Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Dilema Kenaikan Pangkat Guru: Antara Beban Pajak dan Persyaratan Kinerja yang Tidak Seimbang Aris Suharyadi; Fastabiq Falasiva Ahmada; Fayyaz Faryal Aziz; Sevina Putri Maharani4; Yovianes Maya Suranto; Stefanie Erlita Sulistyawati
Tadris: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2024): Tadris : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) kurang termotivasi untuk naik pangkat. Subjek penelitian ini terdiri dari tiga orang PNS yaitu Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum, tenaga pendidik urusan kepegawaian, dan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen.Teknik pemilihan responden dalam riset ini dilakukan dengan teknik pusposif. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus hingga membentuk sebuah siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan penghasilan yang signifikan ketika PNS naik pangkat.PNS guru golongan I dan II memiliki 0% wajib pajak sedangkan golongan III memiliki kewajiban pajak sebesar 15% dan akan bertambah seiring kenaikan pangkat PNS. Setiap kenaikan pangkat membutuhkan waktu yang lama setidaknya minimal 4 tahun dan harus memenuhi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Apabila hal tersebut tidak sesuai yang diharapkan maka terdapat konsekuensi, misalnya tidak mendapatkan tunjangan. Selain itu persyaratan untuk naik pangkat dari IIIc ke IIId membutuhkan 100 poin. Hal itu dirasa sangat memberatkan karena apabila PNS bekerja dengan intensitas normal maka biasanya hanya mendapatkan sekitar kurang dari satu poin. Sedangkan jika membuat karya tulis hanya mendapatkan empat poin. Oleh karena itu, banyak PNS yang merasa pajak pendapatan yang berlaku tidak sepadan dengan usaha untuk mereka menaikkan pangkat.
Unique Impact of Library Services Based On Timezone: Case Study in Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alam Nurul Islam Sleman Riawan, Yahya; Aris Suharyadi; Salman Rashid
DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 8 No. 1 (2025): VOLUME 8, NUMBER 8, 2025
Publisher : Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe: (1) the implementation of timezone services in the SDIT Alam Nurul Islam library, (2) their impact on library uses and student engagement, and (3) the challenges involved in their implementation. A qualitative descriptive approach was employed. This research was conducted at SDIT Alam Nurul Islam, Sleman Regency. The subjects of this study included school principals, teachers, librarians, and students. The results of the study concluded: 1) The implementation of time zones aims to increase student interest in libraries. It features both educational and traditional games, which are either made in-house or purchased. The most popular games among students are spinning tops and checkers.2) The positive impact is that it influences student interest and does not directly impact interest in reading and learning while a drawback is that some students become late to class due to extended playtime. 3) Implementation challenges include internal issues such as difficulties in creating games and limited space, and external issues related to student behavior. Research results show that the timezone service has a significant positive impact: (1) increasing students' enthusiasm to visit the library regularly, (2) fostering students' reading interest through targeted game media, and (3) becoming an educational entertainment alternative that supports a pleasant learning atmosphere at school. This innovation also encourages the role of the library as a child-friendly and inspiring literacy activity center. Thus, the timezone service can serve as a model for creative services that can be implemented in other elementary school libraries.
Analisis Manajemen Fasilitas Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Samirono suharyadi, Aris; Sari, Maya Novita
Jurnal Manajemen Pendidikan : Jurnal Ilmiah Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2024): April Issue
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jump.v6i1.68832

Abstract

Manajemen fasilitas pendidikan merupakan proses dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Penelitian manajemen fasilitas pendidikan di SD Negeri Samirono ini memiliki tujuan utama (1) untuk mendeskripsikan alur manajemen fasilitas pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Samirono. (2) mengidentifikasi permasalahan yang muncul, dan (3) mengetahui solusi yang diterapkan. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penggalian data menggunakan observasi lapangan, studi pustaka serta wawancara dengan salah satu guru sekaligus operator sekolah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alur manajemen fasilitas pendidikan di SD Negeri Samirono mencakup beberapa tahapan utama, yaitu perencanaan, pengadaan, penggunaan, serta pemeliharaan yang dilakukan secara berkala. Adapun kendala yang dihadapi adalah ketersediaan dana dan sumber daya manusia dalam mengelola fasilitas pendidikan.
Dinamika Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Suharyadi, Aris; Maharani, Andriana
Indonesian Journal of Education and Learning Vol. 8 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/ijel.v8i2.2277

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai dinamika SMK Negeri yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penyesuaian yang dihadapi selama menjadi SMK BLUD, khususnya dalam meningkatkan kemandirian di bidang ekonomi. Perubahan menjadi BLUD di SMK Negeri 5 Yogyakarta telah berjalan selama dua tahun sehingga menimbulkan penyesuaian dari berbagai aspek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pemilihan informan tersebut menggunakan purposif sampling dengan mempertimbangkan wewenang, tanggung jawab, dan tupoksi dari pengelola SMK BLUD. Informan terdiri dari kepala sekolah, bendahara sekolah, dan beberapa guru yang menjadi pengelola BLUD. Analisis data menggunakan Miles dan Hubermen flow model yaitu reduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan. Triangulasi metodologi dan data dilakukan untuk memastikan keabsahan data dalam penelitian ini. Analisis data Hasil dari penelitian ini adalah: (1) sumber dana yang salah satunya berasal dari APBD harus digunakan dengan baik agar menghasilkan surplus yang nantinya dikelola lagi untuk memenuhi kebutuhan sekolah. SMK menjadi lebih fleksibel mengelola keuangannya, namun terdapat target pendapatan yang harus dihasilkan dalam satu tahun pelajaran yang dipenuhi melalui penjualan produk secara online serta pameran rutin; (2) target yang telah ditentukan sebelumnya harus tercapai dari hasil penjualan produk praktikum tujuh jurusan secara akumulatif; (3) terdapat permasalahan dalam pengelolaan program ini seperti administrasi yang rumit, target yang tidak tercapai dalam triwulan, peralatan kurang memadai sehingga mengakibatkan produk karya siswa tidak dapat bersaing dengan rumah produksi non sekolah, dan adanya iuran wali siswa perbulan maupun pengeluaran lain-lain.
Government Direction on the Vocational School’s Performance Evaluation in Indonesia and Malaysia: Some Notes from Islamic Education’s Perspective Purwanto, Nurtanio Agus; Yuliana, Lia; Surya, Priadi; Suharyadi, Aris; Mat Nashir, Irdayanti; Abullah Kamal, Siti Soraya Lin; Darmadji, Ahmad
Millah: Journal of Religious Studies Vol. 23, No. 1, February 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol23.iss1.art11

Abstract

The vocational high school principal is a determining factor for the progress or failure of a school. Therefore, the principal's performance evaluation must be optimal. This study explores the government direction on this performance evaluation in two neighboring countries: Indonesia and Malaysia. The research method uses a qualitative approach, by interviewing both school supervisors and principals, and analyzing documents. The steps are 1) collection of resources through multi techniques; 2) reducing data with the aim of simplifying and categorizing data; 3) presenting data in the form of qualitative descriptions; 4) drawing conclusions and 5) compiling research reports and formulate comparative research findings. For Indonesia, once a year, the School Supervisor and a team from the Education Office in Indonesia are responsible for carrying out the review of the performance of the principals of vocational schools. The current evaluation of the principal of a vocational high school in Malaysia is a component of the overall review of the school's performance. Standard of Educational Quality in Malaysia is the name given to this evaluation, and it has been in effect since 2017. Standard 1 Kepemimpin is the most important benchmark to consider in relation to principal performance (Leadership). The performance evaluation in Indonesia seems still separated from school performance evaluation or accreditation. Although each evaluation scheme has its own format and purposes, the implementation could be made in such a concurrent time. Meanwhile in Malaysia, the principal performance is likely one of the evaluated aspects in the school performance evaluation (SKPM), especially Standard 1 Kepemimpinan (leadership) and Standard 2 Pengurusan Organisasi (organization management).