Winongo, Gajah Wong, dan Code adalah tiga sungai yang melintasi Yogyakarta. Banyak industri yang membuang limbah ke ketiga sungai ini, sedangkan Cr adalah logam berat yang banyak terdapat pada limbah industri. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat potensi fitoremediasi Cr, tetapi umumnya pada limbah cair industri, bukan pada perairan langsung. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi logam berat Kromium (Cr) di ketiga sungai serta potensi fitoremediasinya. Sampel air dan sedimen diambil dari hulu, tengah dan hilir, kemudian kandungan Cr dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Untuk melihat potensi fitoremediasinya dilakukan eksperimen dengan eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) di greenhouse FMIPA UNY. Pengukuran kualitas air diujikan ke Laboratorium BBTKL-PP. Hasil penelitian menunjukkan ketiga sungai teridentifikasi cemaran Cr tetapi masih di bawah ambang baku mutu menurut Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air di Provinsi DIY Kelas 1. Potensi eceng gondok dan kayu apu sebagai fitoremediator air sungai yang tercemar Cr tidak tampak jelas karena konsentrasi Cr pada ketiga sungai masih rendah di bawah ambang baku mutu (<0.05 mg/L), akan tetapi dilihat dari performa tanaman maka kedua gulma ini berpotensi untuk menjadi fitoremediator di sungai yang tercemar Cr.