p-Index From 2020 - 2025
5.149
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Budaya Sekolah: " Ngumpulke Balung Pisah" Melalui Pengajaran Multikultur Abd. Jabar, Cepi Safruddin
Dinamika Pendidikan Vol 8, No 2 (2001): Dinamika Pendidikan No. 2, TH. VIII November 2001
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1698.871 KB)

Abstract

Budaya Sekolah: " Ngumpulke Balung Pisah" Melalui Pengajaran Multikultur
TEACHING-LOVING-CARING (ASAH-ASIH-ASUH) AND SEMI-MILITARY EDUCATION ON CHARACTER EDUCATION MANAGEMENT Asep Sukendar; Husaini Usman; Cepi Safrudidin Abdul Jabar
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOL. 38, NO. 2, JUNE 2019
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v38i2.24452

Abstract

Character education for students is important for their future because personal character traits determine the quality of human life. This qualitative study aims to analyze the planning and implementation of character education at Taruna Nusantara Senior High School (SHS), Magelang - a boarding senior high school that combines teaching-loving-caring (asah-asih-asuh) and semi-military education. The unit of analysis consists of individuals and group of subjects directly or indirectly involved in the education process at the researched school and the surrounding, as well as the artifacts. The data are collected through interview, observation, and documentation, and  are subsequently analyzed using Huberman and Saldana’s interactive model. The results indicate that, in the planning, the school put more emphasis on three characteristics in character education that characterizes the school:  religiosity, morality and leadership. The planning of character education is participatory and integrated. It is implemented in and around the boarding school learning environment. The activities include teaching, training, parenting, and student development.
THE CULTURECOMPONENTS OF EXCELLENT SCHOOL Cepi Safruddin AbdulJabar
Jurnal Kependidikan Vol. 1, No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.564 KB) | DOI: 10.21831/jk.v1i2.12515

Abstract

KOMPONEN BUDAYA SEKOLAH UNGGULAbstrak Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi komponen budaya sekolah unggul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Unit analisis dari penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri atas Kepala Sekolah, guru, siswa, tenaga kependidikan, dan tenaga penunjang lainnya. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumen. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan model 6 (enam) langkah model Cresswell yang meliputi mengoleksi data, menyiapkan analisis data, menelaah data, mengode data, serta membuat tema dan deskripsi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen budaya unggul yang teridentifikasi di SMA Negeri 1 Yogyakarta meliputi tiga hal. Pertama, nilai-nilai yang memandu aktivitas sekolah dan setiap individu yang terdiri atas: kerendahan hati dan kesederhanaan, hormat sesama dan kasih sayang; kejujuran; kedisiplinan; efisiensi dan produktivitas kerja; serta ketakwaan dan toleransi. Kedua, keyakinan yang berkembang di tengah-tengah warga sekolah yang meliputi keyakinan tentang prestasi dan keyakinan tentang disiplin. Ketiga, artefak budaya yang terdiri atas tugu teladan, slogan “Teladan Jayamahe!”, seragam sekolah, seragam sekolah siswa muslim, pahlawan, dan sejarah penting sekolah.Kata kunci: budaya, sekolah unggul , model CresswellAbstractThe study was aimed at identifying the components of the cultures of excellent schools. The study used a case-study research method. The subjects of the study consisted of the principal, teachers, students, and school staffof SMA Negeri 1 Yogyakarta. The data were collected through interviews, observations, and document techniques. The data were analyzed using Cresswell’s six-step model of collecting data, preparing data analysis, reviewing data, coding data, and creating data themes and descriptions. The results show that three culture components of excellent school were identified as first, the values that guide the activities of the school and each individual consisting of humility and simplicity, respect of others and compassion, honesty, discipline, efficiency and productivity of work, and faith and tolerance. Second, growing belief around the school community consisting of beliefs about achievement and discipline. Third, cultural artifacts consisting of Tugu Teladan with the slogan “Teladan Jayamahe!”, school uniforms, moslem students’ school uniform, heroes, and important historical school events.Keywords: school culture, excellence school, Cresswell model
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi Pendidikan dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Cepi Safruddin Abdul Jabar; Tri Joko Susilo
Jurnal Manajemen Pendidikan : Jurnal Ilmiah Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Vol 1, No 2 (2019): October 2019
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jump.v1i2.42433

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, supervisi pendidikan dan budaya sekolah terhadap kinerja guru. Lokasi penelitian yaitu sekolah dasar negeri (SDN) di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. 144 guru dipilih sebagai sampel penelitian dengan teknik area proportionate random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengujian hipotesis menggunakan rumus regresi sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, supervisi pendidikan dan budaya sekolah terhadap kinerja guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Implikasinya yaitu peningkatan kinerja guru perlu memperhatikan ketiga variabel yang mempengaruhi tersebut.
THE MODERATION EFFECT OF INFORMATION SYSTEMS ON VOCATIONAL HIGH SCHOOL PRINCIPAL DECISION-MAKING MODEL Didi Supriadi; Husaini Usman; Cepi Safruddin Abdul Jabar
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 40, No 1 (2021): Cakrawala Pendidikan (February 2021)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v40i1.31268

Abstract

A decision-making process in an organization is more effective if it is supported by reliable and valid information systems. Management Information System (MIS) and Decision Support System (DSS) are two systems commonly used by organizational leaders to collect information for making the Quality of Decision (QD). This study aimed to empirically investigate MIS influences on vocational high school principals’ QD. Besides, this study examined the moderation effect of the DSS on the decision-making processes. This quantitative research employed the survey method and purposive sampling technique. As many as 60 vocational high school principals and vice-principals in Yogyakarta, Indonesia were the participants of this study. They filled in questionnaires consisting of 19 items that were developed using the Likert scale. The quantitative data obtained were analyzed using Structural Equation Modeling. The research findings show that MIS has a significant effect on the quality of the decision-making process by vocational high school principals. However, for improving the decision quality, the model must be assisted by DSS as the moderator variable. MIS carries information required for principals while DSS provides data, model, and analysis instruments used for special cases in vocational high schools.
ANALISIS POSISI VARIABEL KEMAMPUAN DALAM PENELITIAN-PENELITIAN PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN Hanifa Intan Desiga; Cepi Safruddin Abdul Jabar
Dinamika Pendidikan Vol 22, No 2 (2017): Vol 22, No 2, November 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.305 KB)

Abstract

Berbicara tentang kemampuan individu di sekolah, ada baiknya kita berbicara tentang definisi kemampuan menurut beberapa ahli. Jason, Jeffery dan Michael (2015), mendefinisikan kemampuan sebagai fungsi dari gen dan lingkungan, dan takaran seseorang untuk melakukan suatu kegiatan tergantung pada sifat kemampuan. Sedangkan Stephen P. Robbins dan Timothy (2013) membatasi kemampuan sebagai kapasitas individu untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Sehingga kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan relatif stabil berbeda dengan skill  atau ketrampilan yang dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu dengan pelatihan dan pengalaman. Pendapat yang hampir senada dengan Jason, Jeggery, dan Michael dinyatakan oleh Mc Shane dan Von Glinow (2010) bahwa kemampuan mencakup bakat alam yang erat kaitannya dengan kompetensi. Kompetensi merupakan karakteristik individu dalam melakukan suatu kinerja yang unggul. Karakteristik bersifat pribadi seperti pengetahuan, bakat, kepribadian, konsep, dll). Dengan kata lain, dari ketiga rujukan di atas, kemampuan bisa didefinisikan sebagai takaran kompetensi seseorang karena kemampuan fisik dan atau karena lingkungannya untuk melakukan suatu aktivitas.
Pelaksanaan program Edmodo di sekolah dasar Feni Febryani Zaman; Cepi Safruddin Abdul Jabar
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Education, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jamp.v8i1.30589

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Edmodo di Sekolah Dasar Percobaan Negeri (SDPN) Sabang dan Sekolah Dasar Kristen (SDK) 5 BPK Penabur kota Bandung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuali-tatif, desain studi kasus. Subyek penelitian dengan purposive sampling yaitu ambassador, manajer Edmodo Amerika Serikat, guru, siswa, orang tua, kepala SDPN Sabang dan SDK 5 BPK Penabur, pengawas, Kepala Dinas Pendidikan kota Bandung dan staf program sarana dan prasarana. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumen. Pengujian keabsahan data adalah teknik triangulasi, member-check, dan audit eksternal oleh dosen pembimbing. Teknik analisis data menggunakan model Creswell. Hasil penelitian mengungkap pelaksanaan program Edmodo yaitu mengkaji dimensi siswa, guru, dan stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan program Edmodo. Permasalahan dalam pelaksanaan Edmodo adalah hambatan mindset dan niat, signal, sarana dan prasarana Edmdo, dan limitasi grup. AbstractThis research aims to describe the implementation of the Edmodo program at Sekolah Dasar Percobaan Negeri (SDPN) Sabang and Sekolah Dasar Kristen (SDK) 5 BPK Penabur Bandung. The research approach was qualitative, case study design. Research subjects with purposive sampling consisted of Ambassador, Edmodo’s United States manager, teachers, students, parents, head of SDPN Sabang and SDK 5 BPK Penabur Bandung, supervisor, head of Bandung Education Office, and staff of infrastructures. The techniques of collecting data were interviews, observation, and documents. The validity testing of data was triangulation, member-checking, and external audits by the lecturer. The analysis data used was qualitative analysis data from Creswell. The results of this research were the implementation of the Edmodo program was to examine the dimensions of students, teachers, and stakeholders involved in the implementation of the Edmodo program. The problem in the implementation was the barrier of mindset and intention, signal, infrastructure, and group limitation.
EVALUASI PROGRAM BSE (BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK) DI SMP NEGERI KOTA YOGYAKARTA Aris suharyadi; Cepi Safruddin Abdul Jabar
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): April
Publisher : Faculty of Education, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.349 KB) | DOI: 10.21831/amp.v4i1.7625

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk menjelaskan pencapaian implementasi manajemen BSE (Buku Sekolah Elektronik) di SMP Negeri Kota Yogyakarta, dan (2) menjelaskan pencapaian tujuan program BSE (Buku Sekolah Elektronik) di SMP Negeri Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi manajemen BSE (1) aspek perencanaan BSE termasuk dalam kategori “sangat efektif”; (2) aspek pengadaan BSE termasuk dalam kategori “sangat efektif”; (3) aspek inventarisasi BSE termasuk dalam kategori “efektif”; (4) aspek penyimpanan BSE termasuk dalam kategori “efektif”; (5) aspek penggunaan BSE termasuk dalam kategori “sangat efektif”; (6) aspek pemeliharaan BSE termasuk dalam kategori “sangat efektif”; (7) aspek penghapusan BSE termasuk dalam kategori “efektif”. Pencapaian tujuan program BSE menunjukkan: (1) aspek menyediakan sumber belajar alternatif, ditinjau dari sisi guru termasuk dalam kategori “efektif” dan dari sisi siswa termasuk dalam kategori “cukup”; (2) aspek menstimulus siswa untuk berpikir kreatif dengan bantuan TIK (teknologi, infomasi, dan komunikasi), ditinjau dari sisi guru termasuk dalam kategori “efektif” dan dari siswa termasuk dalam kategori “efektif”; (3) aspek mematuhi regulasi pemerintah, ditinjau dari sisi guru termasuk dalam kategori “kurang” dan dari sisi siswa termasuk dalam kategori “kurang”.
Evaluasi program wajib belajar 12 tahun pemerintah daerah Kota Yogyakarta Yenny Merinatul Hasanah; Cepi Safruddin Abdul Jabar
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol 5, No 2 (2017): September
Publisher : Faculty of Education, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/amp.v5i2.8546

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi: (1) pelaksanaan program (2) pencapaian tujuan program, dan(3) hambatan-hambatan pelaksanaan program wajibbelajar 12 tahun di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Model evaluasi yang digunakan adalah discrepancy evaluation program. Hasil penelitian program wajib belajar 12 tahun di Kota Yogyakarta bukan Compulsory Education, tetapi lebih merupakan Basic Education Program (BEP) yang didasari Universal Besic Education (UBE) yang pada hakekatnya berarti penyediaan akses yang sama untuk mengikuti pendidikan dasar terhadap anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan Program Wajib Belajar 12 Tahun: (a) kecukupan tanaga pendidik belum terpenuhi pada jenjang SD, (b) ketersediaan sarana  prasarana belum terpenuhisecara keseluruhan, dan(c) ketersediaan pembiayaan pendidikan sudah terpenuhi. (2) pencapaian tujuan program wajib belajar 12 tahun: (a) meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS), (b) mengurangi Angka Putus Sekolah (APS), (c) meningkatkan Angka Melanjutkan (AM), (d) program wajib belajar sudah dapat meningkatkan anak lulus minimal SMA/SMK dan sederajat, dan (e) terwujudnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan untuk semua. (3) Hambatan-hambatan Program Wajib Belajar 12 Tahunadalah: (a)rendahnya daya beli/tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan, (b) rendahnya minat anak dan kesadaran orang tua kurang terhadap pentingnya pendidikan untuk masa depan, (c) masih adanya anak putus sekolah di Kota Yogyakarta (d) sosialisasi program wajib belajar 12 tahun kurang maksimal, dan (e) tidak tepatnya subsidi (KMS) pemerintah Kota Yogyakarta.Kata kunci: evaluasi, pelaksanaan program,tujuan program, hambatan program AN EVALUATION OF THE 12 YEAR COMPULSORY EDUCATION PROGRAM OF THE CITY GOVERNMENT OF YOGYAKARTAAbstractThis study aims to: (1) evaluate the implementation (2) achievement of the purpose, and (3) obstacles in the implementation of the 12 year compulsory education program in Yogyakartacity.This study is an evaluation using the qualitative approach.Model used in this research is discrepancy evaluation model. The results of this study that the 12-year compulsory education program Yogyakarta instead of Compulsory Education, but rather the Basic Education Program (BEP) which is based on the Universal Besic Education (UBE) which essentially means providing equal access to basic education.(1) Theresults indicate that in the implementation of the 12 year compulsory education program: (a) the adequacyof educators isnot met, (b) the infrastructure is not ready, and (c) the educational funding isready. (2) The purpose the 12 yearcompulsory education program in the city of Yogyakarta is: (a) to improvethe welfare of the community, (b) to relieve the burden of education costs, (c) to make effort for students to pass a minimum of SMA/SMK and equal, (d) to increase enrollment rates, and (e)to expandaccess and equity in education for all. (3) The obstacles in the implementation of the 12 year compulsory education program are: (a) the low purchasing power and public participation in the funding of education, (b) the low interest in children and awareness of parents about the importance of education for the future, (c) theschool drop out of children in the city of Yogyakarta, (d) the minimum socialization of 12 years compulsory education, and (e) the lack of accuracy (KMS) of government subsidies.Keywords: evaluation,program implementation,program objectives, program constraintsv
Penerapan Literasi pada Anak Usia 5-6 Tahun Sebagai Upaya Persiapan Masuk Ke Jenjang SD/MI Endang Purnomosari; Cepi Safruddin Abdul Jabar; Muthmainah Muthmainah
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i4.2348

Abstract

Strategi guru merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Mengenalkan konsep dasar literasi kepada anak usia dini sebagai bekal memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, selain itu, anak juga dituntut paham tentang konsep literasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi guru untuk mengenalkan konsep dasar literasi pada anak kelompok B usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Cawas IV sebagai persiapan memasuki SD/MI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Hasil Penelitian menunjukan bahwa guru menggunakan beberapa strategi untuk mengenalkan konsep dasar literasi diantaranya strategi belajar langsung atau melalui bermain, melibatkan orang tua dalam kegiatan pembelajaran, bercerita, pemanfaatan media digital. Adapun faktor yang mempengaruhi guru untuk menggunakan strategi dalam mengenalkan konsep dasar literasi ialah karateristik peserta didik yang berbeda, kemampuan anak masih rendah, tuntutan orang tua dan adanya prasyarat untuk masuk SD/MI.