Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERBEDAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 CIAWIGEBANG TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DAN MEDI TEKS NARASI Hanifah, Ifah; Permana, Rian
FON : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 2 (2016): JURNAL FON
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah Penelitian ini yaitu : 1) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 dalam Ciawigebang pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri? 2) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ciawigebang dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media teks narasi? 3)Adakah perbedaan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ciawigebang dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri dan media teks narasi? Metode: metode eksperimen sungguhan Simpulan: Berdasarkan data dan pengolahan data maka peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut. 1) Kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri, berkategori baik. Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai rata-rata 66 berada pada rentang nilai 60-80. Jadi, hipotesis yang peneliti ajukan, diterima. 2) Kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media teks narsi, berkategori cukup. Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai rata-rata 58 berada pada rentang nilai 50-60. Jadi, hipotesis yang peneliti ajukan, diterima. 3) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri dan media teks narasi pada siswa kelas XI IPS 4 dan XI IPS 5 SMA Negeri 1 Ciawigebang tahun ajaran 2014/2015. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penghitungan dengan uji t yang menghasilkan t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu t hitung 4,12 > t tabel 1,66. Artinya, kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media gambar seri lebih baik dari pada media teks narasi.Kata kunci: Perbandingan, menulis cerpen, media gambar seri, dan media teks narasi
Pembelajaran Seni Budaya dengan Model Project Based Learning (PJBL) melalui Lesson Study Fuja Siti Fujiawati; Rian Permana; Giri Mustika Roekmana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v5i1.8774

Abstract

Abstract : Learning art and culture in schools aims to foster and develop the personality of students, nurture a sense of aesthetics, critical attitude, appreciation, and enrich the lives of students creatively. To achieve these learning objectives, effective learning design is needed so that the teacher can implement them when learning at school. One learning model that can foster student creativity is the Project Based Learning (PJBL) model. Through the project-based learning model can provide student experience in solving project-based problems as a first step in gathering and integrating new knowledge based on experience in actual activities. Therefore, the development of cultural arts learning is strongly influenced by the role of teachers in schools. Lesson Study is one of the many ways in which a teacher can improve his professionalism in learning in school. The purpose of this study is to develop cultural arts learning using Project based learning (PJBL) learning models, where students will solve project-based problems provided by the teacher using scientific methods. The method used in this research is a qualitative approach. The results showed that using the Project based learning (PJBL) learning model through lesson study can help teachers to develop a set of learning and can provide better learning. Keywords: Cultural Arts, Project based Learning (PJBL), Lesson Study Abstrak : Pembelajaran seni budaya di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian peserta didik, mengasuh rasa estetik, sikap kritis, apresiatif, dan mengayakan kehidupan peserta didik secara kreatif. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut dibutuhkan perancangan pembelajaran yang efektif agar dapat di implementasikan guru pada saat pembelajaran di sekolah. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreatifitas siswa adalah model Project Based Learning (PJBL). Melalui model pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan pengalaman siswa dalam memecahkan masalah berbasis proyek sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran seni budaya sangat dipengaruhi oleh peran guru di sekolah. Lesson Study adalah salah satu dari banyak cara dimana guru dapat meningkatkan profesionalisme-nya dalam pembelajaran di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model pembelajaran Project based learning (PJBL), dimana siswa akan memecahkan masalah berbasis proyek yang diberikan oleh guru dengan menggunakan metode ilmiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Project based learning (PJBL) melalui lesson study dapat membantu guru untuk mengembangkan seperangkat pembelajaran serta dapat memberikan pembelajaran yang lebih baik. Kata Kunci : Seni Budaya, Project based Learning (PJBL), Lesson Study
APLIKASI MOBILE APPS GAMELAN UNTUK PEMBELAJARAN SENI Giri Mustika Roekmana; Fuja Siti Fujiawati; Rian Permana; Dedi Hermansyah
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v5i2.9901

Abstract

Abstrak : Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini ditandai dengan semakin majunya bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor Pendidikan yang mengakibatkan semakin banyaknya sumber belajar yang tersedia yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Salah satu perkembangan teknologi tersebut diantaranya adalah pemanfaatan komputer dan aplikasi mobile yang banyak di kembangkan saat ini untuk mendukung proses pembelajaran. Mengenal alat musik tradisional Indonesia merupakan salah satu tujuan dari  Pembelajaran Seni Budaya pada jenjang SMP. Salah satu alat musik tradisional yang menjadi pilihannya adalah Gamelan Degung, terutama bagi sekolah yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Pembelajaran alat musik gamelan dilakukan secara optimal pada jenjang pendidikan SMP untuk mengembangkan beberapa aspek perkembangan peserta pada jenjang tersebut. Namun kurangnya ketersediaan fasilitas alat musik tradisional gamelan menjadi salah satu permasalahan yang muncul dalam pembelajaran alat musik tradisional. Oleh karena itu pemanfaatan aplikasi mobile apps Gamelan untuk pembelajaran seni budaya dapat dijadikan media pengenalan alat musik tradisional.  Kata Kunci : Media Pembelajaran, Alat Musik Tradisi,  Mobile Apps GamelanAbstract : The development of science and technology is currently frightened by the advancement of the field of Information and Communication Technology (ICT) in various sectors of life, including the education sector which results in many available learning resources that can be utilized in learning. One of these technological developments includes the use of computers and mobile applications that are being developed at this time to support the learning process. Getting to know Indonesian traditional musical instruments is one of the goals of Learning Cultural Arts at the junior high school level. One of the traditional musical instruments he chose was Gamelan Degung, especially for schools located in West Java and Banten Provinces. Learning gamelan instruments is carried out optimally at the junior high school level to develop several aspects of the participants at that level. However, the fact that the facilities for traditional gamelan instruments are one of the problems that arise in learning traditional musical instruments. Therefore, the use of the Gamelan Degung mobile application for learning cultural arts can be used as a medium for the introduction of traditional musical instruments. Keywords : Learning Media, Traditional Musical Instruments, Mobile Apps Gamelan
Kurangnya Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Seni Budaya di SMAN 3 Kota Serang Provinsi Banten Suhaya Suhaya; Dian Ahmad; Rian Permana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v4i2.6905

Abstract

Abstrak : Proses pembelajaran seni budaya selain guru, media pun sangat berperan dalam keberlangsungan aktivitas belajar. Peran guru sangat berpengaruh langsung terhadap proses pembelajara, apalagi ketika guru melibatkan siswa-siswi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pada kesempatan ini guru seni budaya SMAN 3 Kota Serang menggunakan media angklung dengun metode demontrasi yang langsung bisa dirasakan oleh siswa, dan media angklung sangat tepat karena selain melatih, kedisiplinan, tanggung jawab, serta membentuk karakter siswa dalam menggunakan olah rasa. 
Proses Kreatif Uloh Abdullah Sebagai Seniman Rebab Rian Permana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.933 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v3i1.4068

Abstract

Judul penelitian kajian terhadap karya di bidang seni ini bertujuan menjawab permasalahan tentang: Bagaimana upaya Uloh Abdullah dalam mencapai puncak keprofesiannya sebagai seniman Sunda. Prinsip dan kiat apa saja yang ia terapkan dalam berprofesi. Dan karya-karya nyata apa saja yang telah dikontribusikannya pada dunia seni. Hal ini menjadi penting untuk dikaji mengingat Uloh Abdullah merupakan seniman yang memiliki keseimbangan antara praktik (skill) dengan pengetahuan (knowledge) meskipun beliau bukan seniman yang terlahir dari akademisi. Diharapkan Kajian dari penelitian ini dapat menjawab tiga pertanyaan permasalahan di atas sedetail mungkin. Bukan sekedar menceritakan perjalanan seluk beluk karier seorang seniman yang dicapai dan dimiliki seniman, tetapi yang lebih penting adalah diperolehnya kajian keilmuan dan nilai-nilai tambahan sumber pengetahuan, wawasan, dan pencerahan bagi orang yang membacanya. Hal ini sangat penting bagi para pelajar, calon seniman, dan masyarakat luas sebagai bahan pembelajaran perjalanan hidup dan apresiasi tentang bagaimana seorang tokoh berhasil pada bidangnya. 
DASAR-DASAR BELAJAR REBAB SUNDA Rian Permana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.159 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v1i1.855

Abstract

Rebab adalah sebuah alat musik tradisional Sunda yang yang dimainkan dengan cara digesek. Peranan rebab sangatlah penting karena salah satu fungsinya adalah sebagai pembawa melodi. Orang yang memainkan rebab disebut dengan juru rebab. Pada garap pertunjukan kesenian Sunda, keberadaan seorang juru rebab sangatlah penting, kehadirannya hampir diperlukan disemua jenis pertunjukan kesenian Sunda, misalnya: Wayang Golek, Kiliningan, Ketuk Tilu, Tembang Sunda Cianjuran, Jaipongan dan lain-lain. Akan tetapi jumlah juru rebab yang ada, tidak sebanding dengan banyaknya kebutuhan permintaan pertunjukan kesenian. Jumlah juru rebab lebih sedikit dibanding dengan juru wiyaga yang lainnya. Salah satu faktor penyebab kurangnya juru rebab dibanding dengan juru wiyaga lainnya yaitu masalah sulitnya rebab untuk dipelajari. Oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana cara mempelajari rebab atau sistem pembelajaran rebab sangatlah penting demi kelangsungan perkembangan juru rebab muda di masa yang akan datang. Ditambah pada kenyataan yang ada, sumber referensi mengenai rebab sangat kurang sekali. Tulisan ini berkaitan langsung untuk membahas waditra rebab, bagaimana teknik dasar-dasar memainkan rebab Sunda gaya Priangan. Selain penulis sebagai akademisi pendidik, juga sebagai pelaku seni yang berkecimpung langsung pada waditra rebab. Sesuai dengan permasalahan yang ada dan dari hasil pengalaman pribadi, diperolehlah metode pembelajaran rebab yang dirasa dapat menjadi bahan atau acuan bagi para generasi muda yang ingin mempelajari waditra rebab. Metode pembelajaran rebab tersebut meliputi teknik dasar tengkepan, dan teknik dasar gesekan. 
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SENI TERPADU UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI DAN KREATIVITAS SENI BUDAYA TRADISIONAL DAERAH BANTEN “TEATER RAKYAT UBRUG” Fuja Siti Fujiawati; Rian Permana; Dwi Junianti Lestari; Giri Mustika Roekmana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.544 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v2i1.2502

Abstract

Banten merupakan salah satu provinsi yang mempunya banyak jenis kesenian, salah satu kesenian daerah Banten yang merupakan jenis kesenian teater rakyat adalah ubrug. Seni ubrug merupakan suatu bentuk sajian yang di dalamnya terdapat unsur musik, tari, teater, dan seni rupa. Para generasi muda harus tahu kesenin daerahnya masing-masing, karena dengan mereka tahu kesenian daerahnya, mereka akan dapat berfikir dan merasa bangga dengan kekayaan bangsanya. Dengan mengenalkan ubrug, siswa akan mengenal unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, seperti: olah rasa, penjiwaan, kehalusan budi, tatakrama, sopan santun, dan tenggang rasa, dan gotong royong. Menginat pentingnya mengenalkan potensi daerah lokal kepada siswa, dalam penelitian ini diharapkan dengan pengenalan “teater rakyat ubrug” melalui model pembelajaran seni terpadu dapat meningkatkan apresiasi dan kreativitas siswa di sekolah menengah atas di Kota Serang. Penelitian ini menggunakan metode action research  dengan dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu : (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), (3) Pengamatan (Observasi), dan (4) Refleksi (Reflecting). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi model pembelajaran seni terpadu dapat meningkatkan apresiasi dan kreativitas seni budaya tradisional daerah Banten dengan memperkenalkan “teater rakyat ubrug” dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Serang Banten. Dalam upaya meningkatkan apresiasi dan kreativitas seni budaya tradisional daerah dapat menggunakan model pembelajaran yang dapat mengakomodir keseluruh unsur seni budaya seperti penggunaan model pembelajarn seni terpadu yang terbuktik dapat meningkatkan  apresiasi dan kreativitas siswa dalam mata pelajaran seni budaya.
Fungsi Rebab Dalam Penyajian Karawitan Sunda Rian Permana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v4i1.6847

Abstract

Abstract : This research and study aims to determine the extent of the role of the fiddle in the presentation of Sundanese musicians, both the function of the fiddle with sekar or sekar gending. It is hoped that this research and study can provide useful information about how a rebab interpreter should work when performing Sundanese musical performances. This needs to be understood as a basis for understanding, especially for a trigger, so that the appearance of his performance can be enjoyed in harmony, in rhythm, one taste, and one accord in one Sundanese musical dish. Abstrak : Penelitian dan kajian  ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peranan rebab dalam penyajian karawitan Sunda, baik secara fungsi rebab dengan sekar maupun sekar gending. Diharapkan penelitian dan pengkajian ini dapat memberikan manfaat informasi tentang bagaimana semestinya garap seorang juru rebab ketika melakukan sajian karawitan Sunda. Hal ini perlu dipahami sebagai dasar pemahamn khususnya bagi seorang juru rebab agar sajian penampilannya dapat terasa dinikmati selaras, seirama, satu rasa, dan sehati pada satu garapan sajian karawitan Sunda. 
ORNAMENTASI REBABAN ULOH ABDULLAH PADA LAGU TONGGERET DALAM SAJIAN KILININGAN Rian Permana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v6i2.13028

Abstract

Abstract : Each juru rebab has style rebaban its own rendition of a song. The difference will be felt and heard through ornamentation or reureueus used at the time of the rendition of a song, either karawitan gending (instrumental) or by sekar gending (a mixture of vocals and instruments). This research using the method of kualitatif with the approach of musicality comparison or comparative studies, between ornamentation rebaban Uloh Abdullah with Caca Sopandi and Bah Endi on the song of Tonggeret in kiliningan. Through the process of writing notation and analysis of the melodies and of the amount of ornamentation used from each juru rebab, then Uloh Abdullah has a characteristic style of rebaban different with the two figures comparison. The peculiarities of these can be felt on the number of motifs and ornamentation that is used as: gedag gancang, kosod gancang, kosod lambat, bintih, galeong maling, and getet. Techniques ngeset begins with a forward and topped off with the pull of when it will end the sentence the melody of the song. Galeong maling characterizes the self as well as the passion of the dominant use is transfer between torolok with kosod gancang and besot used on each of the displacement kenongan or goongan. Keywords : ornamentation, Rebaban,Style Uloh Abdullah, The Song Of Tonggeret, Kiliningan.  Abstrak : Setiap juru rebab mempunyai gaya rebaban tersendiri dalam membawakan sebuah lagu. Perbedaan tersebut akan terasa dan terdengar melalui ornamentasi atau reureueus yang digunakan pada saat membawakan sebuah lagu, baik secara karawitan gending (instrumental) atau secara sekar gending (campuran vokal dan instrumen). Penelitian ini menggunakan metode kualitataif dengan pendekatan musikalitas perbandingan atau studi komparatif, antara ornamentasi rebaban Uloh Abdullah dengan Caca Sopandi dan Bah Endi pada lagu Tonggeret dalam kiliningan. Melalui proses pentranskripsian dan analisis terhadap melodi serta macam jumlah ornamentasi yang digunakan dari masing-masing juru rebab, maka Uloh Abdullah mempunyai ciri gaya mandiri senggol rebaban yang berbeda dengan dua tokoh pembandingnya. Kekhasan tersebut dapat dirasakan pada jumlah dan motif ornamentasi yang digunakan seperti: gedag gancang, kosod gancang, kosod lambat, bintih, galeong maling, dan getet. Teknik ngeset diawali dengan maju dan diakhiri dengan tarikan ketika akan mengakhiri kalimat melodi lagu. Galeong maling menjadi ciri khas mandiri serta senggol yang dominan digunakan adalah perpadan antara torolok dengan kosod gancang dan besot yang digunakan pada setiap perpindahan kenongan atau goongan. Kata Kunci : Ornamentasi, Rebaban, Gaya Uloh Abdullah, Lagu Tonggeret, Kiliningan.
PERAN KARAWITAN PADA KESENIAN UBRUG TEATER RAKYAT MASYARAKAT BANTEN Rian Permana; Fuja Siti Fujiawati; Giri Mustika Roekmana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v7i2.16859

Abstract

Abstract: This research aims to determine the role of karawitan in the art of theater arts ubrug in Banten Province. Knowledge about karawitan that exists in regional theater is very important, because the continuity of this regional ubrug theater depends on the regeneration of the role of musical artists. Therefore, the study of karawitan is considered very important to provide information and scientific studies about the musicality that exists in the art of ubrug. This research uses a qualitative method. The target of the research is to find sources of data regarding the role of karawitan in the art of ubrug. Data was collected by observation, interviews, documentation and analysis. Hopefully, the results of the research study can add insight into the importance of the role of karawitan for the continuity of the art of ubrug as a folk theater in Banten. Keywords: The Role of Karawitan in Ubrug Art  Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran karawitan pada seni ubrug seni teater daerah provinsi Banten. Pengetahuan tentang karawitan yang ada pada seni teater daerah sangatlah penting, karena kelangsungan ubrug/teater daerah ini bergantung salah satunya pada regenerasi dari peran seniman karawitan. Oleh karena itu kajian mengenai karawitan dirasa sangat penting untuk memberikan informasi dan kajian secara ilmiah tentang musikalitas yang ada pada seni ubrug. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sasaran penelitian ini adalah ingin mencari sumber-sumber data mengenai peran karawitan pada kesenian ubrug. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan analisis. Semogahasil dari kajian penelitian ini bisa menambah wawasan tentang pentingnya peran karawitan untuk kelangsungan seni ubrug seabagai teater rakyat/daerah Banten. Kata Kunci : Peran Karawitan Dalam Seni Ubrug