Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PEREMPUAN KEPALA DESA: Kajian Dediferensiasi dan Derasionalisasi Peran Perempuan Kepala Desa dalam Pembangunan Pedesaan Ashari Ismail; Firman Umar; Bakhtiar Bakhtiar
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v18i1.44941

Abstract

Penelitian  ini adalah  kajian   tentang  peran perempuan  Kepala Desa   Manuba, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan,  dalam  masyarakat berkultur  patriarch. Peran  perempuan kepala desa ini  adalah indikasi dari peran yang sering dianggap “tidak nisacaya” dilakukan perempuan.  Tujuan penelitian ini  adalah mengurai tentang  dediferensiasi dan derasionalisasi peran Kepala Desa dalam pembangunan pedesaan, sebagai peran yang  memiliki  akses dan control---dan sekaligus memberikan “pembuktian” urgensi  kiprah perempuan dalam  ranah politik  pedesaan. Riset yang menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi  ini, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen urgen dalam riset ini adalah “peneliti sendiri”, yang mengikuti asumsi sosial kultural.  Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, yakni analisis yang bertolak pada kesahian data,  mengeneralisasi data valid, memberikan tafsiran dan menetapkan generalisasi secara induksi, dengan dipandu secara “deduksi”.Hasil penelitian menunjukkan  bahwa dediferensiasi dan derasionalisasi peran serta perempuan  dalam ranah politik, sebagai Kepala Desa di Desa  Manuba,  bukan   semata  ideology of women,  tetapi peran yang dituntut oleh masyarakat.  Kiprah perempuan Kepala Desa Manuba,  adalah peran yang tidak lepas dari  peran-peran  publik--- walaupun peran-peran domestik, tidak dapat dilepaskan dan diambil alih oleh laki-laki.  Dediferensiasi (ketidaaan perbedaan gender antara laki – perempuan, dengan kemajuan yang regresif )  dan derasionalisasi, menafikan kebiasaaan, yang rasional, yang cenderung terjastifikasi dalam masyarakat patriarch. Dalam hal ini kiprah perempuan Kepala Desa adalah kiprah, yang tidak kurang dari lelaki, kiprah yang dituntut dan diharapkan pada komunitas masyarakat patriarch Manuba, --- yang tidak menimbulkan kegoncangan budaya atau anomi ketidakselarasan.
Menapaki Jejak Karakteristik Sosial Kultural Basis Sasaran Transmigrasi Ashari Ismail
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 11, No 2 (2023): EQUILIBRIUM : JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/equilibrium.v11i2.10849

Abstract

AbstrakPenelitian  ini  berupaya mengurai   jejak karakteristik sosiokultural  komunitas transmigran, saat awal program transmigrasi dicanangkan pada  salah satu daerah transmigrasi. Riset ini  adalah bagian urgen,  untuk memahami “relevansi” antara kebijakan pemerintah yang bersifat top down, dengan kesiapan komunitas transmigran dalam menerima dan melakukan pesan-pesan pembangunan transmigrasi. Penelitian mengambil setting riset pada komunitas Baras Sembilan, Mamuju Sulawesi Barat. Problem pokok riset ini,  tentang jejak  karakteristik sosial  kultural, lingkungan sosial (termasuk lingkungan fisik) komunitas Baras Sembilan, sebagai lokasi sasaran transmigran, dalam melihat terwujudnya transmigran yang berdayaguna dan sesuai dengan misi pembangunan.  Riset  ini menggunakan  penelitian kualitatif  deskriptif, ditunjang  dengan pendekatan historis.   Hasil riset    menunjukan bahwa karakteristik sosial kultural (termasuk fisik) komunitas Baras Sembilan, adalah pemukiman yang yang disetting dengan kondisi yang  terpencil, yang berjarak sekitar 19 Km, dari Bambaloka, dan jarak dari Mamuju sekitar lebih 270 km. Pemukiman Baras  Sembilan adalah lokasi trasmigran yang datar, bukan daerah ketinggian, yang amat cocok dengan perkebunan sawit. Canangan transmigran secara top down  dengan multi etnik  dan multi agama. Respon komunitas transmigran dengan canangan pembangunan secara top down adalah melakoni kehidupan para transmigran dengan bersinergi  dengan melakukan aktivitas yang berdayaguna, dan penuh kerukunan dalam pergaulan sesama para transmigran dan masyarakat lokal.Sinkronisasi antara pembangunan secara topdown dan botton up, cukup nampak,  dan sesuai dengan misi pembangunan transmigran, walaupun yang masih ada problematik kemasyarakatan yang perlu dibeinahi, demi terciptanya “masyarakat transmigran” yang berdaya guna.
Kekerasan terhadap Perempuan Pedagang Jalanan Ashari Ismail; Firman Umar
Seminar Nasional LP2M UNM 2017
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.707 KB)

Abstract

Kajian ini adalah studi tentang kekerasan terhadap perempuan pedagang jalanan. Riset ini, adalah bagian dari misi advokasi terhadap perempuan pedagang jalanan, --- dalam menghapus tindak kekerasan terhadap perempuan . Riset yang di laksanakan di Kabupaten Barru ini, dipahami --- mengungkapkan tentang kekerasan yang bias gender. Mengacuh pada UU nomor 23, 2004, : PP RI No. 23 Tahun 2004, dan UU RI No. 7 Th 1984, cukup menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan pedagang jalanan di Kabupaten Barru, telah terjadi dalam ranah public dan ranah domestic. Kekerasan terhadap perempuan dalam ranah public seperti perlakukan yang kurang manusiawi (hardik, bentak, label, hingga pelecehan seksual) yang dilakukan oleh para pelanggan lelaki. Sedang kekerasan dalam ranah domestic; berupa pemukulan atau hardikan yang dialami oleh perempuan dari suami atau kerabat laki-laki, dengan berbagai sebab: cemburu atau factor psikis lain yang dialami oleh suami atau kerabat laki-laki. Kata kunci:
Pola Kerja Perempuan Tani dalam Pencarian Nafkah Keluarga Musdaliah Mustadjabar; Ashari Ismail
Seminar Nasional LP2M UNM 2017
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.572 KB)

Abstract

Kajian ini, adalah kajian tentang pola kerja perempuan petani, yang mengambil setting pada komunitas Larewa Dalam, Kabupaten Luwu. Peran kerja perempuan tani, adalah peran yang memiliki diferensiasi peranan, fungsi, akses dan control. Persoalan ini, amat urgen, sebagai bagian rekonstruksi cultural kesetaraan gender, laki- perempuan.. Perempuan petani, melakukan berbagai tindakan gender, tidak hanya dalam lingkup domestic, tetapi menjadi pencari nafkah utama, dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam kaitan demikian, memahami dinamika relasi gender (laki-laki perempuan) petani, adalah sumber daya yang memiliki --- peran yang tidak kurang dari laki-laki di pedesaan dalam pencarian nafkah keluarga, bukan warga second class. Kata kunci:
Traces of Mountain Rural Development Collective Policy in Local Community Relations with Migrants Ashari Ismail
Jurnal Office Volume 9, Number 1, January-June 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jo.v9i1.46772

Abstract

Tracing the tracks of transitional rural development collective policies, is a study of policies designed jointly, between the village government and the local community (read: village). This development departs from local initiatives, taking into account the cultural potential and human resources. This research was carried out in Kaili Village, West Suli District, Luwu, South Sulawesi. The research was carried out using a qualitative method, a sociohistorical approach. The research targets were all community groups (indigenous and immigrant communities) in Kaili Village, and the determination of the research sample was done by purposive sampling. The results of the study show that collective rural development policies are made possible by factors: the figure of the leader, needs and security, and cultural patterns of Siri Pacce. Based on these factors there are a number of collective policies, designed within the Kaili community, namely: social solidarity/solidarity and tolerance, accommodation and assimilation, and mutual cooperation/cooperation and competition. This collective policy enables Kaili's human development, in a harmonious and associative relationship, which is in favor of the interests of the local community and immigrants. A harmonious and humane relationship between the future group and the local community is a relationship that is far from conflict. Cooperation and adjustment in social relations occur in a mutually beneficial relationship, in accordance with village rules.
Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Gerakan Literasi Bagi Siswa-siswi SMA Batara Gowa di Kabupaten Gowa. St Junaeda; Ashari Ismail; Heri Tahir; Firman Umar; Andi Dewi Riang Tati; Maya Kasmita; Muhammad Jihad Firman
Humanis Vol. 22, No. 1 Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v22i1.47435

Abstract

Salah satu persoalan yang masih umum terjadi dikalangan siswa adalah masih rendahnya minat membaca maupun menulis. Hal ini juga dialami oleh siswa yang ada di SMA Batara Gowa. Mekipun letaknya yang berada di Ibukota Kabupaten Gowa yaitu Kota Sungguminasa yang sangat memungkinkan bagi kemudahan untuk mengakses beberapa perpustakaan sebagai sumber belajar, ternyata belum mampu meningkatkan dan memperbaiki secara signifikan gerakan literasi pada siswa SMA Batara Gowa. Demikian juga dengan kemampuan untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan seperti menghasilkan karya tulis imiah sederhana juga masih sangat kurang bagi mereka. Masih rendahnya kesadaran untuk memperkaya bacaan maupun untuk menuangkan ide mereka dalam tulisan, diperlukan beberapa upaya untuk peningkatan gerakan literasi bagi mereka. Salah satu yang bisa dijadikan pemantiknya adalah mengajak membaca dengan cara membagikan beberapa buku dengan tema yang ringan dan sesuai dengan usia mereka. Sedangkan untuk mengenalkan dalam dunia karya tulis ilmiah dilakukan dengan memberikan beberapa contoh tema dan judul penelitian, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menghasilkan contoh dan mendesain dari tema-tema karya tulis ilmiah. Abstract. One of the problems that is still common among students is the low interest in reading and writing. This is also experienced by students at SMA Batara Gowa. Although its location in the capital city of Gowa Regency, Sungguminasa City, makes it easy to access several libraries as learning resources, it has not been able to significantly increase and improve the literacy movement in Batara Gowa High School students. Likewise, the ability to express ideas in written form such as producing simple scientific papers is also still very lacking for them. The low awareness to enrich their reading and to express their ideas in writing requires some efforts to improve the literacy movement for them. One thing that can be used as a trigger is to invite reading by sharing several books with light themes and according to their age. Meanwhile, introducing them to the world of scientific writing is done by providing several examples of themes and research titles, so that they have the ability to produce examples and design from the themes of scientific papers
Kontribusi Perempuan Pemecah Kemiri Dalam Menopang Ekonomi Keluarga Ashari Ismail; Mauliadi Ramli; Sopian Tamrin
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 3
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Riset ini, adalah riset yang berupaya untuk mengeksplanasi urgensi perempuan sebagai pemecah kemiri, dalam menopang ekonomi keluarga. Riset dilakukan pada komunitas, perempuan pemecah kemiri di Kelurahan Mallawa, Mallusetasi Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Riset ini  menggunakan pendekatan kualitatif rasionalistik. Hasil riset menunjukkan, perempuan pemecah kemiri memliki kontribusi nyata dalam menopang ekonomi keluarga, sebagai penghasilan tambahan, atau okuvasi sambilan, ditengah himpitan ekonomi yang menderahnya. Dengan penghasilan tambahan tersebut, mengkonstruk perempuan pemecah kemiri, bukan semata pekerja domestik, tetapi  juga  memiliki posisi tawar dalam keluarga, sebagai penyambung hidup keluarga, demi keberlangsungan hidup perempuan dan keluarganya. Kata Kunci: Perempuan, Pemecah Kemiri, Ekonomi, Keluarga
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Musrembang: Optimalisasi Tata Kelola Untuk Penguatan Kapasitas dan Kemandirian Lokal: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Musrembang: Optimalisasi Tata Kelola Untuk Penguatan Kapasitas dan Kemandirian Lokal A. Aco Agus; M. Ridwan Said Ahmad; Ashari Ismail; A. Dody May Putra Agustang; ibrahim arifin
Paramacitra Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Volume 01 Nomor 01 (November 2023)
Publisher : PT Ininnawa Paramacitra Edu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musrembang menjadi bagian dalam proses penyusunan sistem perencanaan dan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap tahunnya. Program rencana kerja digunakan untuk memetakan kebutuhan masyarakat dan menentukan kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan potensi dari sumber daya dan jaringan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan urgensi musrembang dan kebutuhan program kerja yang berangkat dari aspirasi dan kebutuhan real masyarakat dalam mendorong pembangunan kemandirian lokal dimana prasyarat utama adalah tata kelola, penguatan kapasitas, dan partisipasi masyarakat, maka pengabdian kepada masyarakat ini bekerja sama dengan instansi terkait yaitu LPM Kelurahan La’latang dalam bimbingan/pendampingan penyusunan program kerja Pj, Ketua RT dan Pj, Ketua RW keluarahan La’latang, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemerintahan desa dalam melaksanakan program kerja yang berorientasi pada kebutuhan dan partisipasi masyarakat. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah FGD dan survey evaluasi program. Manfaat pengabdian mendorong keberdayaan masyarakat dalam hal penguatan kapasitas dan keterlibatan masyarakat dalam menyusun program kerja sehingga target dan sasaran dapat ditentukan sesuai dengan capaian visi dan misi.
PEMBINAAN KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PADA MASYARAKAT DESA PEGUNUNGAN YANG PLURAL Ashari Ismail; Idham Irwansyah; Saifuddin; A. Aco Agus; Sunania
Paramacitra Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Volume 01 Nomor 01 (November 2023)
Publisher : PT Ininnawa Paramacitra Edu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembinaan kehidupan sosial keagamaan pada masyarakat desa yang plural, adalah esensi mendasar membangun tatanan kehidupan pedesaan yang jauh dari konflik. Komunitas pegunungan Tandara Kaili, adalah salah satu komunitas plural yang berada di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Pluralitas dusun ini diindikasikan dengan percampuran berbagai etnik yang datang. yang memungkinkan rawan terjadinya problematik dan konflik sosial dalam masyarakat.Alternatif dalam mengatasi hal ini, dengan melakukan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan metode cerama, yang dikemas dengan nuansa keagamaan. Dengan bimbingan, pembinaan kehidupan sosial yang dilakukan menunjukkan adanya upayah memupuk kesadaran, dengan meminimalkan atau menghindari konflik sosial demi terciptanya masyarakat yang harmoni dan jauh dari segregasi sosial.
PEMBINAAN KOMUNITAS PEDESAAN TRANSISI: Desiminasi Keagamaan Komunitas Pedesaan Transisi Menyongsong Bulan Suci Ramadhan 1445 H di Dusun Tandara, Kaili Luwu Ashari Ismail; A. Aco Agus; Firman Umar; Saifuddin
Paramacitra Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2024): Vol. 1 No. 2 (2024): Volume 01 Nomor 02 (Mei 2024)
Publisher : PT Ininnawa Paramacitra Edu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62330/pjpm.v1i02.71

Abstract

Pembinaan keagamaan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan kualitas keislaman suatu komonitas masyarakat transisi di Dusun Tandara, Kaili Luwu, Sulawesi Selatan. Komunitas ini mayoritas beragama Islam dan terdiri dari beberapa etnik (Soppeng, Barru, Pare-Pare, Toraja, dan lain-lain) dengan keterbatasan terkait literasi ilmiah dan keagamaan. Pembinaan dengan metode ceramah terkait ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan, diharapkan dapat lebih meningkatkan / minat dan memotivasi masyarakat dalam menjalankan ibadah dengan konsisten, dan penuh antusias, dan menjauhi hal yang bertentangan dengan nilai agama.