Claim Missing Document
Check
Articles

POLA PENAMPANG LINTANG MAKROSKOPIK TOTAL DALAM SEL BAHAN BAKAR NUKLIR Nurul Aini; Mohamad Ali Shafii; Ardian Putra
Jurnal Ilmu Fisika (JIF) Vol 6 No 1 (2014): March 2014
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.6.1.25-30.2014

Abstract

Penampang lintang makroskopik memiliki peranan penting dalam menghitung transport neutron yang terjadi pada reaktor nuklir. Hasil penampang lintang digunakan untuk menghitung nilai distribusi fluks neutron yang terjadi di teras reaktor. Penelitian ini menampilkan nilai penampang lintang makroskopik total dari sebuah sel bahan bakar nuklir. Tahap awal dilakukan dengan menentukan bahan bakar yang digunakan yaitu uranium-plutonium nitride, kemudian fraksi massa dan fraksi volume, cladding, dan pendingin. Perhitungan penampang lintang makroskopik ini dilakukan dengan metode simulasi komputer menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. Program yang digunakan adalah program homogenisasi sel dengan data library JFS-3-J33 dari JAEA (Japan Atomic Energy Agency) yang menghasilkan nilai penampang lintang makroskopik total untuk 70 grup energi. Hasil analisis menunjukan bahwa pola penampang lintang makroskopik total untuk nuklida uranium dan plutonium pada energi tinggi (unresolved resonance) mengalami tumpang tindih (overlap) dalam sel bahan bakar nuklir.
PENENTUAN TIPE FLUIDA SUMBER MATA AIR PANASDI KECAMATAN GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK Rahmatul Hidayat; Ardian Putra
Jurnal Ilmu Fisika (JIF) Vol 6 No 2 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.6.2.74-80.2014

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang penentuan tipe fluida mata air panas di Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Berdasarkan analisis kandungan ion HCO3 - , SO4 2- , dan Cl- dengan menggunakan diagram trilinier atau diagram Piper. Pengujian kandungan ion HCO3 - menggunakan metode titrasi, pengujian kandungan ion SO4 2- menggunakan metode spektrofotometri dan untuk pengujian kandungan ion Cl- digunakan hubungan nilai konduktivitas listrik dan kandungan ion klorida. Sampel mata air panas diambil dari lima lokasi yang berbeda. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah kandungan ion tertinggi dari kelima sumber mata air panas adalah ion sulfat, kemudian bikarbonat dan kandungan terendahnya adalah ion klorida. Dari diagram trilinier dapat disimpulkan bahwa kelima sumber mata air panas di Kecamatan Gunung Talang bertipe air sulfat.
Karakterisasi Sinter Silika Mata Air Panas Garara Kab. Solok dan Mata Air Panas Sapan Maluluang Kab. Solok Selatan Menggunakan Metode Analisis Termal Ardian Putra; Rizky Ramadhan; Rahmat Ilham
Jurnal Ilmu Fisika Vol 11 No 1 (2019): March 2019
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.11.1.47-53.2019

Abstract

Telah dilakukan karakterisasi sinter silika dari mata air panas Garara, Kabupaten Solok, dan mata air panas Sapan Maluluang, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Sinter silika dimurnikan untuk meningkatkan kadar SiO2 menggunakan metode ekstraksi padat-cair. Peningkatan kadar SiO2 dapat dilihat berdasarkan hasil uji XRF (X-Ray Fluorescence). Kadar SiO2 Sampel sinter silika Garara meningkat,  dari 54,28 % menjadi 79,034 % setelah pemurnian. Pada sampel sinter silka Sapan Maluluang kadar SiO2 meningkat dari  83,39 %, menjadi 95,216 %. Metode Analisis Termal  atau Differential Thermal Analysis (DTA) digunakan untuk melihat perubahan fasa kristalin dari sintel silika. Berdasarkan pengujian DTA diperoleh hasil transisi gelas sampel sinter silika Garara dan Sapan Maluluang berturut-turut pada suhu 530,83 °C dan 551,52 °C . Silika Garara mengalami perubahan α→β-quartz pada suhu 643,66 °C dan perubahan β-quartz→ β-trydimite terjadi pada suhu 811,48 °C. Untuk hasil DTA sinter silika Sapan Maluluang terjadi perubahan α→β-quartz pada suhu 657,48 °C dan transisi β-quartz→β-trydimite terjadi pada suhu 700,45 °C . Hal ini memperlihatkan sinter silika dengan kandungan silika yang lebih tinggi dan berstruktur amorf memiliki transisi gelas dan suhu transisi α→β-quartz yang le bih tinggi dan transisi β-quartz→β-trydimite yang lebih rendah dibandingkan sinter silika yang masih mengandung karbonat.Kata Kunci : sinter silika, ekstraksi, pemurnian, analisis termal , mata air panas Garara, mata air panas Sapan Maluluang 
Interpretation of Subsurface Structure Based on the Magnetic Data at Semurup Geothermal Area Kerinci Ikhwan Fikri Maulidan; Ratika Tri Suci; Andre Mahendra; Ardian Putra
Jurnal Ilmu Fisika Vol 13 No 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.13.2.101-108.2021

Abstract

The interpretation of subsurface structures in Semurup geothermal area has been carried out using the geomagnetic method. Data were collected in an area of 1500 m × 1400 m consisting of 160 points. The magnetic anomaly value obtained was derived from the total magnetic induction value that has been corrected by IGRF and diurnal variation, then transformed by reduction to equator and upward continuation to remove noise and separate local and regional anomalies. The results of data processing showed the total magnetic field values in the study area ranged from -1730.4 nT to 1909.0 nT. Magnetic anomalies in this study area are dominated by negative values that may be caused by demagnetised rocks (a result of hydrothermal alteration). The results of 2D modeling, it has 5 rock layers that can be classified into 3 main parts of the geothermal system The first and second layers are caprock with a depth of up to 850 meters consisting of sedimentary rock, clay, and sandstone. The third layer is indicated as a reservoir with a depth from 850 to 1450 m and is dominated by sandstone and clay alteration Hot rock in the fourth and fifth layers is dominated by basalt igneous rock and the presence of dacitic lava intrusion from the northeast of the study area at depths below 1450 m, and the Siulak fault as a outflow zone for geothermal fluid. The presence of the caprock, reservoir, hot rock, and fault zones indicates that the Semurup area has geothermal potential and is suitable for further exploration.
Program Handsanitizer dan Masker Kain Gratis bagi Masyarakat Kurang Mampu di Sekitar Kampus Universitas Andalas dalam Rangka Mencegah Penularan COVID-19 Afdal Afdal; Marzuki Marzuki; Muldarisnur Muldarisnur; Ardian Putra; Trengginas Eka Putra Sutantyo; Dwi Pujiastuti; Mutya Vonnisa; Fadilla Monica; Yoci Darwita Putri; Sucy Lestari Wirma; Novia Dwi Agusri; Eldiani Arifya
Warta Pengabdian Andalas Vol 27 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.27.2.95-103.2020

Abstract

COVID-19 has become a terrifying thing for everyone. The government has made several decisions to prevent the spread of this disease, such as the program of physical distancing where economic, educational, entertainment, social, and even religious activities are requested to be carried out at home. The physical distancing policy also has a negative impact. This program results in reduced community mobility and a sluggish economy. Many people working in the informal sector with a daily income are experiencing difficulties. They struggle to meet their daily needs, especially buying face masks and hand sanitizers. This problem has inspired our community service team at the Department of Physics FMIPA Andalas University, West Sumatra (Indonesia), to make a program to overcome this problem by distributing 400 pieces of cloth masks and 120 bottles of hand sanitizer accessible to the public. This activity was very beneficial for the community, shown by their enthusiasm when the stock of cloth masks and hand sanitizers was gone in one hour. Most people do not use masks in outdoor activities, not because they do not want to wear them, but because of economic constraints. There is a need that is more important than a mask. To prevent the spread of COVID-19, especially to the poor, the government must provide them with free masks.
Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Tortuositas dan Faktor Sementasi Sinter Silika Mata Air Panas Ardian Putra; Tania Dian Putri; Afdal Fajri Salim; Zeflianto Rhomar
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2016: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2016
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4837.861 KB) | DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v1i0.4498

Abstract

Sinter silika merupakan salah satu deposit yang sering muncul di daerah geotermal dan ditemukan di mata air panas yang bersifat klorida. Pada penelitian ini, sinter silika yang diambil dari Mata Air Panas Sapan Maluluang, Kecamatan Pauah Duo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat yang diberi perlakuan pemanasan pada suhu 175, 200, 225, 250, 275 dan 300 °C. Pada masing-masing sampel dilakukan pengukuran dan perhitungan porositas dan resistivitas listrik. Sampel dengan pemanasan yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan porositas. Pada masing-masing suhu pemanasan, dibuat hubungan antara faktor resistivitas (FR) terhadap porositas (ø) menggunakan hubungan empiris FR = a ø-m, dengan a  merupakan faktor tortuositas dan m merupakan sementasi. Pada sampel dengan pemanasan pada suhu 175, 200 dan 225 °C menghasilkan hubungan yang lebih baik dibandingkan suhu yang lebih tinggi. Tortuisitas mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan suhu pemanasan sinter silika dari 0,4689 pada 31 °C menjadi 15,425 pada 225 °C, sedangkan terjadi penurunan sementasi dari 1,925 pada 31 °C menjadi 1,513 pada 225 °C. Padaa suhu pemanasan yang lebih tinggi, persamaan ini tidak menghasilkan hubungan yang lebih baik. Kata kunci: sinter silika, mata air panas, porositas, tortuositas, sementasi
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Gunung Tandikat Menggunakan Metode Gravitasi Berdasarkan Data Satelit Wildah Trimulyati; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.229 KB) | DOI: 10.25077/jfu.11.3.366-372.2022

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi struktur bawah permukaan sekitar Gunung Tandikat dengan metode gravitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis batuan dan patahan bawah permukaan dengan anomali bouguer lengkap. Data yang digunakan merupakan data Free Anomaly Air (FAA) dan topografi dari web TOPEX dengan total titik pengamatan berjumlah 49 titik. Data FAA dan Topografi diolah menggunakan software global mapper, oasis montaj dan Ms. Excel. Hasil dari slicing 2D daerah penelitian terdiri dari batuan dasar dan akibat aktivitas vulkanik.  Batuan tesebut terdiri dari batuan andesit Kaldera Maninjau dengan densitas 2,4 g/cm3, tuff lapili dengan densitas 2,12 g/cm3, batuan lavas atau breksi gunung api dengan densitas 2,9 g/cm3, batuan Sekis dengan densitas 2,64 g/cm3, batuan Limestone dengan densitas 1,93 g/cm3. Dugaan keberadaan panas bumi berada pada sekitar titik A, terdapat batuan breksi gunug api dengan jarak wisata air panas 3,5 km. Analisis derivative dilakukan untuk menentukan jenis dan lokasi patahan pada tiga lintasan. Hasil lintasan digitasi pada First Horizontal Derivative dan Second Vertical Derivative didapat empat patahan, dengan tiga patahan normal dan sisanya merupakan patahan naik.
Analisis Sebaran Hiposenter Gempa Vulkanik Gunung Marapi Menggunakan Metode Geiger’s with Adaptive Damping (GAD) Sri Hamdiyessi; Marzuki Marzuki; Ardian Putra; Novianti Indrastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.547 KB) | DOI: 10.25077/jfu.11.4.414-420.2022

Abstract

Telah dilakukan Telah dilakukan penelitian tentang klasifikasi gempa dan sebaran hiposenter gempa Gunung Marapi. Penentuan distribusi hiposenter menggunakan Geiger’s method with Adaptive Damping (GAD). Prinsip yang digunakan dalam metode GAD adalah menghitung selisih antara waktu pengamatan dan waktu perhitungan Berdasarkan klasifikasi dan sebaran hiposenter gempa Gunung Marapi dapat disimpulkan bahwa pada bulan Januari-April gempa Vulkanik tidak dapat dianalisa. Gempa dominan terjadi pada bulan mei yang merupakan  kenaikan aktivitas dari Gunung Marapi. Sebaran Hiposenter berada pada kedalaman 2600 – 4700 m. Episenter tersebar mengelilingi puncak Gunung Marapi dimana jarak antar episenternya mengelilingi puncak kawah, jarak episenter 1 – 7 km dari puncak kawah. Hiposenter dan episenter memiliki sebaran yang tidak beraturan dan magma bergerak dari Barat Laut ke Tenggara. Sebaran hiposenter ini cukup dekat dari kawah Gunung sehingga ada kemungkinan untuk terjadi erupsi.Hal ini mengindikasi bahwa terjadi lonjakan aktivitas Gunung Marapi hanya saja tidak ada kenaikan level aktivitas gunung.
Identification of Fault Structure in the Vicinity of Bukik Gadang Hot Spring Mount Talang Subdistrict Using Geomagnetic Method Ikhwan Fikri Maulidan; Marzuki Marzuki; Ardian Putra
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 8 No. 4 (2022): October
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v8i4.1962

Abstract

Geological structures in the Bukit Gadang geothermal area have been identified using the geomagnetic method to determine the type of fault. Data was measured using a magnetometer in the area with dimensions of 1200 m × 1200 m consisting of 144 points at 12 tracks, and the spacing between points was 100 m. Magnetic anomaly data performed diurnal and IGRF (International Geomagnetic Reference Field) corrections. Furthermore, reduced to poles and continuous upwards processes were carried out to remove noise and separate local and regional anomalies. The magnetic field anomaly ​​in the study area ranges from -1771.8 nT to 1089.9 nT, dominated by negative values, indicating the presence of heat sources and the influence of demagnetization of subsurface rocks. The 2D modeling results show that two primary rocks dominate the study area; pyroclastic flow units and andesite lava rock, which come from the Jantan and Batino volcanic formations. The caprock rock layer was identified in the upper layer with a depth of 850 meters. The reservoir rock layer with low susceptibility values ​​was below the caprock layer. The 3D modeling results show a normal fault with a depth of 300-800 meters or at the border of the Jantan volcanic formation with the Batino volcanic formation. The fault line leads to the southeast-northwest (N160°E). The faults obtained from the 2D and 3D models are suspected to be the outflow of geothermal fluid from the reservoir rock layer and form a manifestation in the form of a hot spring at Bukik Gadang.
Interpretasi Sebaran Anomali Magnetik di Daerah Prospek Panas Bumi Sumani, Sumatera Barat Syafira Aulina Refiani; Ahmad Fauzi Pohan; Ardian Putra
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.3.387-393.2023

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran anomali magnetik di daerah panas bumi Jorong Padang Belimbing dengan menggunakan metode geomagnet.  Pengambilan data dilakukan menggunakan magnetometer dengan titik amat di 186 titik pengamatan dengan 14 lintasan dan jarak antar titik adalah 100 m. Data anomali magnetik yang didapatkan dikoreksi dengan koreksi harian dan koreksi IGRF, selanjutnya dilakukan reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas. Setelah dilakukan proses pengolahan data, didapatkan nilai anomali total di daerah penelitian antara -1682,8 nT hingga 6739,9 nT yang memiliki beberapa nilai di bawah IGRF.  Hal ini diduga karena adanya demagnetisasi batuan akibat adanya sumber panas di bawah permukaan.  Pemodelan 2D dilakukan dengan menganalisa anomali medan magnet hasil kontinuasi ke atas dengan ketinggian 100 m. Berdasarkan pemodelan menunjukkan terdapat empat lapisan pada daerah penelitian.  Lapisan pertama diindikasikan sebagai aluvium, lapisan kedua diindikasi sebagai aliran piroklastik, lapisan ketiga diindikasikan sebagai satuan lava dan vulkanik tersier yang merupakan batuan penudung (cap rock) dengan kedalaman rata-rata 225 meter hingga 1465 meter di bawah permukaan dan lapisan terakhir diindikasikan sebagai reservoir yang didominasi oleh satuan meta batu gamping.  Sumber panas di daerah Padang Belimbing diduga berasal dari aktivitas vulkanik bukit Tinjau Laut.