Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

SMK PARIWISATA DI KOTA PEMALANG ayu, purdyah; hermanto, eddy; roesmanto, totok
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4798.622 KB)

Abstract

Dalam standar sarana dan prasarana pendidikan, gedung sekolah merupakan hal yang sangat menentukan dan berpengaruh dalam proses pendidikan. Menteri Pendidikan Nasional melalui Permen Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), telah menetapkan kriteria-kriteria pemenuhan standar sarana prasarana, diantaranya berkaitan dengan satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung dan kelengkapan sarana dan prasarana. Pemenuhan terhadap kriteria tersebut, menjadi dasar pemenuhan standar minimal sarana dan prasarana, khususnya untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kota Pemalang memiliki SMK dengan bidang keahlian pariwisata yaitu SMK Pariwisata Liberty Pemalang. Namun sayangnya, saat ini SMK Pariwisata Liberty belum memiliki gedung tersendiri. Untuk pelaksanaan kegiatannya SMK ini masih menggunakan salah satu gedung di komplek Gedung Serbaguna Kabupaten Pemalang. Oleh karena itu, di Kota Pemalang berpotensi untuk dirancang dan dibangunnya gedung SMK Pariwisata Liberty.
KANTOR PUSAT JASA RAHARJA DI JAKARTA yusri, shabrina; hermanto, eddy; trilistyo, hendro
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.756 KB)

Abstract

Sebagai Negara berkembang Indonesia terus mengalami perkembangan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pembangunan. Pembangunan menandakan majunya suatu Negara, kota, maupun daerah. Hal ini dikarenakan kebutuhan perkembangan kota yang di dasari dengan pertumbuhan penduduk beserta aktivitas dan kegiatan yang dilakukannya. Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor secretariat ASEAN. Salah satu BUMN yang akan di kembangkan kembali yaitu, Kantor Pusat Jasa Raharja di Jakarta. Kajian diawalidengan mempelajari tentang pengertian tentang kantor, pengertian tentang kantor sewa, klasifikasi gedung perkantoran, tata ruang. Pendekatan perancangan arsitektural menggunakan pendekatan arsitektural post-modern. Selain itu dilakukan kantorpendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan kontektual.
MENARA BANK MANDIRI SEMARANG pradipta, cintya; trilistyo, hendro; hermanto, eddy
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1151.177 KB)

Abstract

Sesuai dengan visi Bank Mandiri yaitu “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”, Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi, komersial, mikro dan ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. Bank Mandiri kini menjadi bank terbaik dan terbesar di Indonesia. Terbukti karena Bank Mandiri berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat melalui berbagai produk layanan yang diberikan. Selain itu, melalui layanan Mandiri Global Trade, Bank Mandiri mampu meningkatkan sektor perdagangan internasional. Layanan tersebut akan memudahkan para pelaku bisnis dalam negeri melakukan transaksi ekspor impor secara online. Sehingga Bank Mandiri dapat berperan secara signifikan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki peningkatan pertumbuhan perekonomian yang sangat signifikan,hal ini mendorong munculnya berbagai kantor-kantor wilayah dari berbagai perusahaan perbankan. Bank Mandiri yang merupakan bank terbesar dan tersebar di seluruh Indonesia melihat potensi Semarang sebagai pusat perekonomian di Jawa Tengah ingin membantu pemerintah dengan mendirikan berbagai kantor-kantor Mandiri mulai dari kantor kas hingga kantor wilayah Mandiri karena menilik dari pertumbuhan kota dan perekonomian. Semarang juga memiliki nilai strategis bagi Mandiri untuk dapat mengembangkan pelayanan di provinsi Jawa Tengah dengan mendirikan Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang berfungsi sebagai pengawas dan pemberi kebijakan kepada kantor cabang-cabang yang tersebar di seluruh Jawa Tengah juga Kota Semarang sendiri. Sementara itu Mandiri Semarang sendiri belum memiliki gedung yang representative dan kurang memberikan citra sebagai kantor wilayah Jawa Tengah. Maka dibutuhkan sebuah Menara Bank Mandiri yang dapat menampung kegiatan operasional dan non operasional Bank Mandiri yang semakin meningkat di daerah Semarang dan Jawa Tengah, yang dilengkapi dengan fasilitas kantor sewa untuk anak perusahaan Bank Mandiri.
PANTI WREDHA DI UNGARAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ERGONOMIS putri, ardita; roesmanto, totok; hermanto, eddy
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.739 KB)

Abstract

Saat ini banyak terjadi perkembangan pada seluruh bidang kegiatan di Ungaran, baik kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa dan industri seperti yang terjadi di sekitar Kabupaten Semarang. Fenomena ini menjadikan gaya hidup individualisme di masyarakat perkotaan semakin kental. Hal ini menyebabkan pergeseran pola keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga inti, di hampir semua kota besar. Masyarakat akan lebih memusatkan perhatiannya pada keluarga inti saja. Sehingga para manusia lanjut usia (manula) atau juga kita sebut dengan lansia (lanjut usia) saat ini, kurang diperhatikan oleh anggota keluarganya. Maka dari itu, Ungaran yang sekarang semakin maju, memerlukan Panti Wredha yang dapat mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal para manula. Dengan memerhatikan sisi ergonomis pada arsitekturnya, hunian ini menjadi nyaman untuk digunakan manula. Panti Wredha ini juga sebagai sarana interaksi dan sosialisasi antar manula agar mereka tidak lagi merasa kesepian atau terbuang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Panti Wredha, pengertian dan standar-standar mengenai fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh manula, serta studi banding beberapa Panti Wredha yang telah ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Ungaran, perkembangan fasilitas di kota tersebut, serta program-program pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep ergonomis. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 2A AMBARAWA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR LATE-MODERN pujo, pandu; trilistyo, hendro; hermanto, eddy
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.692 KB)

Abstract

Kabupaten Semarang sebagai wilayah yang sedang berkembang dengan dampak negatifnya adalah peningkatan jumlah angka kejahatan.Untuk hal itu, dibutuhkan peranti penegak hukum yang memadai, salah satunya adalah Lembaga Permasyarakatan. Kabupaten Semarang telah mempunyai satu Lembaga Permasyarakatan, yaitu Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Ambarawa yang berada di Kecamatan Ambarawa. Pada perancangan Lembaga Pemasyarakatan, secara desain telah diatur dalam Kepmen Hukum dan HAM tahun 2003 tentang pola bangunan unit pelaksana teknis pemasyarakatan. Tetapi dalam perkembangannya, harus menyesuaikan perkembangan jaman dan teknologi agar tercipta desain yang lebih baik. Banyak konsep konsep akan pemasyarakatan dan penjara yang berkembang.
CITY HOTEL DI MEDAN damanik, valentino; hermanto, Eddy; roesmanto, totok
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.402 KB)

Abstract

Kota  Medan yang terletak  dibagian utara pulau Sumatera,  tepatnya terletak  di  provinsiSumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Medansebagai kota metropolitan dan pintu gerbang Indonesia dibagian barat saat ini bisa dikatakan mampuberperan dalam  lingkup internasional maupun nasional.  Sebagai  ibukota  provinsi,  kota  Medanmenjadi  pusat dari  berlangsungnya  hampir  segala aktivitas, baik  di bidang politik,  perekonomian,serta sosial-budaya lingkup Sumatera Utara.  Selain itu,  jika semakin banyak  diadakan hubungandengan negara lain, akan semakin membuka peluang masuknya pengunjung mancanegara, baik yangberkepentingan bisnis maupun berwisata di kota Medan.Guna mengantisipasi kedatangan pengunjung lokal dan mancanegara ke kota Medan denganberbagai tujuan dan kepentingan seperti berwisata, berbisnis, menghadiri konferensi, dan sebagainya,maka  kota  Medan memerlukan adanya fasilitas  pendukung untuk  tempat  tinggal  non-permanenselama beberapa hari atau minggu, yaitu hotel.Dengan keberagaman potensi yang dimiliki kota Medan ini dan agar dapat mengakomodasijumlah pengunjung yang berkunjung ke Sumatera Utara, khususnya kota Medan diperlukan sebuahpenginapan berbintang mengingat  jumlah pendatang lokal dan mancanegara asing yang datangcukup banyak. Sebuah city hotel berbintang empat merupakan gagasan yang tepat untuk dibangundikawasan ini. City hotel  berbintang empat yang direncanakan ini akan didesain denganmemperhatikan beberapa aspek penting yang mendukung terciptanya suatu hotel yang memiliki dayatarik sendiri,  guna menarik  para pengunjung untuk menginap.  Salah satunya  adalah lokasi  yangstrategis, merupakan faktor utama dalam pembangunan agar memiliki prospek yang baik.Kota  Medan yang terletak  dibagian utara pulau Sumatera,  tepatnya terletak  di  provinsiSumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Medansebagai kota metropolitan dan pintu gerbang Indonesia dibagian barat saat ini bisa dikatakan mampuberperan dalam  lingkup internasional maupun nasional.  Sebagai  ibukota  provinsi,  kota  Medanmenjadi  pusat dari  berlangsungnya  hampir  segala aktivitas, baik  di bidang politik,  perekonomian,serta sosial-budaya lingkup Sumatera Utara.  Selain itu,  jika semakin banyak  diadakan hubungandengan negara lain, akan semakin membuka peluang masuknya pengunjung mancanegara, baik yangberkepentingan bisnis maupun berwisata di kota Medan.Guna mengantisipasi kedatangan pengunjung lokal dan mancanegara ke kota Medan denganberbagai tujuan dan kepentingan seperti berwisata, berbisnis, menghadiri konferensi, dan sebagainya,maka  kota  Medan memerlukan adanya fasilitas  pendukung untuk  tempat  tinggal  non-permanenselama beberapa hari atau minggu, yaitu hotel.Dengan keberagaman potensi yang dimiliki kota Medan ini dan agar dapat mengakomodasijumlah pengunjung yang berkunjung ke Sumatera Utara, khususnya kota Medan diperlukan sebuahpenginapan berbintang mengingat  jumlah pendatang lokal dan mancanegara asing yang datangcukup banyak. Sebuah city hotel berbintang empat merupakan gagasan yang tepat untuk dibangundikawasan ini. City hotel  berbintang empat yang direncanakan ini akan didesain denganmemperhatikan beberapa aspek penting yang mendukung terciptanya suatu hotel yang memiliki dayatarik sendiri,  guna menarik  para pengunjung untuk menginap.  Salah satunya  adalah lokasi  yangstrategis, merupakan faktor utama dalam pembangunan agar memiliki prospek yang baik.
RUSUNAMI DI JAKARTA TIMUR fajri, khairul; trilistyo, hendro; hermanto, eddy
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.643 KB)

Abstract

Setiap tahun angka penduduk semakin bertambah dan menambah kepadatan pendudukyang sudah tinggal di Jakarta. Pertambahan penduduk  tiap tahun tentunya diikuti pertumbuhankebutuhan perumahan yang terus meningkat. Perumahan dan Permukiman merupakan kebutuhandasar setiap manusia. Dengan semakin bertambahnya penduduk, sedangkan lahan yang tersediasangat terbatas, maka pembangunan perumahan horizontal semakin terbatas  dan cenderungtersingkir ke pinggir kota – kota besar yang menjadi magnet perpindahan penduduk untuk mencarinafkah.Berkaitan dengan jumlah penduduk  yang kian membludak, DKI Jakarta memproyeksikankebutuhan perumahan sebesar  70.000 unit per tahun, dengan proporsi 42.000 untuk  perumahanhorizontal atau landed house dan 28.000 untuk perumahan vertikal / rumah susun. Pembangunanperumahan horizontal baik  bagi masyarakat berpenghasilan rendah maupun tinggi banyakmembangun di daerah penyangga sekitar  DKI. Pembangunan rumah dibuat bertingkat atau yangkita kenal dengan rumah susun. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatifpemecahan masalah perumahan dan permukiman terutama di daerah perkotaan yang penduduknyaterus meningkat.Jakarta Timur, salah satu kota administrasi di Ibukota dengan jumlah penduduk terbanyakpada tahun 2011. Jumlah penduduk lebih dari 2.000.000 jiwa ini tersebar di 10 kecamatan dan 65kelurahan. Jakarta timur memiliki daya tarik tersendiri bagi penduduk di sekitar jakarta yang inginbertempat tinggal. Hal ini disebabkan oleh akses  yang mudah menuju pusat kota dan tempathiburan di selatan dan utara Jakarta. Jalan Tol luar dan dalam kota keduanya melalui kotaAdminitrasi ini.Akan tetapi warga Jakarta yang berpenghasilan menengah dan tidak  mampu membeliproperty di dalam kota terpaksa tersingkir ke kota satelit di pinggiran Jakarta. Keadaan ini tentunyamenambah parah kondisi kemacetan yang sudah terjadi di wilayah kota administrasi ini. KeberadaanRumah susun sebagai salah satu solusi yang di bangun pemerintah daerah dan developer masihterasa kurang mengakomodasi, sebab keadaan rumah susun masyarakat berpenghasilan menengahyang jauh dari fasilitas  transportasi umum sehingga kendaraan pribadi kembali menjadi solusitercepat.Maka dari itu dibutuhkan Rumah Susun Milik  Setiap tahun angka penduduk semakin bertambah dan menambah kepadatan pendudukyang sudah tinggal di Jakarta. Pertambahan penduduk  tiap tahun tentunya diikuti pertumbuhankebutuhan perumahan yang terus meningkat. Perumahan dan Permukiman merupakan kebutuhandasar setiap manusia. Dengan semakin bertambahnya penduduk, sedangkan lahan yang tersediasangat terbatas, maka pembangunan perumahan horizontal semakin terbatas  dan cenderungtersingkir ke pinggir kota – kota besar yang menjadi magnet perpindahan penduduk untuk mencarinafkah.Berkaitan dengan jumlah penduduk  yang kian membludak, DKI Jakarta memproyeksikankebutuhan perumahan sebesar  70.000 unit per tahun, dengan proporsi 42.000 untuk  perumahanhorizontal atau landed house dan 28.000 untuk perumahan vertikal / rumah susun. Pembangunanperumahan horizontal baik  bagi masyarakat berpenghasilan rendah maupun tinggi banyakmembangun di daerah penyangga sekitar  DKI. Pembangunan rumah dibuat bertingkat atau yangkita kenal dengan rumah susun. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatifpemecahan masalah perumahan dan permukiman terutama di daerah perkotaan yang penduduknyaterus meningkat.Jakarta Timur, salah satu kota administrasi di Ibukota dengan jumlah penduduk terbanyakpada tahun 2011. Jumlah penduduk lebih dari 2.000.000 jiwa ini tersebar di 10 kecamatan dan 65kelurahan. Jakarta timur memiliki daya tarik tersendiri bagi penduduk di sekitar jakarta yang inginbertempat tinggal. Hal ini disebabkan oleh akses  yang mudah menuju pusat kota dan tempathiburan di selatan dan utara Jakarta. Jalan Tol luar dan dalam kota keduanya melalui kotaAdminitrasi ini.Akan tetapi warga Jakarta yang berpenghasilan menengah dan tidak  mampu membeliproperty di dalam kota terpaksa tersingkir ke kota satelit di pinggiran Jakarta. Keadaan ini tentunyamenambah parah kondisi kemacetan yang sudah terjadi di wilayah kota administrasi ini. KeberadaanRumah susun sebagai salah satu solusi yang di bangun pemerintah daerah dan developer masihterasa kurang mengakomodasi, sebab keadaan rumah susun masyarakat berpenghasilan menengahyang jauh dari fasilitas  transportasi umum sehingga kendaraan pribadi kembali menjadi solusitercepat.Maka dari itu dibutuhkan Rumah Susun Milik
Kegagalan Bangunan dari Sisi Industri Konstruksi Hermanto, Eddy; Kistiani, Frida
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 14, Nomor 1, Edisi XXXIV, PEBRUARI 2006
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.11 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v14i1.3933

Abstract

There are plenty of buildings faliured in Indonesia until now. The process of collapse was caused of redistribution of moment happened in its structure not like its structural design. Building failured can be happened and caused by human activities, nature behavioral characteristic and combination of them. Refer the structural aspect, structural system is the first and prime element of building that supported building forever where man to live in. There must have strong efforts to analyze structural system as a whole building to provide safety factor, especially before construction have done. The point of view can be explained in planning, architectural design, engineering, economics, and environment. The last factor to avoid building failure consist of people or public participation and regulation of inspection periodically must be involved in building development processed. Keywords: building failure, redistribution of momentPermalink: http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3933[How to cite: Hermanto, E. dan Kistiani, F., 2006, Kegagalan Bangunan dari Sisi Industri Konstruksi, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 14, Nomor 1, pp. 48-55]
PEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL PADA MATAKULIAH STRUKTUR& KONSTRUKSI Prianto, Eddy; Hermanto, Eddy; Trilistyo, Hendro
MODUL Vol 16, No 2 (2016): MODUL Volume 16 Nomer 2 Tahun 2016 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.438 KB) | DOI: 10.14710/mdl.16.2.2016.101-109

Abstract

Sejauh ini, pola pembelajaran utama pada jurusan arsitektur adalah system pembelajaran kelas dan tugaslapangan/kasus yang mewarnai setiap matakuliah di kurikulum prodi S1-Arsitektur. Ketranpilan yang dilandasi polapiker/konsep akademis adalah modal yang diberikan bagi calon arsitek setelah lulus dari pendidikan ini. Denganadanya pola perubahan pembelajaran TCL ke SCL,salah satunya memberikan porsi dosen bukan lagi memeiliki peranutama dalam menyampaikan ilmunya, namun kini berposisi sebagai fasilitator. Bagaimana dengan penerapannya yangada di matakuliah Struktur dan Konstruksi di Jurusan Arsitektur Undip ini ? Terdapat 10 model pembelajaran berbasis SCL ini, model mana yang telah diterapkan pada perkulian ini dan adakahada peluang alternative lain dalam pengaplikasian di matakuliah ini? Sebenarnya pola atau model yang dilakukansecara paker bertema evaluasi dan pengembangan pembelajaran model SCL ini sudah saatnya untuk dikaji pada semuamatakuliah inti di jurusan arsitektur FT undip ini. Obyek matakuliah yang kami amati tentunya akan lebih mudah pada matakuliah yang kami ampu atau kami sebagai timteaching didalamnya, yaitu matakuliah Struktur dan Konstruksi, terlebih fokos pada tahapan ini, diawali pada Strukturdan Konstruksi SEMESTER IV. Peminat pendidikan arsitektur Undip dari tahun ke tahun selalu meningkat, salah satunya adalah peminat dasiaspek gender perempuan yang mencapai peningkatan dari 20% ke 60%, namun tidak signifikan terhadappemahamannya pada model pembelajaran SCL di matakuliah struktur dan konstruksi semester 4. Tingkat pemahamanmetode SCL dalam penelitian ini terbukti dipengaruhi oleh lama studi peserta yang mengambil matakuliah, artinyaangkatan lama lebih paham model ini dibanding dengan angkatan baru pada matakuliah yang sama-sama diambilnya.Namun setelah dilakukan penjelasan / sosialisasi metode pembelajaran SCL ini secara singkat pada salah satu sesionpembelajaran di matakuliah Strukon 4 ini, pada rekapitulasi tahap berikutnya memberikan dampak positif bahwasebanyak 86% persen dari seluruh responden menyatakan menyukai pembelajran SCL ini. Dan secara urutan dari 10(sepuluh) model pembelajaran SCL yang di sukai adalah Model Simulasi, Project-Based Learning (PjBL) dan Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I).
PENGABDIAN MASYARAKAT PEMBERIAN EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SD HANG TUAH 1 SURABAYA Soesilo, Diana; Brahmanta, Arya; Ramadhi, Cakrawartyha; Hermanto, Eddy; Khoironi, Emy; Wijaya, Yongki Hadinata; Fitriani, Yufita; Syahdinda, Meralda Rossy
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 6 (2025): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Juni 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/besiru.v2i6.1411

Abstract

Latar belakang.  Karies gigi termasuk penyakit infeksi kronis yang biasanya terjadi akibat bakteri kariogenik yang menempel pada gigi yang akan memetabolisme gula sehingga menghasilkan asam, yang seiring dengan waktu akan mendemineralisasi struktur gigi. Anak-anak usia sekolah sangat menyukai makanan dan minuman manis dengan kandungan glukosa tinggi, dan sering kali kurang memahami teknik menyikat gigi yang benar, serta jarang memeriksakan gigi mereka ke fasilitas kesehatan. Metode pelaksanaan. Siswa akan diberikan soal pre test dan post test untuk mengetahui pengetahuannya terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut sebelum dan setelah diberikan edukasi dan dilakukan pemeriksaan kondisi rongga mulut siswa oleh  dokter gigi RSGMP Nala Husada. Hasil dan pembahasan. Hasil pre tes dan post tes menunjukkan terdapat 1 orang dari 85 orang siswa yang mengikuti tes memperoleh skor SEMPURNA. Pada kategori NAIK persentasenya adalah 76% yang artinya terdapat 64 orang. Kategori hasil TETAP terdapat 17% berarti terdapat 14 orang yang skornya TETAP. Terdapat 6 orang atau sekitar 8% dari siswa yang nilai post test-nya lebih buruk daripada nilai pre test sehingga termasuk dalam kategori TURUN.Kesimpulan Pemberian edukasi tentang kesehatan gigi dan rongga mulut siswa SD Hang Tuah I memberikan hasil yang baik karena persentase terbesar adalah terdapat peningkatan pengetahuan siswa SD Hang Tuah I tentang kesehatan rongga mulut.