Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

P PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN BUAH MANGROVE DAU (Bruguiera gymnorrhiza) SEBAGAI KUE KERING GOOD TIME DAN SELAI DAU DI PULAU MAITARA DESA MAITARA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN: PENGOLAHAN BUAH MANGROVE DAU (Bruguiera gymnorrhiza) SEBAGAI KUE KERING GOOD TIME DAN SELAI DAU SALIM ABUBAKAR; Rina; Masykhur Abdul Kadir; Yuyun Abubakar; Iwan Hi. Kader; Reni Tyas Asrining Pertiwi; Rusmawati Labenua; Aditiyawan Ahmad; sunarti
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.302 KB) | DOI: 10.23960/buguh.v1n3.214

Abstract

Buah dari beberapa jenis mangrove dapat digunakan sebagai bahan baku olahan pangan yang saat ini mulai berkembang dengan pesat. Sebagai upaya pemenuhan tersebut maka upaya pengelolaan mangrove dan lingkungan perlu segera dilakukan sehingga ke depan olahan bahan pangan tersebut semakin berkembang dan berfungsi sebagai sumber bahan pangan. Buah lindur dapat diolah menjadi aneka produk makanan seperti kue, cake, dicampur dengan nasi atau dimakan langsung dengan bumbu kelapa. PKM ini dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang teknik pengolahan buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza berbasis IPTEK dan teknologi tepat guna. Luaran PKM adalah produk hasil olahan buah mangrove yang memiliki nilai jual yang tinggi yaitu kue kering good time, dan selai dau. Pelaksanaan pengabdian di Desa Maitara Utara Kecamatan Tidore Utara pada bulan September 2021. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kemitraan Masyarakat meliputi : metode survey, metode sosialisasi, metode ceramah, metode praktek, metode pengujiam organoleptic dan metode pendampingan. Kegiatan PKM berdampak positif terhadap masyarakat karena menambah pengetahuan masyarakat tentang pengolahan buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza sebagai bahan makanan. Kegiatan platihan ini dianggap berhasil karena semua peserta pelatihan begitu bersemangat dan antusiasme dalam menekuni pelatihan olahan buah mangrove sebagai produk kue good time dan selai dau, hasil uji organoleptik semua produk disukai oleh responden dan produk Good Time merupakan produk yang memiliki nilai skoring lebih tinggi. Terbentuknya kelompok wirausaha “Mari Rasa Kreatif” dalam rangka keberlanjutan kegiatan pelatihan.
KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN Rina Rina; Salim Abubakar; Nebuchadnezzar Akbar
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.447 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.197-210

Abstract

Penelitian bertujuan untuk melihat komposisi jenis dan indeks ekologi ikan pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara. Proses penangkapan ikan baik pada ekosistem padang lamun maupun terumbu karang menggunakan jaring insang dengan panjang 50 meter dan lebar 2 meter dan ukuran mesh size 2,5 inchi. Komposisi jenis hasil tangkapan pada ekosistem terumbu karang sebanyak 16 spesies yaitu Tylosurus crocodiles, Cheilio inermis, Gerres oyena, Choerodon robustus, Parupeneus berbirinus,  Sillago sihama, Hermigymnus melapterus, Lethrinus erythropterus, Lutjanus decussates, Lutjanus fulvilamma, Lutjanus bengalensis,  Siganus canaliculatus, Siganus chrysospilos, Caranx melampygus, Selar boops dan Cephalopholis microprion. Sedangkan pada ekosistem padang lamun sebanyak 13 spesies yaitu Myripristis burndti, Tylosorus strongylurus, Caranx melampygus, Siganus canaliculatus, Siganus chrysospilos, Sillago sihama, Lutjanus ehrenbergii, Lutjanus decussates, Lutjanus fulvilamma, Monotaxis granduculis, Parachaetodon ocellatus, Hermigymnus melapterus dan Sphyraena jello. Keanekaragaman jenis ikan baik pada ekosistem terumbu karang maupun padang lamun tergolong sedang, tidak ada jenis yang mendominasi serta penyebaran jenisnya sangat merata. Hasil tangkapan jenis ikan antara ekosistem terumbu karang dan padang lamun memiliki kemiripan. Kata Kunci : Ikan, lamun, terumbu karang
Seagrass Potential as Supporting Ecotourism in Sibu Island, Subdistrict North Oba, North Maluku Province Salim Abubakar; Riyadi Subur; Rina Rina; Masykhur Abdul Kadir; Mesrawaty Sabar; Darmawaty Darmawaty; Nebuchadnezzar Akbar
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.147-159

Abstract

Seagrass Ecotourism is a tourism activities based on the ecosystem of seagrass. Component of seagrass consist of vegetation and biota that associated with the seagrass. The purpose of this research is to understand the condition biophysics of seagrass (Types of seagrass, Cover of seagrass, fish, makrozoobenthos, types of substrat, water brightness, the depth of the seagrass) and to establish the suitability of seagrass to support nautical ecotourism. This research have been done in Sibu island, Guraping village, north oba district, Tidore city for 6 month from April – September 2020. The method that used is a survey method consist of direct measuring of types seagrass, cover of seagrass, fish, makrozoobenthos, types of substrat, water brightness, the depth of the seagrass. The data analysis includes percentage of cover seagrass and the suitability index of seagrass ecotourism. The result of the biophysical study were obtained are 8 types of seagrass, cover of seagrass (51,04- 92,71%), fish (12 types), makrozoobenthos (17 types), brightness (77-100%), substart (sand, muddy sand, mud) flow speed (0,01- 0,06 m/dt) and the depth of the seagrass (1-2,5 m). Sibu island could be developed as a region of Seagrass Ecotourism with index suitability tourism (IKW) station 1,3,4 and for the whole are located in category S1 (very suitable) and station 2 is in the suitable category.
Penentuan Ukuran Mata Jaring Insang Dasar (bottom gillnet) pada Komunitas Ikan Terumbu Karang di Pulau Donrotu Desa Sidangoli Dehe Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat Darmawaty Darmawaty; Rina Rina; Salim Abubakar
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.447 KB) | DOI: 10.33387/jikk.v2i1.1200

Abstract

penelitian yaitumengetahui jenis-jenis ikan yang hidup di terumbu karang yang tertangkap dengan jaring insang dasar di Pulau Donrotu Desa Sidangoli Dehe, mengetahui struktur komunitas ikan pada ekosistem terumbu karang yang meliputi keanekaragaman jenis, dominasi jenis, kemerataan jenis) di Pulau Donrotu Desa Sidangoli Dehe dan menentukan ukuran mata jaring minum dari alat tangkap bottom gillnet yang dioperasikan pada ekosistem terumbu karang di Pulau Donrotu Desa Sidangoli Dehe. Pengambilan sampel dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan.dengan nelayan. Jaring dioperasikan pada waktu siang dan malam hari pada saat air bergerak pasang. Lama perendaman alat selama 2 jam. Penangkapan dilakukan sebanyak 12 kali ulangan artinya satu kali ulangan sama dengan satu trip. Penempatan jaring pada areal terumbu karang sesuai perlakuan dengan melintang atau searah garis pantai.Komposisi jenis ikan terumbu karang sebanyak 10 jenis yaituSiganus canaliculatuis, Siganus spinus, Siganus chysospilos, Scarus fraenatus, Scarus quoyi,Lutjanus gibbus, Pristipomoides auricillia, Epinephelus quoyanus, Mulloidichtys flavolineatus dan Rhinecanthus verrucosus. Keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap pada ekosistem terumbu karang di Pulau Donrotu tergolong sedang, dan tidak ada jenis yang mendominasi serta penyebaran jenisnya sangat merata.Ukuran mata jaring minimum bottom gillnet untuk penangkapan ikan pada ekosistem terumbu karang dengan ukuran ikan sedang menggunakan jaring dengan mesh size 3,78 inchi dan ikan besar, lebar dan tinggi dengan mesh size 5,30 inchi serta ikan yang panjang dan pipih dengan mesh size 2,65 ichi.Kata Kunci : Ikan karang, ukuran mata jaring, Pulau Donrotu
Kajian Pola Kekayaan Spesies dan Relung Mikrohabitat Ekosistem Padang Lamun Di Pulau Manomadehe Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat Rina Rina; Nursanti Abdullah
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.224 KB) | DOI: 10.33387/jikk.v2i1.1196

Abstract

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan yaitu :mengetahui komposisi jenis padang lamun di Pulau Manomadehe Kecamatan Jailolo Selatan, mengetahui pola kekayaan spesies padang lamun di Pulau Manomadehe Kecamatan Jailolo Selatan, mengetahui keanekaragaman jenis, dominasi jenis dan kemerataan jenis padang lamun di Pulau Manomadehe Kecamatan Jailolo Selatan, serta mengetahui relung mikrohabitat jenis padang lamun di Pulau Manomadehe Kecamatan Jailolo Selatan. Pengumpulan data dengan menggunakan metode metode ”line transek” yang didasarkan panduan Seagrass-Net Western Pacific Monitoring Methods. Transek terdiri dari 3 buah yang ditempatkan sejajar garis pantai (horizontal) dengan panjang 50 meter. Komposisi jenis lamun yang tumbuh di zona intertidal Pulau Manomadeheyaitu sebanyak 6 jenis yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila minor, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolio, dan Syringodium isoetifolium. Kekayaan spesies lamun menunjukkan bahwa apabila total luasan area dilipatgandakan menjadi 1800 m2 (72 kuadrat) maka kekayaan jenis lamun tidak akan bertambah jenisnya yaitu tetap 6 jenis.Keanakeragaman jenis lamun baik tergolong sedang dan tidak ada jenis yang mendominasi serta penyebaran tiap jenis sangat merata. Jenis lamun yang mempunyai relung habitat terlebar adalah Enhalus acoroides dan tersempit adalah Holodule pinifilio. Kesaling-lingkupan relung atau tumpah tindih relung mikrohabitat yang cukup besar dilakukan oleh Enhalus acoroides terhadap Holodule pinifolio sebesar. Sedangkan sedikit terjadi pada Thalassia hemprichii terhadap Halodule pinifolio dan Halophila minor terhadap Halodule pinifolio.Kata Kunci : padang lamun, kekayaan spesies, relung mikrohabitat
Vegetation Structure and Damage Level Mangrove Forest in Manomadehe Island, Subdistrict South Jailolo, North Maluku Province Salim Abubakar; Riyadi Subur; Masykhur Abdul Kadir; Rina Rina; Adi Noman Susanto; Hendrik Suryo Suriandjo
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 1 (2021): Januari - April
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i1.2492

Abstract

Mangrove forest is a natural resource typical of tropical coasts, which has multiple benefits with a very broad impact when viewed from social, economic and ecological aspects. Management of natural resources must be very prudent because it takes a long time to be able to recover when damage / extinction has occurred. The purpose of this study was to determine the composition of mangrove species, the structure of mangrove forest vegetation (species density, relative density of species, frequency of species, relative frequency of species, species cover, relative cover of species and important values) and to determine the level of damage. Extraction of mangrove vegetation using the "spot check" method. The transects are drawn perpendicular to the coastline along the mangrove vegetation. The composition of mangrove species were 7 species, namely Rhizophora apiculata, R. stylosa, Bruguirea gymnorrhiza, Ceriops tagal, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum and Aegiceras floridum. In the vegetation structure, the highest density and relative density were found in Rhizophora stylosa and the lowest was Xylocarpus granatum. The highest species and relative frequencies were Rhizophora stylosa, R. apiculata and the lowest were Bruguiera gymnorrhiza. The highest type and closure were Sonneratia alba and the lowest was Ceriops tagal. Meanwhile, the highest importance was in Sonneratia alba and the lowest was Xylocarpus granatum. Overall, the density value of mangrove species on Manomadehe Island is 2796 trees / ha so that the condition of the mangrove forests on Manomadehe Island is still in the good category (very dense).
Study of Composition and Composition of Macro Algae Habitat in the Intertidal Zone Water of Sibu Island, Nort Oba District Tidore Islands City Nort Maluku Sukmawati Djalil; Riyadi Subur; Rina Rina; Sunarti Sunarti; Yuyun Abubakar; Aryati A. Fadel; Adi Noman Susanto; Sarni Sarni
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 2 (2021): Mei - Agustus
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i2.2582

Abstract

Macro algae is a part of marine plants whose whole body is called the "thallus". Macro algae are widespread in tropical and sub-tropical waters. The purpose of this study was to determine the composition of the macro algae species, the width of the micro-habitat niches, and the overlapping of the micro-habitat niches in the intertidal zone of the waters of Sibu Island, Oba Utara District, Tidore Islands City. The data was collected using survey method using belt transects and squares measuring 1x1 m2 which are placed systematically in zigzags along the tansek belt. In this study, 20 species of macro algae were found in the waters of the island of Sibu, consisting of Halimeda macroloba, Halimeada opuntia forma chordata, Halimeda incrassata, Halimeda opuntia forma renschii, Chaetamorpha sp, Eucheuma cottonii, Sargassum duplicatum, S.polycestum, Turbina ornata, T. conoides, Padina boergesenii, Dictyota dichotoma, Amphiroa fragilissima, Acanthopora spicifera, Eucheuma denticulatum, E. spinosum, Glacilaria salicornia, Hypnea nidulans, Galaxaura apiculata. The results of the analysis of the width of the recesses showed that the macro algae species with the largest recess width were Eucheuma denticulatum with a value of 0.905, while Galaxura apiculata had the narrowest recess widths with a value of 0.200. Furthermore, based on the results of overlapping analysis of microhabitat niches, it shows that the overlap of microbaitate niches is quite large by Sargassum polycestum against Galaxaura apiculata with a value of 0.337, while the lowest was carried out by Halimeda macroloba against Galaxaura apiculata, Halimeda opuntia forma chordata against Galaxaura apiculata with a value of 0.337, while the lowest was carried out by Halimeda macroloba against Galaxaura apiculata, Halimeda opuntia forma chordata against Galaxaura apiculata, Eucheuma spinosum against Galaxaura apiculata with a value of 0.000.
Karakteristik habitat dan pola pertumbuhan kepiting kelapa (Birgus latro) di Pulau Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Rugaya H. Serosero; Suryani Suryani; Rina Rina
Depik Vol 5, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.989 KB) | DOI: 10.13170/depik.5.2.4350

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat dan pola pertumbuhan kepiting kelapa (Birgus latro) di Takome Pulau Ternate dan Idamdehe Kecamatan Jailolo Propinsi Maluku Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2014. Data yang dikumpulkan adalah tekstur substrat dengan metode pipet, penentuan kandungan nitrat danfosfat tanah dengan metode spektofotometer, pengukuran panjang + rostrum (cp+r) kepiting kelapa dan pola pertumbuhannya. Selain it juga diukur suhu udara, suhu lubang dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Idamdehe memiliki karakteristik pantai yang curam, bahkan di beberapa lokasi penangkapan sangat terjal, sedangkan  di lokasi Takome Pulau Ternate memiliki karakteristik pantai yang lebih landai. Tekstur substrat di lokasi Takome Pulau Ternate terdiri atas pasir (55,76 %), debu (18,4%) dan liat (25,84%) dan Stasiun Idamdehe memiliki tekstur pasir (49,17%), debu (25,61%) dan liat (25,22%)dankandungan bahan organik substrat (Total N) di Takome adalah 0,31% dan total P adalah 0,09% sedangkan di Idamdehe Total N adalah 0,19% dan Total P 0,02%. Suhu udara di lokasi Idamdehe berkisar 26-280C dan di Takome 27-280C. Kelembaban udara 73%-98% di Idamdehe dan 71%-90% di Takome. Parameter lingkungan berupa suhu udara, kelembaban udara, tekstur substrat dan kandungan bahan organik di kedua lokasi penelitian mendukung kehidupan kepiting kelapa di habitat alaminya. Pola pertumbuhan kepiting kelapa di kedua lokasi Idamdehe adalah allometrik negatif.Kata kunci: Karakteristik habitat, Idamdehe, Takome, Birgus latro, isometrik, allometrik negatifAbstract. This objectives of the present study were to evaluate the habitat characteristics and growth patterns of the coconut crabs in Takome and Idamdehe waters North Maluku Province. This study was conducted during April-July 2014. The collected data were the substrate texture, nitrate and phosphate contents of soil using spectrophotometric method, length + rostrum (cp+r) of coconut crabs and the growth patterns. In addition, the air temperature, hole temperature and humidity were also recorded during the study. The results showed that Idamdehe waters has precipitous coast, indeed very precipitous in several catching locations, while Takome waters in Ternate Island has sloping coast. The substrate texture of Takome waters in Ternate Island consisted of sands (55.76%), dusts (18.4%) and clays (25.84%), while Idamdehe waters has the substrate texture that consisted of sands (49.17%), dusts (25.61 %) and clays (25.22%). As for organic matter contents of the substrate, Takome waters has 0.31% in total N and 0.09% in total P, while Idamdehe waters has 0.19% in total N and 0.02 % in total P. The air temperature in Idamdehe waters ranged between 26-280C and in Takome waters ranged between 27-280C. Air humidity in Idamdehe waters was 73%-98% and in Takome waters was 71%-90%. The environmental parameters such as temperature, humidity, substrate texture and organic matter content in both locations are suitable for coconut crab growing. The growth pattern of coconut crabs in Idamdehe and Sulamadaha waters were allometric negative pattern.Keywords: Habitat characteristics, Idamdehe, Takome, Birgus latro, isometric, negative allometric.
Karakteristik habitat dan pola pertumbuhan kepiting kelapa (Birgus latro) di Pulau Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Rugaya H. Serosero; Suryani Suryani; Rina Rina
Depik Vol 5, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.5.2.4350

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat dan pola pertumbuhan kepiting kelapa (Birgus latro) di Takome Pulau Ternate dan Idamdehe Kecamatan Jailolo Propinsi Maluku Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2014. Data yang dikumpulkan adalah tekstur substrat dengan metode pipet, penentuan kandungan nitrat danfosfat tanah dengan metode spektofotometer, pengukuran panjang + rostrum (cp+r) kepiting kelapa dan pola pertumbuhannya. Selain it juga diukur suhu udara, suhu lubang dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Idamdehe memiliki karakteristik pantai yang curam, bahkan di beberapa lokasi penangkapan sangat terjal, sedangkan  di lokasi Takome Pulau Ternate memiliki karakteristik pantai yang lebih landai. Tekstur substrat di lokasi Takome Pulau Ternate terdiri atas pasir (55,76 %), debu (18,4%) dan liat (25,84%) dan Stasiun Idamdehe memiliki tekstur pasir (49,17%), debu (25,61%) dan liat (25,22%)dankandungan bahan organik substrat (Total N) di Takome adalah 0,31% dan total P adalah 0,09% sedangkan di Idamdehe Total N adalah 0,19% dan Total P 0,02%. Suhu udara di lokasi Idamdehe berkisar 26-280C dan di Takome 27-280C. Kelembaban udara 73%-98% di Idamdehe dan 71%-90% di Takome. Parameter lingkungan berupa suhu udara, kelembaban udara, tekstur substrat dan kandungan bahan organik di kedua lokasi penelitian mendukung kehidupan kepiting kelapa di habitat alaminya. Pola pertumbuhan kepiting kelapa di kedua lokasi Idamdehe adalah allometrik negatif.Kata kunci: Karakteristik habitat, Idamdehe, Takome, Birgus latro, isometrik, allometrik negatifAbstract. This objectives of the present study were to evaluate the habitat characteristics and growth patterns of the coconut crabs in Takome and Idamdehe waters North Maluku Province. This study was conducted during April-July 2014. The collected data were the substrate texture, nitrate and phosphate contents of soil using spectrophotometric method, length + rostrum (cp+r) of coconut crabs and the growth patterns. In addition, the air temperature, hole temperature and humidity were also recorded during the study. The results showed that Idamdehe waters has precipitous coast, indeed very precipitous in several catching locations, while Takome waters in Ternate Island has sloping coast. The substrate texture of Takome waters in Ternate Island consisted of sands (55.76%), dusts (18.4%) and clays (25.84%), while Idamdehe waters has the substrate texture that consisted of sands (49.17%), dusts (25.61 %) and clays (25.22%). As for organic matter contents of the substrate, Takome waters has 0.31% in total N and 0.09% in total P, while Idamdehe waters has 0.19% in total N and 0.02 % in total P. The air temperature in Idamdehe waters ranged between 26-280C and in Takome waters ranged between 27-280C. Air humidity in Idamdehe waters was 73%-98% and in Takome waters was 71%-90%. The environmental parameters such as temperature, humidity, substrate texture and organic matter content in both locations are suitable for coconut crab growing. The growth pattern of coconut crabs in Idamdehe and Sulamadaha waters were allometric negative pattern.Keywords: Habitat characteristics, Idamdehe, Takome, Birgus latro, isometric, negative allometric.
Karakteristik habitat dan pola pertumbuhan kepiting kelapa (Birgus latro) di Pulau Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Rugaya H. Serosero; Suryani Suryani; Rina Rina
Depik Vol 5, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.5.2.4350

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat dan pola pertumbuhan kepiting kelapa (Birgus latro) di Takome Pulau Ternate dan Idamdehe Kecamatan Jailolo Propinsi Maluku Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2014. Data yang dikumpulkan adalah tekstur substrat dengan metode pipet, penentuan kandungan nitrat danfosfat tanah dengan metode spektofotometer, pengukuran panjang + rostrum (cp+r) kepiting kelapa dan pola pertumbuhannya. Selain it juga diukur suhu udara, suhu lubang dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Idamdehe memiliki karakteristik pantai yang curam, bahkan di beberapa lokasi penangkapan sangat terjal, sedangkan  di lokasi Takome Pulau Ternate memiliki karakteristik pantai yang lebih landai. Tekstur substrat di lokasi Takome Pulau Ternate terdiri atas pasir (55,76 %), debu (18,4%) dan liat (25,84%) dan Stasiun Idamdehe memiliki tekstur pasir (49,17%), debu (25,61%) dan liat (25,22%)dankandungan bahan organik substrat (Total N) di Takome adalah 0,31% dan total P adalah 0,09% sedangkan di Idamdehe Total N adalah 0,19% dan Total P 0,02%. Suhu udara di lokasi Idamdehe berkisar 26-280C dan di Takome 27-280C. Kelembaban udara 73%-98% di Idamdehe dan 71%-90% di Takome. Parameter lingkungan berupa suhu udara, kelembaban udara, tekstur substrat dan kandungan bahan organik di kedua lokasi penelitian mendukung kehidupan kepiting kelapa di habitat alaminya. Pola pertumbuhan kepiting kelapa di kedua lokasi Idamdehe adalah allometrik negatif.Kata kunci: Karakteristik habitat, Idamdehe, Takome, Birgus latro, isometrik, allometrik negatifAbstract. This objectives of the present study were to evaluate the habitat characteristics and growth patterns of the coconut crabs in Takome and Idamdehe waters North Maluku Province. This study was conducted during April-July 2014. The collected data were the substrate texture, nitrate and phosphate contents of soil using spectrophotometric method, length + rostrum (cp+r) of coconut crabs and the growth patterns. In addition, the air temperature, hole temperature and humidity were also recorded during the study. The results showed that Idamdehe waters has precipitous coast, indeed very precipitous in several catching locations, while Takome waters in Ternate Island has sloping coast. The substrate texture of Takome waters in Ternate Island consisted of sands (55.76%), dusts (18.4%) and clays (25.84%), while Idamdehe waters has the substrate texture that consisted of sands (49.17%), dusts (25.61 %) and clays (25.22%). As for organic matter contents of the substrate, Takome waters has 0.31% in total N and 0.09% in total P, while Idamdehe waters has 0.19% in total N and 0.02 % in total P. The air temperature in Idamdehe waters ranged between 26-280C and in Takome waters ranged between 27-280C. Air humidity in Idamdehe waters was 73%-98% and in Takome waters was 71%-90%. The environmental parameters such as temperature, humidity, substrate texture and organic matter content in both locations are suitable for coconut crab growing. The growth pattern of coconut crabs in Idamdehe and Sulamadaha waters were allometric negative pattern.Keywords: Habitat characteristics, Idamdehe, Takome, Birgus latro, isometric, negative allometric.