Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

SPATIAL ANALYSIS MOVEMENT OF DENGUE FEVER IN X HEALTH SERVICE, WEST JAVA INDONESIA: 2016 – 2019 Karmini, Mimin; Hasan, Nia Yuniarti; Ruliansyah, Andri; Wahyudin, Dindin
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 33 No. 4 (2023): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v33i4.1888

Abstract

Peningkatan kasus DBD sangat signifikan di Kabupaten Bandung Barat pada awal tahun 2019, hingga akhir Januari tahun 2019 mencapai  356 kasus. Belum ada informasi mengenai pola sebaran kasus dan lokasi yang berpotensi sebagi tempat penularan DBD. Informasi spasial dapat memperkirakan pola persebaran kasus dan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian DBD. Tujuan penelitian ini adalah memetakan kasus DBD berdasarkan lokasi pasien di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Bandung Barat, mengidentifikasi karakteristik pasien, menganalisis kepadatan penduduk, dan menentukan peta sebaran kasus DBD. Jenis  penelitian merupakan deskriptif dengan pendekatan analisis laporan kasus dan spasial. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran DBD di Puskesmas Cimareme tahun 2016 – 2019  menyebar ke arah timur laut dan barat daya. Daerah tersebut merupakan wilayah Desa Cilame dan Desa Tanimulya, yang merupakan wilayah dengan kecenderungan kasus dan kepadatan penduduk yang tinggi. Sedangkan Pola pergerakan kasus DBD pada tahun 2016, 2018 dan 2019 termasuk mengelompok, sedangkan tahun 2017 termasuk kategori mengacak. Upaya pengendalian kasus DBD dapat dilakukan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), membudidayakan kerjabakti setiap jumat (Jumat Bersih), dan pengendalian nyamuk dengan 3 M.   
Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Perilaku melalui Pemberdayaan Masyarakat dalam Buang Air Besar di RW 02 dan 12 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Karmini, Mimin; Septiani, Yosephina Ardiani; Rahmawati, Tati; Yulianto, Bambang; Setiawan, Ridwan; Ulfa, Rinda Maria
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i2.17477

Abstract

Background: Buang air besar sembarangan (BABS) menimbulkan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya penyakit diare, cholera, kecacingan, dan bisa menjadi faktor risiko terhadap stunting. Masyarakat RW 02 dan 12 Kelurahan Pasirkaliki Kota Cimahi sebagian kecil tidak memiliki tempat penampungan tinja sehingga membuang tinjanya langsung ke sungai. Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku praktik pembuangan tinja yang sehat. Metode: Pelaksanaan melalui 2 tahap yaitu 1. Tahap Persiapan: pengurusan surat ijin RW dan Puskesmas, survey lokasi, serta persiapan alat dan bahan. 2 Tahap pelaksanaan meliputi: Sosialisasi, penyuluhan, wawancara terhadap masyarakat, observasi lingkungan, musyawarah RW, dan praktik membangun septiktank dengan masyarakat. Sasarannya adalah Kepala keluarga di RW 02 dan 12 yang belum memiliki septictank. Hasil: Pengetahuan masyarakat RW 02 ada peningkatan sebesar 30,2% dan pada RW 12 ada peningkatan sebesar 20,2%. Adanya perubahan perilaku masyarakat BAB pada masyarakat mitra 1 sebanyak 6 anggota keluarga, dan pada masyarakat mitra 2 sebanyak 13 anggota keluarga. Adanya penambahan jumlah septiktang pada masyarakat mitra 1 RW 02, 1 septic tank, dengan kenaikan sebesar 0,34 %, sedangkan pada mitra 2 RW 12 setelah program bertambah 2 unit septiktank dengan kenaikan sebesar 0,43 %. Kesimpulan: Pihak Puskesmas Pasirkaliki harus melakukan monitoring dan evaluasi serta melakukan edukasi secara rutin dan berkesinambungan terhadap masyarakat terkait cara buang besar sehat dan cara pemeliharaan septiktank. Bekerjasama dengan pihak Puskesmas dan Ketua RW serta Pemerintah Daerah setempat untuk dapat menambah jumlah septiktank pada rumah warga yang belum memiliki septiktank, serta masyarakat harus melakukan penyedotan terhadap septiktank minimal 3 tahun sekali.