Claim Missing Document
Check
Articles

POTENSI BAHAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN MATERIAL MAGNET UNTUK INDUSTRI DI INDONESIA Azwar Manaf
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2590.443 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5153

Abstract

POTENSI BAHAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN MATERIAL MAGNET UNTUK INDUSTRI DI INDONESIA. Besi, cobalt, Nike] dan rare earth antara lain adalah bahan yang berperan penting dalam industri logam, listrik, elektronik, keramik termasuk industri magnet. Logam-logam ini tersedia luas di tanah air dalam bentuk mineral. Sebagian besar dari sumber ini belum mendapatkan sentuhan eksplorasi yang komprehensif sehingga kurang memiliki nilai tambah dan cenderung di eksploitasi apa adanya. Sebenarnya, besi, kobalt, nikel dan logam tanah jarang adalah material utama dalam industri material magnet. Besi misalnya, baik dalam bentuk senyawa oksidanya maupun dalam bentuk logam murni dapat digunakan untuk pembuatan magnet keramik yang aplikasinya masih mendominasi produk—produk berbagai industri. Demikian juga logam tanah jarang seperti Sm, Nd, Dy dan Pr bersama dengan besi dan cobalt dapat digunakan untuk pembuatan magnet permanen yang memiliki energi ultra tinggi. Dalam makalah ini dibicarakan tentang proses teknologi penggunaan bahan lokal yang berpotensial untuk aplikasi material magnetik. Dua proses utama masing-masing proses konvensional powder metallurgy dan rapid solidfication yang kini masih menjadi dominasi proses dalam industri magnet dibicarakan detail. Sifat sifat kemagnetan yang diperoleh dari kedua proses dibicarakan dalam kaitan perbandingan nilai plus dan minusnya. Teknologi proses perolehan material untuk industri magnet dari mineral alam juga dibicarakan.
STUDI TEORITIK EFEK INTERAKSI ANTAR BUTIR UKURAN BERVARIASI TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN MAGNET PERMANEN. Doansi Tarihoran; Azwar Manaf
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.317 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2002.3.2.5250

Abstract

STUDI TEORITIK EFEK INTERAKSI ANTAR BUTIR UKURAN BERVARIASI TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN MAGNET PERMANEN. Teori Stoner-Wohlfarth, SW menunjukkan deviasi yang sekitar 30-40% dibandingkan dengan hasil pengukuran bahan magnet permanen dengan butir berukuran nanometer. Hal ini disebabkan Akarena teori ini mengabaikan faktor interaksi antar butir. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi teori SW dengan memperhitungkan efek interaksi antar butir. Modifikasi dilakukan dengan mengasumsikan bahwa energi interaksi yang dimiliki sebuah butir berdomain tunggal berbentuk ellipsoidal terfokus di tepi butir. Sedangkan butir SW dalam model perhitungan ini hanyalah sebuah balok didalam butir dengan semua titik sudut balok berada di kulit butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek interaksi menyebabkan polarisasi remanen meningkat drastis diiringi dengan penurunan medan koersifmulai saat butir berukuran kurang dari 0,2 kali ukuran awal butir sudah berdomain tunggal. Untuk material dengan fasa Nd2Fe14B nilai optimal medan koersif dan polarisasi remanen yang memberikan produk energi maksimum,(BH)max tertinggi terjadi pada material dengan ukuran butir sekitar 5nm. Secara kualitatif terdapat kesesuaian antar hasil perhitungan dan pengukuran.
ANALISIS STRUKTUR SINGLE PHASE SISTEM Ba1-xLaxMnO3 > (0 < x < 0,3) Azwar Manaf; Wisnu Ari Adi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 14, No 2: JANUARI 2013
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.705 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2013.14.2.4435

Abstract

ANALISIS STRUKTUR SINGLE PHASE SISTEM Ba1-xLaxMnO3 > (0 < x < 0,3). Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi bahan magnetic system BaxLa1-xMnO3 > dengan (x = 0; 0,1; 0,2 dan 0,3) hasil proses mechanical alloying. Bahan magnetic ini dibuat dari oksida penyusun BaCO3, La2O3, dan MnCO3. Campuran di milling selama 10 jam kemudian di sintering pada suhu 1.000 °C selama 10 jam. Hasil refinement pola difraksi Sinar-X menunjukkan bahwa sampel Lantanum dengan substitusi Barium sebesar x = 0,1 dan x = 0,2 memiliki fasa tunggal (single phase), yaitu fasa La0,9125MnO3 > yangmemiliki struktur monoclinic (I12/a1) dengan parameter kisi a = 5,4638(7) Å, b = 5,5116(6) Å dan c = 7,768(1) Å, α= γ= 90o dan β = 90,786(9)o, volume unit sel sebesar V = 233,93(3) Å3 dan kerapatan atomik sebesar ρ = 6,449 g.cm-3. Disimpulkan bahwa kemampuan substitusi atom Barium ke dalam atom Lantanum pada sistem ini hanya sampai pada batas x ~ 0,2 membentuk struktur Ba0,2La0,8MnO3 . Penambahan unsur Barium selanjutnya x > 0,2 akan membentuk dua fasa yaitu Ba0,2La0,8MnO3  dan BaMnO3 .
EFFECT OF ANNEALING CYCLES ON DEEP DRAWABILITY OF LOW CARBON TITANIUM ADDED STEEL Iskandar Muda; Azwar Manaf
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 21, No 2: JANUARY 2020
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1161.481 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2020.21.2.5799

Abstract

EFFECT OF ANNEALING CYCLES ON DEEP DRAWABILITY OF LOW CARBON TITANIUM ADDED STEEL. Maximum mechanical properties and deep drawability of low carbon titanium added steels was obtained after heat treatment with simulation batch annealing cycles in an industrial process. The effect of holding times and holding temperatures on deep drawability were studied using tensile test for measuring normal anisotropy (r-value) and strain hardening exponent (n-value). Scanning electron microscope were employed for observation of microstructure in steel sheets. X-ray diffraction with pole figure techniques were also used for measuring texture of annealing. Results showed that as the temperature was increased up to 900 oC, both r and n values increased gradually and peaked in the temperature of 850 oC. This results showed that formability of sheet materials increased until batch annealing temperature reach 850 oC as increasing the ratio of intensities {111} /{100}. The largest mean r value of almost 2.6 was obtained in slow heating at holding temperature of 850 oC with n value of 0.27.
MICROWAVE ABSORBING PROPERTIES OF LaMn1-x NixO3. Sitti Ahmiatri Saptari; Azwar Manaf; Budhy Kurniawan
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 15, No 4: JULI 2014
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.577 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2014.15.4.4335

Abstract

MICROWAVE ABSORBING PROPERTIES OF LaMn1-x NixO3. The doped lanthanum manganites have unusual magnetic and transport properties, which makes it possible for this material to be used for microwave absorbing. In this study, LaMn1-xNixO3 (x = 0, 0.02, 0.04, and 0.06) were prepared by solid state reaction method as microwave absorption material. The crystal structure and magnetic properties were characterized byX-Ray Diffractometer (XRD) and Vibrating SampleMagnetometer (VSM), respectively. Refinement results of X-Ray diffraction pattern using High Score Plus Software showed that the samples with various x = 0 to x = 0.04 had a single phase with monoclinic crystal structure, while the sample with x = 0.06 had two phases with monoclinic and hexagonal structures. Hysteresis loops showed that the LaMn1-xNixO3 (x = 0, 0.02, 0.04, and 0.06) samples are soft magnetic materials. Microwave absorption properties were investigated in the frequency range of 8-12 GHz using Vector Network Analyzer (VNA). An optimal reflection loss of -8.85 dB is reached at 11.58 GHz for x = 0.04 with sampel thickness of 2 mm.
STUDI SIFAT MAGNETIK MATERIAL MAGNET SINTER Nd-Fe-B Erfan Handoko; Azwar Manaf
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 7, No 1: OKTOBER 2005
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.993 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2005.7.1.5017

Abstract

STUDI SIFAT MAGNETIK MATERIAL MAGNET SINTER Nd-Fe-B. Telah dilakukan studi sifat kemagnetan terhadap magnet isotrop komposisi Nd15Fe77B8 yang dibuat dengan tehnik metalurgi serbuk. Pembuatan sampel magnetik dilakukan dengan variasi waktu penggerusan yaitu 5 detik, 10 detik, 60 detik, 300 detik, dan 600 detik dalam suasana inert dan diperoleh ukuran butir rata-rata setelah proses perlakuan panas yaitu 1,55 μm, 1,48 μm, 1,14 μm, 0,93 μm, dan 0,63 μm yang diukur dengan metode intercept (Heyne). Proses pembuatan bakalan dengan diameter 10 mm dan tekanan 31,8 MPa. Bakalan tersebut disinter dan dianil dalam suasana inert dalam tabung quartz dengan suhu 1080 oC dan 600 oC selama masing-masing 1 jam. Pendinginan secara cepat dalam air (water quench) setelah sinter telah berhasil mempertahankan fasa magnetik Nd2Fe14B sebagai fasa utama berdasarkan identifikasi data difraksi sinar-X dan foto mikro. Kemungkinan adanya fasa-fasa lain seperti fasa yang kaya akan Nd (Nd-rich), fasa yang kaya akan B (NdFe4B4), dan fasa oksida Nd2O3. Fasa oksida banyak terdapat untuk sampel dengan waktu penggerusan yang cukup lama yaitu 300 detik dan 600 detik, sehingga sifat-sifat kemagnetan yang terukur sangat rendah. Pengukuran sifat kemagnetan menggunakan VSM untuk sampel yang dipelajari bahwa koersivitas dan remanen terbesar adalah 834 kA/m dan 0,62 T diperoleh untuk magnet isotrop dengan waktu penggerusan selama 60 detik.
Electromagnetic Wave Absorbing Materials on Radar Frequency Range Yana Taryana; Azwar Manaf; Nanang Sudrajat; Yuyu Wahyu
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 28, No 1 (2019): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1300.691 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v28i1.5197

Abstract

Radar absorbing material (RAM) is a material that which can absorb and reduce energy of electromagnetic wave. Recently, RAMs are widely used as an isolator to protect electromagnetic wave interference (EMI) caused by external electromagnetic field and electromagnetic waves generated by radio frequency (RF) components that disturb the performance of a radio system. Whilest, the most strategic function is as anti-radar coating material to supply the needs of military systems such as aircraft, combat ships and other equipments. Generally, RAM must be resistive, magnetic and dielectric. Absorption at the resonant frequency region is indicated by the permitability and permeability values of the material. The Most literature has reported that the basic material which has the potential to absorb electromagnetic waves is ferrite-based magnetic material, namely barium hexaferrite and strontium hexaferrite. Therefore, the current development of research leads to modification and engineering of the material structure so that it is expected to obtain the right parameters with a maximum absorption rate. Generally, RAMs construction design are grouped on the impedance matching and resonant absorber types.
Sintering Effect on the Microstructure And Magnetic Properties of Co-Alxoy Composite Compound Sri Mulyaningsih; Setyo Purwanto; Mujamilah Mujamilah; Wisnu A. Adi; Azwar Manaf
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 19, No 2 (2008)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v19i2.154

Abstract

Research on sintering effect on the micro structure and the magnetic properties of composite Co-AlxOy materials has been done. The experiment was carried out by high energy milling (HEM) to refine Co and Al sample powder, followed by sintering process. The composition of sample was Co73Al27 wt% with weight ratio to the ball was 1:2.7. The milling time was varied within 4.5, 12 and 20 hours, while sintering process was conducted at 384ºC and 484ºC. Several new peaks were found after sintering process and identified as a Co-Al2O4 compound. The experiment data shows the saturation magnetization Ms value was decline for the entire sample by the sintering process. The Mr value for the 12h milling was remind stable about 9 emu/gr but, for 4.5 milling was decline from 17.5 to 9.2 and 6.2 emu/gr , while for 20h milling from 13,5 to 9.25 and 8 emu/gr. No visible changes in the microstructure are observed.
TINJAUAN TEKNOLOGI PROSES EKSTRAKSI BIJIH NIKEL LATERIT Fathan Bahfie; Azwar Manaf; Widi Astuti; Fajar Nurjaman; Ulin Herlina
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1156

Abstract

Bijih nikel laterit merupakan mineral yang mengandung senyawa oksida besi-nikel. Teknologi pengolahan nikel laterit secara umum ada 3 metode yaitu hidrometalurgi, pirometalurgi dan reduksi selektif. Hidrometalurgi merupakan metode yang menggunakan pelindian dan larutan seperti asam untuk mengekstraksi nikel laterit. Metode dengan pelindian asam yang bertekanan adalah metode yang paling optimal untuk mendapatkan nikel dengan grade dan recovery tertinggi. Akan tetapi metode ini memiliki dampak pencemaran lingkungan akibat hasil proses pelindian dan waktu yang lama. Metode yang kedua, yaitu pirometalurgi menggunakan temperatur tinggi sampai 1600°C sehingga membutuhkan banyak energi seperti proses blast furnace. Metode dengan rotary kiln-electric furnace merupakan metode optimal dalam pengembangan nikel laterit. Akan tetapi kekurangannya yaitu tanpa pemisahan pengotor, energi yang besar, serta masih ada permasalahan teknis seperti adanya material yang mengalami melt partial. Metode yang ketiga yaitu reduksi selektif merupakan proses pemisahan dengan menyeleksi terbentuknya besi oksida sehingga mendapatkan kadar nikel yang tinggi tanpa energi yang tinggi. Hal ini disebabkan adanya penambahan aditif untuk menghambat terbentuknya besi dan menurunkan temperatur reduksi. Metode ini sebagai alternatif pengolahan bijih nikel laterit jenis limonit dan saprolit menjadi konsentrat nikel dengan kadar nikel di atas 5 %.
Pengaruh Elemen Paduan dan Senyawa terhadap Karakteristik Paduan Magnesium dan Aplikasinya - Kajian Adi Ganda Putra; Azwar Manaf; Djoko HP
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 20 No 2 (2021): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol20no2.424

Abstract

Alloys based on Magnesium the lightest structural metal and Mg have great application potential in the automotive and aerospace industries. However, Magnesium in its application is limited by its low strength and ductility. The most effective way to increase strength and ductility is by adding alloying elements, grain refinement, and dispersion strengthening. However, universal strengthening techniques for magnesium alloys are still being researched, and some are still being debated. This paper presents a brief overview of the development of methods of adding alloying elements to magnesium alloys, contributing to a better understanding of the factors controlling mechanical properties and providing an outlook for future research in this area.
Co-Authors Adi Ganda Putra Agus Sukarto Agus Sukarto Ahmad Royani Akmal Johan Andreas Andreas Arie Fiandimas Arieko Abdillah Asep Yudi Hercuadi Asep Yudi Hercuadi, Asep Yudi Bahfie, Fathan Bambang Soegijono Birawidha, David C Budhy Kurniawan Cahaya, Adam Badra Daulay, Amru Dedi Dedi Diah Susanti Djoko HP Doansi Tarihoran Dwita Suastiyanti Eddy Siradj Edie Sasito, Edie Eko Sulistiyono, Eko Elda Rayhana Elfrida Ratnawati Elisabeth A. S. Elsa Krisanti Erfan Handoko Erik Prasetyo Fajar Nurjaman Fajar Nurjaman Fathan Bahfie firdiyono, F Handoko, Djati Hasan Fahad Idris Novianto Iskandar Muda Iskandar Muda Iskandar Muda Lingga Hermanto Mabe Siahaan Manawan, Maykel Manawan, Maykel Mas Ayu Elita Hafizah Maykel Manawan Mujamilah Mujamilah Mulyaningsih, Neng Nenden Musfirah Cahya Fajrah, Musfirah Cahya Nanang Sudrajat Nelson Saksono Nelson Saksono Novizal Novizal, Novizal Novrita Idayanti Nurul Taufiqu Rochman Nurul Taufiqu Rochman Pontas Sialagan Priyono K. Priyono P Priyono Priyono Rafael F Maniur Ridwan Ridwan Roekmijati Soemantojo Roekmijati Soemantojo, Roekmijati Roekmijati W. Roekmijati W. Soemantojo, Roekmijati W. Roekmijati Widaningroem Roekmijati Widaningroem, Roekmijati Roekmijati Widaningrum Roekmijati Widaningrum, Roekmijati Rudi Subagja Saptari, Sitti Ahmiatri Setijo Bismo Setijo Bismo Setyo Purwanto Setyo Purwanto Sialagan, Pontas Sipahutar, Wahyu Solafide Sri Mulyaningsih Sri Mulyaningsih Suprihatin Suprihatin Taufik A. Bonaedy Tito Prastyo Rahman Tito Prastyo Rahman, Tito Prastyo Tri Haryono Ulin Herlina Valency, Tiara Wakid Ali Muntoha Widi Astuti Widi Astuti Wisnu A. Adi Wisnu Ari Adi Wisnu Ari Adi Wisnu Ari Adi Yana Taryana Yuliana Sari Yuliusman Yuliusman Yuliusman Yuliusman Yuyu Wahyu