Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI GULMA, HIJAUAN PAKAN DAN LIMBAH PERTANIAN YANG DIMANFAATKAN SEBAGAI PAKAN TERNAK DI WILAYAH LAHAN KERING LOMBOK UTARA Ni Made Laksmi Ernawati; I Ketut Ngawit
Buletin Peternakan Vol 39, No 2 (2015): BULETIN PETERNAKAN VOL. 39 (2) JUNI 2015
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v39i2.6713

Abstract

Difficulties on weeds control and fodder scarcity in dry season are the major problems at dry land. Aim of this research was to identify and to explore the potency of several kinds of weeds, forages, and agricultural wastes that can be used as fodder, and further might be processed to make hay and silage. Explorative research to identify, observe, and collect data has been done using descriptive method of dominant weeds, forages, and agricultural waste that frequently used as fodder by farmers. The farmer’s decision to use weeds, forages, and agricultural wastes were determined by preference level of cattles and farmers empirical experiences. Result showed that dominant weeds found were broad leafed weeds with domination level 34.62-81.45% and narrow leafed weeds (grasses and teki) with domination level 28.65-65.38%. Broad leafed weeds that generally used as fodder were Cintella asiatica, Amaranthus spp., Mikania sp., Cyclosorous aridus, Gleichenia linearis, Physalis angulata, Portulaca oleracea, Mucaena pruriens, and Desmodium scalpe. Grasses weeds and teki were potential fodder with preference level of cattle from very much like to extremely like. Forage and agricultural waste that be potential as fodder were gamal leaf, sengon leaf, banana leaf and stem and coconut, agricultural waste of peanuts, corn, and sweet potato.(Key words: Animal feed, Agricultural wastes, Dry land, Fodder, Forage, Identification and exploration, Weeds)
Efektifitas Tanaman Refugia Kacang-Kacangan Menangkal Intensitas Serangan Hama Ulat Grayak (spodoptera exigua Hubner.) Pada Bawang Merah: Effectiveness of Bean Refugia to Prevent Intensity Attacks of Armyworm Pests (Spodoptera exigua Hubner.) On Shallots I Ketut Ngawit; Bambang Budi Santoso; Hary Haryanto
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 9 No. 4 (2023): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v9i4.556

Abstract

This experimental research aims to obtain the type of legume refugia plant that is most effective in preventing invasion, colonization and intensity of attack by the Spodoptera exigua Hubner pest on shallot. The experiment was designed with a randomized block design consisting of six treatments of various refugia plants, namely shallot plants without refugia treatment (Ro), shallot plants with refugia treatment peanuts (R1), soybeans (R2), green beans (R3), red beans (R4) and cowpeas (R5), which are planted in two rows on the side of the bund at a distance of 10 cm from the outermost row of shallot plants. Observation parameters were egg population, larvae, intensity of S. exigua pest attack and weight of fresh shallot bulbs. The variety of refugia plants from the legume group influences invasion, colonization and the intensity of Spodoptera exigua Hubner pest attacks. on red onions. Peanut and cowpea refugia plants planted in two rows on the sides of the shallot mounds, are very effective in preventing invasion, colonization and the intensity of Spodoptera exigua Hubner pest attacks, so that the shallot plants experience very light disturbance with an attack intensity of 2,522% – 4,432 %, which is in the very low category. As a result, the yield of fresh shallot tubers obtained was significantly higher compared to shallot plants without refugia plants and with refugia plants of soybeans, green beans and red beans. Soybean, green bean and red bean refugia plants are not effective in preventing Spodoptera exigua Hubner pest attacks on shallots because the plants experience attack intensity from the age of 49 HST – 63 HST of 21.86% - 23.34% with the attack intensity being in the medium category.
Intensifikasi Tindak Agronomi Usaha Budidaya Sayur-sayuran di Luar Musim Agar Petani Mendapatkan Harga Jual Tinggi I Ketut Ngawit; Akhmad Zubaidi; Wayan Wangiyana; Nihla Farida; Novita Hidayatun Nufus
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v4i2.101

Abstract

Petani sering mengalami kerugian mengusahakan tanaman sayuran tomat, cabe dan bawang merah pada musim kemarau karena harga jualnya murah. Penanaman di luar musim sangat beresiko, karena tanaman sayur-sayuran tersebut sangat peka terhadap kondisi tanah jenuh air. Sehubungan dengan masalah itu, maka telah dilakukan penyuluhan dan pendampingan secara langsung petani sayur-sayuran di dusun Embuk, desa Pesanggrahan, Montong Gading, Lombok Timur, NTB. Tujuan kegiatan untuk mendapatkan harga jual produk sayur-sayuran yang lebih mahal sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani. Seluruh kegiatan berlangsung tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani mengusahakan sayur-sayuran di luar musim semakin meningkat, terbukti tingkat partisipasi dan antusiasme petani sasaran yang semula termasuk sedang dapat ditingkatkan setelah mengikuti kegiatan pendampingan secara langsung di lapang. Aplikasi beberapa tindak agronomi secara intensif seperti penggunaan mulsa plastik, aplikasi pupuk organik 15 - 20 ton ha-1 dan NPK Ponska 75 - 150 kg ha-1, memberikan hasil tanaman sawi-pakcoy, tomat, cabe dan bawang merah lebih tinggi dibandingkan dengan penanaman konvensional, yaitu aplikasi NPK Ponska 300 kg ha-1, tanpa pupuk organik dan mulsa plastik. Pendapatan dan keuntungan mengusahakan sawi-pakcoy, tomat, cabe dan bawang merah lebih banyak dibandingkan dengan mengusahakan bayam, kacang panjang dan jagung manis. Karena nilai jual produk tersebut lebih mahal dan stabil dengan harga rata-rata pakcoy Rp12.500,- kg-1, tomat Rp8.500,- kg-1, cabe Rp20.000,- kg-1, dan bawang merah Rp30.000,- kg-1.
Sosialisasi dan Pendampingan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jambu Mete di Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Lombok Utara NTB I Ketut Ngawit; Nihla Farida; I Gede Pastina Widagda
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v4i2.107

Abstract

Terjadinya perubahan curah hujan yang intensitasnya cenderung menyimpang dari dinamika dan kondisi rata-rata menuju tren meningkat sejak tahun 2018 sampai dengan 2022, menyebabkan hasil nut mete menurun sampai 85%. Penurunan hasil tersebut karena proses penyerbukan gagal. Oleh sebab itu maka dilakukan sosialisasi dan pendampingan yang tujuan utamanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani menanggulangi dampak perubahan iklim terhadap penurunan hasil mete. Kegiatan dilaksanakan dengan metode tutorial dan tindak partisifatif tentang tindak agronomis khusus pada pengelolaan jambu mete. Para peserta kegiatan sangat bersemangat mengikuti dan menyimak materi pembelajaran seperti peremajaan tanaman, penjarangan, pemangkasan, aplikasi pupuk organik dan pengelolaan tanah tegakan mete dengan pola tanam allay croping. Kegiatan berlangsung dengan tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani mengelola tanaman metenya untuk menanggulangi perubahan iklim meningkat, terbukti partisipasi dan antusiasme petani peserta yang semula termasuk rendah dapat ditingkatkan manjadi tinggi. Aplikasi tindak agronomi yang diintroduksikan menyebabkan pertumbuhan dan hasil rata-rata Nut mete yang semula hanya 0,78 kg pohon-1, menjadi 2,42 kg pohon-1.
Pengaruh Sistem Pemeliharaan dan Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Ida Bagus Yogi Pebriana; I Ketut Ngawit; Zaenal Abidin
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i1.11

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan dan padat penebaran terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup dari lobster air tawar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan percobaan dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola Faktorial. Perlakuan terdiri atas dua faktor yaitu faktor sistem pemeliharaan (S) dan faktor padat penebaran populasi (P). Hasil Penelitian menunjukkan sistem pemeliharaan secara individu memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 100% dan lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pemeliharaan secara massal yaitu sebesar 65,25%. Terdapat interaksi yang berbeda antara sistem pemeliharaan dengan padat penebaran. Pertumbuhan berat mutlak sistem massal lebih tinggi yaitu sebesar 4,59 gram, dibandingkan dengan sistem individu yaitu sebesar 4,24 gram, sedangkan padat penebaran tidak berbeda dan tidak terdapat interaksi antara sistem pemeliharaan dengan padat penebaran. Tingkat kecacatan sistem massal sebesar 59,87%, lebih tinggi dibandingkan sistem individu yaitu sebesar 0%. Padat penebaran tidak berbeda terhadap tingkat kecacatan lobster air tawar dan tidak terdapat interaksi yang berbeda antara sistem pemeliharaan dengan padat penebaran terhadap tingkat kecacatan lobster air tawar.
Uji Efektivitas Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Alifah Fatiah Rabani; I Ketut Ngawit; A. Farid Hemon
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 3 No. 3 (2024): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v3i3.5709

Abstract

Produksi kacang tanah di Indoneisa dari tahun ke tahun semakin menurun. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang tanah yaitu dengan penggunaan varietas unggul dan pupuk hayati seperti Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Percobaan dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2024 di Teaching Farm Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)-Split plot design terdiri dari petak utama yaitu PGPR terdiri dari PGPR dan tanpa PGPR dan anak petak yaitu benih kacang tanah terdiri dari satu varietas Bison dan dua galur yaitu G300-II dan G19-UI. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Data dianalisis ragam dan di uji lanjut dengan Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil Percobaan menunjukkan bahwa penggunaan PGPR efektif meningkatkan berat kering biomassa bagian atas tanah per tanaman yaitu 50,5 g dan menghasilkan berat kering polong per plot yaitu 4.293,3 g pada varietas Bison.
Pengaruh Dosis Pupuk Npk Plus dan Biosaka Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Andriansyah; Herman Suheri; I Ketut Ngawit
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 3 No. 3 (2024): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v3i3.5717

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK Plus dan konsentrasi Biosaka terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Percobaan dilakukan dengan metode eksperimental pada lahan terbuka di Dusun Kedondong, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur dari bulan November 2023 hingga April 2024 menggunakan Rancangan split plot RAK faktorial. Faktor pertama adalah pemberian beberapa dosis pupuk NPK yang terdiri atas 4 aras perlakuan yaitu 200 g/plot, 150 g/plot, 100 g/plot, dan 50 g/plot. Faktor kedua adalah konsentrasi Biosaka yang terdiri atas 4 aras perlakuan yaitu 0 ml/L, 5 ml/L, 10 ml/L, 15 ml/L, serta Faktor pembanding Biosaka yaitu ZPT hormonik 2 ml/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Tidak terjadi interaksi antara perlakuan Biosaka dan perlakuan pupuk NPK Plus pada semua parameter pengamatan. Perlakuan dosis pupuk NPK plus berpengaruh pada parameter tinggi tanaman, laju pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, laju pertambahan jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, jumlah buah per petak dan berat buah per petak. Perlakuan dosis pupuk 2,5 g/tanaman hingga 5 g/tanaman memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil cabai rawit lebih tinggi daripada aplikasi dosis pupuk 7,5 g/tanaman hingga 10 g/tanaman.
Uji Kemempanan Beberapa Jenis Tanaman Penutup Tanah Famili Fabaceae terhadap Populasi dan Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) I Ketut Ngawit; Nihla Farida; Insanul Kamil
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 3 No. 3 (2024): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v3i3.5732

Abstract

Belum ditemukan jenis tanaman penutup tanah yang efektif menekan populasi dan pertumbuhan gulma, dan juga tidak menimbulkan saingan terhadap tanaman jagung. Oleh karena itu maka telah dilaksanakan penelitian yang tujuan utamanya untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis tanaman fabaceae sebagai tanaman penutup tanah terhadap populasi dan pertumbuhan gulma pada tanaman jagung. Sehingga dapat ditentukan jenis tanaman fabaceae, yang paling sesuai ditumpangsarikan dengan jagung di lahan kering. Penelitian dirancang dengan perlakuan faktor tunggal yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 blok sebagai ulangan. Perlakuan yang diuji adalah tanaman jagung monocrop bebas gulma dan dibiarkan bergulma selama tumbuhnya, tanaman jagung dengan tanaman penutup tanah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang ucu dan kacang tunggak. Parameter yang diamati meliputi biomas tanaman, biomas gulma, bobot pipilan kering jagung dan populasi tanaman 5 petak sampel-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang hijau dan kacang tunggak sangat cocok digunakan sebagai tanaman penutup tanah  karena sangat efektif menekan populasi dan pertumbuhan gulma dan tidak berkompetisi dengan tanaman jagung. Kedelai sebagai tanaman penutup tanah efektif menekan populasi dan pertumbuhan gulma pada tanaman jagungn akan tetapi daunnya mudah gugur dan berkompetisi dengan tanaman untuk mendapatkan sarana tumbuhn sehingga menyebabkan kehilangan hasil jagung mencapai 14,25%. Kacang merah dan kacang ucu, tidak cocok digunakan sebagai tanaman penutup tanah karena tidakefektif menekan populasi dan pertumbuhan gulma, sehingga kehilangan hasil jagung akibat kompetisi gulma mencapai 42,28% - 46,14% dan juga berkompetisi kuat dengan tanaman jagung sehinga menyebabkan kehilangan hasil jagung mencapai 18,74% - 36,18%.
Produksi Pupuk Organik dengan Teknologi Bio-EM4 oleh Petani Jambu Mete di Dusus Lendang Mamben Desa Anyar Kecamatan Bayan Lombok Utara I Ketut Ngawit; Jayaputra; Bambang Budi Santoso; Anjar Pranggawan Azhari; Hery Haryanto
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v6i1.187

Abstract

Produktivitas jambu mete di Dusun Lendang Mamben, Desa Anyar, Kecamatan Bayan, Lombok Utara sangat rendah karena tidak pernah dipelihara intensif, akibat langkanya ketersediaan pupuk dan adanya persepsi petani yang keliru, bahwa jambu mete mampu beradaptasi pada bebagai tipe agroklimat sehingga tanah yang paling marginal bisa ditanami. Karena masalah itu maka dilakukan program pelatihan dan pendampingan yang tujuan utamanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani memproduksi pupuk organik dan mengelola tanah tegakan jambu metenya dengan mengusahakan berbagai jenis tanaman semusim. Kegiatan pelatihan dan pendampingan berlangsung dengan baik dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani memproduksi pupuk organik meningkat, terbukti dari tingkat partisipasi dan antusiasme petani yang semula rendah setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan dapat ditingkatkan menjadi cukup tinggi. Aplikasi beberapa tindak agronomi secara intensif seperti aplikasi pupuk organik 15 - 20 ton ha-1 dengan pupuk NPK Ponska 75 - 150 kg ha-1, memberikan hasil total bobot buah gelondong pohon-1 dan total bobot nut pohon-1 signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi NPK Ponska 300 kg ha-1 tanpa aplikasi pupuk organik. Perlu terus dilanjutkan memproduksi pupuk organik, karena nilai jual produk tersebut terus meningkan sejalan dengan semakin berkembangnya usaha budidaya tanaman. Dosis aplikasi pupuk organik padat untuk tanaman jambu mete 25 ton ha-1 yang diaplikasikan setelah pengolahan tanah.
Pelatihan dan Pendampingan Kelompok Wanita Tani Pucuk Merah Mengelola Limbah Kandang Ternak Sapi dan Ayam Petelur Menjadi Pupuk Organik di Desa Sukadana Bayan Lombok Utara NTB I Ketut Ngawit; Bambang Budi Santoso; Jayaputra; Irwan Muthahanas; Hery Haryanto
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v6i1.188

Abstract

Masalah yang dihadapi petani di Dusun Sukadana, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Lombok Utara adalah pupuk langka dan harganya mahal. Usaha untuk mengatasi dampak fenomena kelangkaan pupuk adalah mengelola sumber bahan baku pupuk alternatif seperti kotoran hewan dan limbah kandang ternak menjadi pupuk organik. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka dilaksanakan pelatihan dan pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani membuat pupuk organik dari bahah baku yang tersedia cukup berlimpah di sekitar mereka. Kegiatan dilaksanakan dengan metode tindak partisipatif selama 5 bulan, melalui beberapa tahap yaitu, identifikasi masalah, penentuan kelompok tani sasaran, pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan berjalan lancar dan sekses, terbukti dari tingginya partisipasi dan antusias petani peserta untuk memproduksi pupuk organik dan mengaplikasikan pada beberapa jenis tanaman. Aplikasi budidaya lorong (allay cropping) pada tanah tegakan kelapa dengan tanaman kacang tanah, bawang merah, kacang panjang dan jagung sebagai tanaman lorong yang diberi pupuk organik dosis 25 ton ha-1, mampu meningkatkan status kesuburan tanah dan hasil kelapa yang semula hanya 6.375 - 8.960 butir ha-1 tahun-1, menjadi 20.577 - 22.746 butir ha-1 tahun-1 dan frekuensi panen kelapa meningkat menjadi 7- 9 kali panen tahun-1. Disarankan dosis aplikasi pupuk organik dari hasil kegiatan ini 25 ton ha-1 dengan waktu aplikasi setelah pengolahan tanah.