Articles
Perancangan Apartemen dengan Konteks Open Building di Area Urban Sprawl
Wenda Pristi Listyandini;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1039.017 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17570
Sebagian orang beranggapan bahwa hidup di kota akan menjadikan mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hal tersebut yang mendorong peningkatan jumlah penduduk di kota semakin tinggi hingga berdampak pada kawasan pinggiran kota disekitarnya, fenomena ini disebut dengan istilah urban sprawl. Salah satu dampak nyata dari fenomena tersebut adalah kelangkaan kawasan rumah tinggal hingga dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan munculnya kawasan hunian ilegal. Sehingga salah satu penyelesaian yang dapat dilakukan adalah pengadaan kawasan hunian masal vertikal yang produktif seperti apartemen. Dalam kasus ini kalangan yang disasar adalah kalangan menengah yang produktif, sehingga memiliki kebiasaan yang berbeda dan dapat dilihat dari kehidupan sosial yang baik termasuk dalam memperlakukan rumah tinggalnya. Dalam sistem open building, terdapat suatu proses keterlibatan penghuni dalam proses berarsitektur. Maka dirasa akan sesuai untuk diterapkan pada apartemen dengan memerhatikan aspek behaviour setting penghuni termasuk penghadiran wujud bangunan yang menjadikan apartemen ini berbeda dengan apartemen lainnya. Bangunan akan bersifat akrab, adaptif, dan berkembang mengikuti kebutuhan penghuni dengan menerima keterbukaan dalam perubahan dan perkembangan tersebut.
Kampung Singgah Produktif : Pemicu Peningkatan Ekonomi Masyarakat Permukiman Kumuh
Riama Pamukka Anna Vinilia Sagala;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (448.656 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.18865
Permukiman menjadi kebutuhan yang menampung manusia dalam kehidupan berkeluarga, sosial masyarakat, keberlangsungan hidup sebagai manusia dengan sehat dan dengan segala perilakunya. Gagasan ide objek permukiman yang menjadi milik masyarakat kumuh Bantaran Kali Jagir ini berawal dari persoalan masih adanya permukiman kumuh di kota Surabaya. Kualitas hidup masyarakat yang hidup miskin dapat meningkat dengan pengubahan gaya hidup, tanpa mengurangi jiwa sosial yang sangat positif dalam kehidupan bermasyarakat kampung. Juga menambah peluang masyarakat untuk menambah sumber pemasukan untuk perekonomian mereka. Sebagaimana arsitektur, respon yang diberikan pada fenomena tersebut adalah serangkaian proses penggalian informasi dan penjabaran masalah, yang menghasilkan kesimpulan bahwa penyediaan objek arsitektur dapat menjadi solusi, dengan tetap mengedepankan kebutuhan dan mengabadikan karakter positif masyarakat kumuh Bantaran Kali Jagir dalam penerapan metode. Objek arsitektur muncul dengan segala sistem di dalamnya yang dapat menjadi objek percontohan untuk kasus permukiman-permukiman kumuh Bantaran Kali di kota Surabaya maupun di kota lain yang tidak seharusnya menjadi masalah berlarut di negara Indonesia.
Kampung Daur Ulang- Salah Satu Respon Arsitektur terhadap Permukiman Kumuh Pemulung
Vidia Ardhanareswari;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19075
Indonesia sebagai negara dengan tingkat kepadatan penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki permasalahan akan pengelolaan sampah. Fenomena ini dapat dilihat pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya pada area urban seperti kota Malang. Masyarakat yang tinggal di beberapa area ini, terbiasa akan kehidupan yang jorok dan kumuh serta tidak segan untuk tinggal berdampingan dengan sampah. Fenomena ini bertolak belakang dengan salah satu pernyataan bahwa salah satu kebutuhan pokok manusia adalah papan yang layak. Terkait dengan isu, latar belakang dan permasalahan yang ada, maka dibutuhkan sebuah metode untuk memecahkan permasalahan yang ada. Dikarenakan isu yang diambil adalah isu mengenai manusia dengan lingkungan maka metode yang tepat adalah metode Scientific Problem Design Process. Metode ini dipilih karena metode ini ditujukan kepada Environmental Designer untuk memecahkan permasalahan lingkungan. Respon serta solusi yang muncul atas permasalahan yang diambil serta metode penelitian yang dipilih adalah Kampung Daur Ulang. Istilah Daur Ulang mencerminkan material yang digunakan pada bangunan dan mencermin karakteristik penguni yang tinggal, yaitu pemulung.
Pendekatan Ekologi pada Rancangan Rumah Susun Sewa Adaptable bagi Pekerja Pabrik di Kawasan Sub-Urban Kabupaten Sidoarjo
Maulysa Prahastuti;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (785.47 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25738
Fenomena urban sprawl di Surabaya hadir akibat urbanisasi yang terus-menerus. Urbanisasi menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ketersediaan dan kebutuhan hunian. Hal tersebut menyebabkan harga hunian menjadi tinggi. Harga hunian yang tinggi tidak sesuai dengan pendapatan pekerja pabrik. Tekanan ekonomi pada pekerja pabrik menyebabkan mereka membuat lingkungan baru di pinggiran kota. Pinggiran kota identik dengan lingkungan yang kumuh dan akses yang sulit untuk menjangkaunya. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa akses pekerja pabrik untuk mendapatkan hunian yang layak sangatlah minim. Oleh karena itu, diperlukan penyediaan hunian bagi pekerja pabrik berupa rumah susun. Banyaknya rumah susun yang tidak dapat menyesuaikan adanya perubahan kebutuhan ruang akan menyebabkan kekumuhan pada rumah susun. Salah satu cara menyelesaikan kekumuhan pada hunian pekerja pabrik adalah perancangan rumah susun yang adaptable (dapat menyesuaikan terhadap penghuni, lingkungan, dan objek). Perancangan adaptable dicapai dengan metode desain Adaptive Architecture. Selain itu, perancangan rumah susun juga menggunakan pendekatan ekologi.
Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara
Adelia Hanindya Nastiti;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (686.688 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25740
Pemanasan Global yang terjadi belakangan ini telah mengakibatkan bongkahan es yang ada di Antartika dan Greenland tersebut mulai mencair secara perlahan, dan hal ini berakibat adanya kenaikan muka air laut secara global. Jakarta Utara menjadi salah satu area di Indonesia yang mengalami dampak yang cukup signifikan akibat kenaikan muka air laut dan sebagian besar lahan yang tergenang adalah lahan yang diperuntukkan sebagai permukiman. Dalam rangka mengantisipasi permasalahan tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah perancangan kompleks hunian dengan menggunakan struktur terapung. Hunian terapung ini bertujuan untuk meminimalisir resiko kerusakan dari bidang properti secara signifikan saat sebagian daratan tenggelam akibat isu tersebut. Hunian dirancang dengan menggunakan prinsip-prinsip dari Arsitektur Organik. Desain dari hunian ini dibuat dengan material konstruksi yang ringan, dan struktur stabil yang bisa menyesuaikan dengan permukaan air laut dan juga modifikasi model bangunan agar aman dari genangan air laut, terutama pada saat kondisi air pasang.
Resor Ekologis di Titik Nol Indonesia
Ahmad Shiddiq Hambali;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (513.432 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.26928
Industri pariwisata merupakan kesempatan besar dalam pertukaran ekonomi dan budaya masyarakat. Indutri yang tidak mengandalkan sumber daya yang semakin berkurang, akan tetapi sebaliknya, untuk memajukan sektor pariwisata kita harus memelihara alam yang merupakan nilai jual utamanya. Indonesia dengan segala kekayaan alamnya memiliki potensi yang sangat besar untuk unggul dalam dunia pariwisata. Salah satu tempat yang memiliki potensi tersebut berada di ujung Sumatera, tepatnya di Pulau Sabang. Pulau yang ditasbihkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional tersebut memiliki banyak sekali potensi alam untuk diekspos. Namun, kurangnya fasilitas penunjang wisata menjadi suatu kendala yang harus diselesaikan. Padahal dengan dicanangkannya festival Yacht bertaraf Internasional disana, haruslah dibarengi dengan pembangunan sarana penunjang. Membangun resor dinilai menjadi pilihan yang sangat tepat karena selain digunakan sebagai tempat menginap, resor juga dapat dimanfaatkan lebih luas sebagai ikon sekaligus sarana pengenalan wisata dan budaya setempat. Resor yang didesain dengan pendekatan ekologis agar tidak merusak lingkungan serta memaksimalkan potensi alam yang ada di Pulau Sabang.
Konsep Blue Design dengan Sistem Rainwater Collects pada Apartemen High End
Putri Wulan Suci;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (650.685 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.32780
Dalam kurun waktu terakhir, Surabaya telah melakukan berbagai pengembangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk. Pengembangan kawasan properti, terutama kelas menengah atas, di kota Surabaya bergeser ke wilayah barat. Hal ini terlihat dari makin banyaknya pengembang besar yang membangun di Surabaya Barat dan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan premium. Di sisi lain, dengan semakin terus bertambahnya jumlah penduduk, daya dukung lingkungan (air dan lahan) yang ada tetap sama atau bahkan lebih buruk. Kita sebagai manusia harus mampu mengikuti daya dukung lingkungan (air dan lahan) atau bahkan bisa membuatnya lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan hidup. Dengan pendekatan Blue Design diharapkan memberikan solusi sistem pemakaian air hujan untuk memenuhi kebutuhan air yang saat ini semakin menipis yaitu dengan menangkap air hujan lalu disaring dan kemudian dimanfaatkan kembali untuk keperluan air sehari-hari. Desain apartemen mengusulkan dan mengolah air hujan secara maksimal sehingga berdampak positif pada bangunan dan lingkungan, konsep ekologi yang dicetuskan oleh Ken Yeang diterapkan pada apartemen dianggap sesuai menjadi solusi kebutuhan air tawar.
Rumah Singgah untuk Penderita Kanker dengan Konsep Healing Environment
Nathania Corry Clarissa;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (56.327 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.35295
Kanker menjadi salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia. Pengobatan kanker membutuhkan waktu yang lama dan mahalnya biaya pengobatan. Bagi penderita kanker asal luar Jakarta harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi maupun penginapan. Rumah singgah didesain untuk para penderita kanker yang berasal dari luar daerah Jakarta, yang sedang melakukan pengobatan atau menunggu jadwal kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Rumah singgah mampu memberikan pengaruh positif pada proses penyembuhan bagi penderita kanker, dan menghadirkan interaksi sosial antar penderita kanker. Interaksi ini akan memberikan sebuah dukungan psikis. Sebuah teori yang menyatakan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam proses pengobatan dibandingkan dengan faktor medis. Oleh karena itu, rumah singgah dirancang dengan konsep healing environment agar dapat menciptakan lingkungan positif. Metode merancang dengan menggunakan metode Multi Sensory Experience. Multi Sensory Experience memberikan pengalaman sense seperti visual, pendengaran, peraba dan penciuman yang dapat memberikan efek healing bagi pengguna. Kriteria perancangan secara keseluruhan merujuk pada konsep healing environment. Dalam aspek arsitektur, rancangan dapat memperhatikan bentuk, sirkulasi, tata ruang dan perletakkan bukaan, pencahayaan, penghawaan, warna dan tekstur material. Aspek non-arsitektural dapat dihadirkan melalui rancangan taman merujuk pada kriteria healing garden. Sebuah hasil penelitian bahwa suara alam, alam terbuka dengan suasana hijau dapat memberikan dampak positif bagi pikiran dan tubuh walau hanya beberapa menit.
Panti Asuhan Untuk Anak Terlantar Dengan Pendekatan Therapeutic Architecture
Reina Hacika Irene Lantaka;
Ima Defiana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j23373520.v9i2.57167
Berdasarkan data direktur Rehabilitasi sosial anak pada kementrian sosial, hingga Agustus 2017 anak terlantar di Indonesia mencapai angka 16.290 anak. Anak anak tersebut memiliki berbagai latar berbagai \ penelantaran seperti diusir dari rumah,kematian orang tua, ditinggalkan orang tua, orang tua bercerai, bencana alam dan kondisi sosial ekonomi. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan pada mental anak yang menjadi korban penelantaran tersebut. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang di sediakan pemerintah maupun swasta sebagai wadah untuk mengasuh anak anak yang kurang beruntung tersebut pun kurang menyadari masalah mental yang terjadi. Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas diperlukannya suatu wadah arsitektural sebagai respon dari permasalahan yang ada, berupa Panti Asuhan dengan pendekatan therapeutic architecture dengan menggunaan metode perancangan evidence based design yang dapat menstimulasi pengguna lewat sense yang ada hingga berdampak pada psikologi hingga perilaku pengguna. Konsep utama dalam perancangan ini adalah bagaimana menstimulasi user dengan kesadaran positif dalam diri mereka, memperanyak interaksi antar user namun tetap dapat mejaga privasinya, serta meningkatkan interaksi user dengan lingkungan terbangun disekitarnya. Konsep ini diterapkan dalam elemen arstektur seperti massa bangunan, bentuk, ruang dalam, ruang luar dan material di dalam rancangan.
THE EFFECT OF ROOM MATERIAL TO OVER-COME THE NOISE DUE TO MOTORCYCLE WORKSHOP ACTIVITY AT HOME BASED-ENTERPRISED NEARBY ROADWAY
Petty Debriana Austin;
Ima Defiana;
Dhany Arifianto
Journal of Architecture&ENVIRONMENT Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4453.352 KB)
|
DOI: 10.12962/j2355262x.v14i2.a2935
Home based-enterprised is currently booming in Indonesia. Home based-enterprised is a right choice for people who want to have a business that integrates with their home. From some of business which has the highest noise level is a home with motorcycle repair business. Because the source of noise in the workshop is the engine and other supporting machinery. Home business is generally situated near from roadway and has acoustic problems aspect. Motorcycle repair service located near from roadway receives noise from inside and from outside (roadway).The sound sources distribute noise through building elements, such as walls, floors and ceilings. Thus it needs to be researched the elements of room that potentially reducing noise, especially noise that transmits through the airborne.To determine the noise level and effect that transmit through the airborne, the study using physical data collection with field studies. While the method using the experi-mental methods with simulation methods where in its implementation procedures use some software like Ms. Excel and Ecotect to analyze the Sound Pressure Level (SPL) and Transmission Loss.The result showed that the characteristic of the materials (Transmission Loss & Leq) influence on noise through the airborne. Thus it is obtained the right solution to overcome and reduce the noise at shophouse through the selection of appropriate material that can reduce airborne noise. The appropriate organic and anorganic material selection are expected to be the solution of the existing problems. The ex-periment results show that all of the material (organic & anorganic) can reach the goal, but the best result is combination of both material, the organic material and anorganic material.