Claim Missing Document
Check
Articles

Found 97 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha

VARIASI PANJANG GELOMBANG CAHAYA MENGAKIBATKAN PERBEDAAN RESPON TUKIK PENYU LEKANG (Lepidochelys olivacea) DI SITUS KONSERVASI PENYU PANTAI PENIMBANGAN SINGARAJA ., Ni Nyoman Sri Noviantari; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd., M.Sc.; ., Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penurunan populasi penyu dapat dilihat dari banyaknya bycatch (hasil tangkapan sampingan) berupa penyu dari nelayan yang menggunakan alat bantu tangkap berupa cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui variasi panjang gelombang cahaya yang mengakibatkan perbedaan respon tukik penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), strategi yang tepat serta kondisi dan alternatif solusi dalam penyelamatan penyu lekang akibat bycatch. Penelitian ini menggunakan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda yaitu cahaya polikromatik sebagai kontrol, cahaya merah, cahaya kuning, dan cahaya biru. Respon yang ditunjukkan oleh tukik penyu lekang, diukur dengan indikator berupa: (1) skor 1 (sama sekali tidak direspon), (2) skor 2 (hanya direspon oleh organ mata), (3) skor 3 (direspon oleh mata dan tungkai tetapi tetap di tempat), (4) skor 4 (direspon oleh mata, tungkai, dengan bergerak lambat), dan (5) skor 5 (direspon oleh mata, tungkai dengan bergerak cepat). Skor-skor terseb ditentukan secara ordinal, rerata skor respon tukik dianalisis dengan menggunakan uji beda Kruskal Wallis dan uji lanjut berupa uji Mann-Whitney pada taraf signifikansi 5%. Hasil pada penelitian ini menunjukkan rerata respon tukik penyu terhadap cahaya biru paling rendah dibandingkan cahaya kuning, merah dan cahaya polikromatik, respon tertinggi yaitu pada cahaya merah. Simpulan pada penelitian ini adalah : (1) tukik penyu merespon cahaya merah lebih tinggi 9,46% dibandingkan cahaya polikromatik, merespon cahaya kuning lebih rendah 14,46% dibandingkan cahaya polikromatik, merespon cahaya biru lebih rendah 11,80% dibandingkan cahaya polikromatik, (2) kendala dalam penyelamatan penyu yaitu perdagangan penyu yang disebabkan oleh bycatch, (3) alternatif solusi yang dapat diberikan terkait kendala tersebut yaitu pembuatan awig-awig terkait perlindungan penyu pada desa adat setempat. Kata Kunci : Penyu Lekang, respon tukik, panjang gelombang cahaya. Increasing population of sea turtles can be seen from the number of bycatch from fisherman who using light aids. The purpose of this study is to determine the variation of light wavelengths resulting in differences in the response of the hatchling olive ridley sea turtle (Lepidochelys olivacea), the appropriate strategy and the alternative conditions and alternatives in the rescue of turtles caused by by catch. This study using light with different wave lengths that are polychromatic light as a control, red light, yellow light, and blue light. The response shown by the sea turtle, measured by the indicator are: (1) score 1: not responded at all, (2) score 2: only responded by eye organ, (3) score 3: responded by eye and limb but remain in place, (4) score 4: responded by the eyes, limbs, with slow motion, and (5) score 5: responded by the eyes, limbs with fast moving. The scores determined ordinal, the average of response sea turtle was analyzed using Kruskal Wallis test and further test with Mann-Whitney test with 5% level of significance. Result of this research is the average response of hatchling olive ridley sea turtle to blue light is lowlest compared to yellow, red and polychromatic light, the highest response is on the red light. Conclusion of this research are : (1) the hatchling sea turtle responds to red light higher 9.46% than polychromatic light, responds yellow light lower 14.46% than polychromatic light, responds to blue light lower 11.80% than polychromatic light, (2) constraints in sea turtle rescue include turtle trade caused by bycatch, (3) alternative solutions that can be given related to these obstacles are the creation of awig-awig related to the protection of turtles in local genius, improvement of facilities and infrastructure at conservation centers. keyword : Olive ridley, responses of hatchling sea turtle, light wavelength.
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Di Hutan Wisata Dasong, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng ., I Gede Eka Saputra; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) komposisi spesies tumbuhan lumut (Bryophyta) di Hutan Wisata Dasong dan (2) besar indeks keanekaragaman jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) di Hutan Wisata Dasong. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tumbuhan lumut (Bryophyta) di Hutan Wisata Dasong. Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan lumut di Hutan Wisata Dasong yang tercakup oleh 30 titik sampel yang terbagi dalam tiga wilayah (bawah, tengah dan atas). Metode sampling yang digunakan adalah metode line transect. Untuk mengetahui komposisi spesies dilakukan penghitungan jumlah individu dan densitas relatif masing-masing spesies, sedangkan untuk menghitung keanekaragaman jenis menggunakan Indeks Simpson. Komposisi spesies tumbuhan lumut yang ditemukan terdiri atas 13 spesies dari 8 famili dengan total 851 individu. Pada Zona I spesies dengan densitas relatif tertinggi adalah Cryptodicranum armitii (27,50%), sedangkan yang terendah adalah Trismegistia sp. (2,14%). Pada Zona II spesies dengan densitas relatif tertinggi adalah Hypnum ichnotocladum (19,08%), sedangkan yang terendah adalah Bryohumbertia walkeri (2,83%). Pada Zona III spesies dengan densitas relatif tertinggi yaitu Hypnum plumaeforme (26,74%), sedangkan yang terendah adalah Pyrrobryum spiniforme (1,39%). Secara keseluruhan spesies yang memiliki densitas relatif tertinggi adalah Hypnum plumaeforme (18,80%), sedangkan yang terendah adalah Bazzania sp. (1,06%). Indeks keanekaragaman tumbuhan lumut pada Zona I indeks keanekaragaman sebesar 0,4583, pada Zona II indeks keanekaragaman sebesar 0,6019, dan pada Zona III indeks keanekaragaman sebesar 0,5641. Indeks keanekaragaman tumbuhan lumut secara keseluruhan adalah sebesar 0,8783 dengan kategori tinggi.Kata Kunci : Keanekaragaman Spesies, Komposisi Jenis, Lumut (Bryophyta) This research aim to know: (1) the species composition of moss (Bryophytes) in Dasong Tourism Forest and (2) species diversity index of moss (Bryophytes) in Dasong Tourism Forest. This research is an exploratory research. The population in this study were all moss in Dasong Tourism Forest. The sample in this research is a moss in Dasong Tourism Forest that covered by 30 sample points are divided into three areas (Zone I, Zone II and Zone III). The sampling method used is the line transect method. To determine the species composition is by count the number of individuals and the relative density of each species, while for calculating species diversity using Simpson index. The species composition of moss that found consists of 13 species of 8 family with a total of 851 individuals. In Zone I species with the highest relative density is Cryptodicranum armitii (27,50%), whereas the lowest was Trismegistia sp. (2,14%). In Zone II species with the highest relative density is Hypnum ichnotocladum (19,08%), whereas the lowest was Bryohumbertia walkeri (2,83%). In Zone III species with the highest relative density is Hypnum plumaeforme (26,74%), whereas the lowest was Pyrrobryum spiniforme (1,39%). Overall species with the highest relative density is Hypnum plumaeforme (18,80%), and the lowest was Bazzania sp. (1,06%). Moss diversity index in Zone I the diversity index is 0,4583, in Zone II the diversity index is 0,6019, and in Zone III the diversity index is 0,5641. In generally the moss diversity index is 0,8783 with a high category.keyword : Species Diversity, Species Composition, Moss (Bryophytes)
MODEL SIKLUS BELAJAR 7E BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI EKSKRESI KELAS XI SMA NEGERI 3 SINGARAJA ., Luh Putu Emitha Upadianti; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc; ., I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 1, No 1 (2014):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) motivasi belajar, (2) hasil belajar, dan (3) motivasi dan hasil belajar biologi pada materi ekskresi, pelajaran biologi antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung berbantuan media video. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian berjumlah 101 siswa, dengan sampel penelitian yang digunakan adalah 48 orang, yang terdistribusi kedalam dua kelas. Dua instrumen pokok penelitian ini yaitu angket motivasi belajar dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap pertanyaan pada angket motivasi belajar, dan nilai tes hasil belajar siswa pada materi ekskresi, mata pelajaran biologi. Data dianalisis dalam dua tahap yaitu deskriptif dan uji hipotesis digunakan uji MANCOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video lebih positif dibandingkan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media video, (2) hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan mengunakan model pembelajaran langsung berbantuan media video, dan (3) terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media video.Kata Kunci : siklus belajar 7E, pembelajaran langsung, media video, motivasi, hasil belajar The aims of this study was to analyze the differences between: (1) learning motivation, (2) learning achievement, and (3) motivation and learning achievement on excretion topic of biology subject between the student who learned using 7E Learning Cycle Model that assisted by video media and the students who learned using Direct Instruction that assisted by video media. This quasy-exerimental study using The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. The population number of this study was 101 students, with samples number were 48 students that distributed into two classes. Two main research instruments were learning motivation questionnaire, and learning achievement test. Data collected was in the form of students’ respon to the questions on the learning motivation questionnaire, and students’ mark on excretion topics of biology subjects. Data were analyzed in two steps, they were descriptive statistics and hypothesis was tested using MANCOVA statistic analysis. The result of this study shows that: (1) learning motivation and (2) mean of students’ mark on excretion topic of biology subject among the students who learned using 7E Learning Cycle Model which assisted by video media is more positive and higher than the students who learned using Direct Instruction which assisted by video media. (3) There is different motivation and learning achievement between the students who learned using 7E Learning Cycle Model which assisted by video media and the students who learned using Direct Instruction which assisted by video media. keyword : 7E learning cycle model, direct instruction model, video media, motivation, learning achievement.
ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN BERBASIS PARAMETER VEGETASI DAN EDAFIK DI KAWASAN WISATA PURA PENULISAN DESA SUKAWANA KECAMATAN KINTAMANI BANGLI ., Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas lingkungan ditinjau dari parameter vegetasi yaitu crown cover, densitas, dan stratifikasi, dan parameter edafik meliputi tekstur tanah, dan kemiringan lahan di kawasan wisata Pura Penulisan, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh vegetasi dan edafik yang meliputi crown cover, densitas, stratifikasi, tektur tanah, dan kemiringan lahan, yang ada di lingkungan sekitar kawasan wisata Pura Penulisan. Sampel parameter vegetasi dalam penelitian ini adalah area yang tercover dalam kuadrat. Sampel dari parameter edafik diambil pada masing-masing kuadrat. Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu metode kuadrat dengan teknik sitematik sampling. Data yang telah terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan di kawasan wisata Pura Penulisan secara umum tergolong ke dalam kualitas buruk. Ditinjau dari masing-masing parameter, diketahui bahwa : (1) kualitas lingkungan berdasarkan crown cover tergolong ke dalam kualitas baik, (2) kualitas lingkungan berdasarkan densitas tergolong ke dalam kualitas sedang, (3) kualitas lingkungan berdasarkan stratifikasi tergolong ke dalam kualitas sedang, (4) kualitas lingkungan berdasarkan tekstur tanah tergolong ke dalam kualitas buruk, dan (5) kualitas lingkungan berdasarkan kemiringan lahan tergolong ke dalam kualitas buruk.Kata Kunci : Edafik, kualitas lingkungan, dan vegetasi The purpose of this research was to know the quality of the environment in terms of vegetation parameters, such as crown cover, density, and stratification, and edaphic parameters include soil texture and slope in the tourist area of Penulisan Temple, Sukawana village, Kintamani, Bangli. This research is exploratory. The population in this research were all vegetation and edaphic include crown cover, density, stratification, soil texture and slope around Penulisan Temple tourist area. Samples of vegetation parameters is an area that is covered in quadrat and samples of edaphic parameters collected in each quadrat. Method of collecting data used quadrat method with systematic sampling techniques. The data analyzed by descriptive statistical. The results of this research are the environmental quality of Pura Penulisan tourist area generally is bad. Observed from each parameters, that know (1) the environmental quality is good based on its crown cover, (2) the environmental quality is medium based on density, (3) the environmental quality is medium based on stratification, (4) the environmental quality is bad based on soil texture, and (5) the environmental quality is bad based on slopekeyword : Edaphic, environmental quality, and vegetation
PEMANFAATAN KULIT BUAH COKLAT UNTUK PEMERAMAN BUAH MANGGA DITINJAU DARI KADAR GLUKOSA DAN VITAMIN C ., I Putu Wahyu Iswara; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kadar gula reduksi dan kadar vitamin C pada buah mangga akibat durasi pemeraman yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah durasi waktu pemeraman sedangkan variabel terikatnya adalah kadar gula reduksi dan kadar vitamin C. Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali dengan total sampel 28, dengan penambahan sampel pemeraman menggunakan karbit sebanyak 7 sampel. Tahapan dari penelitian ini adalah persiapan, pelaksanaan (pengamatan morfologi dan anatomi buah, uji kandungan gula reduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi, dan uji kandungan vitamin C menggunakan metode titrasi iodin), serta analisis data (analisis data utama menggunakan uji MANOVA, dengan melakukan uji prasyarat diantaranya uji normalitas, uji homogenitas dan uji multikolinieritas). Dari hasil uji hipotesis didapatkan bahwa ada perbedaan kadar gula reduksi dan kadar vitamin C akibat durasi pemeraman yang berbeda. Kandungan kadar gula reduksi pada buah mangga cenderung meningkat sedangkan kandungan kadar vitamin C cenderung menurun.Kata Kunci : buah mangga, gua reduksi, vitamin C, durasi pemeraman This study aims to determine the differences in reducing sugar and vitamin C in mangoes fruit ripening due to a different duration. This study was an experimental study with a completely randomized design. The independent variables in this study is the duration of the curing time while the dependent variable is a reducing sugar and vitamin C. Repetition performed 4 times with total of 28 samples, with the addition of curing samples using carbide as much as 7 samples. The stages of this research is the preparation, implementation (observations of morphology and anatomy of the fruit, reducing sugar content test using the Nelson-Somogyi method, and vitamin C content test using iodine titration method), as well as data analysis (data analysis using MANOVA test, to test the prerequisite including normality test, homogeneity test and multicolinearity test). From the test results showed that the hypothesis of there was difference in reducing sugar and vitamin C levels due to different ripening duration. The content of reducing sugar in fruit mango tends is increase while the content of vitamin C tend is decrease.keyword : mango fruit, reducing sugar, vitamin C, duration of ripening
HUBUNGAN MASA PENANGKARAN DENGAN POWER STROKE TUKIK PENYU LEKANG (Lepidochelys olivacea) SAAT PELEPASAN DI SITUS KONSERVASI PENYU PANTAI PENIMBANGAN SINGARAJA ., Ni Luh Gita Cahyani; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd., M.Sc.; ., Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penangkaran di Situs Konservasi Penyu Pantai Penimbangan Singaraja dan untuk mengetahui hubungan masa penangkaran dengan power stroke tukik penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 6 ekor tukik untuk setiap waktu pengamatan dari seluruh populasi tukik yang menetas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan yang dilakukan melalui pengamatan dan penghitungan secara langsung terhadap power stroke tukik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menghitung rata-rata power stroke per 30 detik. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rerata power stroke tukik pada minggu I dan minggu II selama masa penangkaran. Beda frekuensi power stroke untuk sarang nomor 14 di minggu I dan minggu II mencapai 26,59%. Rerata power stroke menurun dari 178 kali di minggu pertama menjadi 131 kali di minggu kedua. Beda frekuensi power stroke untuk sarang nomor 15 di minggu pertama dan minggu kedua mencapai 26,31%. Rerata power stroke menurun dari 177 kali di minggu pertama menjadi 131 kali di minggu kedua. Penurunan power stroke selama masa penangkaran dikarenakan kandungan yolk pada tukik berkurang di setiap minggunya. Sementara pada pengamatan tingkah laku (pergerakan flipper depan), selama bergerak tukik cenderung menggunakan flipper depan karena flipper depan memang difungsikan untuk membantu pergerakan tukik. Sementara flipper belakang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan atau sebagai kendali.Kata Kunci : masa penangkaran, power stroke, penyu lekang, Pantai Penimbangan. The aims of this research are to determine the condition of turtle conservation site at Penimbangan beach Singaraja and to know the correlation of captive period with power stroke turtles (Lepidochelys olivacea). Sample in this research is taken as many as 6 turtles for every time observation from all population of hatchling turtle. The method used in this study is observation and direct counting of power stroke. Data collection techniques performed by calculating the average power stroke per 30 seconds. The data of the research were analyzed using descriptive analysis. The results showed that there was an average difference between power stroke in one week and two weeks during captive period. The power stroke frequency difference for nest number 14 in one week and two weeks reaches 26.59%. The average power stroke decreased from 178 times in the first week to 131 times in the second week. Different frequency of power stroke for nest number 15 in first week and second week reached 26.31%. The average power stroke decreased from 177 times in the first week to 131 times in the second week. Decreased power stroke during the captivity due to the yolk content in the hatchling is reduced in every week. While in the observation of behavior (movement of the front flipper), during the move the hatchling tend to use the front flipper because the front flipper is enabled to help the movement of hatchling. While the rear flipper serves as a balance regulator or as a control.keyword : captive period, power stroke, olive ridley turtle, Penimbangan beach.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI HUTAN WISATA DASONG, KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG ., I Putu Gede Eka Handrayana Putra; ., Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) komposisi spesies tumbuhan paku (Pteridophyta) di Hutan Wisata Dasong dan (2) besar indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) di Hutan Wisata Dasong. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tumbuhan paku di Hutan Wisata Dasong. Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan paku di Hutan Wisata Dasong yang tercakup oleh 30 titik sampel yang terbagi dalam tiga wilayah (bawah, tengah dan atas). Metode sampling yang digunakan adalah metode line transect. Untuk mengetahui komposisi spesies dilakukan penghitungan jumlah individu dan densitas relatif masing-masing spesies, sedangkan untuk menghitung keanekaragaman jenis menggunakan Indeks Simpson. Komposisi spesies tumbuhan paku yang ditemukan terdiri atas 11 spesies dari 8 familia dengan total 526 individu pada area cuplikan seluas 30 m2. Pada Zona I spesies dengan densitas relatif tertinggi adalah Diplazium esculentum (23,59%), sedangkan yang terendah adalah Pteris vittata (3,37%). Pada Zona II spesies dengan densitas relatif tertinggi adalah Pteridium aquilinum (21,14%), sedangkan yang terendah adalah Lygodium flexuosum (2,28%). Pada Zona III spesies dengan densitas relatif tertinggi yaitu Pteridium aquilinum (36,41%), sedangkan yang terendah adalah Adiantum tenerum (1,15%). Secara keseluruhan spesies yang memiliki densitas relatif tertinggi adalah Pteridium aquilinum (26,62%), sedangkan yang terendah adalah Pteris vittata (3,61%). Indeks keanekaragaman tumbuhan paku pada masing-masing titik sampel secara rata-rata adalah sebesar 0,6440. Indeks keanekaragaman pada Zona I sebesar 0,8578, pada Zona II sebesar 0,8793, dan pada Zona III sebesar 0,8222. Indeks keanekaragaman tumbuhan paku secara keseluruhan adalah sebesar 0,8658 dengan kategori tinggi.Kata Kunci : keanekaragaman jenis, komposisi spesies, paku (Pteridophyta) This research aims to determine: (1) the species composition of ferns (Pteridophytes) in Dasong Tourism Forest and (2) species diversity index of ferns (Pteridophytes) in Dasong Tourism Forest. This research is an exploratory research. The population in this research were all ferns in Dasong Tourism Forest. The sample in this research is a fern in Dasong Tourism Forest that covered by 30 sample points are divided into three areas (Zone I, Zone II and Zone III). The sampling method used is the line transect method. To determine the species composition is by count the number of individuals and the relative density of each species, while for calculating species diversity using Simpson Index. The species composition of fern that found consists of 11 species of 8 family with a total of 526 individuals in an area of 30 m2. In Zone I species with the highest relative density is Diplazium esculentum (23.59%), whereas the lowest was Pteris vittata (3.37%). In Zone II species with the highest relative density is Pteridium aquilinum (21.14%), whereas the lowest was Lygodium flexuosum (2.28%). In Zone III species with the highest relative density is Pteridium aquilinum (36.41%), whereas the lowest was Adiantum tenerum (1.15%). Overall species with the highest relative density is Pteridium aquilinum (26.62%), and the lowest was Pteris vittata (3.61%). Fern diversity index for each of the sample point according to the average amounted to 0.6440. The diversity index in Zone I is 0.8578, in Zone II is 0.8793, and in Zone is 0.8222. In generally the fern diversity index is 0.8658 with a high category.keyword : species diversity, species composition, fern (Pteridophytes)
PENGARUH STRATEGI BELAJAR MURDER (MOOD, UNDERSTAND, RECALL, DETECT, ELABORATE, REVIEW) DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2013/2014 Ni Komang Prasinta Nusantari .; Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si .; Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3494

Abstract

TTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi belajar MURDER dengan setting pembelajaran kooperatif STAD dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep Biologi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan pre-test post-test control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siwa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Amlapura yang terdistrbusi ke dalam 5 kelas dengan jumlah populasi 160 orang. Sampel diambil menggunakan teknik penempatan secara acak (random assignment). Dari hasil pengacakan diperoleh 64 siswa sebagai sampel yang terdistribusi ke dalam 2 kelas yaitu kelas XI IPA 3 ditetapkan sebagai kelas strategi belajar MURDER setting pembelajaran kooperatif STAD dan kelas XI IPA 5 ditetapkan sebagai kelas pembelajaran konvensional, yang masing-masing kelas berjumlah 32 siswa. Data yang diperlukan adalah data pemahaman konsep siswa yang dikumpulkan dalam bentuk tes pemahaman konsep biologi. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA) satu jalur. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan (p
KOMPARASI POLA INTERAKSI BELAJAR KOOPERATIF DAN KOMPETITIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 UBUD Ni Made Adi Kencana Wati Tira .; Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3495

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemahaman konsep materi ekosistem antara siswa yang belajar dengan pola interaksi belajar kooperatif dan kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E di SMA Negeri 1 Ubud. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pre-test post-test control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MS SMA Negeri 1 Ubud tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah populasi 214 siswa. Sampel penelitian berjumlah 86 siswa diambil dengan teknik simple random sampling. Kelas X MS 5 diberi perlakuan pola interaksi belajar kooperatif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E, kemudian kelas X MS 4 mendapat perlakuan pola interaksi belajar kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep yang terdiri dari tes objektif. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarian (Anakova). Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep materi ekosistem antara siswa yang belajar dengan pola interaksi belajar kooperatif dan kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E di SMA Negeri 1 Ubud, dimana nilai rata-rata post-test pemahaman konsep siswa dengan pola interaksi belajar kooperatif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E adalah 76,19 dan untuk nilai rata-rata post-test pemahaman konsep siswa dengan pola interaksi belajar koopetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E adalah 70,19. Dengan demikian pemahaman konsep siswa yang menggunakan interaksi belajar kooperatif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E lebih baik daripada siswa yang mengikuti pola interaksi belajar kompetitif dalam model pembelajaran siklus belajar 5E.Kata Kunci : Interaksi Belajar Kooperatif, Interaksi Belajar Kompetitif, Model Pembelajaran Siklus Belajar 5E, Pemahaman Konsep. This research aimed to analyze the differences concept understanding of ecosystem material between students that learned using cooperative and competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle in SMA Negeri 1 Ubud. This research is a quasi-experimental with non-equivalent pre-test post-test control group design. The population of this research were students of class X MS SMA Negeri 1 Ubud academic year 2013/2014 with a population of 214 students. Samples of research amount 86 students were taken by simple random sampling technique. Class X MS 5 treated as cooperative learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle, then class X MS 4 treated competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle. Instrument that used is concept understanding test consisting of objective test. Data analysis techniques used descriptive analysis and covariance analysis (Anacova). The hypothesis testing was done on the significance level of 5%. The result of research showed there is the differences concept understanding of ecosystem material between students that learned using cooperative and competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle in SMA Negeri 1 Ubud, where the post-test average value of students concept understanding with cooperative learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle is 76,19 and for the post-test average value of students concept understanding with competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle is 70,19. Thus the results of students learned using cooperative learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle better than the students learned using the competitive learning interaction pattern in learning model 5E learning cycle.keyword : Cooperative Learning Interaction, Competitive Learning Interaction, Learning Model of Learning Cycle 5E, Concept understanding
MODEL SIKLUS BELAJAR 7E BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI EKSKRESI KELAS XI SMA NEGERI 3 SINGARAJA Luh Putu Emitha Upadianti .; Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc .; I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v1i1.3517

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) motivasi belajar, (2) hasil belajar, dan (3) motivasi dan hasil belajar biologi pada materi ekskresi, pelajaran biologi antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung berbantuan media video. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian berjumlah 101 siswa, dengan sampel penelitian yang digunakan adalah 48 orang, yang terdistribusi kedalam dua kelas. Dua instrumen pokok penelitian ini yaitu angket motivasi belajar dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap pertanyaan pada angket motivasi belajar, dan nilai tes hasil belajar siswa pada materi ekskresi, mata pelajaran biologi. Data dianalisis dalam dua tahap yaitu deskriptif dan uji hipotesis digunakan uji MANCOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video lebih positif dibandingkan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media video, (2) hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan mengunakan model pembelajaran langsung berbantuan media video, dan (3) terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model siklus belajar 7E berbantuan media video dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media video.Kata Kunci : siklus belajar 7E, pembelajaran langsung, media video, motivasi, hasil belajar The aims of this study was to analyze the differences between: (1) learning motivation, (2) learning achievement, and (3) motivation and learning achievement on excretion topic of biology subject between the student who learned using 7E Learning Cycle Model that assisted by video media and the students who learned using Direct Instruction that assisted by video media. This quasy-exerimental study using The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. The population number of this study was 101 students, with samples number were 48 students that distributed into two classes. Two main research instruments were learning motivation questionnaire, and learning achievement test. Data collected was in the form of students’ respon to the questions on the learning motivation questionnaire, and students’ mark on excretion topics of biology subjects. Data were analyzed in two steps, they were descriptive statistics and hypothesis was tested using MANCOVA statistic analysis. The result of this study shows that: (1) learning motivation and (2) mean of students’ mark on excretion topic of biology subject among the students who learned using 7E Learning Cycle Model which assisted by video media is more positive and higher than the students who learned using Direct Instruction which assisted by video media. (3) There is different motivation and learning achievement between the students who learned using 7E Learning Cycle Model which assisted by video media and the students who learned using Direct Instruction which assisted by video media. keyword : 7E learning cycle model, direct instruction model, video media, motivation, learning achievement.
Co-Authors ., Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani ., DEWA AYU MADE MAHAYUNI ., Hasby Wahid Harris ., Hema Alini Manihuruk ., I Gede Eka Saputra ., I GUSTI AYU ARINI WIADNYANI ., I KETUT SUARTIKA ., I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. ., I NYOMAN SUARSANA ., I Putu Gede Eka Handrayana Putra ., I Putu Wahyu Iswara ., Ida Ayu Indra Putri Dewangkara ., Iftitah Hanim ., Juni Artawan I Kadek ., Kadek Dedi Santa Putra ., Kadek Pina Destrya Lestari ., Kadek Tirta Yasa ., Komang Desmi Indraswari ., Lailatus Saadah ., Luh Ratna Susanti ., Mairista Oshi Damadi Putu ., Monika Megawati Ferdiana Dara ., NI KOMANG SURYANI ., Ni Luh Gita Cahyani ., Ni Luh Komang Rai Touryantini ., Ni Luh Novi Yuni Ari ., Ni Luh Santi Indrayani ., Ni Luh Sinta Kusuma Wardani ., NI MADE AYU RATNA PARWATHI ., Ni Made Dwi Pradnyani ., NI MADE RUMITHI ., Ni Nyoman Sri Noviantari ., Ni Wayan Ernayanti ., Ni Wayan Lina Astiani ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si. ., Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si. ., PUTU AYU PARYAWATI A.A. Ketut Agung Cahyawan W Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti . Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti ., Ajeng Istyorini Asmoning Dewanti Aniek Suryanti Kusuma Artini, Rai Juni Asri Pratiwi, Ni Putu Yulia Bima Apry Anggara Desak Made Citrawathi Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani . Dewa Gede Hendra Divayana, Dewa Gede Hendra Dewi, Luh Gede Wulan Kurnia Erlina, Nia EVY MAYA STEFANY . Firda Alani Fitri . Firda Alani Fitri ., Firda Alani Fitri Gusti Putu Arya Arimbawa Hadawiyah, Ruhul Hasby Wahid Harris . Hema Alini Manihuruk . I Gede Eka Saputra . I Gusti Agung Nyoman Setiawan I GUSTI AYU RUSMIATI . I Kadek Suartama I Komang Sudarma I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si. . I M. Budiyasa I Made Candiasa I Made Indra Adhi Wikanta I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc. . I Made Sutajaya I Made Tegeh I Nyoman Bagus Suweta Nugraha I Nyoman Jampel I Nyoman Kanca I Nyoman Suarsana I Nyoman Widhi Adnyana I Nyoman Wijana I Putu Aditya Widharma Satya Aditya I Putu Gede Eka Handrayana Putra . I PUTU LIANATA . I Putu Tresna Windhu Windhu I Putu Wahyu Iswara . I W. Santyasa I WAYAN MUDAYANTA . I Wayan Santyasa Ida Ayu Indah Udiantari Ida Ayu Indra Putri Dewangkara . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Putu Arnyana Ida Ermiana Iftitah Hanim . IGD Angga Praditya IW Yuliantara Juni Artawan I Kadek . Kadek Dedi Santa Putra . Kadek Pina Destrya Lestari . Kadek Tirta Yasa . Kadek Yogi Parta Lesmana Ketut Agustini Ketut Srie Marhaeni Julyasih KOMANG ANIK SUGIANI . Komang Desmi Indraswari . Lailatus Saadah . LP Ayu Arsih Trisna Dewi Luh Kompyang Sukewati . Luh Kompyang Sukewati ., Luh Kompyang Sukewati Luh Putu Emitha Upadianti . Luh Ratna Susanti . M.Ed. M.Pd Prof. Dr. Sukadi . M.Or. S.Pd. Gede Eka Budi Darmawan . M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . MADE AGUS SURYADARMA PRIHANTANA . Made Diah Angendari Made Hery Santosa MADE KARTIKA DEWI . Mairista Oshi Damadi Putu . Marini, Ni Komang Tri Monika Megawati Ferdiana Dara . Mulyadiharja, S Naswan Suharsono NI GUSTI AYU MADE MURNI MAHERDI . Ni Komang Prasinta Nusantari . NI KOMANG SURYANI . Ni Luh Gita Cahyani . Ni Luh Komang Rai Touryantini . Ni Luh Novi Yuni Ari . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI NI LUH PUTU WIDYA DHARMAYANTHI . Ni Luh Santi Indrayani . Ni Luh Sinta Kusuma Wardani . Ni Made Adi Kencana Wati Tira . Ni Made Dwi Pradnyani . Ni Made Niki Suhardini . Ni Made Nita Setiari Ni Nyoman Parwati Ni Nyoman Sri Noviantari . NI NYOMAN TIRTA . Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian Ni Putu Ristiati Ni Putu Siska Ayu Safitri . Ni Putu Siska Ayu Safitri ., Ni Putu Siska Ayu Safitri Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Putu Yulia Asri Pratiwi Ni Wayan Ernayanti . Ni Wayan Lina Astiani . Ni Wayan Nursarita Prasistayanti Ni Wayan Septiari . NI WAYAN SUTARMI . Ni Wayan Winasih ., Ni Wayan Winasih Nia Erlina NP Sri Ratna Dewi P. Budi Adnyana P. Budi Adnyana Pambudi, RA Pingky Fitria Syahrani Praditya, IGD Angga Prof. Dr. I Wayan Santyasa,M.Si . Puji Ariyati Putu Budi Adnyana Putu Diah Asparini PUTU NOVI KURNIAWATI . Putu Novi Kurniawati ., Putu Novi Kurniawati Putu Prima Juniartina RA Pambudi Rai Juni Artini Ratna Dewi, NP Sri Ruhul Hadawiyah S Mulyadiharja S Mulyadiharja S.Pd.,M.Si. I M P Anton Santiasa . Sandiase, I Kadek Sanusi Mulyadiharja Setiari, Ni Made Nita Sindu, I Gede Partha Trisna Dewi, LP Ayu Arsih Tutut Widyawati Udiantari, Ida Ayu Indah Vidia, Ratna Mei Wahyu Hidayat Widiartha, Komang Kurniawan Widyawati, Tutut Wilandari, Putu Ayu Desi Yuliandari, Sri Ayu Yuliantara, IW Zhaoqiong W. U.