinct. Keywords— Character Education, Punokawan Sculpture, Tourism village