Claim Missing Document
Check
Articles

RESPON PERILAKU SERANGGA PENGGEREK (Hypotenemeus hampei) TERHADAP PERANGKAP WARNA YANG BERBEDA SEBAGAI PENGENDALI HAMA BUAH KOPI (Robusta Arabica) DI PERKEBUNAN KOPI ROBUSTA, KECAMATAN PUPUAN, TABANAN, BALI RA Pambudi; Desak Made Citrawathi; I Wayan Sukra Warpala
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v5i2.21964

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui respon perilaku serangga penggerek (Hypotenemeus hampei) terhadap perangkap warna merah, warna kuning dan warna putih dan (2) mengetahui warna yang paling efektif digunakan dalam menangkap serangga penggerek. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian eksploratif dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dan bertempat di perkebunan kopi robusta Kecamatan Pupuan. Subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah Hypotenemeus hampei pada fase imago sedangkan objek yang diteliti pada penelitian ini adalah respon gerak Hypotenemeus hampei terhadap perangkap warna merah, warna kuning dan warna putih. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) respon Hypotenemeus hampei pada perangkap merah berupa gerakan berputar-putar dan masuk kedalam perangkap, pada perangkap kuning berupa gerakan berputar-putar dan terbang naik turun sebelum masuk atau menjauhi perangkap sedangkan pada perangkap putih berupa gerakan naik turun sebelum masuk atau menjauhi perangkap dan (2) Hasil tangkapan pada masing-masing perangkap warna menunjukan bawa perangkap merah adalah warna yang paling efektif dalam menarik Hypotenemeus hampei dengan jumlah persentase 54%, pada perangkap kuning sebanyak 25 % dan warna putih sebanyak 20%.
NILAI PALATABILITAS SERANGGA HAMA BAGI KODOK BUDUK (Bufo melanostictus) SERTA POTENSINYA DALAM MENGENDALIKAN HAMA SERANGGA Prastya Ichbal; Desak Made Citrawathi; NP Sri Ratna Dewi
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 5 No. 3 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v5i3.21967

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui nilai palatabilitas serangga hama yang paling tinggi bagi kodok buduk (Bufo melanostictus) (2) mengetahui potensi kodok buduk dalam mengendalikan hama serangga. Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan rancangan post-test only control group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu  kodok buduk yang berjumlah 20 ekor. Kodok buduk yang digunakan adalah yang memiliki berat ±10 gram yang diberikan pakan berupa tiga jenis serangga hama yaitu belalang, jangkrik dan kumbang Concillidae. Nilai palatabilitas kemudian dapat diperoleh melalui rumus nisbah pemangsaan. Berat serangga hama yang dimangsa kemudian dihitung dan dianalisis menggunakan uji ANOVA one way pada taraf signifikansi 5%. Kemudian dilakukan uji Lanjut HSD (High Significance Different) digunakan untuk menganalisis selisih terbesar diantara kelompok perlakuan. Hasil uji ANOVA one way menunjukkan bahwa nilai palatabilitas serangga hama berbeda bermakna (p>0,05). Nilai palatabilitas serangga hama paling tinggi didapat yaitu belalang sebesar 0,17 dan yang terendah yaitu kumbang dengan nilai 0,05.  Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan yaitu (1) serangga hama yang memiliki nilai palatabilitas paling tinggi adalah belalang dengan nilai 0,05 serta (2) kodok buduk buduk berpotensi dapat digunakan untuk mengendalikan serangga hama terutama belalang karena memiliki nilai palatabilitas paling tinggi.
HUBUNGAN POLA MAKAN AKTIVITAS FISIK PENGETAHUAN GIZI DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) SISWA KELAS XI MIPA SMA Ni Made Suyasmi; Desak Made Citrawathi; I Made Sutajaya
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 5 No. 3 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v5i3.21969

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengetahui hubungan pola makan terhadap IMT siswa SMA, (b) mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap IMT siswa SMA, (c) mengetahui hubungan pengetahuan gizi terhadap IMT siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Pendataan pola makan siswa pada penelitian ini menggunakan metode 24-hours recall. Pendataan aktivitas fisik menggunakan Physical Activity Level (PAL). Pendataan pengetahuan gizi siswa dilakukan dengan memberikan 28 butir soal pengetahuan gizi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Product Moment (Pearson) pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan IMT siswa dengan nilai p=0,016 (p<0,05), antara aktivitas fisik dengan IMT siswa dengan nilai p=0,011 (p<0,05), dan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi siswa dengan IMT siswa dengan nilai p=0,164 (p>0,05). Simpulannya adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dan aktivitas fisik dengan IMT siswa SMA.
PENGEMBANGAN UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI BERBASIS PENDEKATAN STEM PADA MATERI SISTEM RESPIRASI DENGAN BERBANTUAN EDMODO UNTUK KELAS XI MIPA DI SMA Kadek Intan Dwipayanti; Desak Made Citrawathi; Ketut Srie Marhaeni Julyasih
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) berbasis pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) pada materi sistem respirasi dengan bantuan e- learning edmodo sebagai pengiriman bahan ajar dan menguji kelayakan, kepraktisan dan keefektifan dari UKBM yang dikembangkan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE (analyze, design, development, implementation, dan evaluation). Subjek uji coba produk dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan soal materi sistem respirasi. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kelayakan UKBM berbasis pendekatan STEM dari ahli media mendapatkan presentase skor sebesar 90,6% dengan kriteria sangat layak dan dari ahli materi mendapatkan presentase skor sebesar 80,9% dengan kriteria layak, (2) kepraktisan UKBM berbasis pendekatan STEM mendapatkan presentase sebesar 89,8% dengan kriteria sangat praktis, (3) keefektifan UKBM berbasis pendekatan STEM mendapatkan presentase sebesar 77,78% dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, UKBM berbasis pendekatan STEM materi sistem respirasi dapat digunakan sebagai alternatif baru dalam bahan ajar di sekolah.
Pemberian Aromaterapi Lavender Berpengaruh terhadap Tingkat Stres dan Motivasi Belajar Peserta Didik Marcel Adiwibawa; Desak Made Citrawathi; Ni Putu Sri Ratna Dewi
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian aromaterapi lavender dapat menurunkan tingkat stres belajar dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Jenis penelitian eksperimental semu (quasi experimental) ini menggunakan rancangan nonequivalent randomized pre and post test kontrol group design. Populasi pada penelitian ini terdiri dari dua, yaitu populasi target adalah seluruh peserta didik di SMA Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2019/2020 dan populasi terjangkau adalah peserta didik kelas XI MIPA, dengan sampel penelitian yang berada pada kelas XI MIPA 2 sebagai kelompok kontrol dan XI MIPA 3 sebagai kelompok eksperimen yang telah memenuhi kriteria inklusi,eksklusi dan drop out dengan jumlah sebanyak 60 orang. Variabel terikat yang diteliti pada penelitian ini adalah tingkat stres belajar dan motivasi belajar pada peserta didik yang didata dengan menggunakan Kuesioner stres belajar dengan skala likert yang sudah valid dan reliabel, diambil dari penelitian (Dwipayana, 2018) dan Kuesioner motivasi belajar dengan skala likert yang sudah valid dan reliabel, diambil dari penelitian (Mahayana, 2016). Pendataan dilakukan sebelum dan sudah perlakuan selama 3 (tiga) kali pengulangan pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok kontrol tidak diberikan aromaterapi lavender dan pada kelompok kontrol diberikan aromaterapi lavender yang diberikan pada jam ke-7 pembelajaran (12.00 WITA) hingga akhir jam ke-8 pembelajaran (13.30 WITA). Data yang diperoleh dianalis dengan uji t-group (independent sample t-test) pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat stres belajar sebesar 18,54% dan peningkatan motivasi belajar sebesar 6,73% (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian aromaterapi lavender dapat menurunkan stres belajar dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri 4 Singaraja.
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Kebosanan Peserta Didik di SMA Dewa Made Aris Tian Saputra; Desak Made Citrawathi; I Made Sutajaya
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 7 No. 3 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of the study was to prove that the implementation of the Jigsaw cooperative learning model can reduce the musculoskeletal complaints and boredom of students. This study used a nonequivalent randomized pre and posttest control group design, which involved 33 students in the experimental class and 33 students in the control class. Data collection was done through the distribution of Nordic body map questionnaires to record musculoskeletal complaints, and boredom questionnaires to record boredom in the learning process. The data obtained were analyzed by independent sample t test, because the data were normally distributed at a significance level of 5%. The results showed that the implementation of the Jigsaw cooperative learning model significantly reduced musculoskeletal complaints by 46.71% and boredom by 26.76%, between the experimental class and the control class (p <0.05). It can be concluded that the implementation of the Jigsaw cooperative learning model reduces musculoskeletal complaints and boredom of students
Perbaikan Pencahayaan Ruang Kelas Menurunkan Kelelahan Mata dan Kebosanan Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Biologi di SMA Ni Putu Dina Sutarnitri; Desak Made Citrawathi; I Made Sutajaya
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 7 No. 3 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengguna ruang kelas sering kali mengabaikan intensitas pencahayaan ruang kelas saat proses pembelajaran. Intensitas pencahayaan ruang kelas yang tidak memenuhi standar dapat menyebabkan kelelahan mata dan kebosanan belajar peserta didik. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara melakukan perbaikan pencahayaan ruang kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbaikan pencahayaan di ruang kelas dapat menurunkan kelelahan mata dan kebosanan belajar peserta didik pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Kuta Utara. Penelitian ini merupakan eksperimental semu (quasi experimental) dengan rancangan sama subjek (treatment by subject design) dengan pola randomized pre and post test group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Kuta Utara. Sampel penelitian merupakan peserta didik kelas XI tahun ajaran 2019/2020 yang masuk dalam kriteria inklusi. Ditetapkan 25 orang peserta didik sebagai sampel penelitian yang dipilih melalui pengambilan sampel secara acak sederhana. Kelelahan mata dan kebosanan beajar didata menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi. Data dianalisis menggunakan uji t dependent sample dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan bermakna pada kelelahan mata sebesar 38,53% (p<0,05) dan kebosanan belajar peserta didik sebesar 67,43% (p<0,05%) antara sebelum dan sesudah perbaikan pencahayaan di ruang kelas. Disimpulkan bahwa perbaikan pencahayaan di ruang kelas dapat menurunkan kelelahan mata dan kebosanan belajar peserta didik. Disarankan agar para pengguna ruang kelas memerhatikan intensitas pencahayaan di ruang kelas untuk menghindari terjadinya kelelahan mata dan kebosanan belajar.
FAKTOR DETERMINAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PKRR) DI SMP Desak Made Citrawathi
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) di Sekolah. yang akan digunakan sebagai dasar dalam merancang pelaksanaan PKRR di SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian di SMP Negeri dan Swasta di Kota Singaraja - Bali. Sekolah yang dilibatkan sebagai sampel ditentukan dengan teknik purposive random sampling. Jumlah sampel adalah 10 orang Kepala Sekolah, dan 10 orang guru Ilmu Pengeahuan Alam (IPA) dan Bimbingan Konseling (BK), dan siswa di SMP. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, angket, pencatatan dokumen, dan FGD. Hasil yang diperoleh bahwa faktor determinan yang meliputi faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors), dan faktor pendorong (reinforcing factors) dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi (PKRR) sudah ada, tetapi belum memadai untuk dilaksanakannya PKRR di SMP. Untuk dapat terlaksananya PKRR di Sekolah sebagai upaya menyiapkan remaja sehat reproduksi dan memenuhi salah satu hak reproduksi siswa (remaja) perlu dirancang dan dikemas secara sistematis.
MEMBELAJARKAN KETERAMPILAN HIDUP DALAM BIDANG KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENURUNKAN RISIKO REMAJA MENGALAMI TRIAD KRR Desak Made Citrawathi
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2016
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja dekade tahun 2000an ini sangat berbeda dengan remaja generasi sebelumnya. Arus informasi telah merubah (meliberalisasi) cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak para remaja berkaitan dengan seksualitas. Remaja saat ini menghadapi masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas yang disebut dengan risiko Tiga Ancaman Dasar Kesehatan Reproduksi Remaja (Triad KRR) yang meliputi seksulitas, HIV/AIDS, dan Napza. Risiko Triad KRR yang dihadapi remaja adalah (1) meningkatnya jumlah remaja dengan HIV/AIDS, (2) kehamilan yang tidak diinginkan, dan (3) penyalahgunaan Napza. Agar remaja mampu menghadapi risiko TRIAD KRR, maka remaja perlu dibantu dan difasilitasi dengan berbagai keterampilan, di antaranya keterampilan hidup dalam bidang kesehatan reproduksi remaja. Keterampilan hidup dalam bidang KRR, antara lain adalah: (1) keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, (2) keterampilan berpikir (berpikir positip), (3) keterampilan komunikasi interpersonal, (4) keterampilan menjaga kesehatan fisik, (5) keterampilan bersikap tegas, (6) keterampilan mempercayai dan menghargai diri sendiri, dan (7) keterampilan menghadapi stres. Keterampilan hidup tersebut dapat dilatih dan ditingkatkan melalui proses pembelajaran. Untuk itu, remaja (siswa) perlu diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin dengan menggunakan strategi yang tepat dan sesuaikan dengan tahap perkembangannya serta situasi yang dihadapi remaja. Kata-kata Kunci: Keterampilan hidup, Triad Kesehatan Reproduksi Remaja AbstractTeens decade of the 2000s was very different from the previous generation. The flow of information has changed how to think, how to behave and how to act with regard to youth sexuality. Teens today are facing the problem of reproductive health and sexuality called risk three basic threats Adolescent Reproductive Health (ARH) that includes Sexuality, HIV / AIDS, and narcotics, psychotropic and addictives substances. Three basic threats ARH risk faced teen are (1) increasing the number of adolescents with HIV / AIDS, (2) an unwanted pregnancy, and (3) abuse of narcotics, psychotropic and addictive substances. To be able to face the risk of three basic threats ARH, adolescent needed to be assisted and facilitated with a variety of skills, such as life skills related adolescent reproductive health. Life skills in adolescent reproductive health is: (1) the skills to solve problems and make decisions, (2) order thinking skills (positive thinking), (3) interpersonal communication skills, (4) the skills to maintain physical health, (5) the skills to be firm, (6) the skills to trust and respect ourselves, and (7) the skills to deal with stress. The life skills can be trained and improved through the learning process. Therefore, adolescents (students) should be given to reproductive health education as early as possible by using the right strategies and adjust to the stage of development and the situation faced teen. Keywords : life skill, three basic threats ARH
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN INTEGRATIF DAN KOLABORATIF DI SEKOLAH Desak Made Citrawathi
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Untuk dapat belajar dengan baik, diperlukan status kesehatan yang optimal. Kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual yang baik pada siswa akan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam promosi kesehatan dan merupakan startegi promosi kesehatan yang lebih baik dibandingkan strategi lainnya. Melalui pendidikan kesehatan siswa mendapatkan informasi, pengetahuan, dan keterampilan mengenai perilaku hidup sehat, dan gaya hidup yang bersih dan sehat. Melalui pendidikan kesehatan siswa juga mendapatkan akses mengenai berbagai masalah kesehatan. Siswa yang mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan tidak hanya mampu mempraktekkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mereka juga diharapkan mampu menjadi agen promosi kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan dalam UU RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.Kedua Undang-undang tersebut mengamanatkan pentingnya pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah. Dengan berlakunya Kurikulum 2013, perlu dikembangkan model pendidikan kesehatan integratif dan kolaboratif, melalui pengembangan tema-tema kesehatan atau diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan, dengan lebih mengoptimalkan peranan siswa, guru, dan dukungan partisipatif aktif warga sekolah, orang tua, dan Puskesmas.Kata-kata kunci: pendidikan kesehatan, integratif, kolaboratif.Abstract: Education and health are two interrelated things. To be able to learn well, required optimal health status. Physical, mental, social, and spiritual well the students will support the success of students in learning.Education is one of the important elements in the promotion of health and health promotion is a strategy that is better than other strategies. Through health education students gain information, knowledge, and skills regarding healthy behavior and lifestyle that is clean and healthy. Through healtheducation students also gain access to the wide range of health problems. Students who received health education are expected not only be able to practice healthy behaviors in daily life, but they are also expected to be a health promotion agency in the family and society. In Law No. 20 Year 2003 on National Education System stated that "the National Education serves to developing students' potentials to become a human of faith and fear of God Almighty, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, independent, and become citizens democratic and accountable. While the RI Law 36 of 2009 on Health stated that the school health organized to enhance the ability of learners healthy life in a healthy environment so that students can learn, grow, and develop into a quality human resources. Both the laws mandates the importance of the implementation of health education in schools. With the enactment of Curriculum 2013, the need to develop models of integrative and collaborative health education, through the development of health themes or integrated in the relevant subjects, to further optimize the role of students, teachers, and support of active participatory citizens of the school, parents, and health centers.Keywords: health education, integrative, collaborative.
Co-Authors ., Fani Andriani Ni Putu ., I Putu Esha Darmawan ., I Wayan Dena ., Ib Dimas Mahendra Wijaya ., Ida Ayu Kade Aprilia Darmasanti ., Ismiatul Wardah ., Kadek Donna Redita Putri ., Kadek Krisna Dwi Mahartini ., KADEK KUSUMA DEWI ., Ni Kadek Kandi Pina Sari ., Ni Kadek Mahigawati ., Ni Kadek Nanti ., Ni Komang Tri Kamistin ., Ni Made Karmini Sridewi ., Ni Md Dwi Wahyundari ., Ni Nyoman Komala Putri ., Ni Wayan Ernayanti ., Ni Wayan Lina Astiani ., Ni Wayan Tiara Yasmantika ., P. Krisna Widyantara Sujana ., Putu Desy Natalistiani ., Tia Nur Rosita Abu Yazid Abu Bakar Adiwibawa, Marcel Andi, I Nengah Apriantini, Ni Putu Aryana, Ida Bagus Putu Astawa, I. B. M. Dewa Made Aris Tian Saputra Dewi, N.P.S.R Dimas Mahendra Wijaya Dr. I Nyoman Tika,M.Si . Dwipayanti, Kadek Intan Fani Andriani Ni Putu . Fitriani, Herdiyana Gede serfi Giada Giada, Gede serfi Hendrawan, M Bayu Heny, Ajeng Purnama I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Gusti Ngurah Yuda Pranata . I Made Sutajaya I Nyoman Wijana I Putu Esha Darmawan . I Wayan Dena . I Wayan Karyasa I Wayan Sukra Warpala I Wayan Widiana I. K. Sudiana Ib Dimas Mahendra Wijaya . Ichbal, Prastya Ida Ayu Indah Udiantari Ida Ayu Kade Aprilia Darmasanti . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Putu Arnyana IKA DINI HARYANTI . IM Sutajaya Ismiatul Wardah . Kadek Donna Redita Putri . Kadek Intan Dwipayanti Kadek Krisna Dwi Mahartini . KADEK KUSUMA DEWI . Ketut Srie Marhaeni Julyasih Luh Made Sukma Dwityarini . Luh Made Sukma Dwityarini ., Luh Made Sukma Dwityarini M Bayu Hendrawan Manili, Desak Made Citra Marcel Adiwibawa N.P.S.R Dewi N.P.W. Savitri Ni Kadek Kandi Pina Sari . Ni Kadek Mahigawati . Ni Kadek Nanti . Ni Komang Tri Kamistin . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Luh Putu Mia Lestari Devi Ni Made Karmini Sridewi . Ni Made Niki Suhardini . Ni Made Suyasmi Ni Md Dwi Wahyundari . Ni Nyoman Komala Putri . Ni Putu Apriantini Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian Ni Putu Dina Sutarnitri Ni Putu Kusuma Widiastuti Ni Putu Ratih Widiasari . Ni Putu Ratih Widiasari ., Ni Putu Ratih Widiasari Ni Putu Sri Arnita Ni Putu Sri Indra d . Ni Putu Sri Indra d ., Ni Putu Sri Indra d Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Ernayanti . Ni Wayan Lina Astiani . Ni Wayan Tiara Yasmantika . NP Sri Ratna Dewi P. Krisna Widyantara Sujana . Pambudi, RA Prastya Ichbal Putu Artawan Putu Budi Adnyana Putu Desy Natalistiani . PUTU NOVI KURNIAWATI . Putu Novi Kurniawati ., Putu Novi Kurniawati RA Pambudi Ratna Dewi, NP Sri S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Santiasa, Made Pasek Anton Santiasa, Made Pasek Anton Sanusi Mulyadiharja Saputra, Dewa Made Aris Tian Savitri, N.P.W. Savitri, Ni Putu Wahyunita Siti Maryam siti rabiatul fajri, siti rabiatul Steven, Geraldo Marion Subagia, I.W. Sutajaya, IM Sutarnitri, Ni Putu Dina Suyasmi, Ni Made Tia Nur Rosita . Udiantari, I. A. I. Udiantari, Ida Ayu Indah Wahyuni, Ni Wayan Anggi Sri Warpala, S. W. Wulandari, I. G. A. A. M.