Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

IMPLEMENTASI PERMAINAN MONOPOLI FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Purwanto, Mr; Sari, Ika Mustika; Husna, Hanna Nurul
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 17, No 1 (2012): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i1.241

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan profil kemampuan berpikir kritis siswa setelah diimplementasikannya permainan Monopoli Fisika dalam pembelajaran kooperatif tipe Team-Games Tournament. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experimental design dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian adalah siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Sumedang. Sampel pada penelitian adalah salah satu kelas VIII SMP di Kab. Sumedang. Data penelitian diperoleh melalui tes prestasi belajar pada pokok bahasan Usaha dan Energi serta tes kemampuan berpikir kritis deduksi dengan menggunakan Cornell Critical Thinking Test. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa di sekolah tersebut mengalami peningkatan dalam prestasi belajarnya setelah diimplementasikannya permainan Monopoli Fisika dalam pembelajaran. Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar sebesar 0,24 dengan kategori ‘Rendah’. Aspek kognitif yang meningkat paling tinggi di tiap pertemuan adalah aspek pemahaman C2. Untuk profil kemampuan berpikir kritis deduksi, diperoleh hasil bahwa untuk kategori ‘Rendah’, sebelum penggunaan permainan Monopoli Fisika 9,1% siswa berada dalam kategori ini; dan sesudah penggunaan permainan Monopoli Fisika 24,2% siswa berada dalam kategori ini. Untuk kategori ‘Sedang’, sebelum penggunaan permainan Monopoli Fisika 69,7% siswa berada dalam kategori ini; dan sesudah penggunaan permainan Monopoli Fisika 63,6% siswa berada dalam kategori ini. Untuk kategori ‘Tinggi’, sebelum penggunaan permainan Monopoli Fisika 21,2% siswa berada dalam kategori ini; dan sesudah penggunaan permainan Monopoli Fisika 12.1% siswa dalam kategori ini. Secara umum, siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan permainan Monopoli Fisika sebagai media pembelajaran.Kata Kunci: permainan monopoli fisika dalam pembelajaran  kooperatif tipe tgt, prestasi belajar, kemampuan berpikir kritis 
STUDENTS' MENTAL MODEL IN POLARIZED EYEGLASSES Husna, Hanna Nurul
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 25, No 1 (2020): JPMIPA: Volume 25, Issue 1, 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v24i1.16138

Abstract

The aim of this study was to investigated students’ mental model on light concept and its application in polarize glasses. 42 students of Optometry Program were used in this study, which categorized into two grups: newbie group and advance group. The data was collected through paper and pencil test using three open ended questions and descriptively analyzed. The study showed that almost all the students have understanding about light concept and image forming in the eyes, and beam rays model was most used in their depiction. Understanding about polarize concept showed better for advance group than newbie group, and most of students from both group used beam rays model too. Understanding about principle of polarized glasses showed better for newbie group than advance group. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran mental model mahasiswa pada konsep cahaya dan aplikasinya pada kacamata polarize. Penelitian ini melibatkan 42 mahasiswa program studi Refraksi Optisi dengan pembagian kelompok pemula dan kelompok mahir. Data dikumpulkan melalui paper and pencil test dengan menggunakan tiga pertanyaan terbuka dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa memahami mengenai konsep cahaya dan pembentukan bayangan di mata dengan dominasi penggambaran cahaya menggunakan model beam rays. Pemahaman terhadap konsep polarisasi lebih ditunjukkan di kelompok pemula daripada kelompok mahir dan sebagian besar dari kedua kelompok tersebut menggambarkan dengan menggunakan beam rays model. Pemahaman terhadap prinsip kerja kacamata polarize lebih ditunjukkan kelompok mahir dibandingkan kelompok pemula. Kata kunci: mental model, polarized eyeglasses   Keywords: mental model, eyeglasses, polarized
SUDUT PANTOSCOPIC PEMAKAI KACAMATA DI SMA AL-MUTTAQIN KOTA TASIKMALAYA Andriyani, Neng Dela; Husna, Hanna Nurul; Sari, Dian Leila
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v20i2.607

Abstract

SUDUT PANTOSCOPIC PEMAKAI KACAMATA DI SMA AL-MUTTAQIN KOTA TASIKMALAYA Husna, Hanna Nurul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v20i2.586

Abstract

Sudut pantoscopic pada kacamata yang tidak benar akan mempengaruhi kenyamanan penglihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sudut pantoscopic pemakai kacamata serta penyebab dari ketidak-sesuaian kacamata tersebut. Sebanyak 100 siswa SMA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya, pemakai kacamata single vision, dilibatkan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 27% kacamata yang memiliki sudut pantoscopic sesuai standar. Kemiringan sudut pantoscopic ini disebabkan karena kebiasaan buruk penggunaan kacamata. Terdapat 42% siswa yang menyatakan bahwa kacamatanya pernah dipakai saat ketiduran, dan 53% siswa menyatakan bahwa kacamatanya pernah tertindih benda berat. Meskipun demikikian, 91% siswa menyatakan bahwa kacamata yang dipakai saat ini masih dirasa nyaman.
Efek Prisma pada Pemakai Kacamata Single Vision Husna, Hanna Nurul; Yulianti, Ai Meri; Milataka, Itmam
Jurnal Ilmu Fisika Vol 12, No 2 (2020): Published in September 2020
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.12.2.98-104.2020

Abstract

Desentrasi lensa pada kacamata dapat menyebabkan efek prisma, dan dapat menyebabkan berbagai keluhan penglihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil efek prisma pada pemakai kacamata. Sebanyak 89 mahasiswa STIKes Bakti Tunas Husada penderita miopia dan menggunakan kacamata single vision berpartisipasi pada penelitian ini. Efek prisma ditentukan secara resultan (binokuler) dengan menggunakan persamaan Prentice Rule. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa efek prisma horizontal pada pemakai kacamata dengan besaran terbesar (0,0 - 2.0)  sebanyak 44 orang dan didominasi pada arah base in. Serta efek prisma vertikal dengan besaran terbesar 6  dominasi base up. Efek prisma ini dapat menjadi salah satu faktor timbulnya keluhan penglihatan pada pengguna kacamata.
TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KACAMATA PADA PELAJAR SMA AL-MUTTAQIN TASIKMALAYA Rahmawati, Iis; Husna, Hanna Nurul; Sari, Dian Leila; Husein, Mohammad
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v21i2.755

Abstract

IMPLEMENTASI PERMAINAN MONOPOLI FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Purwanto, Purwanto; Sari, Ika Mustika; Husna, Hanna Nurul
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 17, No 1 (2012): JPMIPA: Volume 17, Issue 1, 2012
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i1.36054

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan profil kemampuan berpikir kritis siswa setelah diimplementasikannya permainan Monopoli Fisika dalam pembelajaran kooperatif tipe Team-Games Tournament. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experimental design dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian adalah siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Sumedang. Sampel pada penelitian adalah salah satu kelas VIII SMP di Kab. Sumedang. Data penelitian diperoleh melalui tes prestasi belajar pada pokok bahasan Usaha dan Energi serta tes kemampuan berpikir kritis deduksi dengan menggunakan Cornell Critical Thinking Test. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa di sekolah tersebut mengalami peningkatan dalam prestasi belajarnya setelah diimplementasikannya permainan Monopoli Fisika dalam pembelajaran. Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar sebesar 0,24 dengan kategori „Rendah‟. Aspek kognitif yang meningkat paling tinggi di tiap pertemuan adalah aspek pemahaman C2 . Untuk profil kemampuan berpikir kritis deduksi, diperoleh hasil bahwa untuk kategori „Rendah‟, sebelum penggunaan permainan Monopoli Fisika 9,1% siswa berada dalam kategori ini; dan sesudah penggunaan permainan Monopoli Fisika 24,2% siswa berada dalam kategori ini. Untuk kategori „Sedang‟, sebelum penggunaan permainan Monopoli Fisika 69,7% siswa berada dalam kategori ini; dan sesudah penggunaan permainan Monopoli Fisika 63,6% siswa berada dalam kategori ini. Untuk kategori „Tinggi‟, sebelum penggunaan permainan Monopoli Fisika 21,2% siswa berada dalam kategori ini; dan sesudah penggunaan permainan Monopoli Fisika 12.1% siswa dalam kategori ini. Secara umum, siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan permainan Monopoli Fisika sebagai media pembelajaran.ABSTRACTThis study aims to determine the increase in academic achievement and students' critical thinking skills profile after the implementation of physics in the game Monopoly cooperative learning typeGames Tournament Team. The method used in this study is weak experimental design with the design of the study one group pretest-posttest design. The population in the study were junior high school students in the District VIII Sumedang. The sample in the study is one of the eighth grade junior high school in the district. Sumedang. Data were obtained through achievement tests on the subject of Enterprise and Energy and test the critical thinking skills of deduction by using the Cornell Critical Thinking Test. The results obtained showed that students in these schools experienced an increase in academic achievement after the implementation of physics in learning the game of Monopoly. Student achievement increased by 0.24 with the category of 'Low'. Cognitive Aspects of the highest increases in every aspect of the meeting is the understanding of C2. To profile the critical thinking skills of deduction, the result that for the category of 'Low', before the use of the game Monopoly Physics 9.1% of students are in this category, and after Monopoly game uses physics 24.2% of students were in this category. For the category of 'Medium', before the use of the game Monopoly Physics 69.7% of students are in this category, and after the use of the game Monopoly Physics 63.6% of students were in this category. For the category of 'High', before the use of the game Monopoly Physics 21.2% of students are in this category, and after Monopoly game uses physics 12.1% of students in this category. In general, students responded positively to the use of Physics Monopoly game as a learning medium.
Skrining Ketajaman Penglihatan pada Siswa SDN Hanna Nurul Husna; Chita Widia
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.202 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i1.19086

Abstract

Gangguan pada mata akan menyebabkan gangguan penglihatan yang berdampak pada ketidaknyamanan dan gangguan lainnya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. WHO menyatakan sebanyak 19 juta anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun diperkirakan mengalami gangguan penglihatan dan 12 juta di antaranya disebabkan oleh kelainan refraksi mata. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan 2017-2030 dan salah satu upaya dalam mencegah gangguan penglihatan pada anak. Kegiatan yang dilakukan adalah skrining pemeriksaan visus ataupun koreksi bagi siswa SD kelas 3 dan 4 yang disertai dengan pemberian informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata dan melakukan. Tujuan dari skrining visus ini adalah untuk mengetahui gambaran kelainan refraksi mata pada siswa SD. Lokasi skrining kelainan refraksi dilaksanakan di SDN 1 Cikalang Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Subjek adalah siswa kelas 3 dan 4 dalam rentang umur 8-9 tahun yang diduga tidak mengalami kelainan refraksi. Skrining visus dilakukan dengan menggunakan Optotipe Snellen dan dikoreksi dengan menggunakan lensa coba/trial lens. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung dengan lancar dan efisien. Pada siswa kelas 3 (8-9 tahun) terdapat 10 siswa (24%) yang mengalami kelainan refraksi, kelas 4A (9-10 tahun) terdapat 8 siswa (20%) yang mengalami kelainan refraksi, dan di kelas 4B terdapat 6 siswa (14%) yang mengalami kelainan refraksi. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan kesadaran siswa dan orang tua untuk melakukan pemeriksaan rutin pada mata sejak dini.Kata Kunci :       Kelainan refraksi, kesehatan mata, skrining.
Pupilometer Konvensional versus Pupilometer Aplikasi Hanna Nurul Husna; Ai Meri Yulianti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i0.1451

Abstract

Covid-19 pandemic that is happening now has become a catalyst in maximizing the use of technology in the health sector in Indonesia. The use of practical and user friendly smartphone applications makes it a supporting choice in the health sector. This study aimed to analyze the use of smartphone applications in measurement of pupil distance (PD) and compare them with gold standard tool, pupilometer. This study used a qualitativeexplorative research method with field study approach. The informant of this study was optometrist and 38 students of STIKes Bakti Tunas Husada. The data was collected by researchers them self by using data triangulation – observation, interview, and documentation. Application works based on comparison of image analysis with standard cards. Therefore card placement and picture taking are very important. Based on the results of limited trials, it is known that the application that approaches the gold standard is the PD Pupil Distance for Eye Glassess and VR Headset from Glassify Me. Smartphones in the field of eye health (teleophthalmic) can be used as an assessment instrument for patients. Apart from the advantages offered, the use of smartphones in the field of eye health has many limitations. To find out which instrument is more precise, measurements can be made using dummy pupils. More sample sizes and practice are needed for application users.Keywords: health technology, pupilometer, smartphoneABSTRAKPandemi Covid-19 yang terjadi saat ini telah menjadi katalisator dalam memaksimalkan penggunaan teknologi dalam bidang kesehatan di Indonesia. Penggunaan aplikasi smartphone yang praktis dan user friendly membuatnya menjadi pilihan penunjang bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan aplikasi smartphone dalam pengukuran jarak antar pupil (PD) serta membandingkannya dengan pupilometer konvensional sebagai gold standard. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan penelitian lapangan. Informan pada penelitian ini adalah optometris dan mahasiswa STIKes Bakti Tunas Husada sebanyak 38 mahasiswa. Alat pengumpul data adalah peneliti sendiri dengan menggunakan triangulasi data yaitu memadukan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Aplikasi bekerja berdasarkan perbandingan analisis gambar dengan kartu standar. Karenanya penempatan kartu dan pengambilan gambar merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan hasil uji coba terbatas, diketahui bahwa aplikasi yang mendekati nilai gold standard adalah PD Pupil Distance for Eye Glassess and VR Headset dari Glassify Me. Smartphone pada bidang kesehatan mata (tele-ophthalmic) dapat digunakan sebagai instrumen asesmen pasien. Selain dari kelebihan yang ditawarkan, penggunaan smartphone pada bidang kesehatan mata memiliki banyak keterbatasan. Untuk mendapatkan mengenai instrumen mana yang lebih presisi, maka dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan pupil dummy. Diperlukan jumlah sampel yang lebih banyak dan latihan bagi pengguna aplikasi.Kata kunci: teknologi Kesehatan; pupilometer; smartphone
ANALISIS PERTANYAAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI ILMIAH MENGGUNAKAN KOMIK PENDIDIKAN SAINS Hanna Nurul Husna; Yayan Sanjaya
EDUSAINS Vol 7, No 2 (2015): Edusains
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/es.v7i2.1610

Abstract

AbstractA study on students’ enquiry skill through scientific inquiry learning using educational science comic has been conducted to 42 students’ of 8th grade in one of junior high school in Sumedang. Research data was collected through students’ learning journal and observations. Students’ questions were analyzed base on Bloom cognitive taxonomy and convergent-divergent categories. Based on students’ question, the study show that educational science comic could be used as science instructional media for stimulated students’ enquiry skill. Another findings showed that (1) students’ asked more C1 - knowledge questions, and it reflected that students’ thinking level was low; (2) number of C4 – analyze questions was increase each meeting, and it showed that students’ thinking skill was developed; (3) students’ asked more convergent questions than divergent questions. AbstrakPenelitian yang bertujuan untuk menganalisis pertanyaan yang diajukan siswa melalui pembelajaran inkuiri ilmiah menggunakan komik pendidikan sains telah dilakukan. Penelitian ini melibatkan 42 siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Sumedang. Data penelitian berupa pertanyaan siswa diperoleh melalui jurnal pembelajaran siswa dan observasi. Pertanyaan siswa dimunculkan dengan menggunakan media pembelajaran berupa komik pendidikan sains yang dikemas dalam pembelajaran inkuiri ilmiah. Pertanyaan-pertanyaan siswa dianalisis berdasarkan jenjang kognitif dan kategori konvergen-divergen. Penelitian ini menunjukkan bahwa komik pendidikan sains dapat digunakan sebagai media pembelajaran IPA yang menstimulasi kemampuan bertanya siswa. Temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa (1) siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan C1 pengetahuan dan hal tersebut merefleksikan tingkat pemikiran siswa yang masih rendah; (2) pertanyaan C4 yang diajukan siswa meningkat setiap pertemuannya dan hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemikiran siswa terutama dalam kemampuan menganalisis semakin lama semakin berkembang; (3) siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan konvergen daripada pertanyaan divergen.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/es.v7i2.1610