Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia saat ini, salah satunya adalah penyakit Diabetes Melitus. Di Kota Jambi, prevalensi penyakit diabetes mellitus yang tinggi dan terus meningkat menjadi beban penyakit yang menurunkan produktivitas masyarakat. Kebijakan dan program pengendalian penyakit seharusnya memadai, namun hasil penelitian menemukan bahwa terdapat kesenjangan besar antara program dan beban PTM yang harus diatasi. Posbindu-PTM dan Prolanis merupakan dua program yang berupaya mengendalikan penyakit diabetes melitus, namun belum ada koordinasi dalam pelaksanaan kedua program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pelaksanaan Posbindu PTM dan Prolanis serta dampaknya terhadap pelayanan kesehatan diabetes melitus di Kota Jambi dengan menggunakan model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melibatkan 15 orang informan yang merupakan pemangku kepentingan dan pelaksana program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pelayanan diabetes melitus integrasi Posbindu PTM dan Prolanis telah dilaksanakan di beberapa Puskesmas Kota Jambi dalam bentuk pelaksanaan di lapangan dalam satu waktu, namun kelemahan dalam pelaksanaannya berasal dari standar dan sasarannya, sumber daya dan sikap pelaksana. Perlu adanya dukungan yang kuat dari pemangku kepentingan untuk mengupayakan integrasi program untuk layanan PTM terutama diabetes melitus.