Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Penyuluhan dan PendampinganTentang Budidaya Sayur-syuran di Luar Musim Anggota Kelompok Tani Gelogor-2 Desa Pesanggrahan Montong Gading Lombok Timur NTB I Ketut Ngawit; Akhmad Zubaidi; Nihla Farida; Wayan Wangiyana
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v5i1.142

Abstract

Mengusahakan sayur-sayuran di luar musim menguntungkan karena petani mendapatkan harga mahal. Masalahnya kesuburan tanah menurun akibat mengalami jenuh air sehingga aerasinya buruk, struktur pejal dan pH tanah rendah. Oleh sebab itu maka, dilaksanakan penyuluhan dan pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengusahakan tanaman sayur-sayuran di luar musim. Metode kegiatan tindak partisipatif yang dilaksanakan selama 6 bulan, melalui beberapa tahap yaitu, identifikasi masalah, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kegiatan penyuluhan dan pendampingan berlangsung tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani meningkat, terbukti tingginya partisipasi dan antusias mereka mengusahakan sayur-sayuran di luar musim. Aplikasi tindak agronomi seperti penggunaan mulsa plastik, pupuk organik 15- 20 ton ha-1 dan NPK Ponska 75-150 kg ha-1, memberikan hasil sawi-pakcoy, tomat, cabe dan bawang merah lebih tinggi dibandingken dengan aplikasi NPK Ponska 300 kg ha-1 tanpa pupuk organik dan mulsa. Pendapatan dan keuntungan dengan mengusahakan sawi-pakcoy, tomat, cabe dan bawang merah lebih banyak dibandingkan dengan mengusahakan bayam, kacang panjang dan jagung manis, karena nilai jualnya lebih mahal dan stabil dengan harga masing-masing, pakcoy Rp 12.500,- kg-1, tomat Rp 8.500,- kg-1, cabe Rp 20.000,- kg-1, dan bawang merah Rp 30.000,- kg-1.
Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Budidaya Sayur-sayuran di Lahan Pekarangan Masyarakat Desa Obel-obel Lombok Timur NTB I Ketut Ngawit; Wayan Wangiyana; Novita Hidayatun Nufus; Anjar Pranggawan Azhari
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v5i1.143

Abstract

Potensi lahan pekarangan dan tenaga kerja keluarga di Desa Obel-obel Lombok Timur tidak produktif secara ekonomi karena keterbatasan akses pengetahuan dan keterampilan penduduknya. Karena itu, dilaksanakan pelatihan dan pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja keluarga mengusahakan tanaman sayur-sayuran di lahan pekarangannya. Metode kegiatan tindak partisipatif yang dilaksanakan selama 6 bulan, melalui beberapa tahap yaitu, identifikasi masalah, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kegiatan pelatihan dan demplot tentang pengusahaan tanaman sayur-sayuran di lahan pekarangan berlangsung dengan aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan peserta kegiatan mengusahakan sayur-sayuran meningkat, terbukti tingkat partisipasi dan antusiasme para peserta tinggi. Aplikasi beberapa tindak agronomi secara intensif seperti penggunaan mulsa, aplikasi pupuk organik 15 - 20 ton ha-1 dan pupuk NPK Ponska 75 - 150 kg ha-1, memberikan hasil tanaman sawi-pakcoy, tomat, cabai rawit dan cabai merah lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi NPK Ponska 300 kg ha-1, tanpa pupuk organik dan tanpa mulsa. Pendapatan dan keuntungan dengan mengusahakan sawi-pakcoy, tomat, cabai rawit dan cabai merah di lahan pekarangan lebih banyak dibandingkan dengan mengusahakan bayam. Dosis aplikasi pupuk organik padat untuk tanaman sawi-pakcoy, tomat, cabai rawit dan cabai merah di lahan pekarangan, 20 - 25 ton ha-1 dengan waktu aplikasi setelah pengolahan tanah.
Usaha Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kakao Rakyat di Desa Salut Kecamatan Bayan Lombok Utara NTB I Ketut Ngawit; Ni Wayan Srisuliartini; Hery Haryanto; Andi Tri Lestari
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v6i2.213

Abstract

Solusi untuk mengatasi rendahnya produktivitas tanaman kakao di Desa Salut, Bayan, Lombok Utara, adalah perawatan kebun secara intensif, saninasi kebun, rutin melakukan pemangkasan tanaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu, aplikasi pupuk organik dan peremajaan tanaman yang sudah tua. Namun ada masalah yang harus diatasi, yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani mengelola perkebunan kakao secara intensif. Selain itu kemampuan kewirausahaan dan wawasan agribisnis petani juga masih kurang. Karena masalah tersebut, maka dilaksanakan program penyuluhan dan pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengelola tanaman kakao secara intensif. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung dengan tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani untuk mengelola tanaman kakao secara intensif meningkat, terbukti dari tingkat partisipasi dan antusiasme petani yang semula rendah setelah mengikuti penyuluhan dapat ditingkatkan menjadi tinggi. Pengelolaan perkebunan kakao dengan aplikasi tindak agronomi secara intensif seperti sanitasi kebun, pemangkasan, pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu, aplikasi seresah in-situ tanaman dan pupuk organik 25 ton ha-1 memberikan total jumlah gelondong 25,27 buah pohon-1 bulan-1 dan total bobot biji kering coklat 2,77 kg pohon-1 bulan-1, signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan perkebunan kakao yang dirawat seadanya dan yang tidak dirawat sama sekali, dengan hasil bobot biji kering coklat 0,44 - 0,70 kg pohon-1 bulan-1.
Pertumbuhan dan Daya Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada Beberapa Kerapatan Tanaman yang ditanam Secara Baris Ganda Abdus Syakur Assopi; A. Farid Hemon; I Ketut Ngawit
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 3 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/dwnnn432

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kerapatan tanaman pada sistem baris ganda terhadap pertumbuhan dan daya hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Percobaan dilaksanakan di Teaching Farm Desa Sigerongan, Lombok Barat, pada Mei–Agustus 2024 menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Empat taraf kerapatan diuji, yaitu B1 = baris tunggal 50×20 cm, B2 = baris ganda 50×(20×25) cm, B3 = 50×(20×20) cm, dan B4 = 50×(20×15) cm. Hasil menunjukkan bahwa kerapatan tanaman berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan jumlah daun dan jumlah polong kering per tanaman, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap parameter lain seperti berat berangkasan kering dan berat akar kering. Perlakuan dengan kerapatan tertinggi (B4) menghasilkan berat polong kering per petak tertinggi sebesar 999,66 g (setara 2,5 ton ha⁻¹), sedangkan kerapatan terendah (B1) hanya 703,66 g (1,76 ton ha⁻¹). Sebaliknya, jumlah polong per tanaman tertinggi diperoleh pada B1 (12,60 buah) dan terendah pada B4 (7,60 buah). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan kerapatan tanaman menurunkan hasil per individu tetapi meningkatkan hasil total per satuan luas.
Sosialisasi dan Pendampingan Tentang Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Kopi Arabica di Desa Sapit Kecamatan Suela Lombok Timur NusaTenggara Barat I Ketut Ngawit; I Gusti Ngurah Aryawan Asasandi; Mohammad Alwi Shahab; Sab’ul Masani
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v6i2.222

Abstract

Harga mahal dan populer menyebabkan banyak petani kopi di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur mengusahakan kopi arabica tanpa memperhitungkan resikonya. Akibatnya banyak perkebunan kopi arabica mengalami kerusakan sangat parah akibat terinfeksi pathogen jamur H. vastatrix. Penyebabnya karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani mengelola perkebunan kopi arabica. Selain itu pemahaman petani tentang kesesuaian lahan untuk budidaya kopi arabica masih kurang. Karena masalah tersebut, maka dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengelola perkebunan kopi arabica. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pendampingan berlangsung tertib, lancar dan menyenangkan, terbukti dari tingginya partisipasi dan antusiasme peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan baik sosialisasi maupun pendampingan langsung di lapang. Pengetahuan dan keterampilan petani meningkat untuk mengelola perkebunan kopinya, sehingga mereka sangat memahami bahwa kopi arabica tidak cocok diusahakan di wilayahnya sehingga mengalami kerusakan sangat parah akibat terinfeksi jamur H.vastatrix. Perkebunan kopi arabica yang mengalami kerusakan kurang parah dengan persentase insiden penyakit 34,17% dan intensitas penyakit 39,48% masih tetap dipelihara, namun terus dipantau dan dirawat intensif. Disarankan untuk perkebunan kopi arabica yang mengalami kerusakan sangat parah segera diganti dengan tanaman kopi robusta dan kakao dengan sistem poliklon.
Seed Bank Gulma pada Berbagai Kedalaman Tanah Tegakan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) di Perkebunan Rakyat Desa Anyar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara NTB M. Sopian Holis; I Ketut Ngawit; Irwan Muthahanas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 3 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/qy918222

Abstract

Dinamika invasi gulma pada tanaman jambu mete dipengaruhi oleh potensi tanah sebagai seed bank gulma. Penelitian ini bertujuan mengkaji komposisi, populasi, dan dominansi spesies gulma pada berbagai kedalaman tanah. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu kedalaman tanah (0–10 cm, >10–20 cm, >20–30 cm, >30–40 cm, dan >40–50 cm) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menemukan 18 spesies gulma dari 9 famili. Kedalaman 0–30 cm memiliki jumlah spesies tertinggi (17–18 spesies) dengan populasi rata-rata 88.435–104.194 individu pot⁻¹, indeks keanekaragaman (H′) 2,49–2,67, dan indeks kemerataan (E) >0,87. Sebaliknya, pada kedalaman >30–50 cm jumlah spesies menurun menjadi 7 spesies dengan populasi hanya 18.431–20.735 individu pot⁻¹, H′ ±1,92 dan E <0,70, menunjukkan dominansi kuat dari beberapa spesies tertentu. Gulma rumput-rumputan dan teki mendominasi pada semua kedalaman, terutama Cyperus rotundus, Paspalum vaginatum, Panicum repens, Centothece lappaceae, dan Imperata cylindrica, sedangkan gulma berdaun lebar memberikan kontribusi lebih rendah. Beberapa spesies seperti C. rotundus, A. spinosus, dan S. nodiflora tetap viabel hingga >40–50 cm. Temuan ini menegaskan bahwa lapisan tanah dangkal (0–30 cm) merupakan sumber utama infestasi gulma pada tegakan jambu mete sehingga memerlukan strategi pengendalian terpadu.
Seed Bank Gulma dalam Tanah pada Lahan Pertanian yang Berbeda-beda di Lahan Kering Lalu Nara Andana; I Ketut Ngawit; Hery Haryanto
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 3 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/647g0855

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi tanah sebagai bank biji gulma pada berbagai ragam lahan pertanian di wilayah lahan kering, serta mengevaluasi keanekaragaman, dominansi, kemerataan, dan kelimpahan spesies gulma. Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima jenis tanah dari lahan perkebunan: jambu mete, perkebunan kelapa, tanah pekarangan, tanah tegalan, dan sawah tadah hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lahan berpengaruh nyata terhadap jumlah spesies, populasi, serta waktu tumbuh awal gulma. Lahan sawah tadah hujan memiliki keanekaragaman spesies tertinggi dengan dominansi yang rendah dan kemerataan yang tinggi. Sebaliknya, lahan tegalan menunjukkan dominansi spesies yang tinggi dengan keanekaragaman dan kemerataan rendah. Informasi ini penting untuk menentukan strategi pengendalian gulma yang tepat sesuai karakteristik ekosistem gulma pada masing-masing lahan pertanian.