Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

PENGARUH TEKNIK THOUGHT STOPPING TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN REHABILITASI NAPZA Maryanto, Wulan Adelia Putri; Fahrizal, Yanuar; Triyana, Triyana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45546

Abstract

Penyalahgunaan narkoba merupakan pola perilaku seseorang yang menggunakan seperti obat-obatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang tidak sesuai dengan fungsinya. Terdapat data global saat ini menunjukkan bahwa penyalahguna narkotika telah mencapai angka 296 juta jiwa, naik sebesar 12 juta jiwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka ini mewakili 5,8% penduduk dunia yang berusia 15-64 tahun. Ada tiga kategori obat yaitu: stimulan, depresan dan halusinogen. Alasan obat depresan paling sering digunakan adalah karena obat tersebut mempunyai kemampuan menurunkan fungsi otak dengan mempengaruhi perasaan, sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang dirasakan oleh seseorang, disertai dengan respon otonom dan seringkali bersumber dari hal yang tidak diketahui oleh individu. Sehingga perlu diberikan intervensi salah satunya yaitu teknik thought stopping. Terapi Tought Stopping merupakan strategi yang digunakan untuk mengatasi individu yang depresi yang di tandai dengan pemikiran irasional dan kecemasan. Metode penelitian ini menggunakan laporan kasus (case report) dengan pre-post experimental. Subjek yang digunakan yaitu seorang pasien dengan masalah kecemasan di Rehabilitasi Napza. Penerapan menunjukkan bahwa terdapat penurunan Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan intervensi teknik Tought Stopping, dari skor (SAS/SRAS) sebelum intervensi 63 yang berarti kecemasan sedang menjadi skor (SAS/SRAS) 46 yang berarti menjadi kecemasan ringan. Terjadi penurunan tingkat kecemasan pada pasien rehabilitasi Napza sebelum dan sesudah dilakukan terapi Tought Stopping.
PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN REHABILITASI NAPZA Wardani, Ervina Kusuma; Fahrizal, Yanuar; Baroroh, Baroroh
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.28254

Abstract

Penyalahgunaan narkoba mengacu pada penggunaan zat-zat terlarang, seperti opioid, psikotropika, dan senyawa lain yang terlalu membuat ketagihan untuk penggunaannya. Terdapat 275 juta pengguna narkoba di seluruh dunia pada tahun 2018, menurut laporan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).  1,80% masyarakat Indonesia yang berusia antara 15 dan 64 tahun melaporkan pernah menyalahgunakan narkoba dalam satu tahun terakhir. Terdapat 3.419.188 penyalahguna narkoba, menurut data prevalensi yang sebanding. Penyalahgunaan obat-obatan mempengaruhi masalah suasana hati, sehingga menekan fungsi otak dan dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan emosi tidak nyaman, cemas, atau takut yang disebabkan oleh sesuatu yang tidak pasti atau tidak diketahui. Sehingga perlu diberikan intervensi salah satunya yaitu Spiritual emotional freedom technique (SEFT). SEFT merupakan teknik pembebasan emosi yang dikombinasikan dengan spiritualitas dalam diri seseorang, dengan cara mengucapkan bacaan spiritual yang diyakini yaitu dengan nama the set-up, Langkah kedua yaitu the tune-in mengucap keyakinan dan bisa digabung dengan cara selanjutnya, dan langkah ketiga yaitu tapping yaitu mengetuk bagian bagian meridian yang sudah ditetapkan. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik SEFT terhadap penurunan Tingkat kecemasan. Metode penelitian ini menggunakan laporan kasus dengan pre-post experimental. Subjek yang digunakan seorang pasien dengan masalah kecemasan di Rehabilitasi Napza.  Penerapan menunjukkan bahwa terdapat penurunan Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan intervensi SEFT, dari skor HARS sebelum intervensi 35 yang berarti kecemasan berat menjadi skor HARS 22 yang berarti menjadi kecemasan sedang. Terjadi penurunan tingkat kecemasan pada pasien rehabilitasi Napza sebelum dan sesudah dilakukan terapi SEFT.
Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Kemampuan Mengontrol Marah pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan Di Rehabilitasi Napza Itheng Lestari, Fatonah; Fahrizal, Yanuar; Baroroh
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.28255

Abstract

Napza adalah narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang merupakan zat atau obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau bukan tumbuhan baik sintetis ataupun semi sintetis, yang dapat menimbulkan efek hilangnya rasa, perasaan senang, rileks, percaya diri, nyeri berkurang dan dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Penyalahgunaan Napza merupakan salah satu permasalahan yang saat ini menjadi isu serius di Indonesia. Prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2023 sebesar 1,95%. Penyalahgunaan narkoba dapat berdampak pada otak sehingga menyebabkan gangguan mood yang berhubungan dengan stres dan emosi. Relaksasi otot progresif (ROP) adalah terapi perilaku dengan melakukan relaksasi otot-otot dengan cara melakukan ketegangan pada otot lalu melakukan relaksasi yang berulang-ulang untuk menurunkan detak jantung dan tekanan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi otot progresif untuk mengontrol marah. Metode dalam penelitian ini menggunakan laporan kasus dengan pre-post experimental. Subjek yang digunakan seorang pasien dengan resiko perilaku kekerasan di Rehabilitasi Napza. Alat untuk pengumpulan data menggunakan Buss-Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan intervensi relaksasi otot progresif selama 3 minggu terjadi penurunan nilai BPAQ yang artinya terjadi penurunan sikap agresif pada pasien. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah relaksasi otot progresif berpengaruh terhadap kemampuan mengontrol marah pada pasien dengan masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan di bangsal rehabilitiasi napza.
Co-Authors Adhe Akbar Rafsanjani Ananda Rizky Akbar Andrea, Ririn Annisa Fadilasari Aprilia, Friska Aulia Fadillah Baroroh Baroroh, Baroroh Bertha Tesma Wulandari Biantara, Irgi Bima Yoga Pratama Cintya Maharani Damayanti, Selvi Rizkia Daulima, Novy Helena David Tor Burbwa Desi Rahmawati Dianing Aulia Puspitasari Dwi Istiana Erma Ayu Fitriyanti Ervina Kusuma Wardani, Ervina Kusuma Fahmi Irfanudin Faiga, Nurul Falasifah Ani Yuniarti, Falasifah Ani Fani Melinda Eka Putri Galang Hidayat Jati Hafizuddin Slamet Irmawan Hasan, Shukir Saleem Ida Rochmawati Indira, Fatin Iqbal Muzizat Rianto Itheng Lestari, Fatonah Laili Nur Hidayati Laili Nur Hidayati, Laili Lestari, Nina Dwi Lutfia Farras Azizah Mariyana, Dian Mya Martin, Neil M Maryanto, Wulan Adelia Putri Muhammad Fahri, Muhammad Muhammad Iqbal Kholidin Muhammad Miqdam Raisul Mustikasari Mustikasari Mustikasari Mustikasari Mustikasari Mustikasari Mustikasari Mustikasari Mutiara Harul Aini Nabila Garnis Pramesti Nina Dwi Lestari Novy Helena Catharina Daulima Novy Helena Chatarina Daulima Pamungkas, Niki Cucu Pramitha Sari Pratama, Bima Yoga Prima Ardi Nurcahyo Putri, Alyfia Sofyan Rahayu Cahyaningtias Rausan Fikri Priyana Putra Refisya Putri Resti Yulianti Sutrisno Rika Suryana Risdiana, Nurvita Rismawati, Anisa Saputri, Reny Nur Sari, Amanda Sesanti Amiasih Shanti Wardaningsih Shanti Wardaningsih Shiva Delpiani Siti Nenti Sarifah Sutantri Sutantri Sutarjo, Puji Syahruramdhani, Syahruramdhani Syarifah, Rofiqotus Titih Huriah Triayana Triyana Triyana, Triyana Wahyulianto Wahyulianto Wati, Anisa Risma Zahra Alisya Dewi P Zinatul Mutaalimah