Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH DERAJAT NETRALISASI ASAM AKRILAT PADA SINTESIS POLIMER SUPERABSORBEN DARI SELULOSA TUMBUHAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) Sunardi Sunardi; Azidi Irwan; Wiwin Tyas Istikowati; Aminonatalina Aminonatalina
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.201 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v7i2.2126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh derajat netralisasi asam akrilat menggunakan NaOH terhadap karakteristik polimer superabsorben selulosa batang alang-alang tercangkok asam akrilat yang meliputi analisis perubahan gugus fungsi menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red), kemampuan mengembang (swelling) dalam air, urea, NaCl serta kemampuan menahan (retensi) air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polimer superabsorben yang dihasilkan dengan derajat netralisasi 85% memiliki karakteristik yang paling baik dengan nilai kemampuan mengembang (swelling) sebesar 755,07 g/g (water), 641,83 g/g (urea) dan 65,00 g/g (NaCl). Hasil uji retensi air menunjukkan bahwa kemampuan menahan air superabsorben tercangkok selulosa alang-alang masih lebih kecil dibanding polimer asam akrilat murni. Hasil spektra FTIR menunjukkan pencangkokan dan pengikatsilangan terjadi pada karbon rangkap dua monomer asam akrilat. Kata kunci: superabsorben, selulosa, derajat netralisasi, asam akrilat, Imperata cylindrical 
KONTROL SELEKTIFITAS KATALIS ALLOY DUA LOGAM Ni-Ag PADA HIDROGENASI FURFURAL MENJADI FURFURIL ALKOHOL DAN TETRAHIDROFURFURIL ALKOHOL Rodiansono Rodiansono; Maria Dewi Astuti; Uripto Trisno Santoso; Azidi Irwan; Dwi Rasy Mujiyanti; Risnu Aritofa; Karlini Karlini; Abdurahman Abdurahman; Adi Maulana
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.15 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v12i2.4822

Abstract

Kontrol selektifitas katalis alloy dua logam Ni-Ag ruah dan terembankan telah diselidiki secara sistematik dengan cara mengevaluasi pengaruh variasi rasio molar Ni/Ag, temperatur hidrotermal, waktu hidrotermal, dan pemilihan padatan pengemban yang sesuai dalam reaksi hidrogenasi selektif furfural. Rasio molar divariasi dari 0,75; 1,5; 2,0; dan 3;0, variasi temperatur hidrotermal dari 373 K, 423 K, dan 473 K selama 24 jam, sedangkan waktu hidrotermal divariasi dari 2-8 jam pada temperatur hidrotermal 523 K. Empat jenis padatan pengemban yang berbeda yaitu titanium oksida (TiO2), karbon aktif (C), gamma-alumina (g-Al2O3), dan aluminium hidroksida (AlOH) telah digunakan untuk katalis alloy Ni-Ag(3.0). Katalis Ni-Ag dengan rasio molar Ni/Ag = 1,5 dan 3,0 memiliki aktifitas dan selektifitas yang paling baik dalam reaksi hidrogenasi furfural menjadi furfuril alkoho dan tetrahidrofurfuril alkohol. Kenaikan temperatur hidrotermal dalam proses sintesis katalis Ni-Ag dan perubahan waktu hidrotermal untuk temperatur 523 K tidak secara signifikan meningkatkan kinerja katalis Ni-Ag(1,5) untuk reaksi yang sama. Katalis Ni-Ag(3.0) yang termbankan pada TiO2 memiliki aktifitas dan selektifitas yang superior dibandingkan dengan ruah dan pengemban yang lain.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK SAPONIN FRAKSI n-BUTANOL DARI KULIT BATANG KEMIRI (Aleurites moluccana WILLD) PADA LARVA NYAMUK Aedes aegypti Azidi Irwan; Noer Komari; Rusdiana Rusdiana
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.417 KB) | DOI: 10.20527/jstk.v1i2.2011

Abstract

Kemiri (Aleurites moluccana WILLD) adalah salah satu tanaman yang menghasilkan metabolit sekunder. Percobaan skrining fitokimia menunjukkan bahwa kulit batang kemiri mengandung saponin dalam jumlah sedang. Saponin dapat digunakan sebagai larvasida karena dapat bersifat racun bagi hewan berdarah dingin. Oleh karena itu saponin dapat digunakan sebagai pemusnah serangga. Kulit batang kemiri diekstrak denganmenggunakan metanol dan kemudian dipartisi dengan menggunakan campuran air : butanol (1:1). Dalam penelitian ini, dilakukan eksperimen terhadap larva nyamuk Aedes aegypti melalui perlakuan dengan konsentrasi ekstrak kemiri yang berbeda-beda. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah o ppm (sebagai kontrol); 10; 100; dan 1000 ppm. Berdasarkan observasi selama 14 hari, ditemukan bahwa persentase mortalitas larva untuk masing-masing konsentrasi berturut-turut adalah sebesar 0%, 40,0%, 43,44% dan 50%. Karena persentase mortalitas LC50 terjadi pada konsentrasi 937,74 ppm dari ekstrak saponin fraksi n-butanol, dapat disimpulkan bahwa ekstrak saponin fraksi n-butanol mempunyai aktifitas dalam mengontrol perkembangbiakan larva nyamuk Aedes aegypti. Kata Kunci : kemiri, saponin, Aedes aegypti, fraksi n-butanol 
Fuzzy Logic (Bagian 2): Bersenandung Dari Lukisan Cadas ke Taman Perguruan Tinggi Kalimantan Tanto Budi Susilo; azidi azidi irwan; Rahmat Rahmat Yunus; Paola Anna Elena Bianchi; Bambang Sugiyanto Sugiyanto; oni oni soesanto
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i2.6081

Abstract

Tujuan tulisan ini (bagian ke dua) mendeskripsi simbol fitur lukisan cadas “Burung Enggang” (kisaran 5.000 tahun lalu) dari situs Bukit Bangakai, desa Dukuhrejo, Mantewe,Tanah Bumbu. Ini tempat adalah sebagai pengabdian masyarakat 2017-2022. Fitur burung ini mirip burung Enggang. Suku Dayak Kanayatan telah melestarikan simbol Enggang melalui kehidupannya sehari-hari, diantaranya melalui bersenandung atau kreatifitas seni musik sampai saat ini. Dalam kosmologi masyarakat Dayak Kanayatan, burung Enggang dipercayai sebagai hewan yang diciptakan pertama (“Jubata nange, Ne’ pantanpa – Ne’ pajaji”). Selanjutnya, penciptaan mahkluk lain sebagai penghuni alam semesta. Sebagai mahkluk hidup yang diciptakan pertama oleh Tuhan (Jubata), maka burung Enggang bertanggung jawab untuk merawat kehidupan hutan“. Di sisi lain, perguruan tinggi Kalimantan berdiri kisaran tahun 1960an (60an tahun lalu). Sebagai contoh perguruan tinggi (Universitas Lambung Mangkurat-ULM, Universitas Palangka Raya–UNPAR, Universitas Tanjungpura-UNTAN) mengunakan simbol burung Enggang sebagai logo atau cap aministratifnya. Dengan uraian makna logo yang yang sedikit berbeda antara perguruan tinggi satu dengan lainnya. Untuk mendeskripsikan “Dari Lukisan Cadas ke Taman Perguruan Tinggi”digunakan berbagai metode pedekatan antara lain; structural equation modelling (SEM) dengan melibatkan 56 responden milinial, dan kreatifitas seni/bersenandung. www.youtube.com/watch?v=YvDOS83GPkQ dan https://www.youtube.com/watch?v=PXp1cqMyGTY. Hasil SEM menunjukan respon terhadap pengenalan lukisan cadas; 54,4% (belum pernah tahu), 23,6% (diberi tahu oleh orang lain), 16,4% (informasi dari sosial media) dan 12,7% (berkunjung). Respon responden terhadap makna simbol logo sebagai berikut; 58,2% (ulet, sabar atau pantang menyerah), 34,5% (peka dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam), dan 63,% (pengabdian dan komitmen). Hasil ini menunjukan bahwa informasi lukisan cadas belum banyak diketahui meski mampu dimengerti makna simbol logo perguruan tinggi.Kata Kunci: Simbol perguruan tinggi, artifak, lukisan cadas
Perakitan Gas Chromatography Sederhana Untuk Pembelajaran Instrumen Pemisahan Senyawa Kimia Tanto Budi Susilo; Rahmat Yunus Yunus; Azidi Irwan Irwan; Oni Soesanto Soesanto; Arief Rahmad Maulana Akbar; Rizki Fitria Fitria; Muktiningsih Muktiningsih Muktiningsih
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i4.7682

Abstract

AbstrakGas Chromatography (GC) merupakan suatu metode standar dalam kurikulum pendidikan sains kimia. Metode ini berupa alat yang mampu memisahkan dan menganalisis senyawa multi komponen berdasarkan data fisiknya. Biasanya ukuran alat adalah besar dengan harga yang mahal. Namun, alat ini dapat dirangkai secara sederhana dengan menggunakan bahan-bahan disekitar (https://youtu.be/w9OMFAAPV0I). Metodologi perakitan mengunakan kompresor, pipa kapiler, elemen panas dan detektor alkohol. Bahan uji berupa fermentasi buah-buahan dan dipraktekkan kepada mahasiswa semester 5 Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat. Metode Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap alat GC. Sebelumnya mahasiswa menganggap alat adalah GC rumit (74.4%), mahal (51.2%), tidak bisa dirakit sendiri (39.5%), berukuran besar (51.2%). Namun, setelah terlibat dalam kegiatan perakitan alat GC, persepsi mahasiswa terhadap alat tersebut berubah yaitu rumit (23.3%), mahal (11.6%), tidak bisa dirakit sendiri (0%), berukuran besar (16.3%), simpel (44.2%), biaya terjangkau (37.2%), bisa dirakit sendiri (65.1%) serta berukuran kecil (37.2%). Sehingga alat GC sederhana ini dapat menjadi alternatif pilihan ditengah mahalnya alat GC pabrikan. Kata kunci: gas chromatography; perakitan; pemisaha
Chemical Preliminary Evaluation of leaves, Peels, and Fleshs Fruit of Limau Kuit: Local Orange of South Kalimantan Azidi Irwan; Kamilia Mustikasari; Dahlena Ariyani
Jurnal Sains dan Terapan Kimia Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jstk.v11i2.4040

Abstract

This research was conducted to know about fruit of limau kuit from South Kalimantan which includes weight, diemeter of fruit, volume of fruit juice, water content, and ash content of its flesh as well as water and ash content on leaves and fruit peel. Chemical preliminary examination includes measurement of pH of fruits juice and phytochemical screening test on leaves, fruit peel, and fruit flesh. The result is obtained with mean value as follows: weight 154,82 g, diameter of fruit 68,45 mm, volume of juice water 44,60 ml, water content of fruit flesh 67,16%, water content of fruit peel 65,67%, leaf water content 65,88%, ash content 0,72%, fruit ash content 1,39%, and leaf ash content 3,32%. Measurement of pH of fruit juice without dilution; 100x; 1000x; and 10000x dilutions showing a value of 1.62; 2.08; 2.68; and 3.33, respectively. The results of the phytochemical examination on fresh samples of leaves, fruit peels, and fruit juices showed all samples giving positive (+) test results against alkaloids, saponins, steroids, triterpenoids (except negative (-) for fruit skin samples), tannins, and flavonoids (except (-) for the juice of the fruit). While the samples with the fresh-dried treatment extracted each using ethanol and n-hexane solvents showed (+) results for all sample extracts in both fresh-dried treatments, except (-) saponins in dried leaves (ethanol extract) and fruit peels fresh (n-hexane extract). Tannin test for fresh leaf (n-hexane) and flavonoid for fresh leaves (ethanol extract) and fresh fruit peel (ethanol extract) showed negative results.Keywords: Limau kuit, South Kalimantan, chemical preliminary test, phytochemical test, ethanol extract, n-hexane extract.
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN LIMAU KUIT DENGAN METODE DISTILASI UAP–AIR DAN KONDENSOR BOLA TERMODIFIKASI SERTA ANALISIS KOMPOSISINYA MENGGUNAKAN GC-MS Veronika Lasmaida Panjaitan; Azidi Irwan
Jurnal Natural Scientiae Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jns.v3i1.8289

Abstract

Limau kuit is a typical orange from South Kalimantan which is used by the Banjar people in some certain local culinary. This experiment is explorative research that aims to determine the yield of essential oils obtained by hydrosteam distillation method with ball condenser (type of Allihn) cooling, to determine the characterization of the oil comprising specific gravity, refractive index, optical ratation, solubility in alcohol, the composition of using GC-MS. The leaves of limau kuit were air-dried for one week to decrease the water content and then were cut into smaller pieces about 5 mm in size. A 2.050 grams of the sample lay into the tray of the distillation kettle which was filled with adequate water. The distillation was carried out for about 6 hours and 50-60oC in temperature. The results showed that the performed extraction yielded 0.59%-(v/w) or 0.52%-(w/w) of oils. The oil values of specifie graviry, refractive index, optical ratation, and solubility in alcohol 90% were 0.8285, 1.472, (-)1.90, and 1:4 respectively. The CG-MS analysis showed 31 chemical compounds of the oils and these were five the dominants: γ-terpinene (24,19%), followed by prehnitene (18,26%), (+)-4-carene (8,53%), β-cis-ocymene (7,20%), and β-pinene (5,46%) respectively.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS WARNA RELATIF AIR YANG DILEWATKAN PADA TANAH GAMBUT SECARA IN VITRO Azidi Irwan; Rahmat Yunus
Jurnal Natural Scientiae Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jns.v2i1.5020

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap perubahan intensitas warna relatif air yang dilewatkan pada tanah gambut secara in vitro. Penelitian dilakukan dengan cara melewatkan air pada tanah gambut yang telah dicampurkan dengan pupuk NPK dengan variasi konsentrasi 0; 1; 5; 10, dan 20% (b/b) dengan berat total 100 gram dalam sebuah kolom, kecepatan aliran air sebesar 1 mL/menit. Air yang keluar dari kolom ditampung setiap interval 8 jam selama 7 hari pengamatan dan diambil datanya berupa nilai pH dan absorbans. Nilai pH larutan pupuk NPK murni dalam air dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50% juga diamati sebagai pembanding, diperoleh pH larutan yang kontinyu menurun, yaitu berturut-turut 5,122; 4,821; 4,622; 4,566; dan 4,492. Pada air sampel sebaliknya ditunjukkan naiknya konsentrasi pupuk NPK pada tanah menyebabkan rerata pH air sampel yang dihasilkan cenderung mengalami peningkatan, yaitu berturut-turut 5.47; 5.40; 5,86; 5,71, dan 5,83. Larutan kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada  344 nm. Hasilnya menunjukkan perubahan intensitas relatif warna air tertinggi terjadi pada konsentrasi 10% (b/b) pada interval waktu 24 jam, yaitu sebesar 359%. Hasil spektra FTIR pada endapan sampel menunjukkan lima buah puncak dominan untuk gugus fungsi –OH, –NH, –COOH, –C=N, dan O–CH3.Kata kunci: tanah gambut, pupuk NPK, intensitas warna air.
Karakteristik dan Komposisi Minyak Atsiri dari Sampel Gabungan Daun-Ranting Limau Kuit Asal Astambul dan Aranio Fitria, Delfa Nayla; Irwan, Azidi; Abdullah, Abdullah
Jurnal Natural Scientiae Vol 4, No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jns.v4i1.11752

Abstract

Limau kuit is believed to be a local orange from South Kalimantan. Limau kuit has a distinctive aroma different from other oranges and is thought from its essential oil. The essential oil from limau kuit has the potential to be extracted and produced into valuable goods. Limau kuit essential oil from a combination of leaves and twigs has never been reported before. The composition of essential oils is influenced by genetic and environmental factors. The region producing limau kuit in Kabupaten Banjar is in Kecamatan Astambul and Kecamatan Aranio. These places geographically have different conditions, especially the altitude of the location, so it is thought to have a difference in the essential oils. This research aims to obtain essential oil from the leaves and twigs of limau kuit by hydrosteam distillation and determine the characteristics and composition of each plant's origin. Hydrosteam distillation was carried out for 6 hours at 60-70 °C. The essential oil of leaves and twigs of limau kuit is transparent pale yellow and has an aroma similar to the source with an average yield of 0.6027% (v/w) or 0.5062% (w/w). The specific gravity, refractive index, optical rotation, and solubility in alcohol, respectively, of Astambul essential oil are 0.8540; 1.4792; (-14.05); and 1:6; and Aranio 0.8495; 1.4792; (+)0.16, and 1:7. Based on the results of GC-MS analysis, the components of Astambul and Aranio essential oils overall tend to be the same with a difference of 25%. Number of compounds in essential oil from Astambul was 32, while from Aranio was 38. The three main compounds in essential oils from Astambul and Aranio are g-terpinene, o-cymene, and (+)-bicyclogermacrene, with the respective %area in Astambul essential oil, was 25%; 13.22%, and 6.38%; and Aranio was 22.43%; 11.68%; and 5.88%.KEYWORD : Limau kuit leaves-twigs; essential oil; hydrosteam distillation; Astambul; Aranio.
Pelatihan GLP (Good Laboratory Practice) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di MAN 2 Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan Idris, Muddatstsir; Sanjaya, Rahmat Eko; Yunus, Rahmat; Umaningrum, Dewi; Sunardi, Sunardi; Santoso, Uripto Trisno; Irwan, Azidi; Istikowati, Wiwin Tyas
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 9, No 2 (2025): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v9i2.5913

Abstract

Laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) seperti labotarorium kimia, fisika, dan biologi merupakan laboratorium dengan risiko tinggi dan memerlukan pengelolaan yang baik agar kegiatan di laboratorium dapat berjalan dengan lancar dan aman. Penerapan GLP (Good Laboratory Practice) dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) di laboratorium berperan penting dalam meminimalkan risiko dan kecelakaan kerja di laboratorium. Olehnya itu, tujuan kegiatan pelatihan ini adalah memberikan pemahaman terhadap guru, pengelola laboratorium dan siswa mengenai pentingnya penerapan GLP dan K3 di laboratorium. Metode yang digunakan untuk memberikan pemahaman kepada guru, pengelola laboratorium, dan siswa kelas XII MAN 2 Hulu Sungai Selatan (HSS) adalah pemaparan materi di kelas. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, peserta memberikan respon yang positif terhadap kegiatan ini dan memiliki pemahaman yang baik terkait GLP dan K3 setelah mengikuti pelatihan. Kegiatan ini dapat mewujudkan GLP dan K3 di laboratorium sehingga praktikum, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dapat berjalan dengan aman dan lancar. Kata Kunci: Good Laboratory Practice, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Laboratorium