Boedi Hendrarto
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, SH Semarang

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

NILAI HUE DAUN Rhizophora: HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KLOROFIL DAUN DI PANTAI RINGGUNG, DESA SIDODADI, KECAMATAN PADANG CERMIN, LAMPUNG Adip, Muhammad Saiful; Hendrarto, Boedi; Purwanti, Frida
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.82 KB)

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem penting dalam lingkungan pesisir, dan sampai saat ini belum ada indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan mangrove. Hue merupakan warna yang dihasilkan oleh pigmen-pigmen yang ada pada daun, hal ini diperkirakan dapat digunakan untuk menunjukkan kesehatan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran nilai hue Rhizophora spp dan hubungan kandungan klorofil serta faktor lingkungan terhadap nilai hue. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan deskriptif analitis. Variabel utama yang digunakan dalam penelitian adalah nilai hue (bahan organik, salinitas air, dan salinitas tanah). Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling untuk mengetahui karakteristik vegetasi mangrove dengan menggunakan line  sepanjang 100 m dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil dari penelitian menunjukkan tingkat dominasi tertinggi terdapat pada jenis Rhizophora stylosa (50,017%) sementara dominansi Rhizophora apiculata adalah sebesar (49,985%).  Nilai hue pada daun Rhizophora spp berkisar antara 86,9% sampai 141,35%. Nilai hue terendah 86,9% berwarna hijau muda,  sedangkan nilai tertinggi 141,35% berwarna hijau tua.  Korelasi nyata hanya terdapat pada hubungan nilai hue dengan salinitas air, sedangkan hubungan kandungan klorofil dan faktor lingkungan memiliki hubungan yang tidak nyata. Mangrove ecosystem an important ecosystem in the coastal area. There is no indicator that can be used to determine the healthiness level of mangrove. Hue is the colour that produced by leaves pigment, That assumed be affected by various environmental factors. This study were aimed to get the range of hue Rhizophore value and to know the relationship between their chlorophyll contents and environmental factors toward the hue values. This research used descriptive approaches. The main variable in this research were the hue value of the Rhizophora leaves, leaves chlorophyll content, and environmental factors (organic material, water salinity, and substrat salinity). Data was collected by purposive sampling method to identify mangrove vegetation characteristic using 100 m transect lines with three replications. The result showed that the highest dominance level was on Rhizophore stylosa (50,017%), while dominance level of Rhizophore apiculata was 49,985%. Hue value of Rhizophore leaves was in the range  of86,90 to 141,350. The lowest hue value was 86,90 with colour more like yellow to green where the highest value was 141,350 which has dark green in colour. Significant correlation only occured between hue value and water salinity, however between chlorophyll content and other environmental factors has no significant correlation.
PERUBAHAN LUAS HUTAN MANGROVE DI WILAYAH PANTAI INDAH KAPUK, JAKARTA UTARA TAHUN 2010-2015 (The Changing Mangrove Area at Pantai Indah Kapuk, North Jakarta in 2010 – 2015) Mulyaningsih, Dwi; Hendrarto, Boedi; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1508.891 KB)

Abstract

Pengamatan citra satelit untuk pemetaan mangrove di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pernah dilakukan pada tahun 2012. Sejak itu belum ada lagi informasi terbaru terkait hal tersebut. Oleh karena itu telah dilakukannya penelitian yang sama dengan menggunaka citra Landsat 7 dan citra Landsat 8 untuk mengetahui perubahan luas tutupan vegetasi mangrove di tahun 2010-2015. Metode klasifikasi citra untuk mengidentifikasi mangrove menggunakan klasifikasi terbimbing (supervised classification) Maximum Likelihood, selanjutnya dilakukan uji ketelitian citra dengan menggunakan matriks uji ketelitian yang mengacu pada Short (1982). Hasil penelitian menunjukkan selama kurun waktu tahun 2010-2015 terjadi pengurangan luas 38,79 ha (44%), penambahan 75,69 ha (87%) dan adanya daerah yang tetap 86,94 ha dengan akurasi ketelitian citra 85,71%. Observation using satellite image for mangrove mapping at Pantai Indah Kapuk, North Jakarta had already been conducted in 2012. Since then there had been no further information related toit. Therefore, the same research was done by using Landsat 7 and Landsat 8 to know the change of mangrove vegetation cover area in 2010-2015. Image classification methods for identifying mangrove used the supervised classification Maximum Likelihood, then tested the accuracy images by using a precision test matrix that refers to Short (1982). The results showed that during the period of 2010-2015 there was 38,79 ha (44%) of reduction area, 75,69 ha (87%) of additional area and 86,94 ha of fixed area with 85,71% accuracy.
PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI DI KAWASAN CAGAR ALAM PULAU SEMPU KABUPATEN MALANG Rahajeng, Marina Alin; Hendrarto, Boedi; Purwanti, Frida
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.181 KB)

Abstract

Pulau Sempu merupakan Cagar Alam yang terletak di Desa Tambak Rejo, Kabupaten Malang. Secara umum masyarakat mengenal Pulau Sempu sebagai tempat wisata. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang konservasi, persepsi dan partisipasi masyarakat dalam menunjang konservasi di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu serta mengetahui hubungan antara pengetahuan konservasi, persepsi dan partisipasi masyarakat dalam konservasi. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan di lapangan dan kuisioner dengan diberi skor menggunakan skala Likert. Uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis data yang didapatkan. Total Responden yang digunakan adalah 120 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang konservasi 65% rendah,  tingkat persepsi masyarakat dalam konservasi 54 % rendah sedangkan tingkat partisipasi masyarakat dalam konservasi 56% tinggi. Hasil analisis tidak terdapat korelasi positif nyata antara pengetahuan konservasi dengan persepsi (F= 0,087), terdapat korelasi positif nyata antara konservasi dengan partisipasi (F= 0,000) dan terdapat korelasi positif  nyata antara persepsi dan partisipasi (F= 0,000).  Sempu Island is a Nature Reserve located in the village of Tambak Rejo, Malang. It is known as a tourism spot. This study were conducted to determine the public knowledge on conservation, public perception and public participation in supporting  conservation of the Sempu Island Nature Reserve area and to know the relationship between  knowledge of conservation, perception and public participation in the conservation. Research was conducted in May 2014. The study used a descriptive method. Data  collected by  field observations and scored questionnaires  using a Likert Scale's. The Spearman Rank test was used to analyse the data. Total number of respondent was 120 respondents. The results of this study show that 65% of public have low level of conservation knowledge, 54% of public had a low perception of the conservation program, while 56% of public had a high participation rate on  coservation . The result of the analysis showed that there was no significant positive correlation between knowledge for conservation and the public perception (F= 0,087). The analysis also show a significant positive correlation between conservation and the participation (F= 0,000) and the significant positive correlation was found on the correlation between perception and participation (F= 0,000).
DISTRIBUSI KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN KLOROFIL-a DI TELUK SEKUMBU KABUPATEN JEPARA : HUBUNGANNYA DENGAN KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN Ayuningsih, Melina Setya; Hendrarto, Boedi; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.228 KB)

Abstract

Teluk Sekumbu merupakan suatu perairan terlindung yang banyak dimanfaatkan oleh aktivitas manusia seperti tempat pendaratan ikan, pemukiman penduduk, pertambakan, pariwisata, dan jalur pelayaran. Secara langsung maupun tidak langsung, berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi keseimbangan kondisi perairan Teluk Sekumbu yang berdampak pada keberadaan organisme di dalamnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2013. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelimpahan fitoplankton dan kandungan klorofil-a fitoplankton di perairan Teluk Sekumbu Kabupaten Jepara, mengetahui distribusi kandungan nitrat dan fosfat serta hubungannya dengan kandungan klorofil-a. Penelitian ini bersifat deskripstif dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini ditentukan Sembilan titik sampling pengukuran, dimana pada tiap titik sampling dilakukan tiga kali pengulangan. Sampel fitoplankton, klorofil-a, nitrat dan fosfat serta beberapa parameter fisika dan kimia diambil di Teluk Sekumbu Jepara. Analisis data nitrat, fosfat dan klorofil-a menggunakan metode Regresi Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton sebesar 2823 – 10615 ind/l dan kandungan klorofil-a fitoplankton sebesar 0,798 – 1,096 mg Chl-a/m3. Distribusi dari kandungan nitrat dan fosfat di lingkungan perairan Teluk Sekumbu Jepara mempunyai pola yang sama dengan konsentrasi tinggi di muara dan semakin rendah ke arah laut. Hubungan antara nitrat dengan klorofil-a secara linier menunjukkan keeratan yang tinggi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,722, sedangkan hubungan antara fosfat dengan klorofil-a sebesar 0,802. Sekumbu Bay is a sheltered waters are much exploited by human activities such as fish landing site, the settlement population, fishpond, tourism and shipping lines. Directly or indirectly, many of these factors will affect the balance condition of the Sekumbu Bay waters that have an impact on the presence of organisms in it. This research was conducted on May-July 2013. The purpose of this research was to know the abundance of phytoplankton and chlorophyll-a content of phytoplankton in waters of the Sekumbu Bay at Jepara Regency, knowing spatial distribution of nitrates and phosphates content, and knowing the relationship with content of chlorophyll-a. This research was descriptive and used the sampling purposive method for collecting samples. This research determined nine sampling points, where at each sampling point had three times replication. Phytoplankton, chlorophyll-a, nitrate and phosphate as well as some physical and chemical parameters were measured. Data analysis of nitrate, phosphate and chlorophyll-a used regression - correlation method. The results showed that the abundance of phytoplankton was 2823 - 10615 ind/l and phytoplankton chlorophyll-a content was 0.798 to 1.096 mg Chl-a/m3. Distribution of nitrate and phosphate in the waters of Sekumbu Bay Jepara had the same pattern with high concentration in estuary and low in sea. The relationship between nitrate with chlorophyll-a showed a linear regression with the a high correlation coefficient of 0.722, the relationship between phosphate with chlorophyll-a showed a high correlation coefficient of 0.802.
HUBUNGAN TEKSTUR SEDIMEN DENGAN MANGROVE DI DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Aini, Hida Rizki; Suryanto, Agung; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.179 KB)

Abstract

ABSTRAK Desa Mojo merupakan salah satu wilayah Kecamatan Ulujami yang memiliki kawasan mangrove yang luas. Hutan mangrove di Desa Mojo merupakan hasil rehabilitasi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan pihak terkait. Hutan mangrove Desa Mojo mempunyai fungsi yang sangat penting bagi daerah sekitarnya. Rehabilitasi yang telah dilakukan tersebut memberikan efek terhadap ekosistem. Habitat mangrove yang ada di Desa Mojo tersebut kemungkinan memberikan karakteristik terhadap sedimen sebaliknya karakteristik sedimen merupakan faktor penting terhadap keberadaan mangrove. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – april 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik sedimen terhadap tegakan mangrove. Metode yang digunakan untuk menghitung kerapatan mangrove yaitu Point Centered Quarter Method. Karakteristik sedimen meliputi pengukuran fisika sedimen, pengukuran tekstur sedimen dengan metode Soil Jar Test (FAO), dan bahan organik sedimen diukur dengan metode LOI (Loss on Ignition). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kawasan mangrove di Desa Mojo termasuk sangat padat, karena memiliki kerapatan lebih dari 1500 pohon per hektar (KepMenLH No.201, 2004). Sedimen pada kawasan mangrove Desa Mojo memiliki karakteristik tekstur silt (lumpur). Hasil Principal Component Analysis korelasi spesies mangrove dipengaruhi langsung oleh kuantitas silt dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya.  Kata Kunci : Tekstur sedimen; Mangrove; Ulujami; Pemalang ABSTRACT Mojo village is one of the District of Ulujamithat has extensive mangrove areas. The mangrove forest in the village of Mojo is the result of the rehabilitation undertaken by the local community and other interested parties. It has a very important function for the surrounding area. The rehabilitation has been done to give effect to the ecosystem. Mangrove habitat in the village of Mojo and sediment characteristics of mutrual influenced.. The study was conducted in March - April 2016. The purpose of this study was to determine the correlation characteristic of sediment to mangrove stands. The method used to calculate the density of mangrove namely Point Centered Quarter Method. Sediment characteristics include physical measurements of sediment, sediment texture measurement method Jar Test Soil (FAO), and sedimentary organic matter is measured by the method of LOI (Loss on Ignition). The results showed that the condition of the mangrove area in the village of Mojo include very dense, because it has a density of more than 1500 trees per hectare (KepMenLH 201, 2004). Sediment in the mangrove areas Desa Mojo has the characteristic texture of silt. The data used by the Principal Component Analysis correlation mangrove species were influenced by the quantity of silt, while there is no direct impact on other environmental factors on the existing mangrove species. Keywords: Sediment texture,Mangrove. Ulujami, Pemalang
TINGKAT KERUSAKAN DAN KARBON MANGROVE DENGAN PENDEKATAN DATA SATELIT NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX) DI DESA SIDODADI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Mayuftia, Rimty; Hendrarto, Boedi; Hartoko, Agus
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.543 KB)

Abstract

Ekosistem mangrove sebagaimana ekosistem hutan lainnya memiliki peran sebagai penyerap dan penyimpan karbon guna pengurangan kadar CO2 di udara. Hutan mangrove merupakan komponen penyusun utama dalam ekosistem mangrove. Pesisir Lampung di Desa Sidodadi, Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung terdapat ekosistem mangrove yang masih asli dan sebagian telah dikonversi menjadi tambak udang dan pemukiman sehingga sebagian telah rusak karena alasan tersebut. Kerusakan vegetasi mangrove dapat diketahui dengan cara  menggunakan kriteria yang digunakan untuk mengindikasi adanya kerusakan tegakan mangrove dengan mengunakan data citra landsat yang mencerminkan besaran nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index).Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yang bersifat deskriptif, penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan.  Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Variabel data utama yang dibutuhkan yaitu : Citra Satelit Landsat TM 2012 untuk dianalisis nilai digital number dengan proses dengan ER Mapper, data jenis spesies mangrove, data diameter pohon mangrove untuk data pengolahan biomassa karbon mangrove, kerapatan pohon mangrove, dan koordinat untuk analisa hubungan antara biomassa mangrove, tegakan pohon, dengan NDVI.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kerusakan ekosistem mangrove di Pesisir Lampung, Desa Sidodadi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung berdasarkan kriteria nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) sebesar 0,25 dan 0,378, tergolong rusak berat dan rusak sedang. Namun berdasarkan baku mutu suatu ekosistem mangrove dengan menggunakan kerapatan pohon dengan interpretasi citra menggunakan Landsat TM dengan kerapatan pohon 880 - >1100 pohon, dikategorikan sangat rapat. Biomassa karbon mangrove terkandung pada vegetasi mangrove yang ada di Pesisir Lampung, Desa Sidodadi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung yaitu 10.694.870,18 kg/ha. Analisa hubungan antara biomassa mangrove dengan nilai NDVI memiliki hubungan yang kuat, namun hubungan pohon mangrove dengan nilai NDVI memiliki nilai hubungan yang rendah.
JENIS KEPITING BAKAU (Scylla sp.) YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN LABUHAN BAHARI BELAWAN MEDAN Hia, Putri March F; Hendrarto, Boedi; Haeruddin, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.952 KB)

Abstract

Labuhan Bahari Belawan Medan merupakan sebuah pulau yang terletak di Selat Malaka, Sumatera Utara. Salah satu sumberdaya perikanan di perairan tersebut adalah kepiting bakau, namun informasi  mengenai kepiting bakau pada daerah ini masih kurang terutama jenis spesiesnya. Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012 ini adalah untuk mengetahui jenis dan morfologi kepiting bakau, kelimpahan yang mendominasi, dan mengetahui ekonomi kepiting bakau di perairan Labuhan Bahari Belawan Medan. Kepiting yang diteliti adalah kepiting bakau yang tertangkap di wilayah mangrove dan sekitar tambak yang ditumbuhi mangrove. Sampling dilakukan dengan alat tangkap bubu oleh masyarakat sekitar dinamakan bubu planet. Kepiting yang tertangkap diidentifikasi dan dilakukan pengukuran morfometrik kemudian menganalisa data yang didapatkan, dan wawancara nelayan untuk mengetahui nilai ekonomi kepiting bakau tersebut. Jumlah spesies kepiting bakau yang ditemukan  adalah 3 spesies yaitu Scylla tranquebarica, Scylla serrata dan Scylla paramamosain, dengan kelimpahan yang mendominasi adalah Scylla tranquebarica sebesar 54,72%, Scylla paramamosain sebesar 33,96%, dan Scylla serrata sebesar 11,32% di stasiun I (di kawasan mangrove), sedangkan di stasiun II (di luar kawasan mangrove) Scylla serrata 45,76%, Scylla tranquebarica sebesar 33,98%, dan Scylla paramamosain sebesar 15,25%. Kepiting bakau yang biasanya dipasarkan adalah kepiting yang memiliki berat ≥200 gram per ekor baik jantan maupun betina.
DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN GASTROPODA PADA HUTAN MANGROVE TELUK AWUR JEPARA Silaen, Inchan Faolo; Hendrarto, Boedi; Nitisupardjo, Mustofa
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.427 KB)

Abstract

Teluk Awur Jepara merupakan pesisir yang memiliki hutan mangrove yang dijadikan permodelan untuk program rehabilitasi mangrove. Untuk pengelolaan kawasan hutan mangrove secara terpadu perlu diketahui keberadaan biota yang ada di dalamnya. Gastropoda merupakan penghuni tetap hutan mangrove dengan informasi yang masih kurang  sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kelimpahan dan distribusi gastropoda di dalam hutan mangrove tersebut. Pengambilan sampel menggunakan 3 buah Line Transect sepanjang 100 m dengan jarak 30 m. Line ditempatkan tegak lurus dengan garis pantai. Pengamatan vegetasi mangrove menggunakan metode transek yang berukuran 10x10 m2 yaitu untuk pengamatan tingkat pohon, 5x5 m2 sebanyak dua buah dan 1x1 m2 sebanyak lima buah untuk pengamatan vegetasi mangrove tingkat pancang dan semai. Pengambilan data sampel gastropoda menggunakan kuadran 1x1 m2 sebanyak lima buah yang ditempatkan secara acak pada kuadran 10x10m2. Jenis gastropoda yang ditemukan di hutan mangrove Teluk Awur Jepara didapat 16 jenis yaitu  Cerithidea cingulata, Cerithidea cingulata cingulata, Cerithidea quadrata, Cerithidea obtusa, Litorina carinifera, Littorina angulifera, Littorina scabra, Casidula nucleus, Casidula aurisfelis, Casidula multiflicata, Melampus nuxcastaneus, Melampus coffeus, Telescopium telescopium, Sphaerassiminea miniata, Neritina violacea dan Pythia plicata. Vegetasi mangrove yang paling mendominasi adalah Rhizophora mucronata baik pada tingkat pohon, pancang, dan semai. Jenis gastropoda yang paling melimpah dan mendominasi adalah Cerithidea cingulata dan Casidula nucleus. Cerithidea cingulata lebih mendominasi pada daerah mangrove terbuka sedangkan Casidula nucleus mendominasi pada daerah mangrove tertutup yaitu pada daerah mangrove yang lebih rapat. Distribusi gastropoda pada umumnya mengelompok. Keberadaan gastropoda pada hutan mangrove dipengaruhi oleh vegetasi hutan mangrove.
KEANEKARAGAMAN HASIL TANGKAPAN IKAN DI KAWASAN TERABRASI BEDONO, KABUPATEN DEMAK (The Diversity of Fish Catch in the Abrasion Area at Bedono River, Demak Regenc) Munafi’ah, Ayu; Purnomo, Pudjiono Wahyu; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.566 KB)

Abstract

Perairan Bedono merupakan perairan bermangrove yang kawasannya terabrasi dan menyebabkan kawasan ini memebentuk badan air seperti estuarin. Kondisi ini mempengaruhi keanekaragaman dan pertumbuhan biota yang ada termasuk ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekagaman jenis ikan, hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan yang tertangkap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik sampling haphazard. Stasiun penelitian 24 di bagi 4 kawasan. Pengukuran parameter panjang dan berat dilakukan untuk setiap jenis ikan yang tertangkap. Hasil penelitian terdapat 9 jenis ikan yang termasuk 9 famili antara lain Ikan Belanak (Mugilidae), Ikan Kiper (Scatophagidae), Ikan Bandeng (Chanidae), Ikan Gerabah (Sciaenidae), Ikan Lundu (Bagridae), Ikan Sembilang (Plotosidae), Ikan Laosan (Polynemidae), Ikan Juwi (Clupeidae), dan Ikan Janjan (Gobiidae). Hasil indeks keanekaragaman ikan secara deskriptif berkisar antara 1,09-2,0 yang termasuk tingkat rendah. Hasil analisis hubungan panjang berat setiap ikan b< 3 (allometrik negatif), kecuali ikan juwi b > 3 (allometrik positif), dan hasil analisis faktor kondisi berkisar antara 1,01-1,43 yang termasuk ikan kurang pipih (kurus). Bedono mangrove waters that affected by abrasion and this region is an estuarinearea. These conditions my affect the biodiversity and growth of aquatic organism including fish. This study aimed  to determine the diversity of species of fish, the relationship of weight and condition factor of the fish. This research was conducted in February-March 2017, and used a survey method with the haphazardly sampling method, in 24 stations in 4 regions. The length and weight parameters were measured to each fish spesies. The study found 9 species of fish, in 9 family, that was mulang fish (mango fish), goat fish (skutofagidae fish), milkfish (Chanidae), pottery fish (Sciaenidae), lundu (Bagridae), diplik fish(Plotosidae), laosan fish (Polynemidae), juwi fish (Clupeidae), and fish janjan (Gobiidae). The index of fish diversity are descriptively ranged from 1.09-2.0 which is classified as a low level. The results of the analysis was of the weight relationship of each fish b <3 (allometrik negative), except Juwi fish was b> 3 (allometrik positive), and the result of condition analysis between 1.01-1,43 which including fish less flat.
FLUKTUASI BAHAN ORGANIK DAN SEBARAN NUTRIEN SERTA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN KLOROFIL-a DI MUARA SUNGAI SAYUNG DEMAK Rahmawati, Iin; Purnomo, Pujiono Wahyu; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.907 KB)

Abstract

Kegiatan yang terdapat di sekitar muara Sungai Sayung seperti aktivitas manusia, pariwisata, industri rumah tangga, pertambakan, serta jalur pelayaran yang terus berlangsung tanpa pengelolaan yang baik dapat menyebabkan perubahan kondisi fisika, kimia, biologi sehingga akan berpengaruh terhadap kandungan bahan organik, nutrien, dan kelangsungan hidup organisme di dalamnya. Tujuan  penelitian  ini  adalah mengetahui fluktuasi dan sebaran bahan organik di muara Sungai Sayung Demak, mengetahui distribusi spasial sebaran bahan organik dan nutiren terhadap kelimpahan fitoplankton, dan mengetahui keterkaitan antara bahan organik terhadap sebaran nutrien dan distribusi nutrien terhadap klorofil-a.Penelitian ini berdasarkan studi kasus dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini ditentukan lima stasiun pengukuran, dimana pada tiap stasiun dilakukan tiga kali pengulangan. Analisis data bahan organik, nutrien, dan klorofil-a menggunakan metode Regresi Korelasi. Bahan organik dengan nitrat secara linier menunjukkan keeratan yang tinggi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,8209. Hubungan antara bahan organik dengan fosfat mempunyai nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,7804. Distribusi nutrien terhadap klorofil-a menunjukkan adanya gradasi nilai konsentrasi dimana di muara Sungai Sayung lebih tinggi dan akan semakin rendah menuju ke arah laut lepas. Berdasarkan nilai rata – rata klorofil-a yang diperoleh sebesar 1,027 – 1,353 µg/l, perairan muara Sungai Sayung Demak tergolong kedalam perairan yang bersifat Oligotrofik.
Co-Authors - Ruswahyuni - Supriharyono Achmad Fama agung Suryanto Agus Hadiyarto Agus Hartoko Agus Wahyudi Alfian Zulfikar, Alfian Aly Handartoputra Amalia Nur Istigfarin, Amalia Nur Angela Merici Dwi Widiyanti Anhar Solichin Anugrah Dwi Fahreza Ari Wibowo Arini Indah Lestari, Arini Indah Asrika Yupina Sembiring Ayu Putri Kusumaningrum, Ayu Putri Bambang Sulardiono Bambang Sulardiono Christian B.C. Churun Ain D Diarto Dewi, Hilda Kumala Dyah Pertiwi Jaya Wardhani, Dyah Pertiwi Jaya Egar Dwi Prayudha Ekowati Chasanah Fadhilah Maharani Fajrin, Fadhilah Maharani Fandi Maulana Farah Nabila Noersativa Fentika Rahma Mentari Frida Purwanti Haeruddin Haeruddin Halimatus Sa’diyah Hapsari, Rania Widia Hedi Indra Januar Hida Rizki Aini, Hida Rizki Iin Rahmawati Ika Chrisyariati Inchan Faolo Silaen Irwan Ramadhan Ritonga Jafron W. Hidayat Jafron Wasiq Hidayat Kismartini Kismartini Lusiana Rahmawati Lutfiana Sari Indah Marina Alin Rahajeng Max Rudolf Muskananfola Max Rudolf Muskanonfola Melina Setya Ayuningsih Mochammad Yenny Muhammad Saiful Adip Muhammad Yusuf Muhar Azhari Mulyaningsih, Dwi Munafi’ah, Ayu Mustofa Niti Supardjo Mustofa Nitisupadjo Mustofa Nitisupardjo Mustofa Nitisuparjo Nabila Ghassani Adani Niniek Widyorini Novi Andriani, Novi Nugraha, Muhammad Rizky Nurul Fhitriany Putri Nurul Khaqiqoh Ocky Karna Radjasa Okta Viana Sari Prijadi Soedarsono Pujiono Wahyu Purnomo Purnomo, Pudjiono Wahyu Putri March F Hia Rifky Annisa Fatmawati, Rifky Annisa Rimty Mayuftia Rina Mariana Rizki Pramuditya Kurniatama, Rizki Pramuditya Roswita Larosa S. Supriharyono Sandra Devita Kusumaningsari, Sandra Devita Sinaga, Riris Rezeki Siti Rudiyanti slamet budi prayitno Sri Suryoko Sri Wahyuni Subiyanto Subiyanto Supriharyono ,, Supriharyono Supriharyono Supriharyono Suradi Wijaya Saputra Suryanti - Sutrisno Anggoro Suyono ,, Suyono Suyono Suyono Tarigan, Novia Putri Tri Kusuma Oktaviana Untung Ismoyo