Komang Ayu Kartika Sari
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Dan Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 46 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Periode Waktu Inisiasi Anti-Retroviral Terapi (ART) Berhubungan dengan Perbedaan Outcome dan Tingkat Kadar CD4 pada Kasus HIV Positif Wayan Citra Wulan Sucipta Putri; Anak Agung Sagung Sawitri; Komang Ayu Kartika Sari
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 14 No. 3: SEPTEMBER 2018
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.936 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v14i3.4123

Abstract

Early ART (Anti Retroviral Therapy) treatment at higher CD4 levels is believed to provide better outcomes.This study aims to determine the differences in outcomes and levels of CD4 levels based on the initiation periodof ART in HIV positive patients. This is a retrospective study, using secondary data to see differences in outcomes(CD4, morbidity, morbidity, lost to follow-up) of patients based on time-span status of ART initiation. The studypopulation was all HIV-positive patients who were or had undergone antiretroviral therapy in Denpasar City. Atotal of 312 patients were included in the study according to the criteria. The results showed that the proportionof subjects who had a CD4 cell rise of only 0-99sel/mm3 tended to be greater in the group who started ART morethan 12 weeks compared to those who started ART 12 weeks down (44.7% vs 36.7%). Vice versa, the proportionof subjects who had a CD4 increase ≥100 cells/mm3 was greater in the ART initiation group ≤12 weeks (73.3% vs55.3%) p=0.046. The proportion of subjects who died and lost to follow up was greater in the subjects who startedART over 12 weeks than the opposite (respectively 11% and 24.2% vs 5% and 12.7%, p=0.003). Significant differenceswere also seen, the proportion of subjects who were still on HAART was greater in the group of subjects whoinitiated HAART ≤12 weeks (64.8% vs 82.4%, p=0.003).
Pendukung Waktu Kunjungan Dini Wanita Pekerja Seks ke Klinik Infeksi Menular Seksual di Denpasar Putu Cintya Denny Yuliyatni; Komang Ayu Kartika Sari
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 16 No. 3: SEPTEMBER 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.314 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v16i3.9591

Abstract

Female sex workers (FSW) are recommended routine to do a screening of Sexually Transmitted Infection (STI) clinics because they are the risk group. The Integrated Biological and Behavioral Survey of Indonesia showed a low number of FSW return visits to STI services in the last 3 months. The study aimed to determine the factors of the early visits of FSW to the STI clinic. This research was a cross-sectional of 102 FSW samples taken consecutively. Data analysis using the chi-square test and multiple logistic regression. The results were obtained that: of the total sample, the majority (69.6%) were direct FSW, secondary education (56.9%), and had no health insurance (72.5%). Only 23.5% of FSWs returned screening in 3 months. Multivariate analysis results showed direct FSW (aOR=9.11;CI95%=1,835-45,283), who rarely/never use condoms with customers (aOR=4.69;CI95%=1,631-13,535) and who had no insurance (aOR=3.18;CI95%=1,017-9,940) returned to STI clinic more earlier (≤3 months) than other groups. The low return of FSW and its determinants need attention. Outreach strategies by field staff based on the type of FSW and the adjusted outreach materials are needed to increase the return of FSW to STI services.
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL MELALUI MEDIA KOMIK DAN LEAFLET UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DALAM UPAYA MENCEGAH KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI SD NEGERI 12 PADANGSAMBIAN DENPASAR BARAT Ni Kadek Wiwik Dwipayanti; Komang Ekawati; Komang Ayu Kartika Sari
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 4 No 2 (2017): Desember (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.524 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2017.v04.i02.p10

Abstract

ABSTRAKInformasi mengenai kesehatan seksual sangat penting diberikan untuk anak- anak, agar mereka tahu akan kondisi tubuhnya, kondisi lawan jenisnya dan pemahaman untuk menghindarkan dari kekerasan seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media mana yang efektif digunakan untuk anak SD dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku tentang upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi Eksperiment Design dan teknik pengambilan subjek purposive sampling. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan memberikan intervensi dengan menggunakan media komik dan leaflet. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD dengan rentang umur 10-12 tahun sebanyak 86 responden. Dianalisis dengan uji T sampel berpasangan (paired sampel T test) dan Independent T test. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengetahuan responden meningkat setelah diberikan media komik sebanyak 12,98 dan perilaku siswa meningkat sebanyak 11,23. Adanya peningkatan rata-rata skor pengetahuan siswa SD sebanyak 9,60 dan peningkatan rata-rata skor perilaku siswa SD sebanyak 8,66 mengenai tindakan yang lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual dengan menggunakan media leaflet. Kesimpulan adanya peningkatan pengetahuan dan perilaku siswa SD mengenai pencegahan kekerasan seksual pada anak menggunakan media komik maupun leaflet. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan kepada sekolah, orang tua, dan pemegang kebijakan yakni (P2TP2A) untuk memberikan informasi terkait pencegahan kekerasan seksual dan menggunakan media yang efektif seperti media komik dan leaflet.Kata Kunci : Kekerasan seksual, Media komik, Media leaflet. ABSTRACTSexual health information is very important to be given to the children in order to give them knowledge on their body, their opposite gender body and to give understanding on how to prevent them from sexual violence. The aim of this research was to know which media that effective to be used to improve knowledge and behavior of student in one primary education in Bali on how to prevent sexual violence. This is a quantitative research using a Quasi Experiment design to understand the effectiveness of the comic and leaflet on improving knowledge of the research subject on sexual violence. Subject of the research was selected using purposive sampling and data gathered using questioners. Subject of the research were primary school’s student year 5 with aged 10-12 years old with total number was 86 respondents. Data analysis using T test with paired sample and Independent T test. Finding indicated that the knowledge of the subject improves after given information on sexual violence using comic as media health promotion. There are 12.80 and the behavior of the children also improve to 11, 23. The mean score of knowledge of the students also increase as much as 8,66 on the action to prevent the occurrence of the sexual violence by using leaflet. To conclude, there is an increase in knowledge and behavior of the student about the prevention of the sexual violence among children using comic and leaflet as health promotion media. It is suggested that for schools, parents and District of Protection of Women and Children Right to give information on prevention of sexual violence using comic and leaflet as media education.Keywords : Sexual Violation, Comic, leaflet
DETERMINAN PERILAKU SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH PUSKESMAS KUTA UTARA TAHUN 2017 Ketut Sri Astuti; Komang Ayu Kartika Sari; Desak Putu Yuli Kurniati
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 4 No 2 (2017): Desember (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.993 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2017.v04.i02.p07

Abstract

ABSTRAKPuskesmas Kuta Utara merupakan salah satu puskesmas perkotaan di Kabupaten Badung yang memiliki proporsi tertinggi (18,8%) wanita usia subur positif tumor atau benjolan pada payudara. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada wanita usia subur masih rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan perilaku SADARI pada wanita usia subur di wilayah Puskesmas Kuta Utara. Penelitian analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 62 sampel wanita usia subur melalui wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji chi-square) dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (54,8%) wanita usia subur melakukan perilaku SADARI dengan baik. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa pendidikan (RP= 2,563; p=0,003; 95%CI: 1,174-5,594), tingkat pengetahuan (RP=2,143; p=0,003; 95%CI: 1,208-3,801), dan dukungan sosial (RP= 1,812; p=0,033; 95%CI: 1,266-2,594) memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku SADARI pada wanita usia subur. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku SADARI adalah tingkat pengetahuan (AOR=6,107; p=0,003; 95%CI: 1,879-19,851) dan dukungan sosial (AOR=11,807; p=0,033; 95%CI: 1,216-114,683). Simpulan dari penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan dan dukungan sosial merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku SADARI. Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dan dukungan peer group, khususnya bagi kelompok wanita usia subur yang memiliki perilaku SADARI yang masih rendah. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperdalam penelitian ini dengan menggunakan berbagai variabel yang belum diteliti.Kata kunci: SADARI, Wanita Usia Subur, Kualitatif ABSTRACTKuta Utara Health Center is one of the health centers in urban areas of Badung Regency that has the highest proportion (18,8%) of women of childbearing age who have positive breast tumors or lumps. The results of a preliminary study showed that the behavior of Breast Self-Examination (BSE) in women of childbearing age is still poor. The purpose of this study was to determine the determinants of BSE behavior in women of childbearing age in the North Kuta Health Center area. This analytic study used a cross sectional approach which was conducted on 62 samples of women of childbearing age through interviews using a questionnaire. Data was analysed using univariate, bivariate (chi-square test) and multivariate (logistic regression) analysis. The results showed that the majority (54,8%) of women of childbearing age performed BSE behavior well. Chi-square test results showed that education (PR = 2,563; p = 0,003; 95% CI: 1,174-5,594), level of knowledge (PR = 2,143; p = 0,003; 95% CI: 1,208-3,801), and social support (PR = 1,812; p = 0,033; 95% CI: 1,266-2,594) have a significant relationship with BSE behavior in women of childbearing age. Results of multivariate analysis showed that level of knowledge (AOR = 6,107; p = 0,003; 95% CI: 1,879-19,851) and social support (AOR = 11,807; p = 0,033; 95% CI: 1,216- 114,683) were the determinants of BSE behavior. The conclusion of this research is level of knowledge and social support are factors that influence BSE behavior. Health workers are expected to improve the provision of information, education and communication (IEC) and also peer groups support, especially for groups of women of childbearing age who have poor BSE behavior. Further researcher is expected to deepen this research by using various variables that have not been studied.Keywords: BSE, Women of childbearing age, Qualitative
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR Merry S Afriani; Komang Ayu Kartika Sari
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 4 No 2 (2017): Desember (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.33 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2017.v04.i02.p03

Abstract

ABSTRAKBerhenti menggunakan narkoba merupakan kesulitan terberat bagi seorang pecandu karena sering sekali pecandu mengalami sugesti serta rasa sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku penggunaan, pemulihan kecanduan narkoba, dan proses pengambilan keputusan untuk berhenti. Metode kualitatif dengan rancangan studi kasus digunakan dalam penelitian ini, dimana lima orang informan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan thematic analysis. Teknik pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara peer debriefing dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dua informan yang melewati semua tahapan proses berhenti yang dimulai dari tahapan menilai informasi baru, melihat alternatif-alternatif yang ada, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, dan bertahan meskipun ada feedback negatif. Faktor terbesar yang dapat mempengaruhi keberhasilan untuk berhenti menggunakan narkoba adalah niat kuat dalam diri dan adanya dukungan keluarga yang positif. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan berhenti menggunakan narkoba dipengaruhi oleh niat dan adanya dukungan positif dari keluarga.Kata Kunci : Pengguna Narkoba, Proses Pengambilan Keputusan, Dukungan Keluarga ABSTRACTQuitting drugs is one of the most challenging goal for a drug addict because the addicts frequently face withdrawal and pain. This study aims to describe drugs use behavior, rehabilitation of drug addiction and decision-making process to quit drugs. Qualitative method with case study approach was applied on this study. Five informants were selected by purposive sampling. Data were collected by in-depth interviews which then analysed with thematic analysis. Data validity techniques applied for the study were peer debriefing and literature review. Study result revealed only two informants went through all stages of quitting process, starting from receiving new information, exploring available alternatives, making commitment and sustaining despite presence of negative feedbacks. The biggest factors that influence success of quitting drugs are strong internal motivation and positive family supports. This study showed that strong internal motivation and positive family supports are influential to the success of quitting drugs.Keywords: Drug, Decide, Family support
POLA PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ISPA BAGIAN ATAS DI PUSKESMAS SUKASADA II PADA BULAN MEI – JUNI 2014 Adi Yulianto; Komang Ayu Kartika Sari
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.091 KB)

Abstract

ISPA merupakan penyakit yang umum dan global di masyarakat. Pada pusat layanan primer seperti di Puskesmas Sukasada II, angka kunjungan pasien ISPA tercatat sebanyak 3,091 pasien pada tahun 2013 dan tercatat sebanyak 1,452 pasien di periode Januari - Juni 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemberian kortikosteroid pada pasien ISPA bagian atas dan indikasi pemberiannya. Kriteria pasien dalam penelitian adalah pasien rawat jalan yang terdiagnosis ISPA bagian atas yang tercatat di Puskesmas Sukasada II pada Mei – Juni 2014. Penelitian menggunakan metode studi deskriprif cross-sectional menggunakan pengumpulan data sekunder yang berasal dari register dan rekam medis pasien ISPA bagian atas yang berobat di Puskesmas Sukasada II. Karakteristik berdasarkan umur pasien ISPA di Puskesmas Sukasada II adalah balita (46,5%). Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi tertinggi terdapat pada jenis kelamin laki-laki (52,8%) dan berdasarkan letak desa, tertinggi di Desa Pancasari (54,2%). Berdasarkan tanda dan gejala keluhan demam (21,4%), batuk (20,4%), pilek (14,8%), bersin (14,8%), sekret hidung (14,8%), sakit tenggorok (7,1%), dan sakit kepala (6,7%). Diagnosis ISPA bagian atas dibagi menjadi sinusitis (8,3%), common cold (11,1%), rinitis (13,9%), tonsilitis (25,0%), dan faringitis (41,7%). Pemberian kortikosteroid pada pasien ISPA mencapai 27,1% dengan kortikosteroid yang digunakan adalah prednison (15,3%) dan deksametason (11,8%). Pemberian kortikosteroid berdasarkan gejala dan tanda klinis pada pasien ISPA sudah sesuai berdasarkan penelitian yang telah dilakukan akan tetapi belum ada pedoman indikasi pemberian kortikosteroid yang pasti pada pasien ISPA. Pemberian kortikosteroid pada pasien ISPA berdasarkan diagnosis meliputi, tonsillitis (41,6%), faringitis (26,7%), rinitis (25%), common cold (18,9%), dan sinusitis (0%). Pemberian kortikosteroid pada pasien infeksi, termasuk ISPA adalah kontraindikasi kecuali pada pasien sepsis bakteri gram negatif dan membantu mengurangi kerusakan jaringan akibat inflamasi yang berlebihan di bawah pengawasan ketat. Pemberian kortikosteroid pada pasien anak-anak dengan common cold dapat memperburuk gejala.  
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN MENGANTUK DENGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Nyoman Yuni Suryani Dharmaputri Pinatih; Luh Putu Ariastuti; Komang Ayu Kartika Sari; Putu Aryani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i2.P03

Abstract

Mahasiswa yang mengalami kekurangan waktu tidur dapat mengakibatkan kondisi mengantuk. Rasa mengantuk yang selalu datang akan berdampak pada produktivitas dan kreativitas mahasiswa. Aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas fisik, keterpaparan media, durasi tidur dan asupan gizi merupakan faktor-faktor yang terkait dalam rasa mengantuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian mengantuk dengan asupan gizi dan aktivitas sehari-hari pada mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah 134 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter yang dipilih dengan menggunakan metode random sampling pada bulan April 2019. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner berisi data mengenai aktivitas sehari-hari serta food recall untuk mengukur konsumsi pangan. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik (p=0) dan durasi tidur (p=0,005) dengan rasa kantuk. Tidak tampak adanya hubungan yang signifikan antara kejadian mengantuk dengan keterpaparan media (p=0,631), asupan karbohidrat (p=0,951), protein (p=0,377), lemak (p=0,539), dan serat (p=0,309). Analisis multivariat menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan durasi tidur secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan terhadap rasa kantuk (nilai p<0,05). Variabel durasi tidur memiliki pengaruh dominan terhadap rasa kantuk (OR=4,403). Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian mengantuk dengan aktivitas fisik dan durasi tidur dengan dominansi efek dari durasi tidur. Kata kunci: Rasa kantuk, aktivitas sehari-hari, asupan gizi
Jenis kelainan anal dan karakteristik pada lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki (LSL) yang melakukan pemeriksaan anoskopi di Klinik Bali Medika Periode Agustus 2014-Agustus 2015 Indah Purnama; Komang Ayu Kartika Sari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.6 KB)

Abstract

Anoscopy examination performed to detect abnormalities in anal. This study was to determine the type of abnormalities anal, which obtained from the result of the examination anoscopy, characteristics, and risk factors of the MSM in Bali Meidka Clinic who perform anoscopy examination August 2014-August 2015. This study using medical records by taking cross-sectional data, This study using univariate and bivariate analyzes.Of the 178 samples were succefully carried out a search of medical records, obtained by 0,6% diagnosed with anal cyst, 0,6% with herpes/candida, 44,4% with proctitis, and 15,2% with condyloma. Characteristics of the MSM doing examination anoscopy in Bali Medika Clinic with a high proportion have a high school education amounted to 41,1%, 88,2% unmarried, age group 26-37 years old amounted to 48,3%, frequency of visits anoacopy only one time of a year amounted to 68,8%, not infected with HIV amounted to 72,5%, do not use a condom at last sexual intercourse amounted to 44,4%, type of sexual intercourse at last sexual intercourse is receptive amounted to 34,8%, and examination anoscopy <7 days of last sexual intercourse amounte to 39,8%. LSL with proctitis tends to be found in groups with receptive and inserive sexual intercourse. Keywords: MSM, anoscopy, characteristics.
GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN KECAMATAN DAWAN KLUNGKUNG BALI 2014 Patricia Stephanie; Sari Komang Ayu Kartika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.619 KB)

Abstract

Chronic energy deficiency in pregnant women persists as health problem in Indonesia. The prevalence of pregnant woman with chronic energy deficiencyin Indonesia is 21,6%. Based on data in Puskesmas Dawan I, the prevalence of pregnant women with chronic energy deficiency takes 6,2%. To prevent the risk of chronic energy deficiency in pregnant women before pregnancy, reproductive age women should have good nutritional status, for instance upper arm circumference is 23,5 cm minimally. The aim of this research is to find out the description of chronic energy deficiency incidence, knowledge of nutrition and the impact of chronic energy deficiency, and consumption pattern in reproductive age women at Pesinggahan Village. This research may give suggestions to UPTD Puskesmas Dawan I to take effective actions in giving information and other health promotions. In addition, it may improve the knowledge of reproductive age women about balance diet, food selection, meal frequency, food portion, and the impact of chronic energy deficiency. Improvement of the knowledge hopefully can improve the behavior and meal frequency of pregnant women.  This research is a cross-sectional descriptive study with total sample 47 respondents that consist of married reproductive age women in Pesinggahan Village. Data was collected by questionnaire. The collected data would be analyzed in descriptive way that presented in data tabulation and explained by table and narration. The result showed that 7 respondents (14,9%) got chronic energy deficiency and 40 people (85,1%) did not. The 91,5% of fertile-age women had good behavior whereas poor behavior one took 8,5%. Two respondents (6,9%) with income above the minimum wages got chronic energy deficiency and 5 respondents (10,6%) with income below the minimum wages got chronic energy deficiency. 4 respondents (9,3%) with good behavior got chronic energy deficiency whereas 3 respondents (75%) with poor behavior got chronic energy deficiency.
POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA BAGIAN ATAS DI PUSKESMAS SUKASADA II PADA BULAN MEI – JUNI 2014 Hermawan Hermawan; Komang Ayu Kartika Sari
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.105 KB)

Abstract

ISPA merupakan masalah global kesehatan masyarakat dengan prevalensi dan beban biaya kesehatan yang tinggi. Di Puskesmas Sukasada II, ISPA merupakan penyakit terbanyak yang datang ke puskesmas Sukasada II sebesar 3,091 pasien pada tahun 2013 dan 1,452 pasien dari bulan Januari - Juni 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemberian antibiotik pada pasien ISPA bagian atas rawat jalan di wilayah kerja Puskesmas Sukasada II pada bulan Mei – Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriprif cross-sectional dengan cara pengumpulan data sekunder register dan rekam medis pasien ISPA yang berkunjung di Puskesmas Sukasada II. Karakteristik sebaran kategori umur penderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sukasada II sebagian besar merupakan balita (46,5%) dengan prevalensi tertinggi pada jenis kelamin laki-laki (52,8%) dan tertinggi di Desa Pancasari (54,2%). Diagnosis ISPA diklasifikasikan dengan sebaran  faringitis (41,7%), tonsilitis (25,0%) , rinitis (13,9%) , common cold ( 11,1%) dan sinusitis (8,3%). Pemberian antibiotik pada pasien ISPA mencapai 93,8% dengan antibiotik terbanyak yang digunakan adalah kotrimoksasol, penoksimetil penisilin, amoksisilin dan siprofloksasin. Pemberian antibiotik berdasarkan diagnosis pasien ISPA bagian atas masih ada yang belum sesuai dengan pedoman pengobatan yang ditetapkan.