Claim Missing Document
Check
Articles

Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Pada Prospek Panas Bumi Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar Olong Niroha; Ardian Putra; Ahmad Fauzi Pohan
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.507 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.4.525-531.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan penampang seismik melalui pemodelan struktur dan kecepatan gelombang bawah permukaan  Nagari Aie Angek menggunakan metode seismik refraksi sebagai sumber data awal dalam menentukan potensi sumber daya alam pada daerah penelitian. Hasil penelitian diperoleh berupa data kecepatan gelombang pada tiap lintasan, dimana untuk lintasan 1, diperoleh nilai v1 sebesar 1820 m/s yang diinterpretasikan sebagai material aluvial dan lempung, nilai v2 sebesar  1293 m/s yang diinterpretasikan sebagai material lempung dan pasir dengan kedalaman 3,06-10,59 m. Untuk lintasan 2, diperoleh nilai v1 sebesar 1820 m/s yang diinterpretasikan sebagai material aluvial dan lempung, nilai v2 sebesar  1293 m/s yang diinterpretasikan sebagai material lempung dan pasir dengan kedalaman 0.72-4,46 m. Hasil dari pemodelan bawah permukaan lintasan 1 diketahui bahwa permukaan tanah pada lapisan 1 mengalami penurunan muka tanah yang disebabkan oleh aktifitas vulkanik dan tektonik.
PEMANFAATAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG UNTUK MENANGGULANGI TUMPAHAN OLI DI AIR LAUT Merlinda Febri; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 4 No 3: Juli 2015
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.968 KB) | DOI: 10.25077/jfu.4.3.%p.2015

Abstract

ABSTRAK     Pengujian konduktivitas air laut yang dicampurkan oli menggunakan tongkol jagung sebagai media serap telah dilakukan dengan variasi waktu perendaman 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Panjang tongkol jagung divariasikan sepanjang 1, 1,5, 2, 2,5 dan 3 cm. 10 ml oli dicampurkan dalam 150 ml air laut. Pengujian hingga waktu perendaman tongkol jagung dengan panjang 3 cm (terpanjang) selama 150 menit (terlama) menghasilkan konduktivitas 180,52 µS belum mampu menghasilkan penyerapan yang lebih baik, hingga mendekati konduktivitas air laut murni 176,42 µS.Kata kunci : tongkol jagung, konduktivitasAbstractThe conductivity of sea water which is mixed with oil using corn cobs as absorptive media has been done by time variation 30 , 60 , 90 , 120 and 150 minutes has been carried out. The length of corn cobs varies to 1 , 1.5 , 2 , 2.5 and 3 cm . 10 ml of oil is mixed to 150 ml of seawater. The electrical conductivity of sea water mixed oil for 3 cm of corn cobs length is 180,52 µS, for soaking time of 150 minutes. For all tests, corn cobs are still unable as oil absorbtion.Keywords : corn cobs, conductivity
ESTIMASI PENCEMARAN AIR SUMUR YANG DISEBABKAN OLEH INTRUSI AIR LAUT DI DAERAH PANTAI TIRAM, KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS, KABUPATEN PADANG PARIAMAN Hafizul Amri; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 3 No 4: Oktober 2014
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.161 KB) | DOI: 10.25077/jfu.3.4.235-241.2014

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian tentang pencemaran air laut yang diakibatkan oleh intrusi air laut di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman dengan menggunakan konduktivitas dan TDS (total dissolved solid).  Nilai konduktivitas yang didapatkan dari 25 sumur berkisar antara 48,46 sampai 181,86 μmhos/cm dan berdasarkan keputusan Panitia Add Hoc Intrusi Air Asin (PAHIAA) pada tahun 1986, nilai konduktivitas ini termasuk ke dalam kategori air tawar.  Daerah penelitian dibagi menjadi 3 wilayah berdasarkan jaraknya dari tepi pantai.  Dengan menggunakan surfer 9, dapat dilihat bahwa nilai konduktivitas dari sumur semakin kecil jika jarak dari pantai semakin jauh.  Hasil dari pengujian TDS, terdapat 3 nilai yang melebihi standar air tawar menurut PAHIAA, yaitu sample 1 (6766 mg/L), sample 2 (4200 mg/L) dan sample 5 (2500 mg/L).  Rata-rata TDS di zona 1 termasuk ke dalam kategori agak payau, sedangkan rata-rata nilai TDS dari zona 2 dan 3 termasuk dalam kategori air tawar.  Perbedaan nilai TDS di daerah yang dekat dengan pantai dengan yang jauh dari pantai disebabkan oleh material penyusun tanah di daerah penelitian yang terdiri dari lanau, pasir dan kerikil.  Lanau akan mengisi pori-pori pada pasir dan kerikil sehingga nilai permeabilitasnya menjadi kecil, dan mengurangi intrusi air laut pada daerah yang semakin jauh dari pantai.Kata kunci : pencemaran, salinitas, konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid)AbstractThe level of sea water contamination on groundwater in Tiram Beach has been determined through the conductivity and TDS (Total Dissolved Solid) observation.  The conductivity obtained on 25 wells ranges between 48.46 and 181.86 μmhos/cm and according to the decision of the Ad Hoc Committee of the Salt Water Intrusion in 1986, such values are belong to the category of fresh water.  The research area is devined into three zones, according to its distance from shore.  By appling the surfer 9 software, the distribution of conductivity tend to decrease on sites that is located further to the land.  The result of TDS test shows that 3 samples have TDS exceeding quality standar issued by Ad Hoc Committee of the Salt Water Intrusion, that are sample 1 (6766 mg/L), sample 2 ( 4200 mg/L) and sample 5 (2500 mg/L).  Average TDS on zone 1 is classified as slightly saline, while zone 2 and zone 3 are classified as fresh water. This difference is caused by the materials are formed by sand, gravel and silt.  Silt will fill out the pore out the pore of gravel and sand, so that it reduced its permeability, and sea intrusion to the wells away from shore will be blocked gradually.Keywords : contamination, salinity, conductivity, TDS (Total Dissolved Solid)
Identifikasi Karakteristik Mata Air Panas Bumi di Sibanggor Tonga Kabupaten Mandailing Natal Menggunakan Diagram Segitiga Fluida Murda Jasmita; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.872 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.4.428-435.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi karakteristik fluida mata air panas tipe fluida, kesetimbangan, asal usul sumber fluida dan pengenceran mata air panas bumi di Sibanggor Tonga Kabupaten Mandailing Natal. Sampel penelitian diambil dari lima sumber mata air dengan volume sampel di setiap lokasi sebanyak 500 ml. Nilai pH dari 5 titik mata air panas berkisar  dari 0,6 sampai 6,3 dan pengukuran temperatur permukaan diperoleh mulai dari 37,6 oC hingga 95,3 oC. Konsentrasi unsur Na, K, Mg, K, B dan Li diukur menggunakan Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectroscopy (ICP-AES). Pengukuran konsentrasi unsur Cl diperoleh dari persamaan konduktivitas yang didapatkan dari alat conductivity meter dan pengukuran konsentrasi SO4 dengan metode visible spectroscopy. Pengukuran konsentrasi HCO3 diukur dengan metode titrasi asam basa. Diagram Cl-HCO3-SO4 menunjukkan semua fluida bertipe sulfat-klorida dan diagram Na-K-Mg menunjukkan semua fluida berada pada immature water yang mengindikasikan fluida telah mengalami reaksi dengan unsur lain saat menuju permukaan. Asal sumber fluida berada jauh dari reservoir atau aliran fluida bergerak secara lateral saat menuju permukaan, yang terlihat dari diagram Cl-B-Li.  Research has been carried out on the identification of the characteristics of the hot spring fluid type, equilibrium, the origin of the fluid source and the dilution of the geothermal springs in Sibanggor Tonga, Mandailing Natal Regency. The research sample was taken from five springs with a sample volume of 500 ml at each location. The pH values of the 5 hot springs ranged from 0.6 to 6.3 and surface temperature measurements were obtained from 37.6°C to 95.3°C. The concentrations of Na, K, Mg, K, B and Li were measured using Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectroscopy (ICP-AES). Measurement of the element concentration of Cl is obtained from the conductivity equation obtained from a conductivity meter and measurement of SO4 concentrations using the visible spectroscopy method. HCO3 concentration measurements were measured by the acid-base titration method. The Cl-HCO3-SO4 diagram shows all sulfate-chloride type fluids and the Na-K-Mg diagram shows all fluids are in immature water which indicates that the fluid has undergone a reaction with other elements when it reaches the surface. As long as the fluid source is far from the reservoir or the fluid flow moves laterally towards the surface, as seen from the Cl-B-Li diagram.
Karakterisasi Sifat Magnetik Dan Sifat Listrik Endapan Sinter di Beberapa Sumber Mata Air Panas Sumatera Barat (Studi Kasus: Mata Air Panas Alam Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan, Sumani Kabupaten Solok dan Bonjol Kabupaten Pasaman Sumatera Barat) Afdal Fajri Salim; Arif Budiman; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.956 KB) | DOI: 10.25077/jfu.6.2.119-125.2017

Abstract

Telah dilakukan karakterisasi sifat magnetik dan sifat listrik endapan sinter mata air panas dari mata air panas Sapan Malulung Kabupaten Solok Selatan, Sumani Kabupaten Solok dan Bonjol Kabupaten Pasaman.  Pengukuran resistivitas listrik dilakukan dengan metode dual probe electrode dan suseptibilitas magnetik dengan menggunakan metode anisotropy of magnetic susceptibility (AMS).  Nilai suseptibilitas magnetik yang didapatkan dari seluruh endapan sampel adalah 6 x 10-8 m3/kg – 15 x 10-8 m3/kg.  Diperkirakan mineral magnetik yang berkontribusi di dalam nilai suseptibilitas magnetik adalah hematit. Rendahnya nilai suseptibilitas magnetik di dalam endapan sinter dikarenakan oleh jumlah mineral magnetik (hematit) yang terkandung di dalam endapan sinter. Nilai resistivitas listrik tidak jenuh air didapatkan pada kisaran 35,632 Ωm dan 2509,569 Ωm.  Besarnya rentang nilai resistivitas listrik yang didapatkan karena ketiadaan mineral konduktif di dalam endapan sinter. Nilai resistivitas listrik jenuh air didapatkan pada kisaran 6,829 Ωm sampai 49,333 Ωm.  Tingginya nilai resistivitas listrik ini dikarenakan terdapatnya material-material pengotor yang tidak berasal dari reservoir panas bumi. Nilai suseptibilitas magnetik endapan sampel pada ketiga lokasi meningkat terhadap penurunan temperatur permukaan atau bila menjauhi mata air panas, sedangkan resistivitas listrik memiliki bentuk perubahan yang acak terhadap penurunan temperatur.Kata kunci: endapan sinter mata air panas, resistivitas listrik, suseptibilitas magnetik, panas bumi
Penentuan Karakteristik Fluida dan Estimasi Temperatur Reservoir Panas Bumi di Sekitar Gunung Talang Zulinira Dwi Utami; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.908 KB) | DOI: 10.25077/jfu.7.2.130-137.2018

Abstract

Telah dilakukan penelitian penentuan karakteristik fluida dan estimasi temperatur reservoir panas bumi di sekitar Gunung Talang sebagai salah satu tahap awal penentuan pengembangan sistem panas bumi di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Penelitian mengambil sampel 12 titik mata air panas sebanyak 100 ml di sekitar Gunung Talang. Penentuan karakteristik fluida panas bumi dilakukan menggunakan diagram segitiga Na-K-Mg dan Cl-Li-B. Diagram Na-K-Mg digunakan untuk menentukan keseimbangan fluida reservoir panas bumi. Diagram segitiga Cl-Li-B digunakan untuk menentukan asal-usul, pendidihan, dan pengenceran fluida reservoir panas bumi. Estimasi temperatur reservoir dilakukan dengan persamaan geotermometer. Pengukuran unsur Na, K, dan Mg dilakukan dengan alat Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Pengukuran unsur Li, B dan Ca dilakukan dengan alat Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectroscopy (ICP-AES) dan pengukuran senyawa SiO2 dengan alat Visible Spectroscopy. Pengukuran unsur Cl dengan metode titrasi asam basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua mata air panas bumi di sekitar Gunung Talang berada pada immature water yang menandakan fluida reservoir panas bumi telah mengalami pengenceran dengan unsur lain. Fluida reservoir berasal dari sistem hidrotermal baru yang dipengaruhi oleh magma Gunung Talang. Sistem panas bumi di sekitar Gunung Talang didominasi air dan mata air panas keluar pada zona outflow. Pendidihan fluida reservoir panas bumi berada di bawah permukaan bumi hingga kedalaman sekitar 150 meter. Estimasi temperatur reservoir panas bumi dengan geotermometer silika adalah 147,63 oC - 179,77 oC, yang termasuk dalam sistem panas bumi bertemperatur sedang.Kata kunci : diagram segitiga, Gunung Talang, reservoir panas bumi.
Sintesis Dan Karakterisasi Pigmen Hematit (α-Fe2O3) Dari Bijih Besi Di Jorong Kepalo Bukik Kabupaten Solok Selatan Menggunakan Metode Presipitasi Harmen Zanur; Ardian Putra; Astuti Astuti
Jurnal Fisika Unand Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.874 KB) | DOI: 10.25077/jfu.6.2.149-155.2017

Abstract

Penelitian ini berhasil mensintesis pigmen hematit (α-Fe2O3) dari bijih besi Jorong Kepalo Bukik, Kabupaten Solok Selatan. Uji kandungan material pada sampel dilakukan dengan metode XRF (X-Ray Fluorescence). Uji XRF  yang dilakukan pada sampel mentah, didapatkan  kandungan Fe 73,554 % dan  62,901 % Fe2O3. Sintesis menggunakan metode presipitasi dilakukan dengan 100 g bijih besi dicampur dengan 371 ml HCl dipanaskan pada temperatur 145 oC, kemudian direndam dengan NH4OH dan dibersihkan dengan aquades.  Campuran kemudian dikeringkan pada temperatur 150 oC dan dilakukan kalsinasi pada temperatur 500, 600, 700, dan 800 oC hingga membentuk serbuk hematit. Serbuk hematit dikarakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffractometer) dan colorimeter. Berdasarkan hasil XRD, hematit (α-Fe2O3) yang diperoleh dengan temperatur kalsinasi 500 oC dan 800 oC  mempunyai struktur dan ukuran kristal yang sama yaitu rhombohedral dan 64,8 nm. Hasil uji warna menunjukkan  bahwa hematit dengan temperatur kalsinasi 500 oC mempunyai nilai  L*a*b adalah 24,87; 4,31; 3,39, temperatur kalsinasi 600 oC mempunyai nilai L*a*b adalah 25,02; 4,24; 3,04, temperatur kalsinasi 700 oC mempunyai nilai L*a*b adalah 25,17; 4,56; 3,02, temperatur kalsinasi 800 oC mempunyai nilai L*a*b adalah 25,31; 3,4; 2,17.Kata kunci: bijih besi, pigmen, α-Fe2O3, presipitasi
Studi Petrografi Batuan Beku dan Sinter Silika di Kecamatan Alam Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan Sauri Aulia Putri; Ardian Putra; Mirzam Abdurrachman
Jurnal Fisika Unand Vol 7 No 4 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.777 KB) | DOI: 10.25077/jfu.7.4.320-327.2018

Abstract

Telah dilakukan analisis petrografi terhadap batuan beku dan sinter silika di Kecamatan Alam Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenampakan mikroskopik batuan meliputi struktur dan tekstur, komposisi mineral penyusun batuan, jenis, dan nama batuan.  Batuan diambil pada empat titik di Kecamatan Alam Pauh Duo, sedangkan sinter silika diambil di sekitar mata air panas Sapan Maluluang. Batuan dan sinter silika dipreparasi menjadi sayatan tipis. Analisis dilakukan menggunakan mikroskop polarisasi dan X-Ray Diffractometer (XRD). Hasil analisis menunjukkan bahwa batuan pada Kecamatan Alam Pauh Duo didominasi oleh batuan beku basalt. Batuan ini menunjukkan struktur masa batuan yang seragam. Batuan beku basalt ini disusun oleh mineral primer dan sekunder. Mineral primer berupa plagioklas, piroksen, dan hornblen. Mineral sekunder berupa klorit, kalsit, dan kuarsa. Mineral sekunder ini mengindikasikan bahwa temperatur reservoir panas bumi di Kecamatan Alam Pauh Duo berkisar antara 120ºC-320ºC. Nilai estimasi ini berada dalam kisaran nilai estimasi temperatur reservoir yang diperoleh oleh PT. Supreme Energy yaitu 210ºC - 320ºC.Kata kunci: batuan beku basalt, petrografi, temperatur reservoir
Struktur dan Karakteristik Termal Sinter Silika Mata Air Panas Panti, Pasaman Vira Friska; Ardian Putra; Almuhsinin Almuhsinin
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.972 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.3.408-414.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang struktur dan karakteristik termal sinter silika pada mata air panas Panti, Kabupaten Pasaman. Karakterisasi termal  menggunakan metode Differential Thermal Analysis (DTA) dengan suhu pemanasan maksimal 1100°C untuk melihat perubahan fasa kristalin dari sinter silika. Berdasarkan hasil uji DTA, suhu terjadinya proses endoterm hampir sama pada kedua sampel yaitu titik A pada suhu 91,9°C dan titik B 91,8°C. Silika pada titik A mengalami transisi α → β-quartz pada suhu 710,8°C selanjutnya perubahan β-quartz → β-tridymite pada suhu 848,8°C. Sampel silika pada titik B mengalami transisi fasa pada suhu yang lebih rendah dibanding titik A yaitu perubahan  α → β-quartz pada suhu 523,7°C dan β-quartz → β-tridymite pada suhu 711,2°C. Titik A membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk berubah dari β-quartz → β-tridymite dibandingkan pada titik B. Ini mengindikasikan bahwa sampel pada titik B memiliki kandungan silika yang lebih tinggi dibandingkan titik A. Struktur sinter silika diuji menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD). Hasil uji XRD menunjukkan bahwa sinter silika pada kedua titik memiliki fase opal-CT. Hal ini mengindikasikan bahwa sinter silika pada mata air panas panti, Pasaman memiliki usia >10.000 tahun dan aktifitas termal panas bumi daerah penelitian ini sudah ada puluhan ribu tahun. Structure and thermal characteristics of silica sinter on hot spring in Panti, Pasaman District has been investigated. The thermal characteristics used the Differential Thermal Analysis (DTA) method with a maximum heat temperature  of 1100°C to see the crystalline phase changes from silica sinter. Based on DTA test, the temperature of the endothermic process is almost the same in both samples, are 91,9°C at point A and 91,8°C at point B. The change α → β-quartz at point A occurs at 710,8°C and β-quartz → β-tridymite occurs at 848,8°C. Silica sinter at point B have transitioned at temperatures lower than point A, the change  α → β-quartz occurs at 523,7°C and β-quartz → β-tridymite at 711,2°C. Siica at point A requires a higher temperature to change from β-quartz → β-tridymite than that at point B, this indicates that the sample at point B has a higher silica content than point A. The silica sinter structure was tested using an X-Ray Diffractometer (XRD). The XRD results showed that the phase of silica sinters at both points is opal-CT. It indicates that silica sinters at the hotspring in Panti, Pasaman has an age >10,000 years and the geothermal thermal activity of this research area has existed for tens of thousands of years.
Analisis Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Sifat Fisis Sinter Silika dan Tipe Fluida (Air) pada Mata Air Panas Sapan Maluluang, Kecamatan Alam Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan Tania Dian Putri; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.611 KB) | DOI: 10.25077/jfu.6.1.1-8.2017

Abstract

Telah dilakukan analisis sifat fisis sinter silika dan tipe fluida pada mata air panas Sapan Maluluang Kecamatan Alam Pauh Duo, Solok Selatan. Sifat fisis yang diteliti dalam penelitian ini yaitu densitas dengan menggunakan hukum Archimedes, porositas dengan menggunakan standar ASTM D7263-09 (Standard Test Methods for Laboratory Determination of Density of Soil Specimens), dan resistivitas dengan metode Probe Dua Elektroda. Nilai densitas, porositas dan resistivitas sinter silika pada temperatur 31oC dalam pengukuran ini adalah 1,206 g/cm3, 15,8 %, dan 7,195 Ωm. Pengaruh temperatur terhadap sifat fisis sinter silika juga dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan pengukuran, peningkatan temperatur dari 175 oC hingga 300 oC mengakibatkan nilai densitas turun dari 1,112 g/cm3 menjadi 0,983 g/cm3, sedangkan nilai porositas sinter silika naik dari 33,3 % menjadi 53,3 %. Nilai resistivitas sinter silika juga mengalami peningkatan dari 23,035 Ωm menjadi 57,201 Ωm. Terdapat hubungan nilai faktor resistivitas dengan porositas yaitu bertambahnya pori-pori sinter silika mengakibatkan nilai faktor resistivitas mengecil. Hubungan nilai faktor resistivitas dan porositas sinter silika menghasilkan nilai sementasi dan tortuositas sinter silika. Meningkatnya temperatur sinter silika dari 175 oC hingga 300 oC menyebabkan nilai tortuositas meningkat dari 6,92 menjadi 48,89 dan sementasi mengecil dari 1,67 menjadi 1,08. Penentuan tipe fluida mata air panas, menggunakan kandungan sulfat, klorida dan bikarbonat yang terdapat pada air panas. Metode yang digunakan dalam pengujian kandungan sulfat yaitu Spektrofotometri, sedangkan kandungan klorida dan bikarbonat diuji dengan metode Argentometri cara Mohr dan metode titrasi asam basa. Berdasarkan pengolahan data menggunakan diagram trilinier, mata air panas Sapan Maluluang termasuk kedalam tipe air panas klorida karena kandungan klorida merupakan kandungan yang paling dominan yaitu mencapai 97,560 mg/L, sedangkan kandungan sulfat dan bikarbonat mencapai 21,333 mg/L dan 23,730 mg/L. Kata kunci : densitas, porositas, resistivitas, sinter silika, tipe air panas