Ni Luh Putu Suariyani
Department Of Public Health And Preventive Medicine, Faculty Of Medicine, Udayana University

Published : 46 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PENDERITA KANKER PAYUDARA DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN AWAL KE PELAYANAN KESEHATAN Dyanti, Gusti Ayu Resa; Suariyani, Ni Luh Putu
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JANUARY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.3742

Abstract

AbstrakKeterlambatan penderita kanker payudara melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari 80%. Hal ini mengakibatkan kejadian kanker payudara banyak yang ditemukan pada stadium lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keterlambatan penderita kanker payudara dalam melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan. Desain penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan desain case control yang dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan concecutive sampling dan convenient sampling dengan jumlah sampel 108 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keterlambatan penderita kanker payudara dalam melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan yaitu tingkat pendidikan (tingkat pendidikan rendah p=0,001;OR 5,67 dan tingkat pendidikan sedang p=0,008;OR 3,65), tingkat pengetahuan (tingkat pengetahuan kurang p<0,001;OR 15,7 dan tingkat pengetahuan cukup p=0,011;OR 9,5), keterjangkauan biaya (p=0,003;OR 5,95), keterpaparan informasi/media massa (p=0,011;OR 2,75), dukungan suami/keluarga (p<0,001;OR 4,35), dan perilaku deteksi dini (tidak pernah SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) p<0,001;OR 11,08 dan tidak rutin SADARI p=0,032;OR 5.18)).Kata Kunci : Kanker payudara; Keterlambatan Pemeriksaan Payudara; Rumah Sakit Sanglah AbstractAlmost 80% of breast cancer patients In Indonesia have delayed in breast cancer screening. The purpose of this study was to determine some factors associated with breast screening retardation of breast cancer patient. This was an analytical observational study with case control design conducted in April-May 2015. Samples were collected by consecutive sampling and convenient sampling with the number of sample  were 108. The result showed that there were six factors had a significant association with breast screening delay of breast cancer patient. Those were education level (low education level p=0,001;OR 5,67 dan moderate education level p=0,008;OR 3,65), knowledge level (low knowledge level p<0,001;OR 15,7 dan moderate knowledge level p=0,011;OR 9,5), cost affordability (p=0,003;OR 5,95), information/massa media exposure (p=0,011;OR 2,75), partner/family support (p<0,001;OR 4,35), and early detection behavior (have not had early detection p<0,001;OR 11,08 dan infrequently early detection p=0,032;OR 5.18).Keyword : Breast cancer; Breast screening retardation; Sanglah Hospital.
FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PENDERITA KANKER PAYUDARA DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN AWAL KE PELAYANAN KESEHATAN Dyanti, Gusti Ayu Resa; Suariyani, Ni Luh Putu
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.3742

Abstract

AbstrakKeterlambatan penderita kanker payudara melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari 80%. Hal ini mengakibatkan kejadian kanker payudara banyak yang ditemukan pada stadium lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keterlambatan penderita kanker payudara dalam melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan. Desain penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan desain case control yang dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan concecutive sampling dan convenient sampling dengan jumlah sampel 108 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keterlambatan penderita kanker payudara dalam melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan yaitu tingkat pendidikan (tingkat pendidikan rendah p=0,001;OR 5,67 dan tingkat pendidikan sedang p=0,008;OR 3,65), tingkat pengetahuan (tingkat pengetahuan kurang p<0,001;OR 15,7 dan tingkat pengetahuan cukup p=0,011;OR 9,5), keterjangkauan biaya (p=0,003;OR 5,95), keterpaparan informasi/media massa (p=0,011;OR 2,75), dukungan suami/keluarga (p<0,001;OR 4,35), dan perilaku deteksi dini (tidak pernah SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) p<0,001;OR 11,08 dan tidak rutin SADARI p=0,032;OR 5.18)).Kata Kunci : Kanker payudara; Keterlambatan Pemeriksaan Payudara; Rumah Sakit Sanglah AbstractAlmost 80% of breast cancer patients In Indonesia have delayed in breast cancer screening. The purpose of this study was to determine some factors associated with breast screening retardation of breast cancer patient. This was an analytical observational study with case control design conducted in April-May 2015. Samples were collected by consecutive sampling and convenient sampling with the number of sample  were 108. The result showed that there were six factors had a significant association with breast screening delay of breast cancer patient. Those were education level (low education level p=0,001;OR 5,67 dan moderate education level p=0,008;OR 3,65), knowledge level (low knowledge level p<0,001;OR 15,7 dan moderate knowledge level p=0,011;OR 9,5), cost affordability (p=0,003;OR 5,95), information/massa media exposure (p=0,011;OR 2,75), partner/family support (p<0,001;OR 4,35), and early detection behavior (have not had early detection p<0,001;OR 11,08 dan infrequently early detection p=0,032;OR 5.18).Keyword : Breast cancer; Breast screening retardation; Sanglah Hospital.
PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERILAKU VAKSINASI HPV PADA SISWI SMA SWASTA Christine Mariane Dethan; Ni Luh Putu Suariyani
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 2: JUNI 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.233 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v13i2.1989

Abstract

Kabupaten Badung merupakan kabupaten pertama di Provinsi Bali yang memiliki kebijakan pemberian vaksinasi kanker serviks gratis kepada siswi SMA. Kebijakan ini mulai diterapkan pada tahun 2012 dan ditujukankepada siswi yang bersekolah di SMA negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentang perilaku pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV pada siswi kelas X di SMA swasta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 154 siswi SMA swasta di Kabupaten Badung yang terpilih secara probability proportional to sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkansebanyak 8,4% responden memiliki pengetahuan baik tentang kanker serviks, 16,9% responden memiliki pengetahuan baik tentang vaksin HPV. Lebih dari 50% responden memiliki sikap negatif terhadap kanker serviks dan vaksinasi HPV dan 64,3% responden memiliki perilaku baik terhadap pencegahan kanker serviks. Sebesar 92,2% responden belum melakukan vaksinasi HPV. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kanker serviks akan meningkatkan peluang responden memiliki perilaku pencegahan yang baik dengan OR sebesar 8,3. Responden dengan pengetahuan baik tentang vaksin HPV berpeluang 13,6 kali lebih besar memiliki sikap positif terhadap vaksin HPV dibandingkan yang pengetahuannya kurang.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA WANITA USIA SUBUR Putu Wahyuni Wulandari Karnawati; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2022.v09.i01.p11

Abstract

Globally and in Indonesia, the discovery of breast cancer cases in 2020 has increased compared to 2018. The increase in cases is not comparable to early detection efforts, one of which is BSE. The purpose of this study is to describe BSE behavior in reproductive age women in Mataram and the factors that influence through the Precede Proceed theory. The independent variables were age, education, knowledge, attitudes, information exposure and social support, while the dependent variable was BSE behavior. The type of research is analytic observational with a cross sectional study design. The inclusion criteria are women aged 20-49 years live in Mataram City with a sample size of 170 WUS. The sampling technique were voluntary and snowballing sampling. Data were analyzed by descriptive analysis, different proportion test and logistic regression. The results showed that four variables had a significant influence on BSE behavior, namely age category (OR=4.47:95%CI=1.18–16.96), knowledge (OR=57.42:95%CI=6.16– 534.64), family support (OR=13.14:95%CI=0.50–341.32) and friend support (OR=6.64:95%CI=0.98–44.59). The results of this study are expected to encourage the community to be able to provide mutual support, as well as an increase in educational programs related to BSE. Keywords: BSE, Reproductive Age Women, Precede Proceed Theory
EVALUASI SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANGLI TAHUN 2017 Ni Wayan Sri Widyantari; Made Pasek Kardiwinata; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 1 (2018): Juni (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.502 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i01.p05

Abstract

ABSTRAKKejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli selama empat tahun beturut-turut mengalami peningkatan, dari tahun 2012 sebesar 22,7 per 100.000 penduduk menjadi 558,5 per 100.000 penduduk pada tahun 2016, dikarenakan Program Pengendalian DBD belum berajalan secara maksimal diantaranya belum terbentuknya kader jumantik dan sistem kewaspadaan dini rumah sakit yang belum berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi sistem surveilans DBD di Kabupaten Bangli berdasarkan penilaian input dan proses surveilans. Penelitian ini menggunakan rancangan evaluasi pada input dan proses dengan populasi puskesmas di Kecamatan Bangli, Tembuku, Susut, dan Dinkes Kabupaten Bangli. Sampel adalah seluruh populasi, dengan responden petugas surveilans. Data primer hasil wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder melalui dokumentasi dan laporan surveilans. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil dari komponen input sistem surveilans seperti tenaga, sarana dan dana belum sesuai standar. Komponen proses seperti data surveilans masih ada yang belum dianalisis. Penyebaran informasi melalui website dinas kesehatan juga belum dilakukan. Evaluasi surveilans berdasarkan atribut juga belum optimal. Melalui evaluasi sistem surveilans, diharapkan memberi masukan dalam perbaikan pengendalian DBD di Kabupaten Bangli.Kata Kunci: Evaluasi, Surveilans, DBD
PEMETAAN DISTRIBUSI KEJADIAN DAN FAKTOR RISIKO STUNTING DI KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019 DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Putu Aris Budiyasa Putra; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i01.p06

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, Kabupaten Bangli menempati urutan pertama sebagai kebupaten dengan proporsi stunting tertinggi di Provinsi Bali, sebesar 43,2%. Kejadian stunting dipengaruhi oleh multi faktor termasuk kewilyahan, geografis, bahkan demografis suatu wilayah. Penggambaran stunting dengan menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografi) bermanfaat untuk mengetahui pola penyebaran kejadian stunting dan kaitan kejadian stunting dengan faktor risiko stunting pada suatu wilayah. Penelitian ini menggunakan rancangan crossectional deskriptif dengan menampilkan data sekunder sebaran jumlah kasus stunting dan faktor risikonya dengan pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi pengolahan peta dalam proses SIG. Hasil penelitian menggambarkan kasus stunting tersebar di seluruh kecamatan dengan kasus tertinggi ada di Kecamatan Susut dan yang terendah di Kecamatan Bangli. Pada beberapa daerah dengan kasus stunting yang tinggi berada jauh dari layanan puskesmas. Wilayah Kabupaten Bangli didominasi daerah rural dengan sebaran kasus yang banyak terdapat di wilayah rural. Kasus stunting banyak dijumpai di wilayah dataran sedang dan pegunungan. Beberapa wilayah yang memiliki cakupan Jamban Sehat Permanen (JSP) rendah memiliki kasus stunting yang tinggi. Pola kasus stunting di Kabupaten Bangli tahun 2019 beserta faktor risikonya dapat digambarkan melalui peta sebaran kasus stunting dan layering tiap faktor risikonya. Disarankan agar dapat mempertimbangkan peta sebaran stunting dalam pengambilan kebijakan penanganan stunting di Kabupaten Bangli. Kata kunci: Stunting, Pemetaan, SIG
KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PADA OBAT TRADISIONAL YANG BEREDAR DI PASARAN Putu Larassita Abdi PertiwI; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 7 No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2020.v07.i02.p08

Abstract

ABSTRAK Obat tradisional seperti jamu masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, banyaknya jenis obat tradisional yang saat ini muncul di pasaran. Tahun 2018 terdapat 135 industri obat di Indonesia. Dengan banyaknya obat tradisional yang beredar menyebabkan sulitnya melakukan pengontrolan industri obat tradisional yang tidak menerapkan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dalam proses produksi obat tradisional. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran penggunaan bahan kimia obat pada berbagai produk obat tradisional. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan pengumpulan data sekunder. Dengan menggunakan teknik analisis data univariate. Hasil : Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa telah adanya penurunan obat tradisional dengan bahan kimia obat. Kandungan bahan kimia terbanyak ditemukan pada obat tradisional yang berkhasiat Jamu Stamina Pria. Bahan kimia obat yang masih banyak ditemukan yakni : Sildenafil Sitrat, Paracetamol, Dexamethason, CTM, Na Diklofenak, Fenibutason, Piroksikam, Sibutramin HCL. Penurunan penggunaan obat tradisional dengan bahan kimia obat dapat bukan berarti tidak ada obat tradisional yang menggunakan bahan kimia obat. Hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat yang tertarik dengan efek yang lebih cepat yang diberikan. Namun, masyarakat tidak tahu bahwa obat yang dikonsumsi tersebut apabila di konsumsi secara terus menerus akan memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
TREND KARAKTERISTIK DEMOGRAFI PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI (2013-2018) I Wayan Darsana; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 7 No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.426 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2020.v07.i01.p05

Abstract

ABSTRAK Skizofrenia di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 2013 dan 2018 menunjukan bahwa prevalensi skizofrenia mengalami peningkatan dan penurunan yang fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat trend kesehatan jiwa (skizofrenia) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali berdasarkan karakteristik demografi periode 2013 - 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan rancangan longitudinal deskriptif study. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien RSJ yang mengalami skizofrenia yang tercatat di register serta merupakan kasus baru periode 1 Januari 2013 - 31 Desember 2018. Karakteristik yang dicari dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, dan asal pasien. Pasien gangguan jiwa di RSJ Provinsi Bali selama enam tahun terakhir 64% nya merupakan pasien skizofrenia. Gangguan jiwa skizofrenia lebih banyak terjadi pada umur dewasa sebesar (58%), berjenis kelamin laki-laki (66%), sebanyak (58%) tidak kawin, (88%) tidak bekerja, tidak sekolah (33%) dan asal pasien dari Kabupaten Gianyar sebanyak (16%). Berdasarkan trend menunjukan bahwa trend kunjungan gangguan jiwa mengalami penurunan disetiap tahunnya, hanya mengalami peningkatan trend ditahun 2017 dan trend kembali turun ditahun 2018. Adanya penguatan sistem surveilans yang terpadu dan terintegrasi dari Puskesmas hingga RSJ Provinsi Bali sangat diperlukan agar data pasien gangguan jiwa skizofrenia menjadi lebih baik dan terintegrasi. Kata kunci: Skizofrenia, Trend, Karakteristik ABSTRACT Schizophrenia in Indonesia based on the results of Basic Health Research in 2007, 2013 and 2018 showed that the prevalence of schizophrenia had a fluctuating increase and decrease. This study aims to look at the trend of schizophrenia in the Mental Hospital (RSJ) of Bali Province based on the demographic characteristics of the period 2013 - 2018. This study was a descriptive study using a desain longitudinal study. The sample in this study were all RSJ patients who had schizophrenia recorded in the register and were new cases in the period 1 January 2013 - 31 December 2018. Characteristics sought in this study were age, sex, marital status, employment, education, and patient's origin. Mental patients in RSJ in Bali Province for the past six years 64% were schizophrenic patients. Schizophrenia mental disorders occur more at the age of adults (58%), male sex (66%), as many (58%) do not marry, (88%) do not work, do not go to school (33%) and the origin of patients from Gianyar Regency as much (16%). There is an integrated and integrated surveillance system from the Health Service Center to the Provincial Hospital in Bali so that schizophrenic mental patients data get better and integrated. Keywords: Skizofrenia, Trend, Characteristics
GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PENDERITA KANKER PAYUDARA POST MASTEKTOMI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 Gusti Agung Sri Guntari; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 3 No 1 (2016): Juni (2016)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.973 KB)

Abstract

Cancer is a non-communicable disease and remains a public health problem in the world. The type of cancer commonly found in women is breast cancer. Advancements in medical technology have led to new treatments for breast cancer, one of them is the mastectomy. This treatment can affect the physical and/or psychological aspect of the patient. The purpose of this study was to know patients condition with breast cancer at the Sanglah Hospital Denpasar from physical and psychological aspects post-mastectomy. This research was a cross-sectional descriptive study. This study involved 41 respondent with breast cancer post-mastectomy with consecutive sampling. Results showed that 34.1% of respondents were below 40 years old and 51.2% had low education level. In physical aspects, the result showed that most breast cancer post-mastectomy patients had a good physical condition (48.8%) and about 53.7% were unproductive. In psychological aspects, 56.1% patients had minimal depression level, and 90.2% patients had positive body image. Among patients with the bad physical condition, 91.7% were unproductive. Meanwhile, 50% of patients with depression were unproductive and 50% of patients with negative body image were also unproductive. Most of the patients were still unable to do formal work. Therefore, it is advised that patients participate in light physical activities to increase productivity with the possibility of producing something with economic value. Those efforts are part of tertiary prevention, especially rehabilitation process.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI KABUPATEN BADUNG Ni Putu Gita Antari; Ni Luh Putu Suariyani
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i02.p08

Abstract

ABSTRAK Skizofrenia merupakan penyakit yang berpotensi tinggi menimbulkan kekambuhan. Kekambuhan skizofrenia mengakibatkan 72% penderita skizofrenia tidak mampu bekerja, 69% direhospitalisasi, 22% melakukan percobaan bunuh diri, dan 20% dipasung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di Kabupaten Badung. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Crossectional. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Jiwa Puskesmas I Abiansemal dan RSUD Mangusada pada Januari–Juni 2020. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia yang melakukan pengobatan di lokasi penelitian. Teknik sampling menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 112 sampel. Data dianalisis secara Univariat, Bivariat dan Multivariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi pasien skizofrenia mengalami kekambuhan sebesar 35,71%. Variabel yang berhubungan dengan kekambuhan pasien skizofrenia di Kabupaten Badung yaitu dukungan keluarga (p=0,0308; PR:1,86; 95% CI:1,13-3,06), kepatuhan minum obat (p=0,0120; PR:1,87; 95 CI:1,16-3,03), tingkat pendidikan (p=0,0004; PR:2,89; 95% CI:1,47-5,69), dan status pekerjaan (p=0,0014 ; PR:4,11; 95% CI:1,37-12,30). Variabel yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien skizofrenia yaitu tingkat pendidikan (OR:8,9). Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan. Sebagai upaya mencegah kekambuhan, keluarga pasien skizofrenia diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan pasien skizofrenia. Kata Kunci: Skizofrenia, Kekambuhan, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat, Jarak Tempat Tinggal dengan Pelayanan Kesehatan Jiwa ABSTRACT Schizophrenia is a disease that potentially results of relapse. 72% patients with relaps schizophrenia causes inability to work, 69% is re-hospitalised, 22% attempted suicide, 20% are put into the stock. This study aims to describe the factors that related to the relapse of schizophrenia patients in Badung Regency. This study is observational analytic with crossectional design. This study done in Poliklinik Jiwa Puskesmas I Abiansemal and RSUD Mangusada in January-June 2020. Sample of this study were patients with schizophrenia disease that came to research area. Used Simple Random Sampling technique with 112 samples. Univariat, Bivariat, and Multivariat Analysis used in analysing data. The results showed 35.71% of schizophrenia patients had relapse. Variables were related to relapse of schizophrenia patients were family support (p=0,0308; PR:1,86; 95%CI:1,13-3,06), medication adherence (p=0,0120; PR:1,87; 95%CI:1,16-3,03), education level (p=0,0004; PR:2,89; 95%CI:1,47-5,69), and employment status (p=0,0014;PR:4,11; 95%CI:1,37-12,30). Variable most associated with relapse in schizophrenic patients is level of education (OR:8,9). It can concluded that factors related to relapse in schizophrenia patients in Badung Regency are family support, medication adherence, education level, and employment status. In effort to prevent relapse, schizophrenia patients' families are expected to pay more attention to factors that can cause schizophrenia patients to recur. Keywords: Schizophrenia, Relapse, Family Support, Medication Adherence, The Distance of Their Home's with Psichiatry Clinic
Co-Authors Adhi, I Gusti Ayu Mirah Artha, Luh Putu Wulandari Artika Dewi Amri Azmy, Liza Ulil Brahmantya, Ida Bagus Yorky Cahyani, Ida Ayu Made Gia Christine Mariane Dethan Deni Witari Deni Witari, Deni Desak Gede Yenny Apriani Desak Putu Yulita Kurniati Dewa Nyoman Wirawan Dewa Nyoman Wirawan, Dewa Nyoman Dinar Lubis Dinar Lubis Drs. I Wayan Darsana,M.Ed . Dyah Pradnyaparmita Duarsa Gonçalves, Marilia Juvi Gusti Agung Sri Guntari Gusti Ayu Resa Dyanti, Gusti Ayu Resa I Gede Andre Cahya Pratama I Gusti Ayu Sri Darmayani I Made Subrata I Made Subrata I Made Subrata, I Made I MADE SUTARGA I Nengah Sujaya I Nyoman Mangku Karmaya I Nyoman Mangku Karmaya I Nyoman Mangku Karmaya I Putu Wily Anggara Wijaya I Wayan Weta I.W.G.A.E. Putra Ida Bagus Yorky Brahmantya Januario Nuno Dos Reis Gomes K Tangking Widarsa Kadek Anggie Wisandewi Mayun Kadek Dina Puspitasari Kadek Tresna Adhi Kariasih, Ni Luh Nu Komang Ayu Kartika Sari Krisnawati, Putu Ayu LPL Wulandari Luh Seri Ani M.D. Kurniasari Made Intan Kusuma Dewi Made Pasek Kardiwinata Mangku Karmaya Mangku Karmaya Maria Ulfah Marilia Juvi Gonçalves Mayun, Kadek Anggie Wisandewi N.K. Ekawati N.P. Widarini N.W.A. Utami Ni Ketut Nopi Widiantari Ni Ketut Sutiari Ni Made Ari Febriyanti Ni Made Ari Febriyanti Ni Made Nujita Mahartati Ni Made Rai Widiastuti Ni Made Rai Widiastuti Ni Made Sri Nopiyani Ni Made Utami Dwipayanti Ni Putu Gita Antari Ni Putu Riza Kurnia Indriana Ni Putu Widarini Ni Wayan Septarini Ni Wayan Sri Widyantari Nyoman Tigeh Suryadhi Pande Putu Januraga Puspitasari, Kadek Dina Putu Aris Budiyasa Putra Putu Ayu Ratna Darmayanti Putu Ayu Ratna Darmayanti Putu Ayu swandewi astuti Putu Hary Chandrakrisna Putu Larassita Abdi PertiwI Putu Riza Kurnia Indriana Putu Wahyuni Wulandari Karnawati putu Widarini Rina Listyowati Rina Listyowati, Rina Sari Andajani Sari Andajani, Sari Sari, Komang Ayu Kartika Sawitri, Anak Agung Sagung Suandana, Iwan Abdi Suhartiningsih Suhartiningsih Suhartiningsih Suryadhi, Nyoman Tigeh Teguh Permana Wahyuni, Luh Putu Sudi Wardana, Ketut Eka Larasati Widiantari, Ni Ketut Nopi Wulandari, LPL