Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

EVALUASI KORIDOR TRANSIT DITINJAU DARI KOMPONEN SAFETY & SECURITY: (STUDI KASUS: JALUR PEDESTRIAN JALAN KENDAL DI KAWASAN TOD DUKUH ATAS) Dearesti Ozadita Prabandani; Sri Pare Eni; Margareta Maria Sudarwani
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 1 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i1.8649

Abstract

Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk di Kota-kota besar khususnya di Jakarta disebabkan oleh salah satu faktor yaitu urbanisasi. Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti mencari pekerjaan yang lebih baik, gaya hidup modern dan kemudahan akses ke layanan publik. Peningkatan jumlah penduduk di kota besar menimbulkan masalah pada perkotaan, seperti bertambahnya polusi udara karena meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor. Transit Oriented Development (TOD) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan Kawasan Berorientasi Transit, merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut dengan fokus pengembangan kawasan yang berbasi pada human centered dan integrasi antarmoda. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi Koridor Transit Di Kawasan Tod Dukuh Atas ditinjau Dari Komponen Safety & Security pada Pedestrian Jalan Kendal dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan literatur review. Berdasarkan analisis dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa koridor Jalan Kendal belum sepenuhnya memenuhi syarat pada aspek keamanan pedestrian dan jalan tersebut belum dapat di katagorikan sebagai koridor yang ramah untuk pejalan kaki walaupun letaknya berada di kawasan TOD. Maka dari itu perlu adanya perhatian serta perbaikan pada aspek sirkulasi, penerangan jalan, penyebrangan dan kelengkapan perabot jalan seperti tempat sampah, tempat duduk, vegetasi, bollard dll.
PENATAAN JALUR PEDESTRIAN BERBASIS TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) PADA REVITALISASI KAWASAN STASIUN MANGGARAI Kartika Ismi Alawy; Sri Pare Eni; Margareta Maria Sudarwani
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 1 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i1.9284

Abstract

Pemerintah Daerah DKI Jakarta terus berusaha untuk mengatasi permasalahan kota yang dihadapi, salah satunya kemacran dengan merencanakan pembangunan kawasan terpadu di beberapa titik di wilayah DKI Jakarta. Konsep TOD (Transit Oriented Development) merupakan salah satu bentuk perencanaan yang diharapkan bisa mengurangi permasalahan kemacetan di DKI Jakarta. Salah satu lokasi yang bisa dikembangkan yaitu perencanaan sistem transportasi dengan sistem integrasi di kawasan stasiun. Hal ini karena Stasiun Manggarai sedang melakukan revitalisasi menjadi stasiun sentral yang bisa diterapkan dengan konsep TOD (Transit Oriented Development) karena stasiun Manggarai merupakan perpotongan dan pertemuan koridor transportasi publik lebih dari 2 jenis transportasi publik. Namun dalam pengebangan sebuah kawasan TOD terdapat berbagai prinsip pendukung keberhasilan revitalisasi stasiun Manggarai, yaitu dengan penataan jalur pedestrian yang terintegrasi terhadap sekitarnya. . Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penataan jalur pedestrian stasiun Manggarai yang sesuai atau tidak dengan prinsip TOD serta mengetahui dampak dari revitalisasi stasiun Manggarai yang akan dijadikan stasiun sentral serta menerapkan sistem Transit Oriented Development (TOD). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dimana data dikumpulkan melalui metode survei dan studi pustaka dan menetapkan perangkat penilaian standar TOD dari ITDP tahun 2017 sebagai pedoman penilaian. Hasil penelitian yang ditunjukkan ialah penataan jalur pedestrian sudah mendapatkan 74 poin standar TOD yang masuk ke dalam kategori level silver. Kategori ini termasuk dalam kateogi menengah dan menuju ke sempurna, dengan peningkatan kualitas yang sesuai dengan standar prinsip TOD maka revitalisasi Stasiun Manggarai akan berdampak lebih dalam keberhasilan penataan jalur pedestrian berbasis Transit Oriented Development (TOD).
The Sustainability of Semarang Kauman Village (When Conservation Meets Development) Margareta Maria Sudarwani
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 16, No 1 (2024): January 2024
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v16i1.9905

Abstract

Semarang has developed as a large coastal city with an important port due to its strategic and unique position. This strategic and unique position is shown by the hills at the top of the city such as Gajah Mungkur, Candi, Mrican, Mugas, Mount Sawo, Simongan and others as well as lowlands at the bottom of the city. One of the important historical ethnic villages to be appointed is Kampung Kauman, Semarang, which has a distinctive history related to the existence of the Great Mosque of Semarang. is an ancient village inhabited by local residents which began to be awakened during the reign of Ki Ageng Padang Aran. The Great Mosque of Semarang, although it is quite an old mosque, is the first mosque in the city of Semarang which was founded by Ki Ageng Padang Aran. The Great Mosque of Semarang is located in the old Semarang square complex which has the same pattern as Javanese city squares in general. There are many opinions regarding the term "kauman". There is an opinion that "kauman" comes from the word: nggone wong qoum (place of the clans), pakauman (place of residence of the clans), sing aman (safe group/people) or there is also the opinion of qo'um muddin (Islamic religious leader). Based on the opinions described above, "kauman" contains the meaning of the residence of the scholars. This study aims to examine the sustainability of residential spaces in Kauman village, both physical and non-physical characteristics and aims to optimize the potential of existing villages for urban development planning. This research uses a descriptive method based on empirical facts. The results of the Kauman Village Residential Spatial Sustainability Research are then used as needed, including development strategies and future city government decisions.
Kota Berkelanjutan: Analisis Efektivitas Penerapan Smart Mobility dan Smart Living untuk Menciptakan Happy City di Kota Jakarta Wulandari, Anis; Siahaan, Uras; Sudarwani, Margareta Maria
Jurnal Arsitektur Wastu Padma Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Bung Karno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62024/jawp.v1i2.13

Abstract

Contemporary technological developments have given birth to a smart city concept that is able to respond to urban problems through the use of information and communication technology. On the other hand, aspects of happiness indicators have become part of city performance, so studies have emerged that link happiness with the quality of life of city residents. In line with the sustainable city development paradigm, in recent years, the Jakarta Special Capital Region government has developed public transportation such as commuterline, Transjakarta, MRT and LRT which is supported by technology in payment systems and departure schedules to improve services for its users. However, it is not enough to provide satisfaction for users due to problems with ticket sensors, payment via vending machines and inappropriate arrival time management. The aim of this research is to analyze the effectiveness by comparing the plans that have been determined with the results in implementing two smart city pillars, namely smart living and smart mobility to create a Happy City in the city of Jakarta. This research uses a descriptive quantitative approach with observation and the use of questionnaires. From the results of the discussion, it was found that the majority of users stated that it had not been achieved or that development was still needed in terms of waiting time range, ease of technology, security and comfort. Meanwhile, city residents as users stated that they were quite happy, showing satisfaction with comfort and security.
Kajian Potensi Kawasan Situs Batu Penggilingan Cakung Jakarta Timur sebagai Kampung Wisata Warisan Budaya Betawi Widodo, Sri Prasetya; Siahaan, Uras; Sudarwani, Margareta Maria
Jurnal Arsitektur Wastu Padma Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Bung Karno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62024/jawp.v1i2.14

Abstract

The preservation of the city's historical artifacts is part of the development of the historical, memory and cultural sustainability of the city. The edge of the Buaran River has the potential for historical objects in the form of Batu Penggilingan sites, the history of the area and the potential for residents to develop their villages. This article raises a study of cultural values, preservation and development of Batu Penggilingan historical site on the banks of the Buaran River, Cakung, East Jakarta. This study examines its development as a Betawi cultural tourism village so that it can make the area an educational and interesting tourist attraction. This study used descriptive qualitative methods based on field empirical data exploring the factors that support the program. The result of the discussion was that the development of tourism villages requires in-depth identification of physical, architectural and environmental potentials in order to become a sustainable program by paying attention to and strengthening the unique Betawi cultural characteristics in the village planning and design process.
Kajian Perancangan Rumah Sederhana Berkonsep Klimatik pada Kampung Dempet di Tipar Padalarang Bandung Margareta Maria Sudarwani; Sally Septania; Jessica Miracella Indry; Gabrielle Charles Jourdan
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 22, No 2 (2024): Arsitektura: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v22i2.93938

Abstract

Climatic architecture is becoming a popular concept as it addresses issues of climate change, economy, and building health. The pandemic has heightened awareness of the importance of cross-ventilation, bringing the climatic concept back into focus for the design of new buildings and the development of existing ones. This study aims to: 1) Identify the characteristics of urban village houses with attached homes focused on thermal comfort, 2) Determine climatic design criteria for attached houses, 3) Understand the application of climatic concepts in attached houses. The methodology used is descriptive quantitative, with data from field conditions and references from journals. The results indicate that in addition to window placement aligned with wind direction, the use of wind chimneys and rain harvesting systems can be implemented in houses in densely built villages. This research is expected to provide knowledge about climatic architecture and offer solutions for its application in contemporary building design.
TIGA STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT TERHADAP SIGNIFIKANSI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PADA GEREJA KATOLIK DI JAKARTA Studi kasus: Gereja Katedral, Gereja Theresia, Gereja Bidaracina, Gereja Toasebio Wijayanti, Dinar Ari; Nugroho, Slamet; Siahaan, Uras; Sudarwanti, M Maria
NALARs Vol. 24 No. 1 (2025): NALARs Vol 24 No 1 Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.24.1.45-62

Abstract

Bangunan cagar budaya di kota Jakarta memiliki signifikansi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antropologis, sosiologis, politik dan sejarah perkembangan dunia sejak terbukanya hubungan dagang Nusantara dengan dunia luar. Namun masyarakat belum mengambil peran aktif melestarikan bangunan Cagar Budaya (CB) maupun bangunan Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Terdapat pandangan masyarakat bahwa pelestarian bangunan CB dan ODCB tidak bernilai ekonomis dan sulit pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode atau strategi mengembangkan kesadaran masyarakat terhadap bangunan cagar budaya, khususnya gereja Katolik, berangkat dari signifikansi kesejarahan dan arsitektur. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi literatur, observasi dan survey empat bangunan gereja Katolik yang menjadi bahan studi kasus untuk merumuskan tiga strategi yaitu strategi skala mikro, meso dan makro untuk mengembangkan kesadaran masyarakat terhadap signifikansi bangunan cagar budaya dengan studi kasus empat bangunan gereja katolik yang sudah berstatus cagar budaya. Terdapat dua hasil penelitian yang dicapai. Hasil yang pertama, yang menjadi dasar, adalah mendapatkan unsur-unsur signifikansi kesejarahan, arsitektur dan aspek pemanfaatan. Hasil yang kedua, yang memiliki kaitan erat pada hasil pertama, adalah pengembangan metode atau strategi untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap arti penting pelestarian bangunan cagar budaya. Dengan dilaksanakannya metode pengembangan kesadaran masyarakat berbasis signifikansi cagar budaya subjek penelitian, diharapkan kesadaran masyarakat dapat mengakar secara objektif sehingga menjadi rasionalisasi yang kuat untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha-usaha pelestarian. Edukasi bagi semua pihak adalah cara yang efektif dan efisien untuk membangun kesadaran masyarakat akan melestarikan signifikansi bangunan cagar budaya. Sistem dan muatan edukasi yang bersifat transformatif, dapat disiapkan secara komprehensif melalui pelbagai kajian, dan dikemas sedemikian agar masyarakat dapat mencerna dan memahaminya dengan mudah.Cultural heritage buildings in Jakarta have significance that are influenced by various anthropological, sociological, political, and historical factors of world development since the opening of trade relations between the archipelago and the outside world. However, the community has not actively preserved cultural heritage (CB) buildings or suspected cultural heritage object (ODCB) buildings. Public opinion is that preserving CB and ODCB buildings has no economic value and is difficult to implement. This research aims to develop a method or strategy to develop public awareness of cultural heritage buildings, especially Catholic churches, departing from historical and architectural significance. This study uses an analytical method with a descriptive qualitative approach through literature studies, observations, and surveys of four Catholic church buildings, which are the subject of a case study, to formulate three strategies, namely micro, meso, and macro-scale strategies, to develop public awareness of the significance of cultural heritage buildings with a case study of four Catholic church buildings that have cultural heritage status. There are two research results achieved. The first result, the basis, is to obtain elements of historical significance, architecture, and utilization aspects. The second result, closely related to the first result, is the development of methods or strategies to grow and increase public awareness of the importance of preserving cultural heritage buildings. With the implementation of the process of developing public awareness based on the significance of the cultural heritage of the research subject, it is hoped that public awareness can take root objectively so that it becomes a strong rationalization to participate actively in conservation efforts. Education for all parties is an effective and efficient way to build public awareness and preserve the significance of cultural heritage buildings. The transformative system and educational content can be prepared comprehensively through various studies and packaged so that the public can easily digest and understand them. 
The Beauty of Toba Architecture Living in Harmony with the Surrounding Natural Environment Sudarwani, Margareta Maria; Widati, Galuh; Bintang, Situmorang Lumay; Simanjuntak, Faran Sere
Local Wisdom Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol. 14 No. 2 (2022): July 2022
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v14i2.7489

Abstract

Toba architecture is one of the most interesting architectural concepts. Toba architectural house has a charming shape and ornaments equipped with beautiful natural landscapes around it. Nature has a fairly important meaning for the people of Toba Samosir where the relationship and orientation between mountains and lakes become the basic of the layout of their home design. One of the areas that have a Toba architecture style is located on the shores of Lake Toba, Sigumpar Sub district, Toba Samosir Regency, North Sumatra. Environmental arrangements with local wisdom that is strong enough in harmony with the surrounding natural environment, namely mountains and lakes. Jabu houses and Sopo still relatively survive with the style of Toba architecture and have not been affected by modern architecture. Today Toba Architecture is threatened with extinction due to several things which also often the cause of the destruction of hundreds of traditional houses throughout the country. The uniqueness of the Sigumpar Area mentioned above is very interesting to study and research. The purpose of the research is to know the characteristics of Toba architecture in Sigumpar area so that it can be a reference in determining which toba architectural characteristics that need to be maintained in the framework of the preservation. The writing method used is a descriptive method based on empirical facts in the field. In this study the research area is devided in four observation unit/huta which the layout of each observation is varied. The results of this study are expected to provide knowledge about the architectural characteristics of Toba architecture in Sigumpar area and provide concepts related to building preservation and application in designing buildings.
Analisa Kenyamanan Hunian Rumah Susun Tipe 36 Hartono, Mochamad; Eni, Sri Pare; Sudarwani, Margareta Maria
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i3.56143

Abstract

Perkembangan kota yang pesat mendorong pembangunan rumah susun sebagai solusi hunian alternatif, namun regulasi mengenai luas unit seringkali menghasilkan ruang terbatas, yang berdampak pada kenyamanan fisik penghuni. Keterbatasan ini meningkatkan risiko kecelakaan, menyulitkan penataan dan kebersihan ruang, serta menciptakan kondisi yang kurang higienis. Selain itu, ruang pribadi yang sempit mengurangi privasi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental penghuni, serta menurunkan kualitas hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kenyamanan hunian rumah susun tipe 36, dengan fokus pada Rumah Susun ASN Pasar Jumat. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain yang optimal untuk unit rumah susun dapat dicapai dengan penataan ruang yang efisien dan fleksibel, pemilihan perabot multifungsi, serta penggunaan warna dan pencahayaan yang tepat. Selain itu, teknologi rumah pintar dapat meningkatkan kenyamanan penghuni dengan memberikan kontrol yang lebih baik atas lingkungan hidup mereka. Penelitian ini menyoroti pentingnya desain rumah susun yang mempertimbangkan keterbatasan ruang dan kebutuhan penghuni untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan fungsional bagi pegawai ASN yang dipindah tugaskan di Jakarta.
PENILAIAN KEBERLANJUTAN KOTA TERHADAP KETAHANAN ENERGI DAN INFRASTRUKTUR MENGGUNAKAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPIS) (Studi Kasus Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi ) Hermawan, Riyan; Siahaan, Uras; Sudarwani, Margareta Maria
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: During development process, incorporation of urban aspects becomes important thing, on the other side it has been recognized that environmental damage and effects global warming are serious threat; this is also exacerbated by the level of density, as well as high urban population activities. Thus, the different application methods, techniques and assessment instruments for sustainable cities needs to be realized, this aims to find out how cities can become more sustainable in future. The method applied to solve problem is to use Key performance indicators (KPIs) for assessing aspects urban sustainability, especially in terms of energy resilience and infrastructure. This research was conducted using the method of selecting several points from KPIs related to energy resilience and infrastructure to measure sustainability performance at urban level using the Analytic Hierarchy Process (AHP) approach. The results are then applied to the sustainable urban planning process. This model was then tested and applied in a case study based on Tarumajaya sub-district. Until finally, this research can provide knowledge about strategies for implementing KPIs to improve city sustainability and can be developed by applying indicators into urban planning to support Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.Abstrak: Selama proses pembangunan, penggabungan dari aspek-aspek perkotaan menjadi hal yang penting, disisi lain telah diketahui bahwa kerusakan lingkungan dan efek pemanasan global menjadi ancaman serius; hal ini juga diperparah dengan tingkat kepadatan, serta aktifitas penduduk kota yang tinggi. Dengan demikian, penerapan metode, teknik, dan instrumen penilaian yang berbeda untuk kota berkelanjutan perlu untuk direalisasikan, hal ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana kota bisa menjadi lebih berkelanjutan di masa yang akan datang. Metode yang diterapkan untuk penyelesaian permasalahan adalah menggunakan Key performance indicators (KPIs) untuk penilaian aspek keberlanjutan kota khususnya pada segi ketahanan energi dan infrastruktur, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan kota berkelanjutan dimana pembangunan dan lingkungan dapat saling terintegrasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode pemilihan beberapa poin dari KPIs yang berkaitan dengan ketahanan energi dan infrastruktur untuk mengukur kinerja keberlanjutan di tingkat perkotaan dengan pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP). yang kemudian hasilnya diaplikasikan kedalam proses perencanaan kota keberlanjutan. Model ini kemudian diuji dan diterapkan dalam studi kasus berdasarkan keadaan kecamatan Tarumajaya. Hingga akhirnya, Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang strategi penerapan KPIs untuk meningkatkan keberlanjutan kota serta dapat dikembangkan dengan mengaplikasikan indikator ke dalam perencanaan kota untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.