Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERIAN VARIASI SUSPENSI KONIDIOSPORA CENDAWAN ENTOMOPATOGENIK Beauveria bassiana TERHADAP MORTALITAS KUTU PUTIH (Rastrococcus spinosus) Pada Tanaman Cabai Kathur (Capsicum frutescens) KADEK KUSUMA DEWI .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14470

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan mortalitas kutu putih (Rastrococcus spinosus) akibat pemberian suspensi konidiospora cendawan Beauveria bassiana dengan konsentrasi yang berbeda (2) Konsentrasi suspensi konidiospora Beauveria bassiana yang dapat membunuh 50% (LC50) kutu putih (Rastrococcus spinosus) pada tanaman cabai. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan rancangan randomized post test only control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 240 nimfa instar III kutu putih. Pemberian suspensi konidiospora yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 seri tingkat pengenceran, dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Anova One Way pada taraf signifikansi 5% dan analisis probit. Hasil penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan mortalitas kutu putih (Rastrococcus spinosus) akibat pemberian suspensi konidiospora cendawan entomopatogenik Beauveria bassiana pada tingkat pengenceran yang berbeda, yaitu pada 10-1. (2) Estimasi pengenceran 28,8 x 10-1 suspensi konidiospora dapat membunuh 50% (LC50) nimfa instar III kutu putih pada tanaman cabai dengan taraf kepercayaan 95%. Kata Kunci : Cendawan entomopatogenik, konidiospora, mortalitas, Beauveria bassiana, Rastrococcus spinosus, tanaman cabai The aims of this research were to determine: (1) Differences mortality of mealybugs (Rastrococcus spinosus) due to administration suspension of conidiospores Beauveria bassiana with different concentrations (2) Concentrations of conidiospores Beauveria bassiana suspention that could kill 50% (LC50) mealybugs (Rastrococcus spinosus) in chili plant. The type of research was a true experimental research with a randomized design post-test only control group design. The samples in this research were 240 third-instar nymphs of Rastrococcus spinosus. This research using 5 series of conidiospora suspension dilutions and controls sprayed directly on the instar nymphs. The data obtained were analyzed by One Way Anova test at 5% significance level and probit analysis. The results of this research were (1) There was a difference mortality of mealybugs (Rastrococcus spinosus) due to administration suspension of conidiospores Beauveria bassiana at different dilution levels at 10-1. (2) Estimated dilution of 28,8 x10-1 suspension conidiospora could kill 50% (LC50) third instar nymphs mealybug in chili plant with 95% confidence level.keyword : Entomopathogenic fungi, conidiospores, mortality, Beauveria bassiana, Rastrococcus spinosus, chili plant
PEMBERIAN VARIASI EKSTRAK KASAR DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia) MENGAKIBATKAN PERBEDAAN MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex vishnui Putu Desy Natalistiani .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si., .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14516

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pemberian variasi konsentrasi ekstrak kasar daun paitan (Tithonia diversifolia) mengakibatkan perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex vishnui, (2) Lethal Concentration 50 (LC50) ekstrak kasar daun paitan terhadap mortalitas larva nyamuk Culex vishnui. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan rancangan randomized posttest only control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 larva instar III Culex vishnui untuk setiap perlakuan. Variasi konsentrasi dalam penelitian ini adalah 0%, 15%, 30%, 45%, dan 60% dengan 5 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian variasi konsentrasi ekstrak kasar daun paitan mengakibatkan perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex vishnui. Konsentrasi ekstrak kasar daun paitan yang paling efektif adalah konsentrasi 15% karena pada konsentrasi tersebut sudah menunjukan adanya mortalitas pada larva Culex vishnui sebesar 20%. Konsentrasi ekstrak 60% menghasilkan rerata mortalitas yang paling tinggi yaitu sebesar 94%. Berdasarkan hasil analisis probit, diketahui bahwa nilai Lethal Concentration 50 (LC50) pada penelitian ini adalah 34,02%. Simpulannya adalah pemberian variasi konsentrasi ekstrak kasar daun paitan mengakibatkan perbedaan mortalitas larva nyamuk Culex vishnui.Kata Kunci : Ekstrak Kasar, Daun Paitan, Mortalitas, Culex vishnui The purpose of this study was to find out: (1) the addition of various concentrations of mexican sunflower (tithonia diversifolia) leaves crude extract inflict the difference of mortality of culex vishnui larvae, (2) Lethal Concentration 50 (LC50) of Mexican sunflower leaves extract on mortality of Culex vishnui larvae. This type of research is an true experimental study with randomized posttest only control group design. The sample used in this research is 50 3rd instar larvae of Culex vishnui for each treatment. The various concentration in this study were 0%, 15%, 30%, 45%, and 60% with 5 replications. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis statistic test at 5% significance level. The results of the analysis showed that the addition of various concentrations of mexican sunflower (tithonia diversifolia) leaves crude extract inflict the difference of mortality of culex vishnui larvae. The most effective concentration of mexican sunflower leaves extract is 15% because at that concentration has shown mortality of Culex vishnui larvae by 20%. The extract concentration of 60% resulted the highest mortality rate by 94%. Based on the results of probit analysis, it is known that the value of Lethal Concentration 50 (LC50) in this study is 34.02%. The conclusion is the addition of various concentrations of mexican sunflower (tithonia diversifolia) leaves crude extract inflict the difference of mortality of culex vishnui larvae.keyword : Crude Extract, Mexican Sunflower Leaves, Mortality, Culex vishnui
KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) DAPAT MEMPERCEPAT PROSES PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA MENCIT (Mus musculus) JANTAN Ib Dimas Mahendra Wijaya .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemberian ekstrak daun ceremai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar pada mencit (Mus musculus) (2) mengetahui konsentrasi yang paling efektif menyembuhkan luka bakar pada mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian ini berupa true experiment dengan rancangan randomized post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini berupa 6 ekor mencit. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak etanol daun ceremai berturut-turut 1%, 3%, 5%, dan 7%. Data dianalisis dengan uji statistik, Kruskal Wallis dengan taraf signifikansi 5% dan uji lanjut Mann – Whitney. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol daun ceremai mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar setelah diberikan variasi konsentrasi 1%, 3%, 5%, dan 7%. Konsentrasi yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar adalah 1% karena merupakan konsentrasi paling kecil yang memiliki nilai berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun ceremai dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar.Kata Kunci : Daun Ceremai, Luka Bakar, Penyembuhan Luka The aim of this research is (1) to know the giving of etahnol otaheitei gooseberry leaf extract (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) differences in healing rates time of burn on male mice (2) to know the most effective concentration in curing burn on male mice. This research is a true experiment with randomized post test only control group design. The sample of this research are 6 mice. The samples were divided into 5 groups: 1 control group and 4 treatment group with concentration of ceremai leaves were 1%, 3%, 5%, and 7%, respectively. The data were analyzed by statistic test, Kruskal Wallis with significance level of 5% and followed by Mann - Whitney test. The results showed that ethanol leaf extract of otaheitei gooseberry differences in healing rates of burns after given variations in concentrations of 1%, 3%, 5%, and 7%. The most effective concentration in burn wound healing is 1% because it is the smallest concentration that has significantly different values with the control group. Thus it can be concluded that giving ceremai leaf extraction can accelerate the healing process of burns.keyword : Otaheitei gooseberry leaves, Burn injury, Healing process
PERENDAMAN LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn.) STRAIN NIRWANA DENGAN MADU LANCENG (Trigona sp.) DAPAT MENINGKATKAN PERSENTASE MENJADI IKAN NILA JANTAN P. Krisna Widyantara Sujana .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perendaman larva ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) menggunakan madu lanceng (Trigona sp.) dapat meningkatkan persentase menjadi ikan nila jantan serta untuk mengetahui konsentrasi madu lanceng yang optimal untuk meningkatkan persentase ikan nila jantan. Jenis penelitian ini termasuk true eksperimen dengan rancangan randomized post-test only control group design. Sampel yang digunakan berupa 150 ekor larva ikan nila berumur 7 hari. Sampel direndam selama 24 jam menggunakan madu lanceng dengan konsentrasi 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%, dan 0,7% kemudian dipelihara selama ± 2 bulan. Data dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dengan taraf signifikansi 5% dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil uji menunjukkan perendaman larva ikan nila menggunakan madu lanceng dapat meningkatkan persentase ikan nila jantan dengan nilai p sebesar 0,044 dengan peningkatan sebesar 146,31% dibandingkan kelompok kontrol. Konsentrasi optimal untuk meningkatkan persentase ikan nila jantan terdapat pada perendaman dengan konsentrasi 0,5% yang menunjukkan persentase ikan jantan sebesar 70,37%. Kata Kunci : konsentrasi, madu lanceng, perendaman, persentase This study aimed to prove that the soaking of tilapia larvae (Oreochromis niloticus Linn.) using lanceng honey (Trigona sp.) can increase the percentage of male tilapia and to know the optimal concentration of lanceng honey to increase the percentage of male tilapia. The type of this study includes true experimental with randomized post-test only control group design. The samples which used in this research were 150 of 7-day tilapia larvae. The samples were soaked for 24 hours using lanceng honey with 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%, and 0,7% concentration then maintained for ± 2 months. The data were analyzed by Kruskal Wallis test with 5% significance level and Mann-Whitney test as advanced test. The test result showed that soaking of tilapia larvae using honey lanceng can increase the percentage of male tilapia with p value of 0,044 which an increase. of 145,31%. The optimal concentration to increase the percentage of male tilapia is found in immersion with 0.5% concentration which shows 70,37% of male tilapia.keyword : concentration, lanceng honey, soaking, percentage
Aktivitas Fisik Berorientasi Komponen Biomotorik dapat Mengurangi Sindrom Premenstruasi pada Siswi Kelas XII SMA Negeri 1 Kintamani Ni Kadek Mahigawati .; Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes. .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.15078

Abstract

Sindrom premenstruasi merupakan keluhan menjelang menstruasi yang biasanya dimulai satu minggu sampai dengan beberapa hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi berlangsung. Salah satu faktor penyebab terjadinya sindrom premenstruasi adalah ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Ada keterkaitan antara aktivitas fisik dalam penanggulangan sindrom premenstruasi karena mampu memicu produksi hormon endorfin yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui perbedaan sindrom premenstruasi pada siswi kelas XII antara sebelum dan sesudah dilakukan aktivitas fisik berorientasi komponen biomotorik dan (2) Mengetahui aktivitas fisik berorientasi komponen biomotorik dapat mengurangi sindrom premenstruasi pada siswi kelas XII. Jenis penelitian adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain pretest and posttest group design (treatment by subject design). Subjek dalam penelitian ini adalah siswi kelas XII yang berjumlah 68 orang yang mengalami sindrom premenstruasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner sindrom premenstruasi dengan skala Likert. Data dianalisis dengan uji t-paired pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata sindrom premenstruasi periode I sebesar 103,77 dan rerata sindrom premenstruasi periode II sebesar 40,46. Melalui uji t-paired diketahui terjadi penurunan sindrom premenstruasi antara periode I dan periode II sebesar 61%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik dapat mengatasi sindrom premenstruasi secara bermakna (p < 0,05).Kata Kunci : sindrom premenstruasi, aktivitas fisik, biomotorik Premenstrual syndrome is premenstrual complaints that usually begins one week to a few days before menstruation and disappears when menstruation. It can be cause heppened because of the hormones estrogen and progesterone are not balance. There are relationship between of physical activity with prevention of premenstrual syndrome because it can appear the production of endorphins which can be make the balanced of the hormones estrogen and progesterone. This aims of this research were (1) determined the difference of premenstrual syndrome in female students of class XII between before and after doing physical activity oriented biomotoric component, and (2) determined the physical activity oriented biomotoric component can reduce premenstrual syndrome in female students of class XII. This research was quasi experimental design with pretest and posttest group design (treatment by subject design). The subjects of this research were female students of class XII which amounted to 68 people who experienced premenstrual syndrome. The instrument used in this research is the premenstrual syndrome questionnaire with Likert scale. The data was analyze with t-paired test at signigicance level of 5% (α = 0,05). The results showed that the mean premenstrual syndrome first period amounted to 103.77 and the mean premenstrual syndrome II period amounted to 40.46. Through t-paired known to decrease premenstrual syndrome between the first period and the second period was 61%. It can be concluded that physical activity can overcome premenstrual syndrome were significantly different (p
Pemberian Variasi Konsentrasi Ekstrak Daun Daun Tembakau Terhadap Mortalitas Larva Ulat Daun (Plutella xylostella) Tanaman Sawi (Brassica juncea) IKA DINI HARYANTI .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.15079

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: (1) perbedaan mortalitas Plutella xylostella akibat pemberian dari ekstrak daun tembakau dengan variasi konsentrasi yang berbeda, (2) konsentrasi ekstrak daun tembakau yang paling efektif terhadap mortalitas Plutella xylostella dan (3) konsentrasi ekstrak daun tembakau yang dapat membunuh 50% (LC50) Plutella xylostella. Jenis penelitian ini adalah penelitian sungguhan (true experimental) dengan rancangan penelitian Randomized Post test only control group design. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dan 5 pengulangan dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20% dan kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan mortalitas Plutella xylostella akibat pemberian konsentrasi ekstrak tembakau dengan konsentrasi yang berbeda, berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan angka signifikansi 0,0001
VARIASI VOLUME LENGIS TANDUSAN MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II SUPERFISIAL PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) JANTAN I Putu Esha Darmawan .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18485

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui variasi volume lengis tandusan mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit putih (Mus musculus) jantan. (2) mengetahui volume (ml) pemberian lengis tandusan yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian ini berupa eksperimen sungguhan (true experimen) dengan rancangan randomized post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini berupa 30 ekor mencit putih (Mus musculus) jantan dengan berat 20 -25 gram, berumur kurang lebih 2 bulan. Sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kelompok eksperimen 1 (volume 0,01 ml), kelompok eksperimen 2 (volume 0,03 ml), kelompok eksperimen 3 (volume 0,05 ml), kelompok eksperimen 4 (volume 0,07 ml) dan kelompok eksperimen 5 (volume 0,09 ml). Hewan uji diberi perlakuan luka bakar pada punggung dengan diameter 9 mm, kemudian diberikan perlakuan selama 14 hari. Pengukuran diameter luka dihitung menggunakan jangka sorong dengan metode Morton. Analisis data menggunakan Anova satu jalur dengan taraf signifikansi 5% karena data memenuhi uji prasyarat dan dilanjutkan dengan uji lanjut LSD. Hasil dari peelitian ini menunjukan bahwa pemberian lengis tandusan dengan volume 0,01 ml, 0,03 ml, 0,05 ml, 0,07 ml, dan 0,09 ml mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II superfisial yang ditunjukan oleh nilai p = 0,001 pada uji hipoteis . Volume yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II superfisial adalah 0,03 ml karena merupakan volume paling kecil yang memiliki nilai berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian lengis tandusan dapat mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit putih (Mus musculus) jantan.Kata Kunci : Lengis tandusan, luka bakar, dan penyembuhan The purpose of this research are (1) to know volume variations of lengis tandusan resulted the differentces of accelerate the healing of superficial second degree burns in male white mice (2) to know the the most effective volume (ml) of lengis tandusan in healing superficial second degree burns in mice ( Mus musculus) male. This research is use a true experiment with randomized post-test only control group design. The samples in this research were 30 of male white mice (Mus musculus) with weight 20 till 25 grams, which the age were about 2 months old. The sample was divided into 6 groups: positive control group, experimental group 1 (volume 0.01 ml), experimental group 2 (volume 0.03 ml), experimental group 3 (volume 0.05 ml), experimental group 4 ( volume of 0.07 ml) and experimental group 5 (volume 0.09 ml). Mice were treated with burns on the back with a diameter of 9 mm, then given treatment for 14 days. Measurement of wound diameter was calculated using the calipers with the Morton method. Analysis of data were used Anova One-Way with a significance level of 5% because the data fulfilled the prerequisite test and continued with LSD further test. The results of this research showed lengis tandusan with a volume of 0.01 ml, 0.03 ml, 0.05 ml, 0.07 ml, 0.09 ml and were resulted in differences in the accelerate of healing process of superficial second degree burns as indicated by the value of p = 0.001 in the hypothetical test. The most effective volume in healing superficial second degree burns was 0.03 ml because it was the smallest volume that had a significantly different value than the control group. Thus it concluded that lengis tandusan could accelerate the healing of superficial second degree burns in male white mice (Mus musculus).keyword : Lengis tandusan, burns, and healing
FITUR EYE PROTECTION PADA LAYAR SMARTHPHONE DAPAT MENGURANGI KELELAHAN MATA DAN MEMPERPANJANG DURASI PENGGUNAAN PADA SISWA SMP NEGERI 1 SERIRIT Ida Ayu Indah Udiantari; Desak Made Citrawathi; I Wayan Sukra Warpala
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 6 No. 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v6i1.21922

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) fitur eye protection pada layar samrtphone dapat mengurangi kelelahan mata; dan (2) fitur eye protection pada layar samrtphone dapat meningkatkan durasi penggunaan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu(quasi experimental) dengan rancangan randomize pre and post test design. Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Seririt yang terletak di Desa Serirt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng-Bali. Pengambilan sampel dengan dilakukan secara acak dan diambil sebanyak 26siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t paired dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada kelelahan mata sebesar 67,81 % (p < 0,05) dan durasi penggunaan smartphone sebesar 56,30 %  (p < 0,05) antara layar smartphone yang tidak menggunakan fitur eye protection dan yang menggunakan fitur eye protection. Disimpulkan bahwa penggunaan fitur eye protectionpada layar smartphone dapat menurunkan kelelahan mata dan meningkatkan durasi penggunaan. Disarankan agar para pengguna perangkat digital selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, salah satunya dengan cara mengaktifkan fitur eye protection pada layar smartphone untuk menghindari terjadinya kelelahan mata dan juga dapat memperpanjang durasi penggunaannya.
MEKANISME KERJA BORONGAN YANG MONOTON DAN REPETITIF MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN KELELAHAN PENENUN DI DESA GELGEL KLUNGKUNG M Bayu Hendrawan; IM Sutajaya; DM Citrawathi
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 6 No. 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v6i1.21924

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja borongan yang monoton dan repetitif dapat meningkatkan keluhan muskuloskeletal dan kelelahan penenun. Penelitian eksperimental lapangan (field experimental) ini menggunakan rancangan randomized pre and post test group design dengan variabel bebas berupa mekanisme kerja borongan yang monoton dan repetitif. Variabel terikat berupa: (a) keluhan muskuloskeletal penenun yang didata dengan kuesioner Nordic Body Map dan (b) kelelahan penenun yang didata dengan 30 item of rating scale of general fatigue. Pendataan dilakukan sebelum dan sesudah kerja terhadap 20 sampel selama 3 (tiga) hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-paired pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keluhan muskuloskeletal sebesar 33,20% dan kelelahan sebesar 51,48% (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja borongan yang monoton dan repetitif meningkatkan keluhan muskuloskeletal dan kelelahan penenun.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE SISWI SMP NEGERI 2 SAWAN N.P.W. Savitri; D.M. Citrawathi; N.P.S.R Dewi
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v6i2.21933

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi SMP (2) mengetahui hubungan usia menarche dengan  kejadian dismenore pada siswi SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan responden berjumlah 65 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Uji statistik menggunakan korelasi Product Moment pada taraf signifikansi 5%, hasil analisis statistik menunjukan bahwa nilai p = 0,008 dan r = 0,324 untuk hasil hubungan status gizi dengan kejadian dismenore, serta nilai p = 0,005 dan r = 0,341 untuk hasil hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore. Simpulan penelitian yaitu terdapat hubungan antara status gizi dan usia menarche dengan kejadian dismenore dengan tingkat korelasi yang rendah. Disarankan untuk peneliti lain diupayakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dismenore dan untuk remaja putri untuk mengatur pola makan agar dapat mengurangi resiko dan mengetahui faktor penyebab dismenore agar dapat mengurangi peluang mengalami dismenore
Co-Authors ., Fani Andriani Ni Putu ., I Putu Esha Darmawan ., I Wayan Dena ., Ib Dimas Mahendra Wijaya ., Ida Ayu Kade Aprilia Darmasanti ., Ismiatul Wardah ., Kadek Donna Redita Putri ., Kadek Krisna Dwi Mahartini ., KADEK KUSUMA DEWI ., Ni Kadek Kandi Pina Sari ., Ni Kadek Mahigawati ., Ni Kadek Nanti ., Ni Komang Tri Kamistin ., Ni Made Karmini Sridewi ., Ni Md Dwi Wahyundari ., Ni Nyoman Komala Putri ., Ni Wayan Ernayanti ., Ni Wayan Lina Astiani ., Ni Wayan Tiara Yasmantika ., P. Krisna Widyantara Sujana ., Putu Desy Natalistiani ., Tia Nur Rosita Abu Yazid Abu Bakar Adiwibawa, Marcel Andi, I Nengah Apriantini, Ni Putu Aryana, Ida Bagus Putu Astawa, I. B. M. Dewa Made Aris Tian Saputra Dewi, N.P.S.R Dimas Mahendra Wijaya Dr. I Nyoman Tika,M.Si . Dwipayanti, Kadek Intan Fani Andriani Ni Putu . Fitriani, Herdiyana Gede serfi Giada Giada, Gede serfi Hendrawan, M Bayu Heny, Ajeng Purnama I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Gusti Ngurah Yuda Pranata . I Made Sutajaya I Nyoman Wijana I Putu Esha Darmawan . I Wayan Dena . I Wayan Karyasa I Wayan Sukra Warpala I Wayan Widiana I. K. Sudiana Ib Dimas Mahendra Wijaya . Ichbal, Prastya Ida Ayu Indah Udiantari Ida Ayu Kade Aprilia Darmasanti . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Putu Arnyana IKA DINI HARYANTI . IM Sutajaya Ismiatul Wardah . Kadek Donna Redita Putri . Kadek Intan Dwipayanti Kadek Krisna Dwi Mahartini . KADEK KUSUMA DEWI . Ketut Srie Marhaeni Julyasih Luh Made Sukma Dwityarini . Luh Made Sukma Dwityarini ., Luh Made Sukma Dwityarini M Bayu Hendrawan Manili, Desak Made Citra Marcel Adiwibawa N.P.S.R Dewi N.P.W. Savitri Ni Kadek Kandi Pina Sari . Ni Kadek Mahigawati . Ni Kadek Nanti . Ni Komang Tri Kamistin . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Luh Putu Mia Lestari Devi Ni Made Karmini Sridewi . Ni Made Niki Suhardini . Ni Made Suyasmi Ni Md Dwi Wahyundari . Ni Nyoman Komala Putri . Ni Putu Apriantini Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian Ni Putu Dina Sutarnitri Ni Putu Kusuma Widiastuti Ni Putu Ratih Widiasari . Ni Putu Ratih Widiasari ., Ni Putu Ratih Widiasari Ni Putu Sri Arnita Ni Putu Sri Indra d . Ni Putu Sri Indra d ., Ni Putu Sri Indra d Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Ernayanti . Ni Wayan Lina Astiani . Ni Wayan Tiara Yasmantika . NP Sri Ratna Dewi P. Krisna Widyantara Sujana . Pambudi, RA Prastya Ichbal Putu Artawan Putu Budi Adnyana Putu Desy Natalistiani . PUTU NOVI KURNIAWATI . Putu Novi Kurniawati ., Putu Novi Kurniawati RA Pambudi Ratna Dewi, NP Sri S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Santiasa, Made Pasek Anton Santiasa, Made Pasek Anton Sanusi Mulyadiharja Saputra, Dewa Made Aris Tian Savitri, N.P.W. Savitri, Ni Putu Wahyunita Siti Maryam siti rabiatul fajri, siti rabiatul Steven, Geraldo Marion Subagia, I.W. Sutajaya, IM Sutarnitri, Ni Putu Dina Suyasmi, Ni Made Tia Nur Rosita . Udiantari, I. A. I. Udiantari, Ida Ayu Indah Wahyuni, Ni Wayan Anggi Sri Warpala, S. W. Wulandari, I. G. A. A. M.