Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

ANALISIS LIMA KEKUATAN PORTER PADA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI (STUDI KASUS : DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI) Yoesti Silvana Arianti; Yos Wahyu Harinta
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 6, No 2 (2022): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v6i2.3365

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan agribisnis kedelai di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri berdasarkan lima kekuatan Porter dengan bantuan five forces scorecard. Lokasi penelitian dipilih karena Kecamatan Pracimantoro adalah sentra produksi kedelai di Kabupaten Wonogiri yang dalam beberapa tahun kebelakang ini mengalami penurunan produktivitas dan penurunan minat petani setempat dalam membudidayakan kedelai. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Metode penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan informan. Penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Data yang didapat kemudian diuji keabsahannya dengan menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian tentang lima kekuatan Porter, saat ini pengembangan agribisnis kedelai di Desa Suci, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri memiliki ancaman pendatang baru yang sedang, ancaman produk subtitusi yang rendah, kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok yang sedang, dan persaingan dalam industry yang tinggi.
EFISIENSI DAN SALURAN PEMASARAN SAYURAN DI KOMUNITAS HIDROPONIK SOLORAYA Rosita Dewati; Muhammad Fathul Anwar; Yos Wahyu Harinta
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2728

Abstract

Hydroponics is an alternative to plant cultivation due to limited land ownership by farmers. The results of hydroponic plants have many benefits desired by consumers such as product quality, taste and color as well as guarantees of hygiene. The Solo area has a hydroponic community, namely the Greater Solo Hydroponic Community (Kohisora). The resulting product is fresh vegetables which are sold through a variety of ways and marketing distribution channels. This study aims to determine the efficiency and marketing channels of vegetables in the Kohisora hydroponic community. The data used is primary data. The sample used in this study was 45 people consisting of 15 hydroponic vegetable producers of Kohisora who had sold their products through various marketing channels, 5 traders and 25 consumers who bought hydroponic vegetables. Data analysis uses marketing margin and marketing channel analysis. Based on the research results, it is known that the marketing channel for Kohisora vegetable products is still efficient. It is recorded that the marketing efficiency rate that occurs in vegetable shops/kiosks is still below 50%. Each of the marketing efficiency figures for each type of vegetables starting from mustard greens, lettuce and pakcoy in vegetable shops/kiosks has an indicator value of 18.1%; 16.6%, and 25%. This is the same as the marketing channels that occur in supermarkets which are still relatively efficient. Each marketing efficiency score for each type of vegetable starting from mustard greens, lettuce and pakcoy in vegetable stores/kiosks has an indicator value of 25%; 28.5% and 31.8%.Hidroponik menjadi salah satu alternatif budidaya tanaman akibat keterbatasan kepemilikan lahan petani. Hasil tanaman hidroponik memiliki banyak manfaat yang diinginkan oleh konsumen seperti mutu produk, rasa, dan warna serta jaminan higienitas. Wilayah Solo memiliki komunitas hidroponik yaitu Komunitas Hidroponik Solo Raya (Kohisora). Produk yang dihasilkan adalah sayuran segar yang dijual melalui berbagai macam cara dan saluran distribusi pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan saluran pemasaran sayuran di komunitas hidroponik Kohisora. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang digunakan pada penelitian sejumlah 45 orang terdiri dari  15 produsen sayuran hidroponik Kohisora yang pernah melakukan penjualan produk melaui berbagai macam saluran pemasaran, 5 pedagang dan 25 orang konsumen yang membeli sayuran hidroponik. Analisis data menggunakan analisis margin pemasaran dan saluran pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran pemasaran produk sayuran Kohisora masih efisien. Tercatat angka efisiensi pemasaran yang terjadi di toko/kios sayuran masih di bawah 50%. Masing-masing angka efisiensi pemasaran pada setiap jenis sayuran dimulai dari sawi, selada dan pakcoy di toko/kios sayur memiliki indikator nilai 18,1% ; 16,6%, dan 25%. Hal ini sama dengan saluran pemasaran yang terjadi di supermarket yang masih terbilang efisien. Masing-masing angka efisiensi pemasaran pada setiap jenis sayuran dimulai dari sawi, selada dan pakcoy di toko/kios sayur memiliki indikator nilai 25% ; 28,5% dan 31,8%.
EFEKTIVITAS KEMAMPUAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN DI DESA GUNTING KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN Yusuf Maisya Firdaus; nugraheni retnaningsih; Muhammad Fathul Anwar; Yos Wahyu Harinta
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 7, No 1 (2023): AGRISAINTIFIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v7i1.3666

Abstract

Gapoktan merupakan kelembagaan di tingkat petani yang perlu dibentuk karena tuntutan modernisasi kelembagaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas kemampuan Gapoktan dalam upaya Optimalisasi Pengolahan Lahan Pertanian di Desa Gunting Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Penelitian ini dilakukan di Gapoktan “Makmur Rejeki Warata” Desa Gunting Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan riset etnografi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunkan adalah analisis kemampuan gapoktan melalui pendekatan aspek manajemen dan aspek kepemimpinan menggunakan skala likert yang diintervalkan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kemampuan gapoktan berada pada kelas lanjut untuk indikator pelaksanaan kegiatan dan pengembangan gapoktan. Kemampuan gapoktan berada pada kelas madya untuk indikator perencanaan program, pengorganisasian , pengendalian dan pelaporan.
PENGENALAN MOCAF DAN OLAHANNYA SERTA STRATEGI BRANDING PRODUK BERBAHAN DASAR PANGAN LOKAL DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Rosita Dewati; Yoesti Silvana Arianti; Yos Wahyu Harinta; Retno Widyastuti
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v5i1.1044

Abstract

The potential for developing mocaf as an effort to diversify food is supported by other government programs, young entrepreneurs. Entrepreneurial skills can be instilled from high school students in the Wonogiri Regency. This program is carried out by looking at the potential for building entrepreneurship by high school students from local food ingredients that can be developed, in this case mocaf flour and its processed products. Building products and businesses requires several strategies so that products gain a position in the market through product branding. Through product branding, a business can give the best impression of its product to consumers. This activity was declared successful with an indicator of increasing participants' knowledge and skills of 31.88%, which included increasing knowledge in terms of making mocaf flour and processing products as well as product branding. The implementation of this program is expected to be able to provide value added to cassava products and motivate students to develop cassava as a superior local product thereby improving the economic level of the community in Pracimantoro District, Wonogiri Regency
ANALISIS LIMA KEKUATAN PORTER PADA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI (STUDI KASUS : DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI) Arianti, Yoesti Silvana; Harinta, Yos Wahyu
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 6 No 2 (2022): Agrisaintifika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v6i2.3365

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan agribisnis kedelai di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri berdasarkan lima kekuatan Porter dengan bantuan five forces scorecard. Lokasi penelitian dipilih karena Kecamatan Pracimantoro adalah sentra produksi kedelai di Kabupaten Wonogiri yang dalam beberapa tahun kebelakang ini mengalami penurunan produktivitas dan penurunan minat petani setempat dalam membudidayakan kedelai. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Metode penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan informan. Penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Data yang didapat kemudian diuji keabsahannya dengan menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian tentang lima kekuatan Porter, saat ini pengembangan agribisnis kedelai di Desa Suci, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri memiliki ancaman pendatang baru yang sedang, ancaman produk subtitusi yang rendah, kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok yang sedang, dan persaingan dalam industry yang tinggi.
EFEKTIVITAS KEMAMPUAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN DI DESA GUNTING KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN Firdaus, Yusuf Maisya; retnaningsih, nugraheni; Anwar, Muhammad Fathul; Harinta, Yos Wahyu
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 7 No 1 (2023): AGRISAINTIFIKA
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v7i1.3666

Abstract

Gapoktan merupakan kelembagaan di tingkat petani yang perlu dibentuk karena tuntutan modernisasi kelembagaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas kemampuan Gapoktan dalam upaya Optimalisasi Pengolahan Lahan Pertanian di Desa Gunting Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Penelitian ini dilakukan di Gapoktan “Makmur Rejeki Warata” Desa Gunting Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan riset etnografi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunkan adalah analisis kemampuan gapoktan melalui pendekatan aspek manajemen dan aspek kepemimpinan menggunakan skala likert yang diintervalkan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kemampuan gapoktan berada pada kelas lanjut untuk indikator pelaksanaan kegiatan dan pengembangan gapoktan. Kemampuan gapoktan berada pada kelas madya untuk indikator perencanaan program, pengorganisasian , pengendalian dan pelaporan.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permitaan Pisang Ambon di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen pramesti, ida; Harinta, Yos Wahyu; Anwar, Muhammad Fathul
Journal of Agribusiness, Social and Economic Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana permintaan terhadap buah pisang ambon di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada permintaan buah pisang ambon di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Jumlah populasi dalam penelitian yaitu sebanyak 40 responden, dengan penarikan sampel menggunakan incidental sampling. Dengan Analisis Data menggunakan Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi ( R2) dengan bantuan software SPSS. Adapun hasil analisis regresi linier berganda maka fungsi persamaan sebagai berikut : Y = 6.725 +0,000X1 + 1,176.10-6 X2 + 0,122 X3 – 0,111 X4 – 0,037 X5. Dimana harga pisang ambon (X1): tidak adanya kenaikan harga pisang ambon tidak mempengaruhi jumlah permintaan terhadap pisang ambon. Pendapatan konsumen (X2): pendapatan konsumen mengalami penurunan maka permintaan terhadap pisang ambon akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya. Jumlah tanggungan (X3): adanya penambahan jumlah tanggungan permintaan akan meningkat. Maka hal ini tidak mempengaruhi jumlah permintaan pisang ambon yang dibeli konsumen. Selera Konsumen (X4): menurunnya tingkat selera konsumen maka permintaan akan mengalami penurunan . Hal ini karena tinggi rendahnya selera konsumen akan mempengaruhi jumlah permintaan konsumen. Pengetahuan khusus (X5): setiap perubahan pengetahuan terhadap pembelian pisang ambon akan mempengaruhi penurunan permintaan terhadap pembelian pisang ambon. Dari uji F dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel harga pisang ambon, pendapatan konsumen, jumlah tanggungan, selera konsumen dan pengetahuan khusus konsumen dalam pembelian pisang ambon berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang ambon. Dari hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pisang ambon di Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen adalah jumlah pendapatan konsumen dan selera konsumen berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang ambon sedangkan harga pisang ambon, jumlah tanggungan keluarga, dan pengetahuan khusus konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan pisang ambon di kecamatan Sragen kabupaten Sragen.
Komparasi Tingkat Produktivitas Padi Sawah Dan Padi Gogo Di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri Dedi, Dedi; Harinta, Yos Wahyu; Dewati, Rosita
Journal of Agribusiness, Social and Economic Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wonogiri Regency is a limestone area that is barren and hilly. To deal with the dry conditions of the area, residents plant upland rice. There are two types of land in Manyaran sub-district, namely paddy fields and upland land. The purpose of the study was to determine production costs, revenues, revenues, efficiency, to compare production costs, revenues, incomes and productivity levels of lowland and upland rice farming in Manyaran District. The basic method is descriptive. Purposive location taking in Manyaran District. The number of respondents is 60, namely 30 rice farmers and 30 upland rice farmers. The analytical method is farming analysis and comparative analysis. The results of the study 1) The average cost of paddy rice production is Rp. 2,369,988/Ha and upland rice Rp. 890.770/Ha. The average rice paddy receipts Rp. 4,643,933/Ha and upland rice Rp. 1,813,400/Ha. The average income of paddy rice is Rp. 2,273,935/Ha and upland rice Rp. 922,630/Ha. The value of the B/C ratio for lowland rice is 0.96, which means it is not feasible and upland rice is 1.04, which means it is feasible. While the value of R/C ratio for lowland rice is 1.96 and upland rice is 2.04, it means that both lowland rice and upland rice farming are feasible to cultivate, so the efficiency of upland rice is greater than lowland rice. The BEP value of lowland and upland rice products is 527.49 Kg and 198.52 Kg. The BEP value for lowland rice and upland rice is Rp 2,294.29/Kg and Rp 2,204.88/Kg. 2) The results of the t-test of production costs of 0.000, income of 0.000, and productivity of 0.001 means that there is a significant difference between production costs, income, and productivity of lowland rice farming with upland rice.   Keywords: Efficiency, Comparison, Upland Rice, Paddy Rice
Strategi Pengembangan Agrowisata Bariza Di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar Saputra, Febry; Harinta, Yos Wahyu; Dewati, Rosita
Journal of Agribusiness, Social and Economic Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agrowisata adalah sebuah opsi yang mungkin dapat dikelola di pedesaan. Setelah itu, pembatasan terhadap agrowisata dinyatakan kalau agrowisata merupakan tipe pariwisata yang spesial menciptakan produk pertanian, peternakan, perkebunan yang menjadi daya tarik para wisatawan. Usaha bisnis agrowisata yang ditekankan yaitu menjual jasa berbentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik kepada konsumen. Diketahui permasalahan yang terjadi pada Agrowisata Bariza adalah fasilitas yang dimiliki sudah tidak terawat dan memerlukan pengembangan agar menjadi Agrowisata yang dapat berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian untuk 1) Mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Agrowisata Bariza di Kecamatan Ngagoyoso. 2) Menganalisis alternatif strategi yang dapat dikembangkan Agrowisata Bariza di Kecamatan Ngagoyoso. 3) Menentukan strategi prioritas dalam mengembangkan Agrowisata Bariza di Kecamatan Ngagoyoso. Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara Purposive. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif antara lain: IFE dan EFE, SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yakni bauran pemasaran, 3K pemasaran, SDM dan Modal terindentifikasi 5 kekuatan, 5 kelemahan dengan total skor matrik IFE 3,19 dan matriks EFE faktor yang akan dianalisis yakni STP Pemasaran, SDA, Kebijakan Pemerintah teridentifkasi 5 peluang, 5 ancaman dengan total skor matriks EFE 3,20. Matriks SWOT menghasilkan 15 alternatif strategi. Prioritas strategi yang dianalisis dengan menggunakan matriks QSPM, dimana alternatif strategi ada 3 pengembangan Agrowisata Bariza di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan dari analisis matriks QSPM didapatkan prioritas strategi yang paling efektif yakni Melakukan pendataan secara terperinci mengenai kekurangan fasilitas sehingga dapat ditambah dan diperbaiki, nilai TAS 6,67.
Analisis Marjin Pemasaran Ubi Kayu (Manihot Utilissima) Di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Marleni, Yuni; Harinta, Yos Wahyu; Dewati, Rosita
Journal of Agribusiness, Social and Economic Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jase.v3i2.4619

Abstract

Cassava is the third food ingredient after rice and corn which is one of the leading agricultural products that is widely marketed in the Polokarto District area. The aim of this research is to determine the marketing channels, marketing margins and marketing efficiency of cassava that are most effectively used by cassava farmers in Polokarto District, Sukoharjo Regency. The basic method used in this research is descriptive which is aimed at highlighting facts, variables, circumstances and phenomena that are occurring now (when the research is taking place) and uses survey methods as a research technique. The results of this research are that there are 3 cassava marketing channels in Polokarto District, Sukoharjo Regency. In marketing channel I, the marketing institutions involved in cassava marketing are retailers. In channel II the marketing institutions involved are collecting traders, wholesalers and retailers. In channel III the marketing institutions involved are collecting traders and wholesalers. The marketing margin for marketing channel I is IDR 2,000, the margin for channel II is IDR. 13,450 and channel III margin is IDR 13,500. Farmer's share in channel I is 50%, channel II is 10.33% and channel III is 10%. The efficient marketing channel is marketing channel I with an efficiency level of 16.68%. Meanwhile, marketing channel II has an efficient level of 17.37% and marketing channel III has an efficient level of 28.07%. Based on this, it can be said that the most efficient is marketing channel I because it has the shortest channel so that the marketing costs that take place in this marketing channel pattern are the lowest and the farmer's share value is high in marketing channel I.